Kota Ur diduga sama dengan kota Ur Kasdim, yang disebutkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di AlkitabKristen, dan merupakan tempat asal Terah, ayah Abraham, dari mana Abraham kemudian berangkat ke tanah Kanaan atas perintah Allah.[4] Tempat ini juga diduga merupakan pusat penyembahan dewa bulan, Sin. Kota itu mempunyai dua buah pelabuhan yang dihubungkan pada teluk Persia oleh sungai Efrat, sehingga kota ini mempunyai kebudayaan tinggi dan sejarah yang makmur.
Sejarah
Ur menjadi kaya berkat perdagangannya dengan luar negeri. Sejak sekitar tahun 4300 SM, kota Ur sudah dihuni orang. Dalam saat berikutnya (sampai sekitar tahun 3400) bagian-bagian kota itu rusak karena air bah yang berlangsung selama waktu yang panjang ("lapisan air bah"). Daftar raja-raja Babilon kuno menghitung adanya tiga buah dinasti yang berkuasa. Dinasti ketiga (sekitar 2047-1939) termasuk yang paling penting: Ur mengambil-alih pimpinan politik di Mesopotamia selatan (dengan pimpinan pemerintahan pusat, puncak perkembangan literatur Sumer, bangunan-bangunan ibadat). Imigrasi bangsa Amori dan serangan pasukan Elam yang dahsyat membuat Ur tidak bernilai lagi.
Meskipun begitu, terdapat juga perdebatan yang menyatakan bahwa Ur-Kasdim tidak sama dengan kota Ur, melainkan merupakan kota kuno yang berada pada situs reruntuhan Şanlıurfa, Urkesh, Urartu, atau Kutha. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Abraham/Ibrahim diperkirakan hidup pada milenium ke-2 SM, tetapi orang Kasdim pada masa itu tidak ada di daerah Mesopotamia sama sekali. Bangsa Kasdim baru menguasai daerah Mesopotamia (dan dengan demikian Ur) pada akhir abad ke-7 SM dan memerintah hanya hingga pertengahan abad ke-6 SM.