Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Maria Diangkat ke Surga

Lukisan Maria Diangkat ke Surga karya Rubens, dibuat tahun 1626.

Maria Diangkat ke Surga adalah satu dari empat dogma Maria dalam Gereja Katolik. Dalam salah satukonstitusi apostolik berjudul Munificentissimus Deus yang dikeluarkan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950, dogma Maria Diangkat ke Surga didefinisikan sebagai berikut.[1][2][3]

Dengan otoritas dari Tuhan kita Yesus Kristus, dari Rasul Petrus dan Paulus yang terberkati, dan oleh otoritas kami sendiri, kami mengumumkan, menyatakan dan mendefinisikannya sebagai sebuah dogma yang diwahyukan Allah: bahwa Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.

— Munificentissimus Deus §44

Dogma tersebut didasarkan pada dogma Maria Dikandung Tanpa Noda yang ditetapkan pada tahun 1854, yang menyatakan bahwa Bunda Maria sejak dikandung pun telah terbebas dari dosa asal, dan kedua dogma tersebut berlandaskan pada konsep Maria Bunda Allah. Melalui dogma ini, Gereja Katolik secara khusus menyatakan bahwa Bunda Maria tentulah "diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi" (MD 44). Mengenai keadaan Maria di akhir hayatnya, Gereja tidak mengajarkannya secara eksplisit sehingga membuka kemungkinan akan Maria yang meninggal sebelum dibangkitkan dengan ajaib lalu diangkat ke surga (penafsiran fana) atau Maria langsung diangkat tanpa mengalami kematian (penafsiran abadi), meskipun Tradisi sendiri lebih condong ke arah penafsiran fana.[4][5] Gereja-Gereja Timur sendiri merayakan "Tidurnya Sang Theotokos" sebagai perayaan yang sebanding dengan Maria Diangkat ke Surga.

Gereja Katolik merayakan dogma ini pada tanggal 15 Agustus sebagai Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, yang merupakan hari raya wajib dalam kalender liturgi Katolik.

Pada tanggal 15 Agustus 2004, khotbah yang disampaikan di Lourdes, Paus Yohanes Paulus II mengutip bacaan Yohanes 14:3 dari Alkitab sebagai dasar Kitab Suci untuk memahami dogma Pengangkatan Maria ke surga, di mana Kristus, dalam pernyataan perjamuan terakhir-Nya, menjelaskan "Ketika Aku pergi dan menyediakan tempat untuk kamu, Aku akan datang kembali dan akan membawamu bersama dengan Aku, di mana Aku berada, di situ juga kamu harus ada". Menurut teologi ajaran Katolik, Maria adalah sebuah jaminan dari pemenuhan janji Kristus. Namun, banyak teologia yang tidak setuju dengan penafsiran Kitab Suci tersebut, dan kepercayaan mengenai Kristus yang berbicara tentang persiapan ke Kalvari dan penyaliban untuk pengampunan dosa.[6]

Lukisan-lukisan terkenal

Lihat pula

Bibliografi

Referensi

  1. ^ katolisitas.org. "Apa dasar ajaran Gereja Katolik: Bunda Maria diangkat ke surga? – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-30. 
  2. ^ "Munificentissimus Deus (November 1, 1950) | PIUS XII". www.vatican.va. Diakses tanggal 2023-05-30. 
  3. ^ Pope Pius XII: "Munificentissimus Deus - Defining the Dogma of the Assumption", par. 44. Vatican, November 1, 1950
  4. ^ The Catholicism Answer Book: The 300 Most Frequently Asked Questions by John Trigilio, Kenneth Brighenti 2007 ISBN 1402208065 p. 64
  5. ^ Shoemaker, Stephen J. (2016). Mary in Early Christian Faith and Devotion. Yale University Press. ISBN 978-0300217216. 
  6. ^ Khotbah Bapa Suci Yohanes Paulus II, 15 Agustus 2004, Apostolik Ziarah ke Lourdes, Perempuan untuk Iman dan Keluarga, http://www.wf-f.org/JPII_LourdesHomily.html Diarsipkan 2011-07-26 di Wayback Machine.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya