Sekoteng (sêkotêng) adalah minuman khas Jawa Tengah yang terbuat dari air jahe yang biasa dihidangkan dalam keadaan panas dan dikonsumsi pada malam hari. Bahan yang biasanya ditambahkan ke dalam sekoteng adalah kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti tawar.[1]
Bagi masyarakat Jawa, sekoteng merupakan sebuah singkatan dari "nyokot weteng" yang artinya "menggigit perut". Dalam bahasa Hokkian, sekoteng adalah "su ko thung"[butuh rujukan]yang berarti sup empat buah dan merupakan sebuah hidangan tradisi masyarakat Tionghoa. Di Tiongkok, sekoteng terdiri dari empat buah yang dikeringkan yaitu kacang amandel, biji} jali, lengkeng, dan biji teratai. Di Indonesia, su ko thung sulit untuk dilafalkan, sehingga lebih dikenal dengan nama sekoteng.[2]
Pada umumnya, sekoteng dijual keliling dengan menggunakan gerobak pikul, tetapi ada juga yang berjualan dengan menetap. Gerobak sekoteng biasanya mempunyai dua sisi. Satu sisi untuk panci air jahe beserta kompornya, sedangkan sisi lain adalah tempat bahan campuran dan tempat mempersiapkan sekoteng. Selain berjualan sekoteng, para penjual juga berjualan ronde.
Manfaat
Sebagai penghangat badan
Sekoteng dapat menghangatkan tubuh karena terdapat sari jahe yang terkandung pada sekoteng. Jahe mengandung senyawa aktif bernama Gingerol. Gingerol adalah senyawa yang menimbulkan rasa pedas pada jahe. Senyawa ini berbentuk minyak berwarna kekuningan dan muncul ketika jahe diperas atau ditumbuk. Air jahe dapat mengurangi rasa dingin bagi orang yang tinggal di daerah bersuhu dingin atau saat cuaca sedang dingin.[3]
Mengurangi pusing
Rasa jahe yang terdapat dalam kandungan sekoteng dapat mengurangi pusing karena merangsang darah untuk mengalir ke otak, sehingga bermanfaat untuk mengatasi sakit kepala.
Mengurangi nyeri menstruasi
Seorang wanita yang sedang mengalami menstruasi/haid biasanya merasakan nyeri haid. Air jahe yang terdapat dalam sekoteng memiliki khasiat yang sama dengan obat ibuprofen dan asam mefenamat sebagai obat pereda nyeri.
Mencegah Morning Sickness
Morning sickness merupakan suatu gejala mual dan muntah yang biasanya dialami oleh wanita pada masa awal kehamilan. Dalam hal ini, sekoteng dapat mengurangi gejala tersebut karena adanya kandungan jahe. Namun, hal ini perlu dikonsultasikan terlebih dahulu, karena pada masa kehamilan tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsi makanan dan minuman.
Mengurangi mual dan muntah setelah operasi
Selain bermanfaat dalam mengatasi mual dan muntah pada masa awal kehamilan, sekoteng juga bisa mengurangi mual dan muntah yang biasa terjadi setelah melakukan operasi. Air jahe yang digunakan dapat memengaruhi otak dan sistem saraf. Oleh karena itu, disarankan untuk minum jahe terlebih dahulu sebelum operasi.
Mencegah Osteoporosis
Sekoteng memiliki khasiat untuk orang tua dengan usia lanjut. Salah satunya karena dapat mencegah osteoporosis, di mana tulang-tulang tubuh menjadi lemah dan akan merasa sakit jika banyak bergerak. Hal ini karena jahe dalam sekoteng berguna dalam mengurangi peradangan pada sendi dan merangsang tubuh untuk memproduksi asam salisilat. Asam salisilat bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit pada sendi.
Sekoteng juga dapat menetralkan tubuh setelah makan gorengan. Hal ini berkaitan dengan kolesterol sebagai penyakit yang sering dialami di Indonesia karena pemilihan makanan yang tidak teratur.
Lihat pula
Rujukan
- ^ Fauzia, Destiana Rizqi; Samingin, FX; Asmara, Rangga (2018). "Kompositum pada Nama-Nama Minuman Tradisional dan Pengembangannya sebagai Bahan Ajar Teks Laporan Hasil Observasi di SMA". Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1 (2): 121–122.
- ^ "Asal Mula Sejarah dan Khasiat Wedang Sekoteng bagi Tubuh – Apa Itu Semua Informasi Tentang Apa Sih" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Oktober 2021.
- ^ Abdi, Husnul (30 Juni 2019). "7 Manfaat Sekoteng untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Kolesterol". Liputan6. Diakses tanggal 15 Oktober 2021.