Kata "batrik" diserap dari bahasa Arab, بَطْرِيك, baṭrik (bahasa Arab kontemporer menggunakan istilah بَطْرِيَرْك, batriyark), yang berasal dari kata Yunani, πατριάρχης, patriarkēs.[1] artinya "kepala keluarga",[2] Kata patriarkēs sendiri merupakan gabungan dari kata πατριά (patria)[3] yang berarti "kaum keluarga", dan kata ἄρχειν (arkein)[4] yang berarti "memerintah".[2][5][6][7]
Mula-mula, patriark adalah sebutan bagi laki-laki yang menjalankan kewenangan otokratis selaku pater familias (kepala keluarga) atas sebuah keluarga besar. Sistem pemerintahan kekeluargaan yang dipimpin oleh laki-laki yang dituakan dalam keluarga ini disebut patriarki. Dalam perjalanan sejarah, seorang patriark lazim dipilih menjadi etnarka (kepala suku) atas komunitas yang seiman dengannya dalam wilayah negara atau kekaisaran yang menampung berbagai macam komunitas umat beragama (misalnya umat Kristen dalam wilayah Kesultanan Utsmaniyah). Istilah ini kelak digunakan sebagai gelar pemimpin Gereja. Jawatan dan wilayah gerejawi yang dikepalai oleh seorang patriark disebut patriarkat atau patriarkat.
Dalam Gereja Katolik, uskup yang mengepalai suatu Gereja partikular otonom, yang disebut Gereja sui iuris dalam hukum kanon, lazimnya adalah seorang patriark. Meskipun demikian, karena sejumlah alasan, tanggung jawab ini dapat pula dipercayakan kepada seorang uskup agung utama, metropolit, atau rohaniwan lain.[9]
Sejak Konsili Nikea, Uskup Roma telah diakui sebagai primus inter pares di antara para patriark.[10] Konsili ini menetapkan tiga uskup yang berhak menggunakan gelar 'di atas metropolit' ini, yakni Uskup Roma, Uskup Aleksandria, dan Uskup Antiokhia. Dalam tatanan Pentarki yang ditetapkan oleh Kaisar Yustinianus I (527–565), Uskup Roma diserahi kewenangan selaku patriark atas seluruh wilayah Kristen di Eropa (termasuk hampir seluruh wilayah negara Yunani modern) kecuali Trakia, sebuah daerah di dekat Konstantinopel, dan kawasan pesisir Laut Hitam. Uskup Roma juga diserahi kewenangan atas kawasan barat Afrika Utara. Lingkup kewenangan patriark lain meliputi seluruh Asia Romawi dan Afrika selebihnya. Tatanan ini secara resmi diterima oleh para petinggi Gereja dalam Konsili Trullo pada 692, meskipun ditolak oleh Takhta Keuskupan Roma.
Perlu diketahui bahwa kala itu ada pula uskup-uskup yang mengepalai takhta-takhta apostolik dengan kewenangan setaraf patriark di luar wilayah Kekaisaran Romawi, misalnya Katolikos Selukia-Ktesifon.
Sekarang ini, para kepala Gereja otonom dalam Gereja Katolik yang bergelar batrik adalah:[11]
Empat Gereja Katolik Timur dikepalai oleh rohaniwan bergelar uskup agung utama.[13] Pada dasarnya gelar ini setara dengan gelar patriark, dan mula-mula diciptakan oleh Paus Paulus VI pada 1963 bagi Josyf Slipyj.[14] Para kepala Gereja otonom dalam Gereja Katolik yang bergelar uskup agung utama adalah:
Dalam Gereja sui iuris-nya masing-masing, para uskup agung utama menjalankan fungsi yang sama dengan para patriark. Meskipun demikian, kedua gelar ini memiliki perbedaan dalam derajat kehormatan (uskup agung utama berada di bawah patriark) dan penetapan jabatan. Setelah terpilih, seorang uskup agung harus mendapat persetujuan dari Sri Paus sebelum mulai menjabat,[15] sementara seorang patriark tidak memerlukan persetujuan dari Sri Paus tetapi diwajibkan sesegera mungkin mengajukan petisi kepada Sri Paus untuk mendapatkan pengakuan yang disebut ikatan persekutuan gerejawi.[16][17]
Patriarkat tituler Latin
Para patriark tituler tidak membawahi uskup-uskup metropolit. Patriark tituler semata-mata adalah gelar kehormatan dalam Gereja Latin yang dianugerahkan karena berbagai alasan. Derajat kehormatan para patriark tituler berada di bawah para kepala Gereja otonom, yakni paus, patriark, dan uskup agung utama. Para patriark tituler sekarang ini adalah:
Kebatrikan Latin yang pernah ada sepanjang sejarah
Batrik Aquileia – memiliki garis suksesi tandingan yang pindah ke Grado, dihapuskan pada 1752.
Batrik Grado – pada 1451 disatukan dengan Keuskupan Castello dan Venice untuk membentuk Metropolia Venesia (kelak menjadi sebuah patriarkat tersendiri).
Sri Paus berwenang untuk menganugerahkan gelar batrik tanpa takhta patriarkat kepada seorang uskup agung, sebagaimana yang dianugerahkan pada 24 Februari 1676 bagi Alessandro Cescenzi, C.S.R., mantan Batrik Latin Aleksandria tituler (19 Januari 1671 – pensiun 27 Mei 1675), yang mengundurkan diri dari jabatan ini pada 9 Januari 1682.
Patriark Barat
Sejak 1863 sampai 2005, gelar "Patriark Barat" (bahasa Latin: patriarcha occidentis) tercantum dalam daftar gelar Sri Paus yang dimuat dalam Annuario Pontificio, publikasi setengah resmi Takhta Suci sejak 1885. Pencantuman gelar ini dilakukan tanpa dasar sejarah maupun teologi, karena tidak pernah ada jabatan gerejawi dengan gelar semacam ini. Istilah "Patriark Barat" hanya kadang-kadang digunakan sebagai suatu aksioma, karena Patriark Barat adalah satu-satunya Patriark dalam Gereja Latin, dan Patriarkat Roma adalah satu-satunya takhta apostolik di "barat".
Dalam suatu pernyataan pers pada 2005, Dewan Kepausan untuk Memajukan Persatuan Umat Kristen memberikan penjelasan tersendiri terkait keputusan penghapusan gelar ini. Menurut lembaga tersebut, gelar "Patriark Barat" sudah "ketinggalan zaman dan tak layak pakai" sehingga "percuma dipertahankan".
Namun, pada tahun 2024, Paus Fransiskus memutuskan untuk mengembalikan gelar "Patriark Barat," yang sebelumnya telah dihapus oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2006. Keputusan ini diambil untuk menegaskan kembali pentingnya hubungan tersebut dalam konteks modern.
Dalam kapasitas tersebut, Sri Paus menerbitkan Kitab Hukum Kanonik bagi Gereja Latin. Demikian pula selama penyelenggaraan Sinode Para Uskup mengenai Timur Tengah pada 2009, tiga tahun setelah gelar "Patriark Barat" dikeluarkan dari daftar gelar kepausan, Paus Benediktus XVI hadir selaku Batrik Gereja Latin bersama rekan-rekannya sesama batrik - tidak termasuk Batrik Latin Tituler Yerusalem yang juga hadir dalam sinode itu.[19]
Kebatrikan Katolik saat ini dan yang pernah ada sepanjang sejarah
Batrik Roma, Sri Paus Roma, mula-mula adalah "primus inter pares" menurut Gereja Ortodoks Timur, diakui pada 325. Saat ini tidak memiliki wewenang keuskupan maupun patriarkat dalam lingkup Gereja Ortodoks Timur semenjak timbulnya Skisma Akbar pada 1054.
Lima patriarkat junior yang diciptakan setelah pentarki terbentuk, dalam urutan tarikh pengakuan sebagai patriarkat oleh Kebatrikan Ekumene Konstantinopel:
Batrik Katolikos Babilonia; pemimpin Gereja Asyur. Di India, Gereja ini dikenal sebagai Gereja Siria Khaldea; sedangkan di barat Gereja ini dikenal sebagai bidah Nestorian.
Istilah batrik juga digunakan sebagai gelar pemimpin besar agama Mani, sebuah agama yang mengajarkan paham dualisme dan dianggap sesat. Agama yang sudah punah ini mula-mula berpusat di Ktesifon (dekat kota Baghdad sekarang) dan kemudian pindah ke Samarkand.
Rujukan
^πατριάρχης, Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, on Perseus