Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Dodongkal

Kue Dongkal merupakan makanan khas Sunda

Dodongkal atau dongkal (bahasa Sunda: ᮓᮧᮓᮧᮀᮊᮜ᮪, translit. dodongkal) adalah sejenis makanan tradisional atau kue tradisional Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok jajanan pasar.[1] Dongkal terbuat dari beras yang ditumbuk halus hingga menghasilkan tepung.[2] Kemudian tepung beras yang telah halus diisikan gula aren dan dikukus.[2] Dongkal biasanya disajikan diatas daun pisang dan ditaburi parutan kelapa diatasnya.[3][4] Dongkal termasuk kedalam makanan jajanan pasar Indonesia yang mulai langka.[5] Makanan ini bisa ditemui di Jakarta dan beberapa daerah di Jawa Barat seperti Sukabumi, Bogor, dan Cianjur.[1][3][4] Di daerah Bandung, Dongkal dikenal dengan nama awug.[6] Dongkal biasa disajikan bersama secangkir teh sebagai kudapan.[7]

Ciri khas

Dongkal memiliki adonan dasar yang sama dengan adonan kue putu, yaitu tepung beras dan gula aren.[5] Namun, dongkal yang telah matang memiliki tekstur yang lebih kenyal dibandingkan kue putu.[8] Dongkal juga berwarna putih karena tidak diberikan campuran warna hijau dari daun suji seperti pada putu.[4] Dongkal mempunyai ciri khas dalam hal pembuatannya. Jika kue putu biasanya dibuat dalam cetakan potongan bambu atau pipa, dodongkal dikukus menggunakan kukusan berbahan anyaman bambu berbentuk kerucut, dalam bahasa Sunda disebut Aseupan.[1] Lalu dimasukkan ke alat pengukus khas tradisional Sunda, yang disebut seeng.[2] Umumnya, seeng berbentuk dandang, tetapi bagian tengahnya meramping sementara bagian leher dan dasarnya lebih lebar.[2] Dengan bentuk seperti ini, uap yang dihasilkan bisa tetap berada di dalam dandang sehingga dodongkal senantiasa hangat.[2] Dodongkal yang telah matang akan menghasilkan warna 'belang-belang' hasil kombinasi lapisan berulang tepung beras dan gula aren.[4][5] Dodongkal yang sudah matang kemudian dituangkan dalam bentuk seperti nasi tumpeng, lalu dipotong-potong menjadi beberapa bagian supaya mudah dinikmati.[4][5] Sebagai pelengkap, biasanya ditaburi dengan parutan kelapa sehingga rasanya jadi lebih gurih.[4][5]

Kandungan gizi

Dodongkal adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.[9] Dodongkal mengandung energi sebesar 7 kilokalori, protein 1,3 gram, karbohidrat 15,8 gram, lemak 0,9 gram, kalsium 0,01 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0,2 miligram.[9] Selain itu di dalam Dodongkal juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram.[9] Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 40 gram Dodongkal, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.[9]

Referensi

  1. ^ a b c (Indonesia) Metropolitan. "Menulas Makanan Tradisional Khas Jakarta". Diakses tanggal 10 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b c d e (Indonesia) Oke Food. "Manis Gurih Dodongkal Khas Bogor". Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
  3. ^ a b (Indonesia) Detik. "Putu Bambu vs Dodongkal". Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
  4. ^ a b c d e f (Indonesia) Info Bogor. "Dodongkal Kuliner Tradisional Bogor". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-20. Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
  5. ^ a b c d e (Indonesia) Rosid. "Dodongkal, Satu lagi dari Kuliner Tradisional". Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
  6. ^ (Indonesia) Purwasuka. "Awug Alias Dodongkal". Diakses tanggal 10 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ (Indonesia) DISPARBUD Jawa Barat. "Makanan Tradisional Jawa Barat" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
  8. ^ (Indonesia) Alfitrahmat Saputro. "5 Sarapan Khas Kota Bogor". Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
  9. ^ a b c d (Indonesia) Organisasi. "Isi Kandungan Gizi Dodongkal - Komposisi Nutrisi Bahan Makanan". Diakses tanggal 10 Mei 2014. 
Kembali kehalaman sebelumnya