Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Daftar kunjungan pastoral Paus Fransiskus

Kunjungan pastoral Paus Fransiskus.

Ini adalah daftar kunjungan pastoral Paus Fransiskus di luar Italia.

Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Fransiskus tidak melakukan kunjungan secara luas sebelum ia terpilih sebagai Paus. Paus Fransiskus dan Paus Yohanes XXIII adalah satu-satunya Paus yang tidak pernah berkunjung ke Amerika Serikat sebelum terpilih menjadi Paus.[1]

Kunjungannya ke Filipina pada bulan Januari 2015 termasuk acara kepausan terbesar dalam sejarah dengan sekitar 6–7 juta umat yang hadir dalam misa terakhirnya di Manila, melampaui acara kepausan terbesar pada saat itu di Hari Pemuda Sedunia 1995 di tempat yang sama dua puluh tahun sebelumnya.

2013

Paus Fransiskus mengunjungi sebuah favela di Brasil dalam rangka Hari Orang Muda Sedunia 2013.

Brasil

Paus Fransiskus mengunjungi Rio de Janeiro, Brasil, dalam rangka Hari Orang Muda Sedunia. Ia tiba di Brasil pada 22 Juli dan meninggalkan Brasil pada 28 Juli.[2] Perjalanan ini menjadi satu-satunya perjalanan luar negeri yang ia lakukan pada tahun itu. Paus secara resmi disambut di Brasil dalam sebuah upacara di Istana Guanabara dan bertemu dengan Presiden Brasil Dilma Rousseff.[3] Sepanjang perayaan, tercatat 3,5 juta orang berkumpul untuk merayakan Misa di Pantai Copacabana.[4] Dalam pidatonya, Fransiskus menghimbau umat untuk tidak menjadi "umat Kristiani paruh waktu", tetapi menjalani kehidupan yang penuh dan bermakna.[5] Perjalanan ini sebelumnya dijadwalkan untuk dilakukan oleh pendahulunya, Paus Benediktus XVI, sebelum Benediktus XVI memutuskan untuk pensiun.[6]

2014

 Israel,  Yordania, dan  Palestina (24 sampai 26 Mei 2014)

Fransiskus mengunjungi Amman, Bethlehem dan Yerusalem pada kunjungan selama tiga harinya ke wilayah tersebut dari 24 sampai 26 Mei. Kunjungan tersebut diumumkan pada Minggu Angelus tanggal 5 Januari 2014.[7][8] Fransiskus datang ke Yordania pada 24 Mei setelah bertemu dengan Raja Abdullah II, melaksanakan sebuah acara secara massal di Stadion Internasional Amman.[9] Pada kunjungannya, Fransiskus berdoa di barrier Tepi Barat Israel dan juga mengunjungi Monumen Korban-Korban Aksi Teror bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.[10] Francis melanjutkan kunjungannya dengan bertemu dengan Patriark Bartolomeus I untuk melanjutkan dialog antar-kepercayaan bersama dengan Gereja Ortodoks.[11]

 Korea Selatan (14 sampai 18 Agustus 2014)

Kunjungan Paus Fransiskus di Lapangan Gwanghwamun pada saat upacara beatifikasi.

Paus Fransiskus datang ke Pangkalan Udara Seoul pada 14 Agustus untuk memulai kunjungan lima harinya di Korea Selatan untuk merayakan Hari Orang Muda Asia Keenam.[12] Pada saat kedatangannya, Fransiskus disambut oleh Presiden Korea Selatan Park Geun-hye.[13] Setelah itu, Fransiskus mengadakan pertemuan pribadi dengan keluarga-keluarga korban peristiwa feri MV Sewol.[14] Ia kemudian membuat sebuah pidato dalam bahasa Inggris pertamanya sebagai Paus. Berpidato di Kantor Presidensial di Seoul, ia berkata "Aku datang kesini dengan pemikiran damai dan rekonsiliasi di Semenanjung Korea." [15] Fransiskus mengadakan misa publik pertamanya pada kunjungannya pada 15 Agustus di depan 50,000 orang di Stadion Piala Dunia Daejeon.[16] Ia membeatifikasi generasi pertama dari 124 Martir Korea di Lapangan Gwanghwamun di depan sekitar 800,000 orang pada 16 Agustus.[17] Francis mengisi kunjungan lima harinya dengan sebuah misa untuk perdamaian dan rekonsiliasi semenanjung Korea yang terpecah di Katedral Myeongdong di Seoul.[18]

 Albania (21 September 2014)

Paus Fransiskus mengumumkan dalam kotbah Angelusnya pada 15 Juni 2014 yang menyatakan bahwa ia akan membuat kunjungan satu hari ke kota Tirana di Albania..[19] Keamanan diperketat pada hari-hari sebelum kunjungan tersebut setelah para pemimpin pemerintahan Irak mendapatkan laporan intelijensi yang menyatakan bahwa fundamentalis Islam akan merencakan sebuah upaya terhadap hidup Paus ketika di Albania.[20]

Kunjungan 11 jam tersebut adalah kunjungan Eropa pertama yang dibuat oleh Fransiskus.

Pada saat lawatannya, ia bertemu dengan Presiden Albania Bujar Nishani, mengadakan misa di lapangan Bunda Teresa di Tirana, dan bertemu dengan para pemimpin keagamaan, yakni dari kepercayaan Muslim, Ortodoks, Bektashi, Yahudi dan Protestan. Ia juga menghargai orang-orang yang dianiaya dibawah kekuasaan mantan diktator komunis Enver Hoxha. Sekitar 130 biarawan Kristen meninggal dalam detensi atau dieksekusi pada kediktatoran 1944-1985 Hoxha, yang mendeklarasikan Albania sebagai negara ateis pertama di dunia pada 1967.[21]

 Prancis (25 November 2014)

Fransiskus memberikan kotbahnya kepada Parlemen Eropa.

Paus Fransiskus membuat sebuah kunjungan empat jam, sebuah kunjungan terpendek yang dibuat oleh Paus, di Strasbourg pada 25 November 2014, dimana ia menyampaikan kepada Parlemen Eropa dan Dewan Eropa mengenai kabar-kabar seperti imigran yang datang secara ilegal ke Eropa dan kondisi yang baik untuk para pekerja.[22]

 Turki (28 sampai 30 November 2014)

Paus Fransisikus menerima undangan untuk mengunjungi Turki atas permintaan Presiden Recep Tayyip Erdoğan pada bulan September 2014. Undangan ini juga datang dari Patriark Bartolomeus I dalam rangka Pesta Santo Andreas.[23] Paus Fransiskus tiba di Bandar Udara Internasional Esenboğa pada tanggal 28 November di mana ia bertemu dengan para pejabat Turki sebelum mengunjungi Anıtkabir. Di sana ia meletakkan karangan bunga untuk mengenang sang pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk.[24] Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Kompleks Kepresidenan di mana ia bertemu dengan Presiden Erdoğan dan menyampaikan pidato yang mendesak dialog antar agama untuk melawan fanatisme dan fundamentalisme serta menyerukan pembaruan desakan untuk perdamaian Timur Tengah, katanya wilayah tersebut telah "terlalu lama menjadi suatu teater perang saudara".[25] Pada hari berikutnya Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Biru di mana ia berdoa dalam hati bersama para ulama Islam senior.[26] Ia menutup kunjungannya dengan perayaan liturgi di Gereja St. George bersama dengan Patriark Bartolomeus I, dan meminta restu darinya "untuk saya dan Gereja Roma" serta mendesak persatuan kembali antara kedua Gereja. Kepada umat Ortodoks yang berkumpul di Gereja St. George ia mengatakan bahwa "Saya ingin memastikan kepada kalian masing-masing yang berkumpul di sini bahwa, untuk meraih tujuan persatuan sepenuhnya sebagaimana diharapkan, Gereja Katolik tidak berniat untuk memaksakan kondisi apapun selain pengakuan iman bersama".[27]

2015

 Sri Lanka dan  Filipina (13 sampai 19 Januari 2015)

Paus Fransiskus di Kolombo, Sri Lanka. 14 Januari 2015
Paus Fransiskus berkendara di sekitar umatnya setelah misa di ruang terbuka di Kota Tacloban. 17 Januari 2015.

Paus Fransiskus mengunjungi Sri Lanka pada 13–15 Januari dan Filipina (15–19) pada Januari.[28][29][30]

Kunjungan Paus Fransiskus ke Filipina adalah kunjungan kepausan keempat di negara pulau tersebut. Beato Paulus VI mengunjungi Filipina pada 1970, St. Yohanes Paulus II datang pada 1981 untuk beatifikasi Lorenzo Ruiz dan Domingo Ibáñez de Erquicia serta kembali pada 1995 untuk merayakan Hari Orang Muda Sedunia.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Filipina pada bulan Januari 2015 menjadi ajang kepausan terbesar dalam sejarah dengan kehadiran sekitar 6-7 juta orang saat misa terakhir di Manila yang bahkan melampaui acara kepausan terbesar pada Hari Orang Muda Sedunia 1995 di tempat yang sama 20 tahun sebelumnya.[31][32][33]

 Bosnia dan Herzegovina (6 Juni 2015)

Paus Fransiskus tiba di Stadion Koševo di Sarajevo.

Paus Fransiskus mengumumkan pada tanggal 1 Februari 2015 bahwa ia berniat untuk mengunjungi Sarajevo, ibu kota Bosnia dan Herzegovina, pada tanggal 6 Juni 2015. Dalam kunjungannya ia menekankan pentingnya dialog ekumenis. Diperkirakan ada 67.000 orang yang mengunjungi acara tersebut yang mana berpuncak pada misa di stadion Koševo. Kebanyakan peziarah berasal dari Kroasia dan Bosnia kendati ada juga 1.000 peziarah dari Serbia, banyak kelompok dari Hungaria, Slovenia, Makedonia, berbagai komunitas Kroasia yang berasal dari Jerman, Austria, Amerika Serikat, dan sekelompok biarawati dari Panama serta Mesir.[34]

 Bolivia,  Ekuador, dan  Paraguay (5 sampai 13 Juli 2015)

Takhta Suci pada bulan Mei 2015 mengumumkan bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Bolivia pada bulan Juli 2015, serta dua negara Amerika Selatan lainnya, yakni Ekuador dan Paraguay. Sebelum kunjungan tersebut, Presiden Bolivia Evo Morales menegaskan bahwa Paus Fransiskus akan bertemu dengan berbagai organisasi masyarakat pribumi di sela-sela acara resmi.[35][36] Jadwal yang dirilis mengindikasikan bahwa sang paus akan berada di Ekuador pada tanggal 5–8 Juli, di Bolivia tanggal 8–10 Juli, dan Paraguay tanggal 10–12 Juli 2015. Ia dijadwalkan kembali ke Roma pada tanggal 13 Juli 2015.[37][38] Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Federico Lombardi, S.J., mengakui adanya laporan bahwa Paus Fransiskus mungkin mengunyah daun koka, atau mungkin minum teh yang dibuat dari coca (ia akhirnya minum teh coca dengan beberapa bahan lainnya), yang mana di wilayah tersebut dianggap sakral oleh beberapa kalangan dan merupakan suatu tanaman pangan yang penting (kaya akan kandungan kalsium, protein, dan besi, selain nutrisi lainnya, juga berpotensi mengatasi penyakit ketinggian yang menjadi alasan populer pengunaannya, tetapi juga merupakan bahan utama dalam kokain), selama perjalanan ini, tetapi ia menyatakan bahwa tidak ada keputusan apapun terkait hal ini. Paus Yohanes Paulus II dan Paus Paulus VI memiliki pengalaman serupa, sehingga keterlibatan dalam adat kultural ini bukannya belum pernah terjadi sebelumnya.[39]

 Kuba dan  Amerika Serikat (19 sampai 27 September 2015)

Pada tangal 19 Septermber 2015 Paus Fransiskus berangkat dengan pesawat Alitalia A330 ("Shepherd One") dari Bandar Udara Internasional Leonardo da Vinci di Roma, menuju Bandar Udara Internasional José Martí di Havana di mana ia tiba dengan suatu Upacara Penyambutan resmi. Keesokan harinya ia menjadi selebran utama (pemimpin misa) saat Misa Kepausan di Plaza de la Revolución di Havana pada pukul 9.00 sebelum melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden Dewan Negara dan Dewan Menteri Republik di Palacio de la Revolución di Havana. Hari tersebut diakhiri dengan perayaan Vesper (ibadat sore) bersama para imam, biarawan/ti, dan seminaris, di Katedral Havana, serta menyapa kaum muda dari "Centro Cultural Padre Félix Varela" di Havana menjelang petang hari itu.[40]

 Kenya,  Uganda, dan  Republik Afrika Tengah (25 sampai 30 November 2015)

Di atas pesawat yang membawanya kembali dari Filipina, Paus Fransiskus menyatakan bahwa ia berharap dapat mengunjungi Afrika pada akhir tahun 2015 sambil menyebut Republik Afrika Tengah dan Uganda sebagai tempat-tempat yang mungkin akan dikunjunginya.[41] Kantor Berita Takhta Suci mengkonfirmasikan pada bulan Juni 2015 bahwa sang paus akan mengunjungi kedua negara tersebut.[42] Vatikan memberi konfirmasi pada bulan September bahwa kunjungan terakhir yang dilakukan Paus Fransiskus pada tahun 2015 sebenarnya mencakup Kenya, Uganda, dan Republik Afrika Tengah. Kunjungan tersebut diharapkan berawal dari Nairobi, Kenya (25–27 November), lalu dilanjutkan ke Entebbe, Uganda dengan kunjungan ke Namugongo dan Kampala (27–29 November), dan akan diakhiri dengan kunjungan ke Bangui, Republik Afrika Tengah (29–30 November) di mana ia akan menghabiskan waktu selama 39 jam sebelum kembali ke Roma.[43][44] Kunjungan Paus Fransiskus ke Republik Afrika Tengah, yang sedang berada dalam keadaan perang saudara, menjadikannya sebagai paus pertama yang memasuki suatu zona perang aktif.[45]

2016

Kuba Kuba dan Meksiko Meksiko (12–18 Februari 2016)

Paus Fransiskus merayakan Misa di San Cristobal de las Casas di Meksiko.

Paus Fransiskus pada tanggal 7 Juni 2014 menerima undangan untuk mengunjungi Meksiko atas permintaan Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto. Pada bulan Oktober 2015 dikonfirmasikan oleh juru bicara Vatikan bahwa sang paus akan melakukan perjalanan ke Meksiko pada awal tahun 2016. Ditegaskan pula bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Basilika Guadalupe di Kota Meksiko.[46][47] Pada tanggal 1 November 2015 Kardinal Norberto Rivera Carrera, Uskup Agung Kota Meksiko, mengkonfirmasikan kunjungan Paus Fransiskus dan mengatakan bahwa sang paus akan tiba pada tanggal 12 Februari 2016.[48] Disampaikan pula bahwa, selain Kota Meksiko, Paus Fransiskus akan mengunjungi Kota Ecatepec de Morelos, Tuxtla Gutiérrez, San Cristóbal de las Casas, Morelia, dan Ciudad Juárez.[49]

Pada tanggal 12 Februari 2016 Paus Fransiskus dan Patriark Kirill dari Gereja Ortodoks Rusia bertemu di Bandar Udara Internasional José Martí dekat Havana, Kuba; mereka menandatangani 30 butir deklarasi bersama (Deklarasi Bersama Paus Fransiskus dan Patriark Kirill) yang telah dipersiapkan sebelumnya, dan membahas berbagai isu global termasuk harapan mereka untuk sepenuhnya bersatu kembali (lih. komuni penuh).[50][51] Pertemuan ini difasilitasi oleh pemimpin Kuba yang mengusulkan Kuba sebagai suatu tempat netral bagi kedua pemimpin agama tersebut untuk bertemu.

 Yunani (16 April 2016)

Pada tanggal 5 April 2015 berbagai sumber melaporkan bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Pulau Lesbos di Yunani untuk memberikan dukungan bagi ribuan pengungsi yang sedang menantikan suaka, atau yang melintasi pulau tersebut dalam perjalanan mereka menuju Eropa dan sekitarnya. Paus melaporkan bahwa ia mempertimbangkan kunjungan ini.[52] Tidak lama kemudian diumumkan bahwa Paus akan melakukan kunjungan satu hari ke pulau tersebut pada tanggal 16 April 2016.[53]

 Armenia (24 sampai 26 Juni 2016)

Presiden Armenia Serzh Sargsyan memberikan suatu undangan resmi kepada Paus Fransiskus untuk mengunjungi Armenia pada tahun 2015, yang diterima oleh sang paus tanpa keraguan, seraya mengungkapkan keinginannya yang tulus untuk mengunjungi negara tersebut. Belum ada penetapan tanggal untuk kunjungan ini.[54] Pada tahun 2015 dikonfirmasikan bahwa sang paus akan mengunjungi Armenia pada tahun 2016.[55] Kunjungan ini awalnya diyakini berlangsung pada bulan April, tetapi pada bulan Februari 2016 dilaporakan bahwa kemungkinannya akan berlangsung pada bulan September seiring dengan kunjungan ke Azerbaijan dan Georgia.[56] Pada bulan Maret 2016, Vatikan menegaskan bahwa kemungkinan kunjungan ke Armenia adalah pada paruh kedua bulan Juni, kendati hal tersebut masih dalam tahap perencanaan awal.[57] Sebuah buletin pers pada tanggal 9 April 2016 mengumumkan bahwa Paus akan mengunjungi Armenia dari tanggal 24 sampai 26 Juni setelah secara resmi menerima undangan yang diberikan kepadanya.

 Polandia (25 sampai 31 Juli 2016)

Paus Fransiskus berdoa dalam keheningan di Auschwitz.

Paus Fransiskus akan mengunjungi Krakow, Polandia pada 25 sampai 31 Juli dalam rangka Hari Orang Muda Sedunia 2016. Hal ini diumumkan pada tahun 2013 saat akhir acara sebelumnya. Kraków adalah kota tempat Santo Paus Yohanes Paulus II menjabat sebagai Uskup Agung Kraków hingga pemilihan kepausan. Hal ini merupakan suatu penghormatan baginya dan Santa Maria Faustina Kowalska sebagai misionaris kerahiman.

 Georgia dan  Azerbaijan (30 September sampai 2 Oktober 2016)

Paus Fransiskus di Georgia, tiba di Patriarki Gereja Ortodoks Georgia.

Dilaporkan pada awal tahun 2016 bahwa kunjungan ke Georgia dan Azerbaijan kemungkinan berlangsung pada bulan September 2016 bersama dengan rencana kunjungan ke Armenia. Belakangan dikabarkan bahwa hal itu masih dalam tahap perencanaan awal dan belum ada pengaturan secara konkret. Pada tanggal 9 April 2016, diumumkan dalam sebuah buletin pers bahwa sang paus akan mengunjungi negara-negara tersebut dari tanggal 30 September sampai dengan 2 Oktober setelah menerima undangan-undangan resmi dari otoritas sipil dan Patriark-Katolikos Ilia II dari Georgia.

Perjalanan Paus Fransiskus bermula pada hari Jumat di Georgia, tempat ia ditemui di bandara oleh Patriark Ilia II, kepala Gereja Ortodoks Georgia. Saat di Georgia, Paus Fransiskus menyambangi gereja Georgia, kendati para pemimpin Ortodoks setempat menolak untuk menghadiri Misa yang akan dipimpinnya pada hari Sabtu di sebuah stadion yang hanya sedikit terisi hadirin di Tblisi, ibu kota Georgia, setelah mereka juga meminta jemaat mereka untuk tidak menghadirinya. Upaya untuk menjalin persatuan mencakup komentar-komentarnya tentang perkawinan, yang merangkul gagasan-gagasan yang dijunjung tinggi oleh Gereja Ortodoks Georgia. Tanpa secara langsung membahas homoseksualitas, ia mengkritik "kolonisasi ideologis"—sebutan untuk pengaruh gagasan-gagasan asing pada nilai-nilai tradisional—karena berkontribusi pada serangan terhadap kelembagaan perkawinan.

Dalam kunjungannya ke Azerbaijan, negara tetangga Georgia yang berpenduduk mayoritas Muslim, Paus Fransiskus berfokus pada toleransi dan dialog antaragama, tidak mengkritik secara langsung kepemimpinan Presiden Ilham Aliyev yang dikabarkan semakin otoriter. Di bawah kepemimpinan Aliyev, dikatakan bahwa otoritas Azerbaijan telah menangkap sejumlah pekerja hak asasi manusia dan anggota kelompok-kelompok oposisi politik, dan telah memotong aliran dana asing ke kelompok-kelompok itu sambil mendorong peningkatan kekuasaan presiden. Dalam sambutannya kepada sang presiden, Paus Fransiskus menekankan pentingnya untuk tidak "menyalahgunakan hak-hak orang lain yang memiliki perspektif-perspektif dan gagasan-gagasan berbeda", seraya memujinya atas upaya-upaya yang dilakukannya untuk mendorong peningkatan pertumbuhan masyarakat.

 Swedia (31 Oktober sampai 1 November 2016)

Pada bulan Januari 2016, berbagai sumber melaporkan bahwa Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Swedia pada bulan Oktober untuk suatu upacara ekumenis yang menandai peringatan 500 tahun Reformasi Protestan.[58] Hal ini kemudian dilansir secara resmi pada tanggal 25 Januari 2016 bahwa pada minggu terakhir Oktober 2016 Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan satu hari ke negara itu dalam rangka hari peringatan tersebut,[59] kendati kemudian rencana semula diubah dengan menyertakan satu hari tambahan sehingga sang paus dapat merayakan Misa dengan umat Katolik yang sedikit jumlahnya di Swedia.

Di Swedia, Paus Fransiskus juga akan menjumpai Uskup Agung Antje Jackelén dari Gereja Swedia.[60]

2017

  •  Mesir (28 April hingga 29 April 2017)
Presiden Abdel Fattah el-Sisi ​​mengundang Paus Fransiskus untuk mengunjungi Mesir pada bulan November 2014, ketika keduanya bertemu; Paus Fransiskus menyetujui kunjungan tersebut. Paus Tawadros II juga mengundang Paus Fransiskus untuk berkunjung. Duta besar resmi menyampaikan undangan resmi kepada Paus pada bulan Juni 2015.[61] Takhta Suci mengumumkan pada tanggal 18 Maret 2017 bahwa Paus memang akan mengunjungi Mesir dari tanggal 28 hingga 29 April.
Paus Fransiskus mengunjungi Mesir dari 28 hingga 29 April 2017,[62] sebagai "utusan perdamaian".[63] Pada hari pertamanya di Mesir, ia tiba di Kairo dan bertemu dengan Presiden Sisi.[64] Ia kemudian menghadiri konferensi perdamaian di Universitas Al Azhar di Kairo dan bertemu dengan berbagai pemimpin agama,[65][66] termasuk Imam Besar Al Azhar Sheikh Muhammad Ahmed al-Tayeb dan Patriark Ortodoks Koptik Paus Tawadros II.[65][67] Di Katedral Ortodoks Koptik Saint Mark, yang dibom pada Minggu Palma 2017 dan menjabat sebagai Kursi Tawadros, kedua paus menandatangani deklarasi bersama yang saling menyatakan "untuk tidak mengulangi pembaptisan yang telah diberikan di salah satu gereja kami bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan yang lain".[68] Ia juga mengadakan kebaktian doa ekumenis dengan Tawadros dan Patriark Ekumenis Bartholomew I di Gereja Santo Petrus dan Santo Paulus, yang dibom oleh teroris pada 11 Desember 2016.[69][70] hari berikutnya, ia merayakan Misa dengan sekitar 15.000 orang di Stadion Pertahanan Udara Kairo.[71]
Paus Fransiskus memimpin kanonisasi Francisco dan Jacinta Marto di Fátima, Portugal pada 13 Mei 2017.
Uskup Antonio Marto mengumumkan bahwa pada tanggal 25 April 2015 Paus Fransiskus mengkonfirmasi bahwa dia akan kunjungi Fátima di Portugal untuk memperingati seratus tahun penampakan Bunda dari Fátima. Pemerintah dan Konferensi Waligereja Portugal juga telah menyampaikan undangan kepada Paus. Paus Fransiskus juga akan mengkanonisasi Francisco dan Jacinta Marto, dua dari tiga visioner Bunda Maria dari Fátima.[72][73] Telah dilaporkan bahwa kunjungan tersebut dapat dilakukan dari tanggal 11–14 Mei (di mana Paus akan mengunjungi Lisboa, Fátima dan Braga) dan dapat mencakup kanonisasi Bartolomeus dari Braga; jadwal tersebut dibantah ketika Paus sendiri menyatakan bahwa saat ini ia hanya akan berada di sana selama satu hari di Fátima saja, meskipun laporan November 2016 mengindikasikan bahwa kunjungan tersebut dapat berlangsung selama dua hari.
Paus Fransiskus tiba di Portugal pada 12 Mei 2017 untuk kunjungan dua hari setelah mendarat di pangkalan Angkatan Udara Portugis Monte Real dan disambut oleh Presiden Portugis Marcelo Rebelo de Sousa.[74] Paus kemudian mengadakan pertemuan pribadi dengan Sousa sebelum mengadakan kebaktian di kapel pangkalan tersebut.[74] Ia kemudian melakukan perjalanan dengan helikopter ke Tempat Ziarah Bunda dari Fátima,[74] di mana ia berdoa di depan patung Madonna dan mengadakan doa malam di depan puluhan ribu peziarah di Chapel of the Sanctuary di tempat suci tersebut. Penampakan]].[74] Kemudian, ia memimpin Pemberkatan Lilin tradisional di depan patung Bunda dari Fátima di Kapel.[74] Keesokan harinya, Paus Fransiskus bertemu dengan Perdana Menteri Portugal, António Costa dan berdoa di depan makam Francisco dan Jacinta Marto.[75] Kemudian, ia mengkanonisasi Francisco dan Jacinta Marto sebagai orang kudus Katolik sambil memimpin Misa untuk ratusan ribu peziarah di Basilika Bunda Maria dari Rosario di tempat kudus tersebut;[75] lebih banyak peziarah yang menghadiri Misa berlokasi di alun-alun besar Basilika.[75]
  •  Kolombia (6 September hingga 10 September 2017)
Paus Fransiskus dilaporkan bermaksud mengunjungi Kolombia pada kesempatan secepat mungkin. Diyakini bahwa kunjungan itu akan terjadi selama tur Amerika Latinnya tahun 2015, tetapi terungkap bahwa hal itu akan terjadi kemudian.[76] Pada bulan Januari 2016, Takhta Suci mengumumkan bahwa tanggal yang memungkinkan untuk kunjungan potensial adalah sekitar tahun 2017.[77] Kemudian dikonfirmasi pada bulan Januari 2016 bahwa Paus Fransiskus memang akan mengunjungi Kolombia pada tahun 2017.[78] Presiden mengatakan Paus akan berkunjung pada kuartal pertama tahun 2017.[79] Namun, Takhta Suci mengumumkan pada 10 Maret 2017 bahwa perjalanan tersebut dijadwalkan pada tanggal 6 hingga 11 September.[80] Kunjungannya diharapkan dapat membantu memperkuat proses perdamaian Kolombia dan mendorong rekonsiliasi.[81]
Paus Fransiskus tiba di Bandara Internasional Bogota pada tanggal 6 September dan disambut oleh Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, Ibu Negara Maria Rodriguez, dan nunsius apostolik untuk Kolombia, Ettore Balestrero, di pangkalan udara bandara yang berdekatan.[82] Peserta Randoms juga menyambutnya di bandara dengan banyak sapu tangan putih yang melambai untuk melambangkan moral bagi proses perdamaian.[83] Putra mantan calon Wakil Presiden Clara Rojas, yang lahir pada tahun 2004 ketika ibunya masih ditawan FARC,[83] memberinya seekor merpati.[83] Banyak yang melaporkan mengerumuni Mobil Paus saat mobil itu membawa Paus ke Kedutaan Besar Takhta Suci negara itu di Bogota dan beberapa melemparkan bunga kepada Fransiskus dan mengangkat anak-anak untuk dikecup oleh Paus Fransiskus.[83]
Pada tanggal 7 September, Paus Fransiskus melakukan perjalanan dari Kedutaan Besar Takhta Suci ke Istana Presiden untuk mendukung perdamaian dalam sebuah pesan kepada Presiden Santos dan elit politik, budaya, dan ekonomi Kolombia.[84] Ia kemudian tiba di Katedral Bogotá di mana ia memimpin Misa yang dihadiri oleh puluhan ribu orang yang mendorong rekonsiliasi dan kaum muda untuk membantu memimpin peran dalam mempromosikan pengampunan untuk menyembuhkan negara dari perjuangan panjangnya dengan pemberontakan FARC;[84] Kerumunan Paus dilaporkan sulit ditahan saat ia tiba di Plaza Bolivar di luar Katedral juga.[84] Dalam sebuah pesan di kediaman Uskup Agung Bogota, Fransiskus menyampaikan pidato di hadapan para Uskup Kolombia dan mendorong mereka untuk memainkan peran penting dalam proses perdamaian dan menyatukan Gereja Katolik setempat di masa perpecahan besar.[84] Paus Fransiskus kemudian memimpin Misa di Taman Simon Bolivar Bogota,[84] yang sekali lagi dihadiri oleh puluhan ribu orang dan mendorong perdamaian dan persatuan nasional. rekonsiliasi.[84] Kemudian pada hari itu, Fransiskus kembali ke Kedutaan Besar Takhta Suci dan mengadakan pertemuan dengan Kardinal Jorge Urosa, Uskup Agung Caracas, Venezuela,[84] dan para Uskup Venezuela lainnya juga;[85] Kardinal Urosa menggambarkan krisis di Venezuela saat ini sebagai "sangat serius" dan sebelumnya dalam sebuah wawancara dengan harian Bogota El Tiempo, Kardinal Venezuela tersebut menggambarkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebagai "seorang diktator."[84] Paus juga mengadakan pertemuan dengan para kardinal dan uskup terkemuka dari Amerika Latin dan Karibia untuk menekankan peran penting yang dimainkan perempuan dalam kelangsungan hidup Gereja Katolik,[84] bahkan mencatat peran yang dimainkan neneknya dalam pembentukan imannya sendiri,[84] sembari juga menegaskan bahwa larangan Gereja terhadap pastor perempuan akan tetap berlaku.[84]
Pada tanggal 8 September, Paus Fransiskus mengeluarkan sepucuk surat dari mantan pemimpin FARC Rodrigo Londono, yang lebih dikenal dengan nama samaran Timochenko,[86] yang meminta pengampunan[85][86] Dalam suratnya yang terakhir, Londono, yang menerbitkan surat tersebut di media sosial,[85][86] menyatakan bahwa ia berharap dapat meyakinkan Fransiskus untuk memahami bahwa Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia selalu termotivasi oleh keinginan tulus untuk membela warga negara yang paling miskin dan paling terpinggirkan.[85][86] Sore harinya, Paus Fransiskus tiba di Villavicencio.[85][86] Di Catama Bahasa Indonesia: Lapangan,[87] puluhan ribu orang berkumpul untuk melihat Paus Fransiskus secara langsung mengbeatifikasi dua martir Katolik Kolombia, Uskup Jesús Emilio Jaramillo Monsalve dari Arauca dan "Martir Armero" Romo Pedro María Ramírez Ramos,[85] dan memimpin Misa yang mendorong perdamaian,[85][86] nasional rekonsiliasi,[85][86] dan pengampunan.[88] Paus juga mengunjungi Para penyintas longsor di kota Mocoa,[89] yang terletak di dekat perbatasan Kolombia dengan Ekuador, dan juga mengenakan ponco bergaris biru yang diberikan kepadanya oleh 10 penduduk setempat.[89] Kemudian, sekitar 6.000 orang memadati Taman Las Malocas di Villavicencio,[90] yang terletak di tepi Amazon,[86] tempat Paus menyelenggarakan Khotbah mempromosikan rekonsiliasi nasional.[90] Dalam Homilinya, Paus mendengarkan kesaksian pribadi dari setidaknya dua mantan pejuang FARC dan dua penyintas konflik Kolombia,[89] mendesak kerja sama,[89] dan merangkul para korban dan mantan pejuang yang berdiri di kaki patung Kristus yang hancur yang diselamatkan dari gereja yang hancur dalam serangan mortir tahun 2002 di Bojaya.[89]
Pada tanggal 9 September, Paus Fransiskus tiba di Medellin dan menghibur anak yatim, orang miskin, dan orang sakit — sambil juga menuntut agar para pastor dan warga Kolombia biasa melihat melampaui doktrin gereja yang kaku untuk merawat para pendosa dan menyambut mereka.[91] Banyak yang bersorak kegirangan dan melambaikan sapu tangan putih serta bendera Kolombia saat Fransiskus melaju di sekitar lapangan dengan Mobil Paus dengan kecepatan yang luar biasa cepat untuk mengejar waktu yang hilang akibat penundaan karena hujan yang memaksanya untuk membatalkan rencana penerbangan helikopternya dan sebagai gantinya melakukan perjalanan melalui darat menyusuri Andes, sehingga Misa tertunda hampir satu jam.[91] Selama Misa, yang diadakan di Bandara Enrique Olaya Herrera Medillin dan diadakan dalam bahasa Latin dan Spanyol,[92] Fransiskus mendesak gereja konservatif Kolombia untuk melihat melampaui aturan dan norma doktrin gereja yang kaku untuk keluar dan menemukan orang berdosa serta melayani mereka.[91] Setelah Misa, Paus pergi ke panti asuhan untuk bertemu dengan anak-anak terlantar dan orang sakit.[91] Ia juga mengadakan pertemuan dengan para pastor, seminaris, biarawati, dan keluarga mereka di stadion La Macarena di Medellin sebelum kembali ke Bogota untuk bermalam.[91]
Pada 10 September, Paus Fransiskus mengunjungi kota pelabuhan Cartagena,[93] di mana ada penundaan dalam jadwalnya setelah segerombolan simpatisan menyebabkan dia kehilangan keseimbangan saat berpegangan pada palang setinggi pinggul mobil paus dan mengakibatkan mata kiri lebam lebam, tulang pipi lebam, dan luka di alisnya yang meneteskan darah ke jubah putihnya dan yang juga memerlukan perban.[93] Dia memberkati batu pertama dari dua lembaga yang akan dibangun: satu akan menyediakan rumah bagi para tunawisma,[94] dan yang lainnya akan menjadi rumah bagi karya Talitha Kum, jaringan internasional kehidupan bakti, yang membantu para korban perdagangan manusia.[94] Ia kemudian mengunjungi seorang perempuan di lingkungan miskin Cartagena yang diidentifikasi sebagai Nyonya Lorenza,[94] yang dilaporkan menyambut orang-orang yang membutuhkan setiap hari,[94] memberi mereka makanan dan kasih sayang,[93][94][95] Setelah menerima perawatan medis treatment[94] Paus kemudian mengunjungi gereja St. Peter Claver, di mana ia memuji misionaris abad ke-17 tersebut karena telah mengakui martabat yang melekat pada budak,[93] mengingat bahwa orang suci itu biasa menunggu kapal-kapal dari Afrika yang membawa para pria dan wanita yang dipaksa menjadi budak ke tempat yang saat itu merupakan pusat perdagangan utama perbudakan di Dunia Baru.[94] Ia juga mengecam perdagangan manusia modern sebagai bentuk perbudakan modern juga.[93][94] Paus juga menyerukan diakhirinya kekerasan politik di Venezuela dan perlindungan bagi orang miskin yang dirugikan oleh krisis ekonomi "parah" negara itu.[95] Sekitar pukul 7.30 malam pada tanggal 10 September, Paus Fransiskus meninggalkan Kolombia setelah perpisahan yang emosional, di mana ia dihibur oleh irama Karnaval tradisional negara tersebut yang meriah.[95] Presiden Kolombia Juan Manuel Santos hadir di Cartagena pada hari Minggu untuk menemani Fransiskus di karpet merah menuju pesawat yang membawanya ke Roma.[95] Mengakhiri kunjungan lima harinya, Paus menyampaikan permohonan terakhir kepada warga Kolombia untuk berdamai berdasarkan perjanjian damai yang ditandatangani tahun lalu antara pemerintah dan kelompok pemberontak terbesar yang bertujuan untuk mengakhiri konflik terlama di Amerika Latin. Presiden Kolombia juga berjanji kepada Paus Fransiskus bahwa Kolombia akan tetap membuka pintunya bagi ribuan pengungsi Venezuela meskipun negara itu berupaya menemukan solusi politik untuk krisis tetangganya.[95] Santos juga mengatakan bahwa ia memberi tahu Paus dalam pertemuan terakhir mereka hari Minggu bahwa "Kolombia akan selalu menjadi tanah yang ramah" dan bahwa ia juga memberi Fransiskus sebuah pin burung merpati perdamaian simbolis yang dikenakan Santos sejak dimulainya negosiasi dengan pemberontak sayap kiri beberapa tahun lalu.[95]
Pada tanggal 2 Oktober 2016, Paus menyatakan bahwa hampir dapat dipastikan bahwa ia akan melakukan kunjungan apostolik ke India dan Bangladesh pada suatu waktu di tahun 2017 sebagai bagian dari tur ke Asia, tetapi harapan untuk melakukan perjalanan ke India memudar pada tahun 2017 karena kunjungan tersebut tidak dapat direncanakan dengan baik.[96] Kardinal Patrick D'Rozario dari Dhaka di Bangladesh mengumumkan bahwa tanggal kunjungan Paus ke Bangladesh dan Myanmar akan berlangsung dari 23 November hingga 8 Desember, meskipun ia berhati-hati dalam mengonfirmasi Myanmar sebagai tujuan kedua bagi lawatan Paus ke Asia.[97]
Pada tanggal 28 Agustus 2017, Kantor Pers Takhta Suci mengonfirmasi kunjungan ke Myanmar. Peristiwa itu terjadi antara tanggal 27 dan 30 November dan diikuti oleh perjalanan ke negara tetangga Bangladesh antara tanggal 30 November dan 2 Desember.[98] Ia juga merupakan Paus pertama yang mengunjungi Myanmar.[98] Seluruh program diselesaikan pada tanggal 10 Oktober,[99] dan termasuk perjalanan ke ibu kota Naypyidaw dan Yangon[99] saat berada di Myanmar dan ibu kota Bangladesh, Dhaka, pada perjalanan kedua Paus Fransiskus.[98] Ia menyelenggarakan Misa,[99] mengunjungi berbagai tempat seperti Museum Peringatan Bangabandhu dan Rumah Bunda Teresa setempat,[99] dan bertemu dengan berbagai pejabat pemerintah kedua negara,[99] termasuk Htin Kyaw,[99] Aung San Suu Kyi,[99] dan Abdul Hamid,[99] serta dengan orang lain seperti pastor Katolik,[99] kaum muda,[99] anggota masyarakat sipil,[99] dan Dewan Tertinggi biksu Buddha.[99]

2018

Paus Fransiskus saat Patio de los Naranjos di Palacio de La Moneda, Chili.
  •  Chili dan  Peru (15 Januari hingga 21 Januari 2018)
Presiden Chili Michelle Bachelet menyampaikan undangan kepada Paus untuk berkunjung ke negara tersebut pada tahun 2016.[100] Pada tanggal 19 Juni 2017, Takhta Suci mengumumkan bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Chili dan Peru antara tanggal 15 dan 21 Januari 2018,[101] dimulai di Chili pada 15 Januari, di mana ia berencana untuk mengunjungi Santiago, Temuco dan Iquique.[101] Pada 21 Maret 2017, Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski mengirim surat kepada Paus Fransiskus yang mengundangnya untuk kunjungan resmi.[102]
Pada tanggal 19 Juni 2017, Presiden dan Kuasa Usaha Nunsiatur Apostolik Takhta Suci di Peru Grzegorz Piotr Bielaszka mengumumkan bahwa Fransiskus berencana untuk mengunjungi Peru pada bulan Januari 2018 dan bahwa Menteri Tenaga Kerja Alfonso Grados akan bertanggung jawab atas persiapannya.[103] Fransiskus akan mengunjungi kota-kota Lima, Trujillo dan Puerto Maldonado. Presiden Kuczynski mengumumkan bahwa pada bulan September ia akan menyampaikan undangan resmi kepada Paus di Kota Vatikan.
Pada tanggal 15 Januari, Fransiskus tiba di Chili di tengah suasana yang menegangkan akibat pembakaran berbagai gereja dan pengambilalihan Nunsiatur Apostolik oleh Asosiasi Nasional Debitur Hipotek, yang memprotes biaya kunjungan Paus yang sangat mahal. Sebagai cara untuk meredakan ketegangan yang meningkat dan menyambut kedatangan Paus tanpa insiden besar, presiden Chili yang akan lengser, Michelle Bachelet, meminta para pencela Paus untuk tetap tenang.[104]
Pada hari kedua kunjungannya, Paus Fransiskus makan siang bersama para perwakilan dari berbagai komunitas Mapuche sebagai cara untuk meredakan kemarahan kelompok etnis yang terpinggirkan, yang menyerukan protes keras saat kedatangannya. Selama pertemuan makan siang, perwakilan Mapuche meminta Fransiskus untuk mengakui "genosida Mapuche", dan juga memintanya untuk berbicara kepada perwakilan pemerintah sebagai cara untuk mendapatkan ganti rugi atas banyaknya kematian anggota mereka sepanjang sejarah.[104]
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Fransiskus di Chili adalah rendahnya kredibilitas Gereja Katolik karena tuduhan pelecehan seksual oleh para klerus. Di tengah krisis ini, Fernando Karadima, yang dikenal sebagai "penguasa neraka" terungkap, karena ia dianggap sebagai pelaku pelecehan seksual agama yang paling berbahaya di Chili. Paus membela uskup Osorno Juan Barros, yang dituduh menutupi tuduhan pelecehan seksual terhadap Karadima. Paus mengatakan, "Pada hari seseorang mengajukan bukti terhadap Juan Barros, saya akan berbicara. Tidak ada satu pun bukti yang memberatkannya, itu semua kampanye kotor. Apakah ini jelas?"[104][105] Kata-kata ini menimbulkan kemarahan bagi para korban Karadima.
Pada tanggal 18 Januari, Paus tiba di Lima, Peru, dalam suasana yang berbeda. Sebelum meninggalkan Chili, Paus bertemu dengan keluarga orang-orang yang telah dieksekusi oleh mantan diktator Chili Augusto Pinochet selama tahun 1970-an.[106][107] Di Peru, Paus diterima oleh 4.000 anggota masyarakat adat dari hutan hujan Amazon. Di tengah tarian dan pertunjukan kasih sayang, Fransiskus mengatakan bahwa masyarakat Amazon kini lebih terancam daripada sebelumnya, dan mempertanyakan kebijakan konservasi yang memengaruhi hutan hujan Peru.[104]
Di Puerto Maldonado, Paus makan siang dengan anggota masyarakat adat. Di sana, ia meminta agar masyarakat adat diakui sebagai mitra, bukan sebagai kaum minoritas. "Semua upaya yang kita lakukan untuk memulihkan kehidupan masyarakat Amazon akan selalu terlalu sedikit", katanya. Paus juga meminta masyarakat Peru untuk mengakhiri praktik-praktik yang merendahkan martabat perempuan, dan mengkritik sikap medis yang mendukung sterilisasi perempuan adat.[104]
Terakhir, di Istana Pemerintah di Lima, Paus mengkritik "virus sosial" yang memengaruhi Peru, korupsi, dalam pidatonya. Fransiskus mengatakan bahwa korupsi merupakan fenomena yang paling merusak bagi negara-negara Amerika Latin.[104] Pada tanggal 21 Januari, lebih dari satu juta orang berbondong-bondong ke pangkalan udara Peru di luar Lima pada hari Minggu untuk menghadiri Misa terakhir yang diadakan oleh Paus Fransiskus sebelum ia kembali ke Roma.[108]
Hal ini dilaporkan pada tanggal 27 Februari 2018, Paus sedang “mempelajari” prospek kunjungan ke Jenewa untuk menyampaikan pidato di hadapan Dewan Gereja Dunia (WCC; Gereja Katolik bukan anggota organisasi ini) guna membahas inisiatif perdamaian untuk Suriah. Dikonfirmasi pada hari berikutnya bahwa kunjungan tersebut akan dilaksanakan pada bulan Juni setelah undangan yang diberikan oleh pemerintah Swiss dan WCC sendiri diterima.[109][110][111] Ia kemudian mengunjungi Jenewa pada tanggal 21 Juni dan menghadiri kebaktian doa ekumenis dengan berbagai anggota dari 350 gereja WCC.[112] Kunjungannya, yang juga mencakup pertemuan dengan para pemimpin WCC serta Presiden Swiss Alain Berset dan pejabat pemerintah Swiss lainnya,[113] merupakan kunjungan pertama Paus baik ke Jenewa maupun ke kantor pusat WCC, yang dikenal sebagai Pusat Ekumenis WCC,[114] sejak 1982 dan juga merupakan kunjungan kepausan pertama yang berpusat di sekitar pertemuan WCC.[115][116][117] Ia mengakhiri kunjungannya dengan Misa untuk umat Katolik di pusat konvensi Palaexpo di Jenewa.[118]
  •  Irlandia (25 Agustus hingga 26 Agustus 2018)
Paus Fransiskus memilih Irlandia sebagai tuan rumah berikutnya untuk Pertemuan Keluarga Dunia berikutnya yang dijadwalkan pada tahun 2018, yang menunjukkan keinginannya untuk berkunjung sekitar waktu tersebut.[119] Kunjungan yang dimaksud dikonfirmasi pada bulan Mei 2016 dan sekali lagi pada tanggal 29 November 2016 selama pertemuan antara Paus dan kepala negara.[120]
Paus Fransiskus tiba di Dublin pada tanggal 25 Agustus dan disambut oleh Nuncio Apostolik Uskup Agung Jude Thaddeus Okolo, Tánaiste Irlandia (wakil kepala pemerintahan Irlandia) Simon Coveney, Kardinal Kevin Farrell, kepala Diakasteri Awam, Keluarga, dan Kehidupan yang telah menyelenggarakan Pertemuan Keluarga Sedunia, Presiden Konferensi Episkopal Irlandia, Uskup Agung Armagh Eamon Martin, Uskup Agung Dublin Diarmuid Martin, dan anggota hierarki lainnya di Irlandia.[121][122] Setelah tiba, Paus Fransiskus menyampaikan pidato di Kastil Dublin di hadapan ratusan politisi, pegawai negeri, dan lain-lain,[123] saat ia memuji perdamaian selama 20 tahun antara Republik Irlandia dan Kerajaan Inggris yang merupakan hasil dari Perjanjian Jumat Agung tahun 1998, dan juga menyatakan harapan bahwa Irlandia dan Irlandia Utara dapat menemukan cara untuk mengatasi perbedaan yang masih ada.[123] Ia juga bertemu dengan Taoiseach Irlandia, atau kepala pemerintahan, Leo Varadkar di istana, dan mengakui serta menyesalkan sejarah panjang pelecehan seksual oleh pastor Katolik di Irlandia.[124][125] Ia juga melakukan perjalanan ke Istana Kepresidenan untuk bertemu dengan Presiden Irlandia Michael D. Higgins.[126] Paus berjalan menuju doa hening di Candle of Innocence, yang didedikasikan pada tahun 2011 untuk menghormati para korban pelecehan seksual,[127] di St. Katedral Pro-Maria Mary di pusat kota Dublin dan kemudian melakukan perjalanan kejutan ke Pusat Capuchin Day untuk para tunawisma.[127][128] Ia kemudian mengadakan pertemuan selama satu jam dengan para penyintas pelecehan seksual setelah menyatakan bahwa kaum muda berhak marah atas tanggapan tokoh-tokoh senior di gereja Katolik terhadap "kejahatan yang menjijikkan."[127] Ribuan orang menyambut Paus saat Popemobile melakukan perjalanan ke seluruh pusat kota Dublin[128] dan hari pertama kunjungan Paus ditutup dengan kerumunan sekitar 82.500 orang yang menghadiri Festival Keluarga di Croke Park[128] di mana berbagai orang, termasuk penyanyi musik country,[128] tampil dan memberikan kesaksian kepada Paus.[128]
Pada tanggal 26 Agustus, Paus Fransiskus tiba di County Mayo dengan pesawat dan mengunjungi Knock Shrine,[129] yang terletak di desa Mayo di Knock.[130] Ia juga menyapa para peziarah yang mengunjungi tempat suci tersebut dan mengadakan kebaktian doa di dalam kapel tempat suci tersebut, di mana ia berdoa kepada Perawan Maria untuk pengampunan atas skandal pelecehan seksual.[130] Ia kemudian terbang kembali ke Dublin untuk merayakan Misa pada hari Minggu di Salib Kepausan di Phoenix Park, mengulangi kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Irlandia pada tahun 1979]].[130] Sebelum kembali ke Roma, Fransiskus kembali bertemu dengan Varadkar, yang menyambut seruan Paus untuk bertindak dan memaafkan pelecehan seksual.[130] Namun, Varadkar juga menyatakan bahwa Fransiskus harus bertindak sesuai dengan kata-katanya juga.[130]
Nuncio apostolik untuk Estonia mengumumkan pada bulan November 2017 bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi negara tersebut pada musim gugur, dengan kemungkinan tanggalnya adalah September. Lebih lanjut, seminggu setelah itu, Paus juga akan mengunjungi negara tetangga Latvia dan Lithuania; ia akan mengunjungi ketiga negara tersebut untuk merayakan seratus tahun kemerdekaan mereka. Konfirmasi resmi untuk kunjungan tersebut akan dilakukan, menurut laporan media, pada bulan Desember 2017.[131][132] Kunjungan ke negara-negara Baltik dikonfirmasi dalam siaran pers Takhta Suci pada tanggal 9 Maret 2018.
Paus Fransiskus tiba di bandara di ibu kota Lithuania, Vilnius, pada tanggal 22 September, di mana ia disambut oleh Presiden Lithuania Dalia Grybauskaite dan perwakilan politik dan sipil lainnya.[133] Ia kemudian berpidato di luar istana Presiden, di mana ia mencatat bagaimana pendudukan Nazi dan Soviet melemahkan toleransi beragama di negara tersebut dan menghormati "para martir" yang meninggal selama pendudukan tersebut.[134][135] Ia juga menyerukan persatuan antara umat Katolik, Lutheran, dan pengikut Ortodoks Timur di negara tersebut.[136] Ia juga mengunjungi Tempat Ziarah Kerahiman Ilahi, yang berfungsi sebagai tujuan ziarah utama bagi warga Polandia dari negara tetangga Polandia, dan mengadakan upacara doa di sana.[137] Pada tanggal 23 September, ia mengunjungi kota terbesar kedua di Lithuania, Kaunas. Berbicara di Taman Santakos di kota itu kepada sekitar 100.000 orang, Paus menghormati orang-orang Yahudi yang menderita penindasan selama pendudukan Nazi antara tahun 1941 dan 1944.[138] Dalam memperingati Hari Peringatan Holocaust Lithuania, Paus mengutuk anti-Semitisme yang memicu propaganda Holocaust.[138][139][140][141] Ia juga memberi penghormatan kepada orang-orang Lithuania yang dideportasi ke gulag Siberia atau disiksa dan ditindas selama lima dekade pendudukan Soviet.[138] Ia kemudian kembali ke Vilnius untuk mengadakan doa hening selama tiga menit di tugu peringatan Holocaust Ghetto Vilnius pada tanggal yang menandai peringatan 75 tahun likuidasi orang-orang Yahudi di area tersebut dan juga meletakkan bunga.[142] Ia kemudian mengunjungi Museum Pendudukan dan Perjuangan Kemerdekaan di Vilnius, sebuah Museum yang berisi barang-barang dan dokumen yang merinci sejarah panjang penindasan Soviet di Lithuania dan yang pernah menjadi kantor pusat cabang lokal KGB Soviet yang sekarang sudah tidak ada lagi, di mana ia juga berbicara di alun-alun luar untuk memuji orang-orang Lithuania yang membela iman mereka dan menggambarkan negara itu sebagai "suar harapan" yang potensial.[142]
Pada 24 September, Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke Latvia. Setibanya di bandara di ibu kota Latvia, Riga, ia bertemu dengan Presiden Latvia Raimonds Vejonis dan keduanya melakukan perjalanan ke Istana Kepresidenan.[143][144] Memperingati 100 tahun kemerdekaan Latvia dari kendali Rusia,[144] Paus meletakkan bunga di Monumen Bahasa Indonesia: Kemerdekaan.[145] Di Katedral Lutheran utama Riga,[146] ia bergabung dengan para pemimpin Lutheran dan Ortodoks Timur setempat dalam doa ekumenis yang diiringi musik dan mengakui banyaknya cobaan yang dialami warga Latvia selama dua pendudukan Soviet dan pendudukan Nazi Jerman pada era Perang Dunia II.[145] Setelah pertemuan ini,[146] ia mengadakan kebaktian doa di depan para umat Katolik Latvia lanjut usia yang selamat dari pendudukan Nazi dan Soviet di Katedral Katolik utama Riga, di mana ia memuji mereka karena mempertahankan iman mereka selama pendudukan brutal dan meminta mereka untuk menggunakannya untuk memberi contoh.[145] Ia mengulangi pesan ini selama homili di Basilika Bunda Allah di Aglona,[145] yang dianggap sebagai Tempat suci Katolik terpenting di Latvia,[145] dan juga memperingatkan terhadap isolasionisme.[147]
Pada tanggal 25 September, Paus Fransiskus mengakhiri perjalanan empat harinya ke negara-negara Baltik dengan mengunjungi Estonia. Ia tiba di bandara di ibu kota Estonia, Tallinn.[148] Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Kersti Kaljulaid, dan keduanya menyampaikan pidato publik di Rose Garden di distrik Tallinn, Kadriorg, tempat Paus mengakui bagaimana skandal pelecehan seksual menjauhkan orang dari gereja.[149] Sebelum meninggalkan Estonia, Paus Fransiskus mengadakan Misa di luar ruangan di hadapan lebih dari 10.000 orang di Freedom Square.[150][151]

2019

  •  Panama (23 Januari hingga 27 Januari 2019)
Paus Fransiskus mengunjungi Panama selama beberapa hari dalam rangka Hari Pemuda Sedunia 2019; tempat penyelenggaraan diumumkan pada tanggal 31 Juli 2016 di akhir Hari Orang Muda Sedunia 2016 yang diselenggarakan di Kraków, Polandia. Di akhir kunjungannya selama Misa penutupan acara, Kardinal Kevin Farrell mengumumkan bahwa Hari Pemuda Sedunia 2022 akan diselenggarakan di Lisbon, Portugal.
Pada bulan Juni 2016, Paus menerima dan menyetujui undangan untuk mengunjungi Uni Emirat Arab dan Takhta Suci mengirimkan surat kepada pejabat negara tersebut yang mengonfirmasi bahwa kunjungan akan dilakukan di masa mendatang.[152] Pada tanggal 6 Desember 2018, Paus dikonfirmasi akan mengunjungi Uni Emirat Arab untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Lintas Agama Internasional tentang "Persaudaraan Manusia" di Abu Dhabi.[153] :Pada 3 Februari Paus Fransiskus 2019 mendarat di Bandara Kepresidenan Abu Dhabi pada pukul 21.47. Bahasa Indonesia: waktu setempat di mana ia disambut oleh Sheikh Mohamed bin Zayed, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA dan kemudian Dr Ahmed el-Tayeb, Imam Besar Universitas Al Azhar, yang berfungsi sebagai sumber utama untuk pendidikan Islam Sunni,[154] dan Ketua Dewan Tetua Muslim.[155] Kunjungan ini juga menjadikannya Paus pertama yang mengunjungi suatu wilayah di kawasan Arab Peninsula.[156] Pada tanggal 4 Februari, Paus menghadiri Pertemuan Lintas Agama, di mana ia dan el-Tayeb menandatangani “Sebuah Dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama.”[157] Pada hari yang sama, Paus berpidato di Monumen Pendiri Abu Dhabi, mengadakan pertemuan dengan el-Tayeb dan sejumlah tokoh Muslim terkemuka di Masjid Agung Sheikh Zayed, dan mengadakan pertemuan dengan Putra Mahkota Zayed di Istana Kepresidenan.[154][158] Pada tanggal 5 Februari, Paus Fransiskus mengakhiri perjalanannya setelah merayakan Misa Kudus di hadapan banyak orang, diperkirakan berjumlah 180.000 orang, di Zayed Sports City.[159]
  •  Maroko (30 Maret hingga 31 Maret 2019)
Kantor Pers Takhta Suci mengonfirmasi pada 13 November 2018 bahwa, setelah diundang oleh Raja Mohammed VI dan para uskup negara itu, Paus Fransiskus akan mengunjungi Maroko pada akhir Maret 2019 untuk Bahasa Indonesia:dua hari, dan bahwa ia akan mengunjungi Rabat dan Casablanca.[160] Akan tetapi, jadwal Paus, yang dirilis pada 26 Februari, mencakup:termasuk kunjungan ke Rabat dan Temara, tetapi tidak termasuk perjalanan ke Casablanca.[161]
Pada tanggal 30 Maret 2019 Paus Fransiskus tiba di Bandara Internasional Rabat-Salé di ibu kota Maroko, Rabat,[162] di mana ia disambut oleh Raja Mohammed VI.[163] Paus dan Raja Maroko kemudian mengadakan parade sebelum tiba di kompleks menara Hassan, di mana Paus menyampaikan pidato yang memuji upaya Maroko untuk mempromosikan Islam yang menolak ekstremisme, mendesak negara tersebut untuk terus menawarkan sambutan dan perlindungan bagi para migran, dan mengatakan bahwa "Penting" bagi semua penganut agama untuk melawan fanatisme dan ekstremisme agama dengan solidaritas, dan menggambarkan ekstremisme agama sebagai "pelanggaran terhadap agama dan terhadap Tuhan sendiri."[162] Paus juga mengunjungi makam bersejarah Makam Mohammed V di Rabat, memperingati kunjungannya dengan menandatangani "Buku Kehormatan" di makam tersebut, dan berdoa untuk "persaudaraan dan solidaritas" yang lebih baik antara umat Kristen dan Muslim di makam Raja Mohammed V, yang dikenal sebagai pendiri Maroko modern, dan putra Mohammed V, serta ayah Mohammed VI, Raja Hassan II sebelum bertemu dengan Mohammad VI, yang menyerukan dialog dan pendidikan yang lebih baik dalam seluruh komunitas agama di dunia,[162] dan keluarga besarnya.[164] Selama pertemuan mereka di Istana Kerajaan,[165] Paus dan Raja Maroko menandatangani deklarasi bersama yang menyerukan, atas nama Amir al-Mu'minin, pengakuan dan pelestarian "Kota Suci Yerusalem/Al-Quds Acharif" dan bagi Israel untuk mengakui kota tersebut sebagai tempat di mana orang Yahudi, Muslim, dan Kristen semuanya memiliki "kebebasan akses penuh," dapat digunakan sebagai "tempat pertemuan dan simbol hidup berdampingan secara damai," dan dapat "menyampaikan doa mereka kepada Tuhan, pencipta segalanya, untuk masa depan yang damai dan persaudaraan di bumi."[162][166][167]
Paus kemudian mengunjungi Caritas Catholic charity yang mengurus para migran yang berbondong-bondong ke Maroko untuk mencari jalan ke Eropa.[162] Selama kunjungan ini, Paus berbicara di depan sekelompok migran, di mana ia mengecam "para pedagang daging manusia" yang berdagang dalam keputusasaan, menyatakan dukungan untuk saluran hukum yang lebih besar untuk migrasi, dan menyatakan bahwa semua migran, terlepas dari status hukum mereka, berhak mendapatkan perlindungan, khususnya yang paling Bahasa Indonesia: anak-anak dan perempuan yang rentan.[162] Paus dan Raja Maroko kemudian mengunjungi Institut Mohammed VI, yang melatih para siswa dari seluruh dunia untuk menjadi imam, pengkhotbah, dan instruktur Islam dan bahkan mengizinkan perempuan untuk dilatih sebagai pengkhotbah.[162] Selama kunjungan ini, Paus dan Mohammed VI berbincang-bincang dengan para siswa, baik laki-laki maupun perempuan.[162][168] Salah satu kesaksian penting datang dari seorang siswi dari Nigeria.[162] Dua dari acara 30 Maret juga dihadiri oleh para pemimpin Yahudi dan Kristen.[169][170]
Pada tanggal 31 Maret, Paus Fransiskus mengunjungi sebuah pusat perawatan sosial di Temara yang dipimpin oleh tiga biarawati yang merupakan anggota Putri-putri Kasih Santo Vincent de Paul.[171] Paus juga mengadakan Misa di Katedral Santo Petrus di Rabat.[172][173] Misa dihadiri oleh komunitas Kristen kecil di Maroko, termasuk beberapa dari mereka yang berasal dari jumlah pastor dan biarawati yang sedikit di negara itu.[172][174] Paus mengakhiri kunjungannya ke Maroko setelah menyampaikan Misa di Stadion Pangeran Moulay Abdellah di Rabat di hadapan 10.000 orang yang memecahkan rekor, sebagian besar migran dari negara-negara di sub-Sahara Afrika.[174][175]
Paus Fransiskus di Sekirovo, Bulgaria.
Pengumuman dibuat pada 13 Desember 2018 bahwa Paus akan mengunjungi Bulgaria dari 5 hingga 7 Mei, sementara setelah itu ia akan mengunjungi Makedonia Utara pada 7 Mei. Ia akan mengunjungi Sofia dan Rakovski di Bulgaria, dan Skopje di Makedonia Utara.[176]
Pada tanggal 5 Mei 2019, Paus Fransiskus tiba di Bulgaria setelah mendarat di Bandara Sofia, di mana ia disambut oleh Nuncio Apostolik Bulgaria, Uskup Agung Anselmo Guido Pecorari, Kepala Protokol, dan Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov.[177] Ia kemudian pergi ke ruang tunggu pemerintah di bandara, tempat ia mengadakan pertemuan dengan Borisov.[177] Paus juga mengunjungi St. Katedral Ortodoks Alexander Nevsky akan mengadakan pertemuan umum dengan Patriark Ortodoks Neophyte,[178] meskipun keduanya menyampaikan pidato di hadapan para Metropolitan Gereja Ortodoks Bulgaria dan Uskup Sinode Suci.[178] Neophyte mengesampingkan saran-saran tentang dirinya atau siapa pun di Gereja Ortodoks Bulgaria yang mengadakan doa lintas agama atau kebaktian gereja bersama paus.[179][180] Berbicara kepada ribuan orang dalam Misa di Lapangan Pangeran Alexander I di Sofia, Paus Fransiskus mendorong Bulgaria untuk lebih menerima para migran.[180]
Pada Bahasa Indonesia: 6 Mei Paus Fransiskus tiba di Rakovski.[181] Setelah kedatangannya, Paus mengadakan komuni pertamanya selama kunjungannya ke Bulgaria di Gereja Hati Kudus.[181] Sekitar 10.700 dari sekitar 20.000 penduduk kota hadir.[181] Selama Komuni, Fransiskus juga menyampaikan homili,[182] yang ditujukan kepada 242 anak di kota yang mayoritas beragama Katolik, yang menerima komuni pertama mereka,[181][182] dan ia kembali mendorong Bulgaria agar lebih menerima para migran.[182][183] Ia kemudian kembali ke Sofia untuk memimpin sesi doa di Independence Square, yang dihadiri tidak hanya oleh umat Katolik, tetapi juga anggota komunitas Ortodoks, Yahudi, Muslim, Armenia, dan Protestan.[184] Selama acara tersebut, yang merupakan acara publik terakhir selama lawatannya ke Bulgaria, menyerukan ensiklik kepausan Pacem in terris sebagai tata perilaku untuk perdamaian antara umat Katolik dan agama-agama lain;[185] ensiklik tersebut telah diterbitkan oleh Paus Yohanes XXIII, yang pernah menjabat sebagai perwakilan Takhta Suci di Bulgaria.[184][185] Mawar hadir untuk mewakili Bulgaria,[184][185] yang dikenal dengan produksi mawar dan minyak mawar,[182] dan enam lilin dinyalakan untuk mewakili enam agama yang hadir.[184][185]
Pada tanggal 7 Mei Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke [[Bunda Teresa|St. Bahasa Indonesia: Tempat kelahiran Bunda Teresa di Skopje, Makedonia Utara, yang juga berfungsi sebagai ibu kota negara tersebut.[186] Tak lama setelah tiba, Paus mengunjungi Rumah Kenangan Bunda Teresa di Skopje.[186] Saat berada di Memorial, Paus berdoa di depan relik kapel agar warisan Teresa tetap hidup dan menyapa sejumlah orang miskin yang telah dibantu oleh organisasinya Misionaris Cinta Kasih.[186] Ia juga memuji kesediaan Makedonia Utara untuk lebih menerima berbagai etnis dan budaya serta mengadakan pembicaraan dengan presiden yang akan lengser, Gjorge Ivanov, mengenai berbagai masalah yang dihadapi Makedonia Utara, yang baru-baru ini mengalami perubahan nama untuk mengakhiri pertikaian lama dengan Yunani.[187] Meskipun komunitas Katolik di negara itu sangat kecil, sekitar 15.000 orang menghadiri Misa yang diadakan Paus Fransiskus di Lapangan Makedonia, tempat ia mendorong kaum muda dan pekerja gereja Katolik untuk menjadikan St. Bunda Teresa sebagai panutan.[188]
  •  Rumania (31 Mei hingga 2 Juni, 2019)
Pada bulan Mei 2015, Presiden Rumania Klaus Iohannis mengeluarkan undangan terbuka kepada Paus untuk mengunjungi negara tersebut.[189] Kunjungan tersebut diharapkan bertepatan dengan tahun 2018 peringatan seratus tahun Persatuan Agung, yang didukung pada tahun 2017 oleh episkopat Rumania untuk kunjungan pada akhir tahun 2018, ketika tujuh martir Komunisme dapat dibeatifikasi.[190] Paus kemudian meyakinkan Perdana Menteri saat kunjungannya ke Vatikan pada 11 Mei 2018 bahwa ia akan berkunjung pada awal 2019. Takhta Suci mengumumkan pada 11 Januari 2019 bahwa kunjungan tersebut akan berlangsung dari 31 Mei hingga 2 Juni dan bahwa Paus akan mengunjungi tiga kota ditambah tempat perlindungan di kota keempat.[191] Fransiskus juga diharapkan akan membeatifikasi tujuh martir pada tanggal 2 Juni 2019 saat berada di Blaj.
Pada tanggal 31 Mei 2019, Paus tiba di Rumania setelah mendarat di Bandara Henri Coandă di ibu kota negara Bucharest, di mana ia disambut oleh presiden negara Klaus Iohannis, istri Iohannis Carmen, dan sekelompok guru sekolah Katolik dan anak-anak sekolah.[192][193] Paus kemudian diantar melalui ibu kota tempat kerumunan orang berbaris di jalan untuk melihat iring-iringan mobilnya.[193] Di Istana Kepresidenan, yang dikenal sebagai Istana Cotroceni, ia mengadakan pertemuan dengan Iohannis, Perdana Menteri Viorica Dăncilă,[192][194] dan para pemimpin agama negara itu,[195] di mana ia menyarankan bahwa mendukung warga Rumania yang miskin dan kurang beruntung lainnya adalah kunci untuk membangun kesuksesan di Rumania.[194] Setelah pertemuan berakhir, Paus memberikan pidato publik di Istana Cotroceni, di mana ia memperingatkan bahwa meskipun langkah-langkah besar telah diambil sejak jatuhnya Komunisme, negara itu masih menghadapi bahaya dengan bangkitnya populisme nasionalis.[196] Saat berada di Istana, Paus juga bertukar hadiah dengan Dăncilă.[197] Ia juga mengunjungi Dealul Mitropoliei, kantor pusat Gereja Ortodoks Rumania, tempat ia bertemu dengan Sinode Umum Gereja Ortodoks Rumania dan sekali lagi dengan kepala gereja tersebut, Patriark Daniel.[198][199] Fransiskus dan Daniel kemudian melakukan perjalanan ke Katedral Keselamatan Rakyat Ortodoks yang baru, yang pembangunannya belum selesai, di mana Paus Fransiskus menyerukan agar persekutuan bersama antara umat Katolik dan Gereja Ortodoks dipulihkan, dan membacakan Doa Bapa Kami bersama dengan Daniel, Fransiskus dalam bahasa Latin, diikuti oleh Daniel dalam bahasa Rumania.[198][199] Ia mengakhiri hari pertama kunjungannya ke Rumania dengan menyampaikan khotbah di depan kerumunan yang padat di Katedral Saint Joseph, di mana ia lebih lanjut mendukung hak-hak perempuan dan mendasarkan pertemuan antara Elizabeth dan Maria dalam Injil sebagai pembenaran Kristen untuk mempertahankan dan memperluasnya.[195][200]
Pada tanggal 1 Juni, Paus Fransiskus menyampaikan Misa di Gua Maria Șumuleu Ciuc (asalnya dalam bahasa Hongaria: Csíksomlyó [hu])[201] di wilayah bersejarah Transylvania, tempat, saat berbicara di tengah hujan kepada sekitar 80.000 hingga 100.000 orang,[202] ia menyarankan agar masalah masa lalu tidak menjadi penghalang untuk hidup berdampingan dan meminta Maria untuk "mengajari kita menenun masa depan."[203][204] Tempat suci yang terletak di Carpathia Timur ini juga merupakan situs warisan Szeklerland dan tempat ziarah bagi umat Katolik Hongaria dan Rumania.[204] Ia kemudian melakukan perjalanan ke Iaşi, di wilayah bersejarah Moldavia, tempat ia disambut oleh lebih dari 100.000 orang.[205] Paus menyampaikan Misa singkat di Katedral Our Lady Queen of Iaşi dan bertemu dengan kaum muda dan keluarga di Alun-alun Istana Iaşi, di depan Istana Kebudayaan kota tersebut.[206][207] Di Lapangan Istana Kebudayaan, Paus Fransiskus juga mendengar kesaksian dari keluarga-keluarga ini dan menyampaikan pidato yang menyerukan persatuan antara umat Katolik dan Gereja Ortodoks dan mengutip kata-kata dari, antara lain, penyair nasional Rumania, Mihai Eminescu, dan sebuah cerita yang diceritakan tentang biarawan Galaction Ilie dari Biara Sihăstria, sebuah lembaga terkemuka Ortodoks Rumania, sebagai contoh mengapa orang Kristen harus bersatu.[207]
Pada tanggal 2 Juni, Paus Fransiskus kembali ke Transylvania dan melakukan perjalanan ke Blaj, di mana, sementara berbicara tentang Câmpia Libertății kota di depan 100.000 orang,[208] ia membeatifikasi tujuh Uskup Katolik Yunani yang mati syahid, yang ditangkap, diselidiki, dan meninggal di penjara komunis atau di tempat penahanan wajib antara tahun 1950 dan 1970 akibat penolakan untuk beralih ke Gereja Ortodoks pada tahun 1948, sementara juga memperingatkan tentang ideologi-ideologi baru yang mungkin akan mengambil alih dan mengulangi penindasan selama pemerintahan Komunis Rumania juga.[209][210] Saat berada di Blaj, Paus juga mengadakan pertemuan dengan anggota komunitas Roma Rumania, di mana ia mengakui sejarah Gereja Katolik yang mempromosikan "diskriminasi, segregasi, dan penganiayaan" terhadap masyarakat Roma di seluruh dunia, meminta maaf, dan meminta maaf kepada kaum gipsi.[209][211][212][213] Klaus dan Carmen Iohannis bertemu dengan Paus, dan juga melambaikan tangan saat ia menaiki pesawatnya di Bandara Sibiu, dan meninggalkan Rumania setelah kunjungan tiga harinya ke negara tersebut.[214]
Pada bulan Oktober 2018 Kardinal Désiré Tsarahazana mengatakan kepada wartawan bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Madagaskar pada tahun 2019, meskipun juru bicara Takhta Suci Greg Burke mengatakan bahwa kunjungan tersebut sedang dipertimbangkan, dan belum dikonfirmasi secara definitif. Bahasa Indonesia: Pada bulan Januari 2019, nuncio apostolik negara tersebut mengonfirmasi bahwa paus akan mengunjungi tiga kota (Antananarivo, Toamasina, dan Morondava) dan bahwa bulan September dipandang sebagai waktu yang memungkinkan bagi paus untuk berkunjung.[215] Presiden Mozambik Filipe Nyusi dengan bersemangat menyampaikan undangan kepada Paus Fransiskus untuk mengunjungi negara tersebut pada tahun 2019. Paus Fransiskus berkata, "Jika saya masih hidup, saya akan melakukannya". Takhta Suci tidak mengonfirmasi pada saat itu apakah kunjungan tersebut akan dilakukan pada tahun 2019, tetapi kunjungan tersebut akan dipertimbangkan.[216]
Kantor Pers Takhta Suci mengonfirmasi bahwa Paus akan mengunjungi Mozambik dan Madagaskar selain Mauritius pada bulan September dalam sebuah rilis pada tanggal 27 Maret 2019.[217] Pada tanggal 30 Agustus 2019, Takhta Suci mengumumkan bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi pusat pengobatan HIV yang dikelola Katolik selama kunjungannya ke ibu kota Mozambik, Maputo antara tanggal 5–6 September.[218]
Pada tanggal 4 September 2019 Paus Fransiskus tiba di Mozambik setelah pesawatnya mendarat di bandara di ibu kota negara tersebut, Maputo, sekitar pukul 6:00 sore waktu setempat.[219][220] Ia adalah Paus pertama yang mengunjungi Mozambik sejak Yohanes Paulus II pada tahun 1988.[221] Setibanya di bandara, Paus Fransiskus disambut oleh Presiden Nyusi, dua anak yang menawarkan bunga, penghormatan militer, dan penari asli.[222] Kerumunan besar juga berjejer di jalan-jalan saat Paus diantar ke kantor kedutaan apostolik negara itu, tempat ia tinggal selama kunjungannya ke Mozambik.[222]
Pada tanggal 5 September, Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke Istana Kepresidenan Ponta Vermelha, tempat ia bertemu dengan Nyusi dan pemimpin oposisi Ossufo Momade serta menyampaikan pidato yang memuji perjanjian damai terbaru mereka dan mendesak mereka untuk juga menjaga "perdamaian dan rekonsiliasi" mereka.[223][224] Ia juga menyatakan solidaritas dengan orang-orang yang terkena dampak Siklon Idai dan Kenneth dan mendesak perlawanan terhadap pengurasan sumber daya dan menyerah pada kepentingan asing dengan merusak lingkungan.[224] Dalam kunjungannya yang kedua di Mozambik, Paus melakukan perjalanan ke Katedral Bahasa Indonesia: Maria Dikandung Tanpa Noda, di mana ia bertemu dengan "para uskup, pastor, biarawan dan biarawati, seminaris dan katekis" dan menyampaikan pidato yang menyerukan mereka untuk mengakui krisis negara tersebut terkait dengan "AIDS, anak yatim piatu, seorang nenek yang mengurus banyak cucu, atau seorang muda yang datang ke kota dan putus asa karena ia tidak dapat menemukan pekerjaan" dan mengutip bagian-bagian dalam Alkitab sebagai pembenaran untuk memerangi masalah-masalah ini.[225] Paus Fransiskus juga menyatakan bahwa ketika memerangi masalah-masalah ini isu-isu tersebut telah membuat tokoh-tokoh Katolik "lelah dan khawatir,"[225] mereka masih harus terus memerangi isu-isu ini dan tidak menyerah pada produk-produk komersial sebagai jalan keluar.[225] Ia kemudian mengadakan rapat umum antar agama di Maxaquene Pavilion, yang dihadiri oleh banyak orang muda.[224] Paus juga memberi tahu orang-orang yang hadir bahwa mereka "penting" karena mereka "bukan hanya masa depan Mozambik, gereja dan kemanusiaan," tetapi juga "masa kini mereka."[224]
Pada tanggal 6 September Paus Fransiskus mengunjungi Rumah Sakit Zimpeto, dan meminta bantuan lebih lanjut dalam memerangi krisis HIV/AIDS di Mozambik.[226] Paus kemudian mengakhiri kunjungannya ke Mozambik setelah Misa di hadapan sekitar 42.000 orang yang memadati Stadion Zimpeto.[227][228] Selama Misa ini, Paus Fransiskus, yang berbicara di tengah hujan dingin[227][228] mengecam para pemimpin politik dan bisnis di negara itu yang memberikan tekanan dari pihak luar,[229] menyalahkan mereka atas korupsi di negara tersebut,[229] dan selanjutnya menyatakan bahwa Mozambik memiliki "hak untuk perdamaian."[230] Setelah Misa, Paus Fransiskus berangkat ke Madagaskar dan mendarat pada pukul 4 sore waktu setempat di bandara di ibu kota negara tersebut, Antananarivo, di mana ia disambut di bandara oleh Presiden Madagaskar Andry Rajoelina, istrinya Mialy Rajoelina, dan delegasi resmi para uskup.[231][232] Dua anak berpakaian tradisional memberinya bunga dan kerumunan 300 umat Katolik yang beriman juga menghadiri upacara penyambutan di bandara.[231][232] Paus kemudian dibawa ke kantor kedutaan apostolik negara itu, ia disambut oleh paduan suara yang menyanyikan dua himne lokal untuk menghormatinya.[231] Paus, yang tinggal di kantor kedutaan selama kunjungannya ke Madagaskar, juga disambut oleh orang-orang lain hadir.[231]
Pada tanggal 7 September, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Rajoelina dan para pemimpin politik lainnya di Istana Kepresidenan Iavoloha, yang rampung pada tahun 1975 dengan pendanaan dari Korea Utara,[233] untuk mendorong mereka berbuat lebih banyak guna melindungi ekosistem Madagaskar dan memerangi korupsi serta kemiskinan.[234] Presiden kemudian memimpin Paus ke gedung seremonial untuk menyampaikan pidato di hadapan otoritas sipil Madagaskar, korps diplomatik, dan para pemimpin agama.[233] dan menyampaikan pidato yang mendorong mereka untuk "mengenali, menghargai, dan mengapresiasi tanah yang diberkati ini atas keindahannya dan sumber daya alamnya yang tak ternilai" dan juga mengikuti Romo. Antoine de Padoue Rahajarizafy contoh merangkul "aina."[235] Paus kemudian membaca doa tengah hari di Biara Karmelit Tak Beralas Kaki.[236] Saat bertemu dengan Uskup Katolik Madagaskar di Katedral Andohal[237] Setelah pertemuan dengan tiga pemimpin agama, Paus Fransiskus mengunjungi makam Beato Victoire Rasoamanarivo, yang terletak di kapel Katedral, tempat ia berhenti untuk berdoa dan memberkati gambarnya.[238] Kemudian ia mengadakan "Vigili Bersama Kaum Muda" di lapangan keuskupan Soa Mandrakizay,[239] Berbicara atas nama orang banyak, diperkirakan 1 juta,[240] Paus mendorong kaum muda Madagaskar untuk tidak jatuh ke dalam "kepahitan" atau kehilangan harapan, bahkan ketika mereka tidak memiliki "kebutuhan minimum" untuk bertahan hidup dan ketika "kesempatan pendidikan tidak mencukupi."[239][240]
Pada tanggal 8 September Paus Fransiskus kembali ke lapangan Soa Mandrakizay untuk menyampaikan homili di hadapan kerumunan yang juga diperkirakan berjumlah 1 juta orang.[241] Berbicara dalam homili, yang diyakini sebagian orang sebagai pertemuan publik terbesar dalam sejarah negara tersebut, Paus Fransiskus mendorong masyarakat Madagaskar "untuk membangun sejarah dalam persaudaraan dan solidaritas" dan "dengan rasa hormat penuh terhadap bumi dan karunia-karunianya, sebagai lawan dari segala bentuk eksploitasi."[241] Setelah makan siang dengan rombongan kepausan di kantor kedutaan,[242] Paus Fransiskus pergi ke pemukiman Antananarivo Akamasoa, tempat ia dan Pastor Pedro Opeka, yang mendirikan pemukiman tersebut, menyampaikan pidato bersama kepada komunitas tersebut, dengan Paus menyatakan Akamasoa sebagai contoh bahwa "kemiskinan bukanlah sesuatu yang tak terelakkan!"[243] Paus kemudian mengadakan kebaktian doa di lokasi kerja Mahatzana, di mana ia memuji orang dewasa yang "bekerja dengan tangan mereka dan dengan upaya fisik yang luar biasa" dan "menenangkan tubuh mereka yang lelah, sehingga mereka dapat dengan lembut membelai anak-anak mereka dan bergabung dalam permainan mereka."[244] Bagian apostolik dari kunjungannya ke Madagaskar kemudian ditutup dengan para imam, biarawan dan biarawati, orang yang ditahbiskan, seminaris, novis, dan postulan di Kolese Saint Michel, sebuah lembaga di Antananarivo yang didirikan oleh para misionaris Jesuit Prancis pada tahun 1888, di mana ia mendorong mereka untuk "menjadi tanda kehadiran-Nya yang hidup" dan berjuang dalam pertempuran mereka dalam doa dan pujian.[245]
Pada tanggal 9 September Paus Fransiskus meninggalkan Madagaskar sebentar setelah mendarat di Bandara Internasional Port Louis di Mauritaus, di mana ia disambut oleh Perdana Menteri Pravind Kumar Jugnauth, Kardinal Maurice Piat dan dua anak yang mempersembahkan bunga.[246] Setelah upacara penyambutan, Paus Fransiskus pergi ke Monumen Maria, Ratu Perdamaian, di mana ia disambut dengan lambaian daun palem yang dibawa oleh banyak dari hampir 80.000 orang yang hadir.[247] Selama Misa, Paus Fransiskus mengakui pentingnya memberikan kebahagiaan bagi orang-orang muda, menggambarkan Kebahagiaan sebagai "kartu identitas Kristen," dan merayakan pesta Beato Jacques-Désiré Laval.[248] Di akhir perayaan, Kardinal. Piat mengumumkan bahwa para uskup telah meminta 100 ribu pohon ditanam untuk memperingati kunjungan tersebut.[247] Fransiskus kemudian bersantap di episkopat Port Louis bersama 5 Uskup CEDOI (Konferensi Episkopal Samudra Hindia).[247] Paus kemudian mengunjungi Jugnauth, Presiden sementara Barlen Vyapoory, para pemimpin masyarakat sipil, dan korps diplomatik di istana kepresidenan,[249][250] di mana ia juga memberikan pidato yang mengecam status Mauritius sebagai surga pajak dan mendesak para pemimpin politik untuk memerangi masalah ini.[249][250] Paus kemudian meninggalkan Mauritius dan terbang kembali ke Madagaskar setelah upacara perpisahan.[242]
Pada 10 September, pesawat Airbus Air Madagascar mengangkut Paus Fransiskus dari Bahasa Indonesia: Bandara Internasional Antananarivo dan kembali ke Roma.[251] Sebelum keberangkatannya, Presiden Madagaskar, otoritas politik lainnya, para uskup negara tersebut, dan kerumunan umat beriman berada di bandara untuk menghadiri upacara perpisahan, dan Garda Kehormatan memberinya penghormatan terakhir.[251] Secara tradisional, penerbangan keberangkatan Paus selalu menggunakan maskapai penerbangan nasional Italia, Alitalia, sedangkan maskapai penerbangan nasional negara yang ditinggalkannya adalah yang akan membawanya kembali ke rumah.[251]
Pada 19 Agustus 2019, Reuters mengumumkan bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Thailand sebelum melakukan perjalanan ke Jepang.[252] Ia adalah Paus pertama yang mengunjungi Thailand sejak Yohanes Paulus II pada tahun 1984.[252] Ia mengunjungi Thailand dari tanggal 20 hingga 23 November.[253][254]
Perdana Menteri Shinzo Abe mengundang Paus Fransiskus untuk mengunjungi Jepang ketika mereka bertemu pada 6 Juni 2013 dan Paus menyatakan kesediaannya untuk pergi [255] Pada tanggal 30 Juli 2016, Takhta Suci dilaporkan mempertimbangkan kunjungan kepausan ke Jepang pada tahun 2017 dengan harapan pemerintah dapat Dijadwalkan bertepatan dengan kunjungan ke Indonesia.[256] Pada akhir tahun 2018, Paus Fransiskus menyatakan kesediaannya untuk mengunjungi Jepang, kemungkinan pada bulan November 2019, menegaskan rencana ini saat berbicara kepada wartawan pada tanggal 23 Januari 2019 dan keesokan harinya Kardinal Thomas Aquino Manyo Maeda, Uskup Agung Osaka, mengatakan kunjungan tersebut akan dilakukan pada paruh kedua bulan November dan mencakup Tokyo, Hiroshima, dan Nagasaki. Satu-satunya Paus yang sebelumnya mengunjungi Jepang adalah Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1981.[257]
Jadwal terbaru diterbitkan pada tanggal 28 Oktober 2019. Di Thailand, Paus mengunjungi Bangkok dan Sampran,[258] sementara di Jepang, ia mengunjungi Tokyo, Nagasaki dan Hiroshima.[259] Di Jepang, Paus Fransiskus menyatakan penentangannya terhadap senjata nuklir dan energi nuklir, pada satu titik menyatakan bahwa “Keputusan penting harus dibuat tentang penggunaan sumber daya alam dan sumber energi masa depan khususnya” dan bahwa “Zaman kita tergoda untuk menjadikan kemajuan teknologi sebagai ukuran kemajuan manusia."[260]

2021

  •  Irak (5 Maret hingga 8 Maret 2021)
Pada tanggal 7 Desember 2020, Direktur Pers Takhta Suci Matteo Bruni merilis pernyataan yang mengonfirmasi bahwa Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan apostolik internasional pertamanya dalam 15 bulan setelah menerima undangan dari Republik Irak dan Gereja Katolik setempat untuk mengunjungi negara Timur Tengah Irak dari tanggal 5–8 Maret 2021. Menurut pernyataan Kantor Pers Takhta Suci, Paus Fransiskus “akan mengunjungi Baghdad, dataran Ur, yang terkait dengan kenangan Abraham, kota Erbil, serta Mosul dan Qaraqosh di dataran Niniwe.” Kardinal Louis Raphael Sako, Patriark Babel dari kaum Kasdim, menegaskan bahwa Paus Fransiskus juga akan mengunjungi negara tersebut. Bahasa Indonesia: Terungkap pula bahwa persiapan untuk kunjungan tersebut hampir selesai pada awal tahun 2020, ketika ia bertemu dengan Presiden Irak, Barham Salih, dalam sebuah audiensi di Vatikan pada tanggal 25 Januari tahun itu.[261] Paus Fransiskus menjadi Paus pertama yang pernah mengunjungi Irak.[262][263] Selama kunjungannya ke Irak, Paus Fransiskus mengunjungi kota-kota dan wilayah Irak yang berada pada jadwal Tahta Suci asli dan juga melakukan kunjungan tambahan ke Najaf.[264][265][266][267] Di antara mereka yang ditemui Paus Fransiskus selama kunjungannya ke Irak adalah ulama Syiah terkemuka Ayatollah Agung Ali al-Sistani, yang dikunjungi Paus di Najaf dan dengan siapa ia mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam ekstremisme.[268][269][270][271]
Paus Fransiskus mengunjungi Budapest pada kesempatan Misa penutup untuk Kongres Ekaristi ke-52.[272] Ia juga mengunjungi Slowakia selama 4 hari dari 12 September hingga 15 September. Ia mengunjungi Bratislava, Prešov, Košice dan Šaštín.[273]
Takhta Suci secara resmi mengumumkan pada tanggal 5 November 2021 bahwa Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Siprus dan Yunani pada tanggal 2–6 Desember. Perjalanan empat hari ke dua negara Mediterania tersebut mencakup pemberhentian di Nicosia, ibu kota Siprus, Athena, ibu kota Yunani, dan Pulau Lesbos di Yunani. Paus mengunjungi Siprus pada tanggal 2–4 Desember sebelum terbang ke Athena pada tanggal 4 Desember dan Lesbos pada tanggal 5 Desember. Ini adalah kunjungan kedua Paus Fransiskus ke Lesbos, yang juga dikenal sebagai Lesvos, sebuah pulau yang menjadi rumah bagi kamp pengungsi Moria yang terkenal yang rusak akibat kebakaran tahun lalu.[274]

2022

  •  Malta (2 April hingga 3 April 2022)
Paus Fransiskus mengunjungi negara kepulauan Malta.[275] Kunjungan pastoral ini awalnya direncanakan untuk Hari Raya Pentakosta, pada tanggal 31 Mei 2020.
  •  Kanada (24 Juli hingga 30 Juli 2022)
Paus Fransiskus mengunjungi Kanada untuk meminta maaf atas kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin agama di negara tersebut, khususnya terkait dengan sistem sekolah asrama bagi penduduk asli Kanada. Selama kunjungannya, ia bertemu dengan penduduk asli dan mengunjungi dua tempat suci di negara tersebut.[276]
  •  Kazakhstan (13 September hingga 15 September 2022)
Paus mengunjungi Nur-Sultan untuk berpartisipasi dalam Kongres Pemimpin Agama Dunia dan Agama Tradisional ke-7.[277]
Paus Fransiskus menghadiri Forum Dialog Bahrain: Timur dan Barat untuk Koeksistensi Manusia[279] dan bertemu dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa.[280]

2023

Pada tanggal 1 November 2022, selama konferensi daring dengan para pelajar Afrika, Paus Fransiskus mengonfirmasi bahwa perjalanan ke Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Sudan Selatan sedang dipersiapkan untuk awal Februari 2023.[281] Rencana perjalanan tersebut diumumkan oleh Takhta Suci pada tanggal 1 Desember 2022. Diperkirakan 1 juta orang menghadiri Misa yang diadakannya di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshasa pada tanggal 1 Februari.[282][283] pada tanggal 2 Februari, ia akan berpidato di hadapan 65.000 orang di Stadion Martir Kinshasa.[284][285] Ia adalah Paus pertama yang mengunjungi negara tersebut sejak Paus Yohanes Paulus II melakukannya pada tahun 1985.[282] Pada tanggal 3 Februari, Paus Fransiskus meninggalkan DRC dan terbang ke Sudan Selatan.[286] Setelah tiba di ibu kota Sudan Selatan, Juba, Paus melakukan perjalanan bersama Uskup Agung Canterbury Anglikan Justin Welby dan Moderator Gereja Skotlandia Iain Greenshields ke Istana Kepresidenan, tempat Paus menyampaikan pidato "ziarah perdamaian" bersama dengan rekan-rekannya dari Anglikan dan Presbiterian Skotlandia.[287][288][289] Ini akan menandai pertama kalinya dalam sejarah bahwa seorang Paus bepergian dengan Uskup Agung Canterbury atau Moderator Gereja Skotlandia.[289][288] Pada tanggal 4 Februari, Paus, Welby, dan Greenshields mengadakan kebaktian doa ekumenis bersama di Mausoleum John Garang di Juba yang dilaporkan dihadiri oleh 50.000 orang.[290] Pada tanggal 5 Februari, Paus Fransiskus terbang meninggalkan Sudan Selatan setelah Misa bersama dengan Welby dan Greenshields di Mausoleum John Garang yang dilaporkan dihadiri oleh 100.000 orang.[291][292]
  •  Hongaria (28 April hingga 30 April 2023)
Pada hari Senin, 27 Februari 2023, Kantor Pers Takhta Suci mengonfirmasi kunjungan kedua Paus ke Hongaria, dari Jumat, 28 April hingga Minggu, 30 April 2023. Paus Fransiskus akan mendarat di ibu kota Hongaria, Budapest pada 28 April.[293] Setelah tiba, Paus melakukan perjalanan ke Istana Sándor, kediaman resmi Presiden Hongaria, di mana ia menyapa Presiden Hongaria, Perdana Menteri, dan pejabat Hongaria lainnya.[294][295] Di Istana, ia mengadakan pertemuan pribadi, pertama dengan Presiden Hongaria Katalin Novák dan kemudian dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán.[294][295] Novák juga menemani Paus saat memasuki Istana.[295][294] Selama misa di Basilika Santo Stefanus, Paus Fransiskus mengenang kehidupan para uskup, pastor, biarawan, dan biarawati yang dibunuh selama pemerintahan Komunis Hongaria, termasuk Kardinal Jozsef Mindszenty[296] Pada tanggal 29 April, Paus bertemu dengan kaum muda di Arena Olahraga Laszlo Papp Budapest dan mengunjungi Gereja Katolik Yunani St. Elizabeth untuk doa umum.[297] Ia juga bertemu dengan sejumlah pengungsi Ukraina dan pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill, sembari mempertahankan sikap netral historis Vatikan dalam peperangan.[297][298] Pada 30 April, Paus Fransiskus menyampaikan misa dari tepi Sungai Donau di Lapangan Kossuth Lajos, Budapest, dengan Parlemen Hongaria dan Jembatan Rantai Budapest yang terkenal sebagai latar belakang, dengan perkiraan kehadiran 100.000 orang, termasuk Perdana Menteri Victor Orbán dan Presiden Katalin Novák, yang memperkirakan ratusan ribu umat beriman menghadiri misa tersebut.[299][298][300] Sebelum meninggalkan negara itu, Paus juga menyampaikan pidato di Universitas Katolik Pázmány Péter.[301]
  •  Portugal (2 Agustus hingga 6 Agustus 2023)
Diumumkan selama Misa penutupan Hari Pemuda Sedunia Panama 2019 bahwa acara tersebut akan diadakan di Lisbon pada tahun 2022 setelah Negara tersebut mengajukan tawaran pada tahun 2017 untuk menjadi tuan rumah acara tersebut. Paus mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa dia atau keberhasilannya atau akan hadir.[302] Namun, pada tanggal 20 April 2020, acara tersebut ditunda hingga Agustus 2023 karena pandemi COVID-19 "dan konsekuensinya terhadap pergerakan dan perkumpulan kaum muda dan keluarga."[303][304][305] Paus Fransiskus tiba di Portugal pada 2 Agustus 2023 untuk memulai kunjungan lima harinya ke negara tersebut.[306][307]
  •  Mongolia (31 Agustus hingga 4 September 2023)
Berangkat pada malam tanggal 31 Agustus, Paus tiba di ibu kota Ulaanbaatar pada tanggal 1 September setelah penerbangan selama 10 jam.[308] Pada tanggal 2 September, Paus bertemu dengan para pemimpin politik dan agama di negara tersebut. Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang mengunjungi Mongolia. Perjalanannya dicatat sebagai kelanjutan misinya untuk memberikan perhatian kepada populasi Katolik yang lebih kecil, dengan hanya sekitar 1.450 umat Katolik yang tinggal di Mongolia yang mayoritas beragama Buddha.[309]
  •  Prancis (22 September hingga 23 September 2023)
Paus Fransiskus mengonfirmasi niatnya untuk melakukan perjalanan ke Marseille pada kesempatan Pertemuan Uskup Mediterania. Paus Fransiskus tiba di Marseille pada 22 September dan menyampaikan pidato yang mendesak toleransi bagi para migran.[310] Sebagai bagian dari pertemuannya dengan para Uskup Mediterania, Paus Fransiskus juga mengadakan kebaktian doa antar agama di tugu peringatan kota itu untuk para pelaut dan migran yang hilang di laut.[311] Pada 23 September, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan mengadakan misa di hadapan puluhan ribu orang di Stadion Marseille.[312][313]

2024

Paus Fransiskus dengan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada 4 September 2024

Paus Fransiskus sempat berencana untuk mengunjungi Indonesia pada tahun 2020, namun batal karena Pandemi COVID-19. Rencana kunjungan pada tahun 2024 diberitahukan oleh Uskup Agung Paul Richard Gallagher. Ia memberitahukannya pada April 2024 bahwa Paus Fransiskus berencana hendak mengunjungi sejumlah negara di Asia-Pasifik.[314]

Paus Fransiskus lepas landas dari Roma pada 2 September 2024.[315] Ia tiba di Jakarta pada 3 September dan disambut oleh sejumlah pejabat dan rohaniwan Katolik Indonesia.[316] Selama kunjungannya di Indonesia, ia hanya mengunjungi sejumlah tempat di Jakarta dan menginap di Nunsiatur Apostolik untuk Indonesia.[317] Keesokan harinya, Paus Fransiskus mengikuti upacara penyambutan di halaman Istana Merdeka dan bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.[318] Ia juga mengadakan pertemuan dengan para pejabat pemerintah, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Aula Istana Negara.[319] Paus sempat mengadakan pertemuan pribadi dengan para anggota Serikat Yesus di Nunsiatura. Paus kemudian mengunjungi Katedral Jakarta untuk bertemu dengan para uskup, imam, diakon, kaum hidup bakti, seminaris, dan katekis Indonesia. Ia juga bertemu dengan aktivis Scholas Ocurrentes di Grha Pemuda.[320]

Pada tanggal 5 September, Paus mengadakan pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal dan mengunjungi Terowongan Silaturahmi.[321] Pada kesempatan itu, ia dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menandatangani Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 yang menyoroti peran agama dalam krisis kemanusiaan dan lingkungan hidup.[322] Pada sore harinya, Paus memimpin Perayaan Ekaristi di Stadion Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh lebih dari 87.000 orang.[323][324] Pada tanggal 6 September, Paus Fransiskus meninggalkan Indonesia dan terbang menuju Port Moresby, Papua Nugini.

Paus Fransiskus di dekat Gereja Santo Petrus di Leuven, Belgia.
Pada tanggal 26 September 2024, Paus Fransiskus tiba di Luksemburg.[325] Ia akan tinggal di Luksemburg kurang dari sehari.[326][325] Setibanya di Bandara Internasional Findel, Paus disambut oleh Adipati Agung Henri, istrinya Adipati Agung Maria Teresa, Perdana Menteri Luc Frieden dan Kardinal Jean-Claude Hollerich (Uskup Agung Luksemburg) serta sekelompok anak sekolah yang sebelumnya telah menghadiri acara Hari Orang Muda Sedunia 2023.[325][327] Sebelum meninggalkan bandara, Paus mengadakan pertemuan dengan para jurnalis.[325] Ia kemudian mengadakan pertemuan dengan Adipati Agung Henri dan otoritas lokal lainnya di Istana Grand Ducal.[325][327] Setelah pertemuan di Istana Grand Ducal, Paus bertemu dengan Perdana Menteri Frieden.[325] Saat menghadiri pertemuan pejabat pemerintah daerah (termasuk Perdana Menteri Frieden), anggota korps diplomatik, dan perwakilan daerah di Cercle Cite Luksemburg, Paus Fransiskus mendesak Luksemburg untuk memberikan lebih banyak bantuan asing kepada negara-negara yang kurang beruntung.[326][328] Paus juga mengutip, antara lain, kenangan Perang Dunia II sebagai contoh mengapa negara tersebut harus menjadi model kerja sama antarnegara, perdamaian, dan persatuan.[328][329] Dalam sebuah pertemuan dengan para anggota komunitas Katolik Luksemburg yang diadakan di Katedral Notre Dame negara itu, Paus Fransiskus menyerukan agar gereja berkembang, menyebarkan Injil, dan mengadakan dialog dengan bagian-bagian lain di dunia.[328] Setelah pertemuan pribadi dengan Adipati Agung Henri, Adipati Agung[325] Maria dan Perdana Menteri Frieden di VIP Lounge Bandara Findel, Paus Fransiskus akan berangkat dari Luksemburg dan memulai perjalanannya ke Belgia.[330]

Kunjungan internasional mendatang

2025

Kunjungan ini untuk merayakan Peringatan 1.700 Tahun Konsili Nikea Pertama

2027

Pada misa penutup Hari Orang Muda Sedunia di Lisbon, Portugal, diumumkan bahwa Seoul akan menjadi kota tuan rumah Hari Orang Muda Sedunia berikutnya.

Kunjungan di Italia

2013

Dalam perjalanan pertamanya sebagai paus, Fransiskus mengunjungi pulau kecil Lampedusa di Italia, tempat ia berdoa bagi migran gelap yang tenggelam saat mencoba mencapai Eropa. Ia melemparkan karangan bunga ke laut, sebagai tanda berkabung – sebelum memimpin Misa di udara terbuka.[332][333]

2014

Pada kesempatan peringatan 100 tahun pecahnya Perang Dunia I.

2015

2016

2017

2018

Fransiskus mengunjungi situs-situs yang terkait dengan Padre Pio, yang juga dikenal sebagai Santo Pio dari Pietrelcina, pada peringatan 50 tahun kematiannya.[338]
Fransiskus memperingati 25 tahun kematian Tonino Bello, Uskup Molfetta dari tahun 1982 hingga 1993, dengan mengunjungi makamnya di kota kelahirannya, Alessano, dan Misa di Molfetta.[339]
Di Nomadelfia, dekat Grosseto, Paus Fransiskus bertemu dengan keluarga-keluarga yang hidup bersama dan menerima anak-anak yang tidak diinginkan dalam sebuah persaudaraan yang didirikan pada tahun 1948 oleh Pastor Zeno Saltini. Ia menyerahkan dua anak ke dalam perawatan mereka. Di Loppiano [it], ia mengunjungi komunitas asli Gerakan Focolare, tempat 850 orang dari 65 negara hidup bersama untuk menunjukkan dan mempromosikan pemahaman internasional dan antarbudaya.[340]

2019

  • Loreto: 25 Maret 2019 – menandatangani seruan apostolik pasca-Sinode Christus vivit. *Camerino: 16 Juni 2019 – memimpin Misa Minggu di katedral di Camerino, yang rusak parah akibat gempa bumi pada tahun 2016, dan mengenakan helm keselamatan pemadam kebakaran.[341]
  • Naples: 21 Juni 2019 – mempromosikan dialog Katolik antar-agama dengan orang Yahudi dan Muslim.[342][343]
  • Albano Laziale: 21 September – mengadakan Misa di Katedral St. Pancras yang merujuk kepada Zakheus, pemungut cukai dari Yerikho yang disebutkan dalam Injil Lukas, sebagai contoh mengapa tidak seorang pun tersesat di mata gereja.[344][345]
  • Greccio: 1 Desember 2019[346]

2020

2022

2024

  • Venesia: 28 April 2024: Paus Fransiskus menghadiri Venesia Biennale, ini adalah kunjungan pertama Paus ke pameran internasional tersebut.[349]
  • Verona: 18 Mei 2024
  • Fasano: 14 Juni 2024: Paus berpartisipasi dalam KTT G7 ke-50 di mana ia bergabung dengan sesi yang ditujukan untuk kecerdasan buatan dan mengadakan pembicaraan bilateral dengan beberapa pemimpin negara di dunia. Ini adalah pertama kalinya seorang Paus berpartisipasi dalam pertemuan puncak G7.[350][351]
  • Trieste: 7 Juli 2024

Referensi

  1. ^ "Why Bergoglio travels so little". Vatican Insider. 29 Maret 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-06. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  2. ^ "Farewell Ceremony at the Galeão/Antonio Carlos Jobim International Airport (Rio de Janeiro, 28 July 2013)". Vatican.va. 28 Juli 2013. Diakses tanggal 24 September 2024. 
  3. ^ "Pilgrims meet Pope Francis in Brazil". RTÉ. Diakses tanggal 13 Juni 2014. 
  4. ^ "Fr. Lombardi: Brazil is the only scheduled foreign trip for Pope Francis in 2013". Vatican Radio. 25 April 2013. Diakses tanggal 27 April 2013. 
  5. ^ "Pope Francis celebrates Brazil Mass on Copacabana beach". BBC. Diakses tanggal 13 June 2014. 
  6. ^ "The Pope will be in Rio july 2013 - Vatican Insider". Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Juni 2012. Diakses tanggal 19 Februari 2013. 
  7. ^ "Pope Francis to visit the Holy Land - Europe". Al Jazeera English. Diakses tanggal 19 May 2014. 
  8. ^ "Pope leaves Holy Land after hectic three-day tour". haaretz.com. Haaretz Group. 26 Mei 2014. Diakses tanggal 27 Mei 2014. 
  9. ^ "Crowds welcome Pope Francis to Jordan at start of Holy Land trip". CNN. Diakses tanggal 1 Juni 2014. 
  10. ^ "The Pope's Holy-Land Trip Wasn't About the Israeli-Palestinian Conflict". The Atlantic. Diakses tanggal 1 Juni 2014. 
  11. ^ "Why the meeting between pope and patriarch in Jerusalem matters". The Guardian. Diakses tanggal 1 Juni 2014. 
  12. ^ "Pope Francis Arrives in South Korea on First Trip to Asia as Pontiff". Wall Street Journal. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. 
  13. ^ "Pope Francis urges dialogue as he begins South Korea visit". BBC. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. 
  14. ^ "Pope meets families bereaved by Korean ferry disaster". Daily Telegraph. Diakses tanggal 14 Agustus 2014. 
  15. ^ "Pope prays for peace but North Korea fires projectiles". South Korea News.Net. 14 Agustus 2014. Diakses tanggal 15 Agustus 2014. 
  16. ^ "Pope Francis Holds First Public Mass in South Korea". Wall Street Journal. Diakses tanggal 15 Agustus 2014. 
  17. ^ "800,000 South Koreans flock to Pope Francis mass in Seoul". Daily Telegraph. Diakses tanggal 16 Agustus 2014. 
  18. ^ "Pope Francis Wraps Up Inaugural Asian Trip". Wall Street Journal. Diakses tanggal 18 Agustus 2014. 
  19. ^ "Pope to visit Albania". Vatican Radio. 15 Juni 2014. Diakses tanggal 15 Juni 2014. 
  20. ^ "Pope Francis starts series of European visits with Albania". Irish Times. Diakses tanggal 20 September 2014. 
  21. ^ http://www.dw.de/pope-francis-arrives-in-albania-on-a-flying-visit/a-17937580
  22. ^ "Pope Francis complains of 'haggard' Europe in Strasbourg". BBC. Diakses tanggal 25 November 2014. 
  23. ^ "Pope Francis To Visit Turkey In November Following Invitations From Erdogan, Bartholomew". Huffington Post. 9 September 2014. Diakses tanggal 11 September 2014. 
  24. ^ "Pope Francis condemns IS: 'Those who spread violence and savagery are in a state of rebellion against Allah'". Irish Independent. Diakses tanggal 28 November 2014. 
  25. ^ "Pope Francis in Turkey urges faiths to combat fanaticism". BBC. Diakses tanggal 28 November 2014. 
  26. ^ "Pope Francis prays at Blue Mosque during Turkey visit". Daily Telegraph. Diakses tanggal 29 November 2014. 
  27. ^ "Pope Francis issues call for unity". Irish Independent. Diakses tanggal 30 November 2014. 
  28. ^ "His Holiness Pope Francis is to visit Sri Lanka in January next year". slbc.lk. 20 Mei 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-20. Diakses tanggal 20 Mei 2014. 
  29. ^ "Pope Francis to visit Sri Lanka". slbc.lk. 10 Februari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-10. Diakses tanggal 20 Mei 2014. 
  30. ^ http://www.mb.com.ph/pope-francis-to-visit-philippines-in-2015/
  31. ^ http://www.abs-cbnnews.com/nation/01/18/15/luneta-mass-largest-papal-event-history
  32. ^ http://www.philstar.com/headlines/2015/01/15/1413239/pope-francis-arrives-philippines
  33. ^ http://www.bbc.com/news/world-asia-30809472
  34. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-01. Diakses tanggal 2016-01-26. 
  35. ^ http://www.telesurtv.net/news/Papa-Francisco-visitara-Bolivia-Paraguay-y-Ecuador-20150119-0011.html
  36. ^ "Pope Francis will travel to Bolivia in 2015". teleSUR. 23 Desember 2014. Diakses tanggal 24 Desember 2014. 
  37. ^ http://es.radiovaticana.va/news/2015/05/08/vaticano_anuncia_viaje_del_papa_a_ecuador_bolivia_y_paraguay/1142671
  38. ^ http://www.telesurtv.net/news/Agenda-del-Papa-Francisco-en-Latinoamerica-20150508-0038.html
  39. ^ http://www.catholicnewsagency.com/news/chewed-or-brewed-a-brief-history-of-popes-and-coca-leaves-47803/
  40. ^ Libreria Editrice Vaticana. "APOSTOLIC JOURNEY OF HIS HOLINESS POPE FRANCIS TO CUBA, THE UNITED STATES OF AMERICA AND VISIT TO THE UNITED NATIONS ORGANIZATION HEADQUARTERS on the occasion of his participation at the Eighth World Meeting of Families in Philadelphia". Diakses tanggal 19 September 2015. 
  41. ^ "Pope Francis rules out Mexico, border stop on US trip". Crux. 19 January 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-17. Diakses tanggal 19 January 2015. 
  42. ^ "Pope Francis to Make First African Visit in November". NDTV. 20 June 2015. Diakses tanggal 20 June 2015. 
  43. ^ "Vatican confirms Pope's next trip will be to Africa". www.romereports.com. Diakses tanggal 10 September 2015. 
  44. ^ Zdrojkowski, Wojciech (18 November 2015). "Pope Francis in Africa: full schedule". The Catholic Herald. Diakses tanggal 24 November 2015. [pranala nonaktif permanen]
  45. ^ Conway-Smith, Erin (4 November 2015). "Pope Francis might become the first modern pontiff to visit an active war zone". GlobalPost. Diakses tanggal 24 November 2015. 
  46. ^ "Pope Francis accepts invitation to visit Mexico". Fox News Latino. 7 June 2014. Diakses tanggal 9 June 2014. 
  47. ^ "El Universal English". 6 October 2015. Diakses tanggal 6 October 2015. [pranala nonaktif permanen]
  48. ^ "Pope Francis to Visit Mexico in February". ABC News. 1 November 2015. Diakses tanggal 1 November 2015. 
  49. ^ Glatz, Carol (14 December 2015). "Pope to visit marginalized communities in Mexico in February". Catholic News Service. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-02. Diakses tanggal 2 January 2016. 
  50. ^ "Unity call as Pope Francis holds historic talks with Russian Orthodox Patriarch". bbc.co.uk. BBC. 2016-02-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-13. Diakses tanggal 2016-02-13. 
  51. ^ "Historic encounter between the Pope and Patriarch of Moscow and All Russia: Orthodox and Catholics are brothers, not competitors". visnews-en.blogspot.com. Vatican City: Vatican Information Service. 2016-02-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-13. Diakses tanggal 2016-02-13.  Includes full text of the Joint Declaration.
  52. ^ "Pope Plans to Visit Greek Island to Highlight Dramatic Plight of the Refugees". America Magazine. 5 April 2016. Diakses tanggal 5 April 2016. 
  53. ^ "The Pope will travel to the Greek island of Lesbos to visit refugees fleeing war". Rome Reports. 5 April 2016. Diakses tanggal 6 April 2016. 
  54. ^ "Pope Francis accepts invitation to visit Armenia". Public Radio of Armenia. Diakses tanggal 20 September 2014. 
  55. ^ "Pope Francis to visit Armenia next year". 12 April 2015. Diakses tanggal 12 April 2015. 
  56. ^ "Pope's potential visit to Armenia, could take place in September". Vatican Insider. 8 February 2016. Diakses tanggal 9 February 2016. 
  57. ^ "Pope Francis is studying a trip to Armenia in June, a year after he termed the Ottoman-era slaughter of Armenians as a genocide". Daily Journal. 18 March 2016. Diakses tanggal 19 March 2016. [pranala nonaktif permanen]
  58. ^ "View from Rome". The Tablet. Diakses tanggal 18 January 2015. 
  59. ^ "Pope Francis to travel to Sweden for joint Reformation commemoration". Vatican Radio. 25 January 2016. 
  60. ^ Jens Littorin (31 October 2016). "Antje Jackelén: Det är fantastiskt att vi samlas kring detta" (dalam bahasa Swedish). Dagens nyheter. Diakses tanggal 5 November 2016. 
  61. ^ "President Sisi invites Vatican Pope Francis to Egypt". Ahram Online. 15 Juni 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Juni 2015. Diakses tanggal 16 Juni 2015. 
  62. ^ Sarah Sirgany dan Delia Gallagher. "Paus Fransiskus merayakan Misa di Kairo". CNN. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  63. ^ "Kunjungan tepat waktu Paus ke Mesir menghibur umat Kristen yang dilanda kesedihan". NBC News. 29 April 2017. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  64. ^ "LIVE: Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Mesir Al-Sisi". 28 April 2017. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  65. ^ a b "Paus Fransiskus mengecam kebiadaban di Mesir kunjungi, khotbahkan toleransi". 
  66. ^ "Paus di Al-Azhar; pemimpin agama harus 'membuka kedok' kekerasan dan kebencian". Diakses tanggal 6 September 2017. 
  67. ^ Hennessy-Fiske, Molly (27 April 2017). "Paus Fransiskus menuju Mesir pada hari Jumat dengan pesan perdamaian dan belas kasihan bagi umat Muslim dan Kristen". Diakses tanggal 6 September 2017 – via LA Times. 
  68. ^ "Teks lengkap pernyataan bersama Paus Fransiskus dan Tawadros II". Diakses tanggal 6 September 2017. 
  69. ^ "Iman sejati berarti mengasihi orang lain secara ekstrem, Paus memberi tahu umat Katolik Mesir – Catholic News Herald". catholicnewsherald.com. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  70. ^ "ABC News". ABC News. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  71. ^ "Paus Fransiskus merayakan Misa di stadion Kairo yang penuh sesak". BBC News. 29 April 2017. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  72. ^ "Paus Fransiskus Berencana Mengunjungi Fatima pada Tahun 2017". Zenit. 27 April 2015. Diakses tanggal 28 April 2015. 
  73. ^ Templat:Cite Bahasa Indonesia:web
  74. ^ a b c d e "ABC News". ABC News. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  75. ^ a b c [1] Diarsipkan 13 Mei 2017 di Wayback Machine.
  76. ^ "Paus Fransiskus akan mengunjungi Kolombia, mendesak dukungan untuk proses perdamaian". Yahoo! Berita. 
  77. ^ "Religius Kolombia Akan Menjelaskan Jadwal Kunjungan Paus". 
  78. ^ Templat:Cite Bahasa Indonesia: news
  79. ^ "Presiden: Paus Fransiskus akan Mengunjungi Kolombia pada Kuartal Pertama Tahun 2017". Reuters. 29 September 2016. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  80. ^ "Paus Fransiskus akan mengunjungi Kolombia pada bulan September". 10 Maret 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Maret 2017. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  81. ^ "Paus Fransiskus tiba di Kolombia untuk membantu memperkuat proses perdamaian negara tersebut, mendorong rekonsiliasi". The Washington Post. Diakses tanggal 9 September 2017.  Parameter |archive-url= mengalami cacat: path (bantuan)
  82. ^ Forero, Juan; Vyas, Kejal. "Paus Fransiskus Tiba di Kolombia Selama Lima Hari Kunjungan" – via www.wsj.com. 
  83. ^ a b c d "Paus Fransiskus tiba di Kolombia dalam upaya membantu menyembuhkan luka perang 50 tahun". 6 September 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2017. Diakses tanggal 9 September 2017. 
  84. ^ a b c d e f g h i j k Templat:Cite berita
  85. ^ a b c d e f g h Delia Gallagher. "Pemberontak Kolombia meminta pengampunan Paus". CNN. Diakses tanggal 9 September 2017. 
  86. ^ a b c d e f g h "Berita Terbaru: Korban konflik Kolombia berkumpul untuk Paus". New York Daily News. Diakses tanggal 9 September 2017. 
  87. ^ "Paus Fransiskus di Kolombia, Hari ke-3: Di 'tanah suci' penderitaan, paus berdoa untuk rekonsiliasi". 8 September 2017. Diakses tanggal 9 September 2017. 
  88. ^ "Paus merangkul korban Kolombia, mantan pejuang dalam upaya perdamaian". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 September 2017. Diakses tanggal 9 September 2017. 
  89. ^ a b c d e "Yang Terbaru: Paus mendesak rekonsiliasi dalam konflik Kolombia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2017. 
  90. ^ a b "'Kebencian mengarah pada kebencian, kematian mengarah pada kematian,' Paus Fransiskus memberi tahu Kolombia". 8 September 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 September 2017. Diakses tanggal 9 September 2017. 
  91. ^ a b c d e "Paus: Gereja bukanlah kantor bea cukai, pintunya terbuka - NY Daily News". New York Daily News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 September 2017. Diakses tanggal 9 September 2017. 
  92. ^ "Berita dari Vatikan - Berita tentang Gereja - Berita Vatikan". en.radiovaticana.va. 
  93. ^ a b c d e "Begini cara Paus Fransiskus mendapat mata lebam saat perjalanan ke Kolombia". USA Today. 
  94. ^ a b c d e f g h "Paus Fransiskus di Kolombia, Hari ke-5: Paus, dalam permohonan perpisahan kepada warga Kolombia berkata, "Jadilah budak perdamaian selamanya."". 10 September 2017. 
  95. ^ a b c d e f "Berita Internasional: Terbaru Judul Berita, Video, dan Foto dari Seluruh Dunia -- Tokoh, Tempat, Krisis, Konflik, Budaya, Perubahan, Analisis, dan Tren". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 September 2017. Diakses tanggal 11 September 2017. 
  96. ^ "'Hampir pasti' akan mengunjungi India dan Bangladesh tahun depan: Paus Fransiskus". The Indian Express. 3 Oktober 2016. Diakses tanggal 3 Oktober 2016. 
  97. ^ "Kardinal Bangladesh mengatakan Paus akan melihat gereja 'kaya dalam kemiskinan kita'". 29 Juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juli 2017. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  98. ^ a b c "Paus Fransiskus akan mengunjungi Bangladesh dan Myanmar pada bulan November". The Guardian. Agence France-Presse. 28 Agustus 2017. Diakses tanggal 6 September 2017. 
  99. ^ a b c d e f g h i j k l "Vatikan merilis jadwal kunjungan Paus ke Myanmar, Bangladesh". 10 Oktober 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Oktober 2017. 
  100. ^ "Paus Fransiskus Akan Mengunjungi Argentina, Uruguay, dan Chili pada Tahun 2016". Latin Times. 5 Juni 2015. Diakses tanggal 3 Oktober 2016. 
  101. ^ a b "Paus Fransiskus Akan Mengunjungi Peru dan Cile pada Januari 2018 | Berita Dunia | US News". Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 September 2017. Diakses tanggal 19 Juni 2017. 
  102. ^ "PPK dan surat undangannya kepada Paus Fransiskus untuk mengunjungi Peru". El Comercio. 19 Juni 2017. Diakses tanggal 11 September 2016. 
  103. ^ "Dikonfirmasi: Paus Fransiskus akan mengunjungi Peru pada tahun 2018". El Comercio. 19 Juni 2017. Diakses tanggal 11 September 2016. 
  104. ^ a b c d e f "Kunjungan Paus Fransiskus ke Chili dan Peru berakhir". Anadolu Agency. 22 Februari 2018. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  105. ^ "Paus Menutup Perjalanan ke Amerika Latin yang Dihantui Skandal Pelecehan di Chili". Washington: Voice of America. 21 Januari 2018. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  106. ^ "Francis bertemu dengan anggota keluarga korban kediktatoran Pinochet". 
  107. ^ "Paus Fransiskus bertemu dengan keluarga korban kediktatoran Pinochet - Vatican News". 
  108. ^ "Lebih dari satu juta orang menghadiri Misa terakhir di Peru saat Paus Fransiskus mengakhiri kunjungannya di Amerika Latin". Berlin: Deutsche Welle. 22 Januari 2018. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  109. ^ "Paus 'mempelajari' kunjungan ke Jenewa untuk WCC (3)". ANSA. 27 Februari 2018. Diakses tanggal 28 Februari 2018. 
  110. ^ "Dikonfirmasi: Paus Fransiskus akan mengunjungi Swiss pada bulan Juni". The Local Switzerland. 28 Februari 2018. Diakses tanggal 28 Februari 2018. 
  111. ^ "Paus akan mengunjungi Jenewa pada bulan Juni". Swiss Info. 28 Februari 2018. Diakses tanggal 28 Februari 2018. 
  112. ^ "Paus, di Jenewa, mengatakan umat Kristen harus bekerja sama untuk perdamaian". 21 Juni 2018. 
  113. ^ "Di Jenewa, Paus Berupaya Mempererat Kesatuan Kristen". VOA. 21 Juni 2018. 
  114. ^ "Paus Fransiskus mengakhiri Ziarah Ekumenis ke Jenewa - Berita Vatikan". 
  115. ^ "Paus Fransiskus di Swiss untuk kunjungan satu hari". SWI swissinfo.ch. 
  116. ^ "Paus, Jenewa, dan Dewan Gereja Dunia". NCR. 20 Juni 2018. 
  117. ^ "Vatican and WCC announce details of visit by Paus Fransiskus — Dewan Gereja Dunia". oikoumene.org. 
  118. ^ "Paus Fransiskus mengungkapkan rasa terima kasih di akhir kunjungan Jenewa - Vatican News". 21 Juni 2018. 
  119. ^ "Paus memilih Irlandia dengan harapan kunjungan tahun 2018". Irish Catholic. 2015. Diakses tanggal 10 Oktober 2015. 
  120. ^ "Paus siap untuk kunjungan Irlandia". The Irish Catholic. 19 Mei 2016. Diakses tanggal 19 Mei 2016. 
  121. ^ "Paus Fransiskus tiba di Irlandia dengan Upacara Penyambutan Resmi - Vatican News". 25 Agustus 2018. 
  122. ^ "Karpet merah menyambut Paus di Bandara Dublin". Belfasttelegraph – via www.belfasttelegraph.co.uk. 
  123. ^ a b Madden, Andrew (25 Agustus 2018). "Pope Francis urges Northern Ireland to overcome stalemate". 
  124. ^ "Taoiseach tells Pope Francis there must be zero forgiveness for those who abused". The Irish Times. 
  125. ^ Rocca, Francis X. (25 Agustus 2018). "Paus Mencela Skandal Pelecehan Seksual, Namun Gagal Memuaskan Kritikus". Wall Street Journal – via www.wsj.com. 
  126. ^ Murru, Nicole Winfield, Maria Grazia. "Paus di Irlandia mengecam tindakan menutup-nutupi pelecehan, bertemu dengan para korban". Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Agustus 2018. 
  127. ^ a b c McAllister, Edel (25 Agustus 2018). "Pope memberi tahu para korban bahwa mereka yang menyembunyikan pelecehan adalah 'kotoran'". RTÉ.ie. 
  128. ^ a b c d e "Kunjungan terbaru kepausan: 'Anda memasuki orbit. Ini berbahaya' - Paus Fransiskus memperingatkan ancaman media sosial". 25 Agustus 2018. 
  129. ^ "Paus Fransiskus telah tiba di Knock saat hari kedua kunjungan ke Irlandia dimulai". Independent.ie. 26 Agustus 2018. 
  130. ^ a b c d e "Seperti yang terjadi: Paus Fransiskus resmi kunjungan ke Irlandia berakhir". 
  131. ^ {{cite web|publisher=RTE|date=22 November 2017|access-date=23 November 2017|title=Paus Fransiskus akan mengunjungi negara-negara Baltik tahun depan|url=https://www.rte.ie/news/world/2017/1122/922113-pope-visit-baltic/}
  132. ^ "Paus Fransiskus akan mengunjungi Estonia pada tahun 2018". EER News. 23 November 2017. Diakses tanggal 23 November 2017. 
  133. ^ "Paus Fransiskus tiba di Lithuania - Vatican News". 22 September 2018. 
  134. ^ "Paus Memohon Toleransi Saat Memulai Kunjungan ke Negara Baltik di Lithuania". RadioFreeEurope/RadioLiberty. 
  135. ^ AFP, Pulse News Agency International by (22 September 2018). "Paus menghormati para martir Baltik saat para uskup mengundurkan diri karena pelecehan". 
  136. ^ "Berita Terbaru: Paus menyindir "Saya adalah iblis" di samping John Paul - the Washington Post". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2018. Diakses tanggal 22 September 2018. 
  137. ^ "Paus yang dihajar skandal pelecehan mendapat sambutan hangat di Baltik". 22 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2018. Diakses tanggal 22 September 2018. 
  138. ^ a b c "Paus Fransiskus mengenang kengerian Soviet dan Nazi pada kunjungan ke Lithuania". dw.com. 2018-09-23. 
  139. ^ "Paus Fransiskus menghormati korban Holocaust di Lithuania". 
  140. ^ "Paus Fransiskus menghormati korban Holocaust di Lithuania". 
  141. ^ "Paus Fransiskus memperingatkan warga Lithuania terhadap anti-Semitisme". The Associated Press. 
  142. ^ a b "Paus menghormati korban Nazi, komunis selama kunjungan ke Vilnius". 23 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2018. Diakses tanggal 23 September 2018. 
  143. ^ "Berita Internasional: Berita Utama, Video, dan Foto Terbaru dari Seluruh Dunia -- Tokoh, Tempat, Krisis, Konflik, Budaya, Perubahan, Analisis, dan Tren". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2018. Diakses tanggal 24 September 2018. 
  144. ^ a b "Paus memuji warga Latvia karena tetap beriman selama pendudukan". Associated Press. 24 September 2018. 
  145. ^ a b c d e "Paus memuji orang-orang Latvia karena tetap beriman selama pendudukan". 24 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2018. Diakses tanggal 24 September 2018. 
  146. ^ a b https://www.catholicnewsagency.com/news/39466/paus-francis-di-latvia-jangan-biarkan-kekristenan-menjadi-artefak.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  147. ^ Elisabetta Povoledo, Paus Fransiskus Menghormati Masa Lalu Latvia Sambil Menatap Masa Depannya, New York Times (24 September 2018).
  148. ^ "Galeri: Paus Fransiskus tiba di Tallinn". err.ee. 25 September 2018. 
  149. ^ "Paus Fransiskus: Estonia adalah tanah kenangan, kesuburan". err.ee. 25 September 2018. 
  150. ^ "Galeri: Ribuan orang berkumpul di Freedom Square untuk Misa Kudus". err.ee. 25 September 2018. 
  151. ^ "Paus: Skandal pelecehan oleh imam membuat umat Katolik menjauh". 26 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2018. Diakses tanggal 25 September 2018. 
  152. ^ "Paus Fransiskus akan segera mengunjungi UEA". Khaleej Times. 7 September 2016. Diakses tanggal 8 September 2016. 
  153. ^ "Dichiarazione del Direttore della Sala Stampa della Santa Sede, Greg Burke". Kantor Pers Tahta Suci. 6 Desember 2018. Diakses tanggal 6 Desember 2018. 
  154. ^ a b "Berita Terbaru: Paus, ulama senior Muslim berjanji untuk mewujudkan perdamaian | Bahasa Indonesia: Rock Hill Herald". Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2019. Diakses tanggal 6 Februari 2019. 
  155. ^ "Kunjungan kepausan: Paus Fransiskus mendarat di Abu Dhabi untuk perjalanan Teluk pertama yang bersejarah". The National (dalam bahasa Inggris). 3 Februari 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  156. ^ "first pope to visit arabia - Google Search". google.com. Diakses tanggal 11 June 2019. 
  157. ^ Farrow, Mary. "Paus Fransiskus menandatangani deklarasi perdamaian tentang 'Persaudaraan Manusia' dengan Imam Besar". Catholic News Agency (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  158. ^ "Kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke UEA". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  159. ^ "Kunjungan kepausan: Ribuan orang berkumpul untuk Misa Paus Fransiskus di Abu Dhabi - seperti yang terjadi". The National. 
  160. ^ "Dichiarazione del Direttore della Sala Stampa della Santa Sede, Greg Burke". Holy See Press Office. 13 November 2018. Diakses tanggal 13 November 2018. 
  161. ^ "Jadwal lengkap Paus untuk perjalanan 30–31 Maret ke Maroko dirilis". Crux (dalam bahasa Inggris). 26 Februari 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Februari 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  162. ^ a b c d e f g h i "Yang Terbaru: Paus memuji Maroko karena menyambut para migran - Westport News". Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Maret 2019. Diakses tanggal 30 Maret 2019. 
  163. ^ "Paus tiba di Maroko untuk perjalanan dua hari". Reuters (dalam bahasa Inggris). 30 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  164. ^ "Paus di Maroko: kunjungan ke Makam, penandatanganan Buku Kehormatan - Berita Vatikan". 
  165. ^ https://web.archive.org/web/20190331123002/https://news.mb.com.ph/2019/03/31/paus-menandatangani-deklarasi-yerusalem-tentang-perjalanan-ke-maroko/. Diarsipkan dari versi asli tanggal Parameter |archive-url= membutuhkan |archive-date= (bantuan).  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  166. ^ "Paus Fransiskus, pemimpin Maroko mengeluarkan seruan untuk Yerusalem". Crux (dalam bahasa Inggris). 30 Maret 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  167. ^ "Paus Fransiskus dan Raja Mohammed VI mengajukan permohonan untuk Yerusalem - Vatican News". vaticannews.va. 30 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  168. ^ "Paus mengunjungi Institut Raja Mohammed VI, tempat 1.200 imam telah dilatih". romereports.com (dalam bahasa Inggris). 30 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  169. ^ "Saat Paus mengunjungi Maroko, komunitas kecil Yahudi menyaksikan dengan tenang..." Reuters (dalam bahasa Inggris). 31 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  170. ^ "Saat Paus mengunjungi Maroko, komunitas Yahudi kecil terlihat dengan bangga". 1450 99.7 WHTC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  171. ^ "Paus di Maroko: Umat Muslim di Temara dibantu oleh 3 biarawati yang peduli - Vatican News". vaticannews.va. 31 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  172. ^ a b "Paus di Maroko: 'Ekumenisme kasih' memungkinkan para religius menjadi tetangga bagi semua orang - Vatican News". vaticannews.va. 31 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  173. ^ "Paus menyebut kelompok kecil umat Kristen di negara Muslim sebagai 'ragi' masyarakat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Maret 2019. 
  174. ^ a b "Berita Terbaru: Paus memperingatkan tentang pembangunan tembok untuk menghalangi migran". news.yahoo.com (dalam bahasa Inggris). 31 Maret 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  175. ^ "Paus Fransiskus merayakan Misa terbesar dalam sejarah Maroko". 
  176. ^ "Dichiarazione del Direttore della Sala Stampa della Santa Sede, Greg Burke". press.vatican.va. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  177. ^ a b "Paus tiba di Bulgaria - Berita Vatikan". 
  178. ^ a b "Paus di Bulgaria: ekumenisme dan teladan Santo Cyril dan Methodius - Berita Vatikan". 
  179. ^ Templat:Kutip news
  180. ^ a b "Paus Fransiskus mendesak Bulgaria yang skeptis terhadap migran untuk menyambut para pengungsi". dw.com. 5 Mei 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  181. ^ a b c d Brockhaus, Hannah. "Pope Francis says First Communion Mass in Bulgaria". Catholic News Agency (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 June 2019. 
  182. ^ a b c d "Paus dalam Misa di Bulgaria: Komuni dalam Ekaristi - Berita Vatikan". 
  183. ^ "Paus di Bulgaria: Teks lengkap pidato kepada komunitas Katolik di Rakovski - Vatican News". vaticannews.va. 6 Mei 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  184. ^ a b c d Templat:Kutip Bahasa Indonesia: web
  185. ^ a b c d "Paus di Bulgaria berdoa untuk perdamaian menurut teladan Santo Fransiskus - Vatican News". vaticannews.va. 6 Mei 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  186. ^ a b c "Paus di Makedonia Utara: Santa Bunda Teresa saksi cinta Tuhan print - Vatican News". vaticannews.va. 7 Mei 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  187. ^ "Paus melakukan kunjungan pertama yang bersejarah ke Makedonia Utara". KSTP. 7 Mei 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Mei 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  188. ^ Brockhaus, Hannah. "Hunger for God, feed the poor, Pope Francis urges Macedonian Catholics". Catholic News Agency. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  189. ^ "Paus Fransiskus menerima undangan Presiden Iohannis untuk mengunjungi Rumania pada tanggal yang akan disetujui kemudian". Act Media. 18 Mei 2015. Diakses tanggal 19 Mei 2015. 
  190. ^ "Media: Paus Fransiskus mungkin akan mengunjungi Rumania pada tahun 2018, tahun yang menandai 100 tahun sejak Persatuan Agung". Romania Insider. 20 Januari 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Desember 2017. Diakses tanggal 21 Januari 2016. 
  191. ^ "Dichiarazione del Direttore "ad interim" della Sala Stampa della Santa Sede, Alessandro Gisotti". press.vatican.va. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  192. ^ a b "Pembaruan - Paus Fransiskus memulai kunjungan bersejarah di Rumania: Saya senang berada di negara Anda yang indah". Romania Insider. 31 Mei 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  193. ^ a b "Massa bersorak untuk Paus Fransiskus dalam kunjungan ke Gereja Ortodoks Rumania". 
  194. ^ a b "Paus mendesak para pemimpin Rumania untuk peduli pada orang miskin dan kurang beruntung di negara itu". Catholic Philly. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  195. ^ a b "Paus Fransiskus bertemu dengan presiden Rumania, para pemimpin agama". UPI (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  196. ^ "Peringatan Paus Fransiskus". Kebijakan Luar Negeri. 
  197. ^ "Google Translate". translate.google.com. 
  198. ^ a b "Di Rumania, Fransiskus berdoa agar umat Katolik, umat Ortodoks menemukan 'cara-cara yang belum pernah terjadi sebelumnya' untuk berasosiasi". 
  199. ^ a b Templat:Kutip Bahasa Indonesia: news
  200. ^ "Di Rumania, Paus menyampaikan seruan bagi perempuan dan panggilan untuk 'bertemu'". cruxnow.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  201. ^ "Ilyen volt a történelmi pápalátogatás Csíksomlyón". 
  202. ^ "Hujan memaksa paus mengubah rencana perjalanan ke Rumania". 
  203. ^ Templat:Kutip news
  204. ^ a b "Misa Paus di Kuil Sumuleu-Ciuc di Rumania: Teks lengkap - Vatican News". vaticannews.va. 1 Juni 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  205. ^ "Paus di Rumania/Paus di Iasi Marian gathering:Bersamamu aku merasakan kehangatan seperti di rumah,." agerpres.ro (dalam bahasa Rumania). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juni 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  206. ^ Berita Vatikan (1 Juni 2019), Paus Fransiskus - Iaşi – Kunjungan ke Katedral Our Lady Queen of Heaven 2019-06-01, diakses tanggal 11 Juni 2019 
  207. ^ a b "Kebebasan adalah tantangan untuk mengatakan ya kepada Tuhan, Paus Fransiskus memberi tahu keluarga-keluarga Rumania". Catholic News Agency (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  208. ^ "Paus di Rumania/Paus Berdaulat: Semoga Perawan Maria yang Terberkati membimbing Anda menuju masa depan sejati." agerpres.ro (dalam bahasa Rumania). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juni 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  209. ^ a b Dumitrache, Nicolae; Winfield, Nicole (2 Juni 2019). "Paus meminta maaf atas sejarah diskriminasi terhadap kaum Roma". The Associated Press. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  210. ^ "Paus Memperingatkan Akan Ideologi yang Memecah Belah Saat Ia Membeatifikasi Uskup Rumania". Radio Free Europe/Radio Liberty (dalam bahasa Inggris). 3 Juni 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  211. ^ "Paus minta maaf kepada kaum Roma atas diskriminasi Katolik" (dalam bahasa Inggris). 2 Juni 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  212. ^ "Paus minta maaf kepada kaum gipsi atas 'diskriminasi dan segregasi'". Crux (dalam bahasa Inggris). 2 Juni 201 9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Juni 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  213. ^ "Paus Fransiskus meminta maaf atas penganiayaan historis terhadap orang-orang Roma". CNA (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Juni 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2019. 
  214. ^ "Paus meminta kaum Roma untuk memaafkan 'diskriminasi' Gereja Katolik". guardian.ng. 2 Juni 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  215. ^ "Le pape François visitera trois villes". L'Express de Madagascar. 28 Januari 2019. Diakses tanggal 30 Januari 2019. 
  216. ^ Presiden Mozambik kepada Paus: 'Dapatkah saya mengumumkan bahwa tahun depan Anda akan berkunjung ke Mozambik?', 14 September 2018, diakses tanggal 16 September 2018 
  217. ^ "Papa vai a Moçambique, Madagáscar e Maurícias em setembro - Renascença". Rádio Re nascença. 
  218. ^ Brockhaus, Hannah. "Paus Fransiskus akan mengunjungi pusat perawatan HIV yang dikelola Katolik ini di Mozambik". Catholic News Agency. Diakses tanggal 6 November 2019. 
  219. ^ "Media Mozambik tentang kunjungan Paus Fransiskus - Vatican News". vaticannews.va. 4 September Bahasa Indonesia: 2019. Diakses tanggal 6 November 2019. 
  220. ^ "Paus Fransiskus tiba di Mozambik". prensa-latina.cu. Diakses tanggal 6 November 2019. 
  221. ^ "Paus Fransiskus tiba untuk tur Afrika di Mozambik yang dilanda kekerasan". 
  222. ^ a b "Presiden, penari, kerumunan menyambut Paus Fransiskus di Mozambik". 
  223. ^ "Paus mendesak Mozambik yang dilanda perang untuk menanam 'bunga perdamaian yang lembut'". Crux (dalam bahasa Inggris). 5 September 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2019. Diakses tanggal 6 November Bahasa Indonesia: 2019. 
  224. ^ a b c d Horowitz, Jason (5 September 2019). "Paus Fransiskus, di Afrika, Mendesak Mozambik untuk Mengesampingkan Ketegangan Masa Lalu". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 6 November 2019. 
  225. ^ a b c "Paus menyapa para pastor dan biarawan Mozambik: Teks lengkap - Vatican News". vaticannews.va. 5 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  226. ^ "Paus mengunjungi Rumah Sakit Zimpeto di Mozambik: teks lengkap - Vatican News". vaticannews.va. 6 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  227. ^ a b "Paus Fransiskus mengakhiri kunjungannya ke Mozambik Bahasa Indonesia: dengan Misa yang penuh warna - Berita Vatikan". 
  228. ^ a b https://zenit.org/articles/anda-memiliki-hak-untuk-perdamaian-teriakan-paus-tentang-perayaan-misa-di-stadion-zimpeto-di-mozambik/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  229. ^ a b "Paus, mengakhiri kunjungan ke Mozambik, mengecam pemimpin yang korup". Reuters (dalam bahasa Inggris). 6 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  230. ^ "Paus Fransiskus memberi tahu Mozambik bahwa mereka memiliki 'hak untuk perdamaian'". Crux (dalam bahasa Inggris). 6 September 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  231. ^ a b c d "Madagaskar menyambut Paus Fransiskus dengan gaya - Vatican News". vaticannews.va. 7 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  232. ^ a b "Paus Fransiskus memulai Perjalanan Apostoliknya ke Madagaskar - Berita Vatikan". 
  233. ^ a b "Paus Fransiskus menyerukan para pemimpin Madagaskar untuk memerangi korupsi, memberantas kemiskinan, dan melindungi lingkungan". America Magazine (dalam bahasa Inggris). 7 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  234. ^ "Francis mendesak para pemimpin Madagaskar untuk melindungi ekosistem unik pulau itu". 
  235. ^ "Siapakah pastor Jesuit yang disebutkan Paus di Madagaskar? - Vatican News". 
  236. ^ Templat:Kutip Bahasa Indonesia: web
  237. ^ "Paus Fransiskus mendesak para uskup untuk membela kebaikan bersama di Madagaskar". Catholic News Agency (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 November 2019. 
  238. ^ "Madagaskar: Francisco Mengunjungi Makam Beato Victoire RasBahasa Indonesia: oamanarivo". 
  239. ^ a b https://www.vatican.va/content/francesco/id/pidato/2019/september/dokumen/papa-francesco_20190907_vegliagiovani-madagascar.html.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  240. ^ a b "Madagaskar: Paus Fransiskus adakan misa untuk 1 juta". 
  241. ^ a b "Diperkirakan satu juta umat beriman menghadiri misa Paus Fransiskus di Madagaskar". France 24. 8 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  242. ^ a b Templat:Kutip Bahasa Indonesia: web
  243. ^ "Paus berbagi panggung dengan sesama warga Argentina yang menegaskan 'kemiskinan bukanlah takdir'". cruxnow.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  244. ^ "Perjalanan Apostolik ke Madagaskar: Doa bagi Para Pekerja di Lokasi Kerja Mahatzana (Antananarivo, 8 September 2019) | Fransiskus". w2.vatican.va. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  245. ^ "Paus kepada para klerus dan religius di Madagaskar: 'jadilah tanda kehadiran-Nya yang hidup' - Vatican News". vaticannews.va. 8 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  246. ^ "Bawa 'kehidupan baru' ke Gereja di Mauritius, Paus Fransiskus memberi tahu Katolik Bahasa Indonesia: tholics". Catholic News Agency. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  247. ^ a b c AsiaNews.it. "Paus di Mauritius: Misi kami untuk mengundang orang-orang muda menemukan kebahagiaan mereka di dalam Yesus". asianews.it. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  248. ^ "Khotbah Paus pada Misa di Mauritius: Teks lengkap - Vatican News". vaticannews.va. 9 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  249. ^ a b "Paus desak Mauritius, pulau surga pajak, untuk menolak 'model ekonomi penyembahan berhala'". 
  250. ^ a b "Paus kepada otoritas dan masyarakat sipil Mauritius: Teks lengkap - Vatican News". 
  251. ^ a b c "Paus kembali ke Vatikan setelah Perjalanan Apostolik ke-31 ke luar negeri - Vatican News". vaticannews.va. 10 September 2019. Diakses tanggal 11 November 2019. 
  252. ^ a b "Paus diperkirakan akan berkunjung ke Thailand pada bulan November: sumber". 
  253. ^ "Paus meninggalkan Thailand menuju Jepang - Vatican News". vaticannews.va. 23 November 2019. 
  254. ^ "Paus tiba di Thailand untuk menyemangati minoritas Katolik". Bangkok Post. 
  255. ^ "Paus mungkin akan berkunjung ke Jepang tahun depan". Wn.com. 7 Juni 2014. Diakses tanggal 2 April 2014. 
  256. ^ "Vatican mempertimbangkan kunjungan Paus Fransiskus ke Jepang tahun depan". Japan Times. 30 Juli 2016. Diakses tanggal 30 Juli 2016. 
  257. ^ "Paus Fransiskus akan mengunjungi Jepang pada bulan November". La Croix. 24 Januari 2019. Diakses tanggal 21 Mei 2019. 
  258. ^ "Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Thailand". Situs web resmi berbahasa Inggris tentang Kunjungan Apostolik Yang Mulia Paus Fransiskus ke Thailand (dalam bahasa Inggris). LiCAS.news. 2019. Diakses tanggal 21 November 2020. 
  259. ^ "Perjalanan Apostolik Yang Mulia Fransiskus ke Thailand dan Jepang (19 hingga 26 November 2019) – Program yang Diperbarui". press.vatican.va. 28 Oktober 2019. Diakses tanggal 10 November 2019. 
  260. ^ "Di Jepang, Paus Fransiskus berbicara menentang kehancuran yang disebabkan oleh senjata nuklir". 
  261. ^ "Paus Fransiskus akan mengunjungi Irak, Perjalanan Apostolik pertama dalam 15 bulan". Vatican News. 7 Desember 2020. Diakses tanggal 7 Desember 2020. 
  262. ^ Tamara Qiblawi, Delia Gallagher dan Aqeel Najm (5 Maret 2021). "Paus Fransiskus mendarat di Baghdad, berharap untuk meningkatkan gereja Kristen kuno dan negara yang dilanda perang". CNN. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  263. ^ "Paus akan melakukan perjalanan pertama ke Irak pada bulan Maret: Vatikan". Al Jazeera. 7 Desember 2020. Diakses tanggal 7 Desember 2020. 
  264. ^ "Paus Fransiskus mengunjungi wilayah-wilayah Irak yang pernah dikuasai ISIS". BBC News. 8 Maret 2021. Diakses tanggal 10 Mei 2021. 
  265. ^ "Paus Fransiskus mengkhotbahkan toleransi saat berkunjung ke Ur di Irak". France 24. 6 Maret Bahasa Indonesia: 2021. Diakses tanggal 10 Mei 2021. 
  266. ^ Fordham, Alice (5 Maret 2021). "'Saya Datang Sebagai Seorang Peziarah': Paus Fransiskus Memulai Kunjungan Bersejarah ke Irak". NPR. Diakses tanggal 10 Mei 2021. 
  267. ^ Trew, Bel (7 Maret 2021). "Paus berdoa untuk para korban perang selama kunjungan bersejarah ke bekas benteng ISIS di Mosul". The Independent. Diakses tanggal 10 Mei 2021. 
  268. ^ Horowitz, Jason; Arraf, Jane (2021-03-06). "Paus Fransiskus Bertemu Ayatollah Tertinggi Irak saat Keduanya Mendesak Perdamaian". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  269. ^ "'Sejarah sedang dibuat' saat Paus Fransiskus bertemu dengan pemimpin Syiah Irak". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-09. 
  270. ^ "Paus, ulama Syiah terkemuka Irak menyampaikan pesan koeksistensi". The Associated Press. 2021-03-06. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  271. ^ Mohammed Tawfeeq, Ben Westcott dan Ivana Kottasová (6 Maret 2021). "Paus Fransiskus mengutuk ekstremisme sebagai 'pengkhianatan terhadap agama'". CNN. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  272. ^ "Paus Fransiskus Bahasa Indonesia: berlayar di Hongaria untuk kunjungan kilat". Reuters. 12 September 2021. Diakses tanggal 14 September 2021. 
  273. ^ "Kunjungan Paus ke Slowakia mengirimkan sinyal setelah singgah sebentar di Hongaria". BBC News. 13 September 2021. Diakses tanggal 14 September 2021. 
  274. ^ "Resmi: Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Siprus dan Yunani pada bulan Desember". Catholic News Agency. 
  275. ^ https://www.vaticannews.va/id/pope/news/2022-02/pope-apostolic-journey-malta-press-office-holy-see.html.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  276. ^ "Paus Fransiskus menyampaikan permintaan maaf bersejarah atas pelanggaran sekolah yang 'menghancurkan' di Kanada". NPR (dalam bahasa Inggris). Associated Press. 2022-07-25. Diakses tanggal 2022-07-25. 
  277. ^ "Paus Fransiskus kembali ke Roma dari Kazakhstan setelah kunjungan 3 hari". Diakses tanggal 16 September 2022. 
  278. ^ "Paus Fransiskus akan mengunjungi Kerajaan Bahrain pada bulan November". Catholic News Agency. 28 September 2022. Diakses tanggal 29 September 2022. 
  279. ^ "Sorotan pidato Paus Fransiskus di ... Forum Dialog Bahrain". 
  280. ^ "Paus Fransiskus tiba di Bahrain dalam perjalanan pertama ke negara Teluk tersebut". Aljazeera.com. 3 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2022. Paus disambut oleh Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa. 
  281. ^ kathleenaleteia (2022-11-02). "Paus mengatakan perjalanan ke Kongo dan Sudan Selatan direncanakan untuk Februari". Aleteia — Katolik Spiritualitas, Gaya Hidup, Berita Dunia, dan Budaya. Diakses tanggal 2022-11-20. 
  282. ^ a b Winfeld, Nicole; Malkia, Christina; Kamale, Jean-Yves (1 Februari 2023). "Di hadapan 1 juta orang, Paus mendesak warga Kongo untuk memaafkan". Associated Press. Diakses tanggal 1 Februari 2023. 
  283. ^ Macaulay, Cecilia; Maqbool, Aleem (1 Februari 2023). "Paus Fransiskus di DR Kongo: Sejuta orang rayakan Misa Kinshasa". BBC News. Diakses tanggal 1 Februari 2023. 
  284. ^ Brockhaus, Hannah (2 Februari 2023). "Paus Fransiskus kepada Pemuda Kongo Pemuda: Doa adalah Senjata Rahasia Anda untuk Perdamaian". National Catholic Register. Diakses tanggal 2 Februari 2023. 
  285. ^ Harlan, Chico (2 Februari 2023). "Paus Fransiskus yang segar kembali menikmati energi Kongo". Washington Post. Diakses tanggal 2 Februari 2023. 
  286. ^ "Paus Fransiskus meninggalkan Republik Demokratik Kongo, menuju Sudan Selatan". Reuters. 3 Februari 2023. Diakses tanggal 3 Februari 2023. 
  287. ^ Akinwotu, Emmanuel (3 Februari 2023). "Paus Fransiskus tiba di Sudan Selatan dengan harapan ia dapat menghidupkan kembali proses perdamaian". NPR. Diakses tanggal 3 Februari 2023. 
  288. ^ a b Puella, Philip; Shirbon, Estelle (3 Februari 2023). "Paus tiba di Sudan Selatan yang bergejolak untuk 'ziarah perdamaian'". Reuters. Diakses tanggal 3 Februari 2023. 
  289. ^ a b Maqbool, Aleem; Mandil, Nicola (3 Februari 2023). "Paus dan uskup agung dalam misi perdamaian bersejarah ke Sudan Selatan". BBC News. Diakses tanggal 3 Februari 2023. 
  290. ^ Arnold, Tyler (4 Februari 2023). "Paus Fransiskus pada kebaktian doa ekumenis di Sudan: Mereka yang memilih Kristus memilih perdamaian". Catholic News Agency. Diakses tanggal 4 Februari 2023. 
  291. ^ Templat:Cite berita
  292. ^ Winfield, Nicole; Machol, Deng (5 Februari 2023). "Paus membuat upaya terakhir untuk perdamaian, pengampunan di Sudan Selatan". Associated Press. Diakses tanggal 5 Februari 2023. 
  293. ^ "Paus Fransiskus tiba di Hongaria untuk kunjungan 3 hari". Deutsche Welle. 28 April 2023. Diakses tanggal 28 April 2023. 
  294. ^ a b c Horowitz, Jason; Povoledo, Elisabetta (28 April 2023). "Paus Kembali ke Hongaria, untuk Menyenangkan Viktor Orban". New York Times. Diakses tanggal 28 April 2023. 
  295. ^ a b c Tulloch, Joseph (28 April 2023). "Paus bertemu dengan Presiden dan Perdana Menteri Hongaria". Berita Vatikan. Diakses tanggal 28 April 2023. 
  296. ^ "Paus Fransiskus mengenang para martir Hongaria pastor". 
  297. ^ a b "Paus di Hongaria bertemu dengan pengungsi Ukraina, utusan Rusia". 13 Mei 2023. 
  298. ^ a b Winfiedl, Nicole; Spike, Justin (30 April 2023). "Paus dalam Misa terakhir di Budapest mendesak Hongaria untuk membuka pintu". Associated Press. Diakses tanggal 30 April 2023. 
  299. ^ "Paus Fransiskus mendesak warga Hongaria untuk 'membuka pintu' bagi para migran". BBC News. 
  300. ^ https://twitter.com/KatalinNovakMP/status/1652633444319473665?s=20 [URL kosong]
  301. ^ Brockhaus, Hannah (30 April 2023). "Paus Fransiskus memperingatkan tentang dominasi teknologi, ancaman terhadap ekologi manusia di universitas di Hungaria". Catholic News Agency. Diakses tanggal 30 April 2023. 
  302. ^ Christopher White (27 Januari 2019). "Portugal akan menjadi tuan rumah Hari Pemuda Sedunia berikutnya". Crux. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Januari 2019. Diakses tanggal 28 Januari 2019. 
  303. ^ "Pernyataan Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni". 
  304. ^ "Paus menunda dua acara besar selama setahun karena virus corona". Reuters (dalam bahasa Inggris). 20 April 2020. 
  305. ^ "Paus menunda Pertemuan Keluarga Sedunia, Hari Pemuda Sedunia". 20 April 2020. 
  306. ^ Castellano Lubov, Debroarh (2 Agustus 2023). "Paus Fransiskus tiba di Portugal untuk Hari Pemuda Sedunia". Berita Vatikan. Diakses tanggal 2 Agustus 2023. 
  307. ^ "Paus Fransiskus tiba di Portugal untuk memimpin acara pemuda global". Reuters. 2 Agustus 2023. Diakses tanggal 2 Agustus 2023. 
  308. ^ White, Christopher. "Paus Fransiskus menjadi paus pertama yang mengunjungi Mongolia, saat negara tetangga Rusia dan Tiongkok saling memperhatikan". National Catholic Reporter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-01. 
  309. ^ Pullella, Philip (2023-09-01). "Paus Fransiskus memulai kunjungan sederhana kepada umat Katolik di Mongolia yang beragama Buddha". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-01. 
  310. ^ Pullela, Philip; Forudi, Layli (2023-09-22). "Paus menyesalkan ketidakmanusiawian yang dihadapi para migran di Mediterania". Reuters. Diakses tanggal 2023-09-22. 
  311. ^ Templat:Cite Bahasa Indonesia: news
  312. ^ "Paus Fransiskus memimpin puluhan ribu orang dalam misa di stadion Marseille". France 24. 2023-09-23. Diakses tanggal 2023-09-23. 
  313. ^ "Marseille: Paus bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron". Vatican News. 2023-09-23. Diakses tanggal 2023-09-23. 
  314. ^ "Vatican confirms Pope Francis' visit to Indonesia". kompas. 3 April 2024. 
  315. ^ "Pope Francis Departs Rome for 12-Day Tour Across Southeast Asia". U.S. News. 2 September 2024. Diakses tanggal 24 September 2024. 
  316. ^ "Paus Fransiskus Mendarat di Bandara Soetta RI". CNN Indonesia. 3 September 2024. Diakses tanggal 24 September 2024. 
  317. ^ "Paus Fransiskus Menginap di Kedubes Vatikan Selama di Jakarta". Diakses tanggal 6 September 2024. 
  318. ^ "Presiden Jokowi Sambut Kunjungan Kenegaraan Sri Paus Fransiskus di Istana Merdeka". Diakses tanggal 6 September 2024. 
  319. ^ "Salam Paus Fransiskus untuk Presiden Terpilih RI di Istana Negara". CNBC Indonesia. 4 September 2024. Diakses tanggal 24 September 2024. 
  320. ^ "Paus Fransiskus bertemu Para pemuda Scholas Occurrentes Indonesia". Jawa Pos. 4 September 2024. 
  321. ^ Firdaus, Andi. "Imam Besar Istiqlal: Terowongan Silaturahmi siap sambut Paus". Diakses tanggal 6 September 2024. 
  322. ^ "Deklarasi Istiqlal 2024 'miris dan kontras' di tengah ormas keagamaan menerima izin tambang". Diakses tanggal 6 September 2024. 
  323. ^ "Pesan Paus Fransiskus di Misa Akbar GBK: Jangan Lelah Tebar Perdamaian". Diakses tanggal 6 September 2024. 
  324. ^ "87,000 Catholics join Pope for grand mass in Jakarta" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 September 2024. 
  325. ^ a b c d e f g "Paus Fransiskus tiba di Luksemburg". Aleteia. 26 September 2024. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  326. ^ a b Elwee, Joshua; Strauss, Marine (26 September 2024). "Paus Fransiskus meminta Luksemburg yang kaya untuk membantu negara berkembang countries". Eeuters. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  327. ^ a b Melki, Clement; Sorlut, Pierre (26 September 2024). "Paus Fransiskus deplores 're-emergence' of war, in Luxembourg visit". The Hometown Register. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  328. ^ a b c White, Christopher (26 September 2024). "Di Luksemburg yang sekuler, Paus Fransiskus menyerukan gereja untuk 'berkembang' dalam rangka menyebarkan Injil". National Catholic Reporter. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  329. ^ Zengarini, Lisa (26 September 2024). "Paus: Luksemburg dapat menjadi model kerja sama demi perdamaian". Berita Vatikan. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  330. ^ "Paus Fransiskus mengucapkan selamat tinggal kepada Luksemburg". Berita Vatikan. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  331. ^ a b c "Francis – Perjalanan Apostolik di Italia pada tahun 2013". Kota Vatikan: Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  332. ^ Bianchi, Alessandro (8 Juli 2013). "Paus Fransiskus mengenang migran yang meninggal di Lampedusa". Reuters. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  333. ^ Allen Jr., John (8 Januari 2017). "Paus Fransiskus mengatakan setelah Lampedusa, ia tahu ia harus bepergian". Crux. Crux Catholic Media Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Februari 2018. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  334. ^ a b c d "Francis – Travels 2014 Perjalanan Apostolik di Italia". Kota Vatikan: Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  335. ^ a b c "Francis – Travels 2015 Perjalanan Apostolik di Italia". Kota Vatikan: Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  336. ^ a b "Francis – Perjalanan 2016 Perjalanan Apostolik di Italia". Kota Vatikan: Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  337. ^ a b c d e "Francis – Perjalanan 2017 Perjalanan Apostolik di Italia". Kota Vatikan: Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 7 Februari 2018. 
  338. ^ Tornielli, Andrea (17 Maret 2018). "Negara yang suka bertengkar itu sakit dan tidak berkembang". La Stampa. Diakses tanggal 29 Mei 2018. 
  339. ^ Cernuzio. "Il Papa a Molfetta, merpati "anche le pietre parlano di don Tonino Bello"". 
  340. ^ "Terinspirasi oleh Maria, murid awam pertama Kristus, kata Paus kepada umat awam". National Catholic Reporter. 10 Mei 2018. Diakses tanggal 29 Mei 2018. 
  341. ^ "Paus Fransiskus mengenakan helm pemadam kebakaran untuk mengunjungi katedral di Camerino". 
  342. ^ Mares, Courtney. "Di Naples, Paus Fransiskus menyerukan dialog teologis dengan Islam, Yudaisme". Catholic News Agency. 
  343. ^ "Paus Fransiskus akan mengunjungi kota Naples di Italia pada bulan Juni - Vatican News". vaticannews.va. 11 Februari 2019. 
  344. ^ "Misa Paus di Albano: Kita bukan pengawas kehidupan orang lain - Vatican News". vaticannews.va. 21 September 2019. Diakses tanggal 12 November 2019. 
  345. ^ Templat:Kutip news
  346. ^ "Paus Fransiskus mengunjungi Greccio untuk menandatangani surat tentang tradisi adegan kelahiran Yesus". Rome Reports. 2 Desember 2019. Diakses tanggal 31 Desember 2019. 
  347. ^ "Paus Fransiskus menyapa para Uskup Mediterania di Bari: Teks Lengkap". vaticannews (dalam bahasa Inggris). 23 Februari 2020. Diakses tanggal 26 Februari 2020. 
  348. ^ "Paus Fransiskus membuka Pintu Suci Pengampunan Celestinian di L'Aquila". vaticannews. 28 Agustus 2022. Diakses tanggal 8 November 2022. 
  349. ^ Harris, Gareth (29 April 2024). "Paus mampir di Biennale Venesia dan mengunjungi paviliun Vatikan". www.theartnewspaper.com. Diarsipkan dari [Bahasa Indonesia: https://www.theartnewspaper.com/2024/04/29/paus-datang-di-biennale-venice-dan-mengunjungi-paviliun-vatikan versi asli] Periksa nilai |url= (bantuan) tanggal 8 May 2024. Paus Fransiskus mengunjungi paviliun Tahta Suci di Biennale Venesia ke-60 pada 28 April, menandai pertama kalinya Paus Agung menghadiri pameran internasional tersebut. 
  350. ^ Winfield, Nicole (14 June 2024). "Paus Fransiskus menjadi Paus pertama yang berpidato di pertemuan puncak G7, meningkatkan kewaspadaan tentang AI". abcnews.go.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 June 2024. Fransiskus akan menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin G7 pada hari Jumat dalam pertemuan tahunan mereka di Italia selatan — yang pertama bagi seorang paus. 
  351. ^ "Paus akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan para pemimpin dunia di KTT G7". www.vaticannews.va. 13 June 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 June 2024. 

Pranala luar

Templat:Kunjungan kepausan

Kembali kehalaman sebelumnya