Pemungut cukai dibenci oleh sesama orang Yahudi, yang melihat mereka sebagai pengkhianat yang bekerja untuk bangsa penjajah yaitu orang Romawi.
Pada zaman Zakheus, kota Yerikho menjadi pusat produksi dan ekspor untuk "Balsam Mekkah" (bahasa Inggris: balsam of Mecca, atau juga balm of Gilead), sehingga kedudukan Zakheus sebagai kepala pemungut cukai di kota itu tentunya sangat penting dan menghasilkan kekayaan besar.[4][5]
Menurut catatan Injil Lukas, dalam perjalanannya yang terakhir kali menuju Yerusalem, Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Zakheus berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."[6]
Tradisi gereja
Di Er-riha (Yerikho) terdapat menara berbentuk bujursangkar besar dan tampak agung yang menurut tradisi disebut "Rumah Zakheus".
Konstitusi Apostolik (Apostolic Constitutions) mencatat bahwa Zakheus menjadi uskup Kaisarea yang pertama, sebelum digantikan oleh Kornelius.[8]
Kisah Zakheus ini rupanya disampaikan kepada Lukas yang pernah tinggal beberapa waktu di kota Kaisarea di rumah Filipus.[9]
Legenda abad pertengahan mengidentifikasi Zakheus dengan Saint Amadour, dan menganggapnya sebagai pendiri "French sanctuary Rocamadour".
Kebiasaan Liturgi
Di Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Yunani dengan tradisi Slavic, kisah Injil mengenai Zakheus dibacakan pada hari Minggu terakhir sebelum persiapan liturgi untuk "Lent Agung", karenanya hari itu disebut "Minggu Zakheus". Ini menjadi peringatan pertama dalam memasuki siklus Paskah baru. Kisah ini dipilih untuk membuka "Lent" (masa menjelang Paskah) karena dua aspek eksegetikal (makna rohani): Panggilan Tuhan Yesus kepada Zakheus untuk turun dari pohon (melambangkan panggilan Tuhan untuk merendahkan hati), dan pertobatan Zakheus setelah itu.
Di gereja Ritus Timur dengan tradisi Yunani/Bizantin, "Minggu Zakheus" dapat jatuh lebih awal dari hari Minggu sebelum masa Pre-Lenten.
Lagu anak-anak
Ada sebuah lagu anak-anak dalam bahasa Inggris yang sangat terkenal berjudul: "Zacchaeus Was a Wee Little Man" berisi kisah Zakheus dari Injil Lukas.[10] Lirik lagunya:
"Zacchaeus was a wee little man, A wee little man was he
He climbed up in a sycamore tree, For the Lord he wanted to see
And when the Savior passed his way, He looked up in the tree
And said, 'Zacchaeus, come on down! For I'm going to your house today!
For I'm going to your house today!'"
terjemahan:
Zakheus, orang yang kecil (pendek), orang yang kecil dia itu
Ia memanjat pohon ara, karena ia ingin melihat Tuhan
Ketika Juruselamat melewatinya, Ia memandang ke atas pohon
Dan berkata, 'Zakheus, turunlah! Karena Aku akan pergi ke rumahmu hari ini
Karena Aku akan pergi ke rumahmu hari ini'
Analisis
Hikmah dari kisah pertemuan Yesus dan Zakheus adalah respons terhadap orang-orang Yahudi, terutama golongan Farisi, yang sering mengkritik Yesus karena sering bersama-sama dengan orang berdosa, tetapi Yesus justru melakukan apa yang tidak disukai oleh orang banyak.[2] Di sini Yesus merobohkan dinding pembatas yang memisahkan pergaulan dengan orang-orang yang dianggap berdosa.[2]
Rumah Zakheus sebagai orang kaya[11] tentunya indah dan penuh perhiasan, namun dia bukannya bangga, malah malu dan tersentuh ketika Yesus datang dan singgah ke rumahnya.[3] Di hadapan tamu-tamunya, termasuk murid-murid Yesus yang pasti turut masuk dalam pekarangan rumah Zakheus, untuk membalas budi dan perhatian Yesus kepadanya, Zakheus memperlihatkan perubahan hati dan sikapnya, khususnya kepada Yesus yang dipanggilnya "Tuhan".[3]
Di sinilah terjadi hal yang menarik, yaitu pertobatan Zakheus yang semula dianggap berdosa karena memiliki pekerjaan pemungut cukai (selalu dianggap korupsi) kemudian berubah hati dengan keinginannya akan membagikan harta miliknya kepada orang miskin, dan membayar empat kali lipat bila dia telah memungut pajak berlebih dari orang lain.[3]