Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Barongko

Barongko (Bar)angku t(ong)ji kuro(ko)
ᨅᨑᨚᨃᨚ
SajianHidangan penutup
Tempat asalIndonesia Indonesia
DaerahSulawesi Selatan
Suhu penyajianPanas atau dingin
Bahan utamaPisang kepok
Telur
Santan
Gula pasir
Garam
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Barongko merupakan makanan khas di Sulawesi Selatan khususnya bagi suku Makassar Barongko artinya singkatan dari "barangku tongji kuroko" , yang artinya barangku sendiri yang kubungkus. Maksudnya, adonan yang bahan bakunya adalah pisang, juga dibungkus dengan daun pisang . Bahan adonan untuk membuat barongko terdiri dari pisang kepok yang dihaluskan, telur, santan, gula pasir, dan garam. Sedangkan bahan pembungkus adonan barongko adalah daun pandan dan daun pisang. Barongko dibuat melalui pengukusan.

Pada masa kerajaan-kerajaan suku Makassar barongko hanya disajikan untuk para raja. Penyajiannya kemudian meluas ke masyarakat Sulawesi Selatan. Barongko disajikan sebagai camilan dalam upacara perkawinan adat dan upacara adat lainnya.

Barongko memiliki makna filosofis berkaitan dengan hubungan antara adonan dan pembungkusnya. Pemerintah Indonesia telah menetapkan barongko sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Bahan

Adonan

Pisang kepok yang sudah matang, bahan utama pembuatan barongko.

Bahan utama pembuatan barongko adalah pisang kepok yang telah dihaluskan. Pisang kepok kemudian dicampur dengan gula, santan dan telur.[1] Di masyarakat Kabupaten Bone, adonan barongko ditambahkan dengan irisan dari buah nangka yang sudah matang. Bahan tambahan ini disebut dengan nama panasa.[1]

Adonan untuk porsi sebanayak 20 bungkus barongko memerlukan 18 buah pisang kepok yang sudah matang. Kemudian ditambah dengan 500 ml santan. Santan dapat diperoleh dari sebutir kelapa. Adonan barongko untuk porsi ini juga memerlukan empat butir telur ayam, 190 ml susu kental manis, setengah sendok teh garam, dan 125 gram gula pasir.[2]

Pembungkus

Daun pisang, digunakan sebagai pembungkus adonan barongko.

Bahan lain yang disediakan adalah daun pandan sebanyak lima lembar yang dipotong seukuran 5 cm.[2] Adonan barongko dibungkus menggunakan daun pisang.[2] Setelah terbungkus, adonan lalu dikukus.[1]

Pembuatan

Pembuatan barongko untuk 20 bungkus memerlukan 6 buah pisang kepok. Pisang dipotong-potong seukuran dadu kecil. Setelah iti, pisang disisihkan. Sementara sisanya dipotong-potong dan dicampur dengan santan, telur, susu kental manis, garam dan gula pasir. Adonan ini kemudian dilumat hingga halus. Setelah halus, adonan dicampurkan dengan pisang kepok yang sudah dipotong-potong lalu diaduk rata.[2]

Dua lembar daun pisang digunakan untuk membungkus adonan barongko sebanyak 50 ml. Kemudian bagian luarnya ditambahkan daun pandan dan dibungkus dengan bentuk tum. Setelah itu, adonan yang terbungkus dikukus sekitar 30 menit sampai matang dan terasa padat. Setelah dikukus, barongko diangkat dan didinginkan.[2]

Waktu penyajian

Penyajian barongko berfungsi sebagai camilan.[3] Barongko pada awalnya merupakan sajian khusus bagi para raja pada masa kerajaan-kerajaan Suku Makassar. Penyajiannya juga dilakukan pada pesta-pesta adat.[4]

Sebelum atau saat pesta perkawinan adat dimulai, barongko biasanya disajikan dalam bosara. Penyajiannya bersama dengan kue tradisional lainnya.[5] Masyarakat Suku Makassar menjadikan barongko sebagai kue utama dalam upacara perkawinan adat.[1] Barongko disajikan sebagai salah satu kue utama dalam tradisi mappanre temme di masyarakat suku Bugis.[6]

Makna simbolis

Penggunaan daun pisang untuk membungkus adonan pisang memiliki makna filosofis. Ini bermakna bahwa yang terlihat di luar haruslah sama dengan yang terlihat di dalam. Istilah ini dalam pepatah Bugis disebut barakkumua udoko. Makna lainnya yaitu bahwa kebaikan akan tampak melalui perilaku yang baik pula.[4]

Penambahan irisan nangka (panasa) di dalam adonan barongko merupakan simbol pengharapan akan kelanggengan rumah tangga dari mempelai. Pemaknaan ini didasarkan kepada pepatah suku Bugis yaitu iyyana kuala sappo unganna panasae na belo kalukue. Pepatah ini berarti kuambil kejujuran dan kesucian sebagai pagar diri dalam rumah tangga.[4]

Penetapan sebagai warisan budaya

Barongko merupakan salah satu camilan asli Indonesia.[7] Pemerintah Indonesia telah menetapkan barongko sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Penetapannya melalui Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60128/MPK.E/KB/2017.[1]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e Asis, Raodah dan Suryaningsih 2019, hlm. 103.
  2. ^ a b c d e Buleng, Apri (2016). 350 Resep Cake, Kue, & Roti. Jakarta Selatan: DeMedia Pustaka. hlm. 24. ISBN 978-979-082-279-5. 
  3. ^ Zakariah, B., dan Tawali, A. B. (2004). "Peluang dan Tantangan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Lokal di Sulawesi Selatan" (PDF). Prosiding Seminar Nasional Pemantapan Road Map Penganekaragaman Pangan: Penganekaragaman Pangan: Konsep, Realitas dan Aplikasi. Forum Kerja Penganekaragaman Pangan 2004: 69. 
  4. ^ a b c Asis, Raodah dan Suryaningsih 2019, hlm. 104.
  5. ^ Hardi, Rudi (2020). Tangan Gaib Pembangunan Ekonomi Pesisir (PDF). Solok: Penerbit Mitra Cendekia Media. hlm. 108. ISBN 978-623-94322-6-3. 
  6. ^ Erni, dkk. (2020). Qadaruddin, Muhammad, ed. Riset Budaya: Mempertahankan Tradisi di Tengah Krisis Moralitas. Parepare: IAIN Parepare Nusantara Press. hlm. 37. ISBN 978-623-93262-4-1. 
  7. ^ Satriyo, A., dkk. (2020). Esmeralda, F., Handy, F., dan Tania, M. G., ed. Aku Siap Hadapi Covid-19: Tetap Sehat dan Bahagia Saat Pandemi (PDF). Depok: Multisarana Multi Persada. hlm. 23. ISBN 978-623-940-162-7. 

Daftar pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya


Index: pl ar de en es fr it arz nl ja pt ceb sv uk vi war zh ru af ast az bg zh-min-nan bn be ca cs cy da et el eo eu fa gl ko hi hr id he ka la lv lt hu mk ms min no nn ce uz kk ro simple sk sl sr sh fi ta tt th tg azb tr ur zh-yue hy my ace als am an hyw ban bjn map-bms ba be-tarask bcl bpy bar bs br cv nv eml hif fo fy ga gd gu hak ha hsb io ig ilo ia ie os is jv kn ht ku ckb ky mrj lb lij li lmo mai mg ml zh-classical mr xmf mzn cdo mn nap new ne frr oc mhr or as pa pnb ps pms nds crh qu sa sah sco sq scn si sd szl su sw tl shn te bug vec vo wa wuu yi yo diq bat-smg zu lad kbd ang smn ab roa-rup frp arc gn av ay bh bi bo bxr cbk-zam co za dag ary se pdc dv dsb myv ext fur gv gag inh ki glk gan guw xal haw rw kbp pam csb kw km kv koi kg gom ks gcr lo lbe ltg lez nia ln jbo lg mt mi tw mwl mdf mnw nqo fj nah na nds-nl nrm nov om pi pag pap pfl pcd krc kaa ksh rm rue sm sat sc trv stq nso sn cu so srn kab roa-tara tet tpi to chr tum tk tyv udm ug vep fiu-vro vls wo xh zea ty ak bm ch ny ee ff got iu ik kl mad cr pih ami pwn pnt dz rmy rn sg st tn ss ti din chy ts kcg ve 
Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9