R.P. Johannes Hariyanto, S.J. R.P. Yohanes Maryana, S.J.
Gereja Santa Theresia atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Theresia adalah sebuah gerejaparokiKatolik yang terletak di Jalan Gereja Theresia, Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat,[1]Jakarta.
Sejarah
Pada tahun 1930, kota Batavia diperluas dengan mengembangkan kawasan Menteng dan Gondangdia. Umat Katolik di ke dua kawasan itu harus jalan kaki jauh bila ikut misa di Gereja Katedral Jakarta. Pengurus Gereja Katedral lalu mencari lahan sampai ditemukan sebidang tanah di Jalan Soendaweg (Jalan. Gereja Theresia) untuk dibangunkan sebuah Gereja Katolik.[2]
Pada 1933, arsitek Belanda J. Th. Van Oyen ditugaskan pengurus Gereja Katedral Jakarta membangun gedung gereja Santa Theresia. Gereja ini dibangun tanpa tiang penyangga di tengah-tengah agar altar dapat terlihat dari segala arah. Gereja bergaya Eropa ini selesai dibangun 1934 dan diresmikan Pastor A. Th. Van Hoof SJ, provicaris Jakarta.[2]
Pastor Van Driel SJ kemudian ditetapkan sebagai pastor paroki Santa Theresia. Misa pertama di Gereja Santa Theresia dipersembahkan Romo Van Hoof SJ dan dilanjutkan pemberkatan lonceng baru oleh Uskup Jakarta Mgr. H. Leven, SJ.[2]
Arsitektur
Gereja Santa Theresia punya 3 pintu, di atas setiap pintu ada jendela besar. Jendela besar di atas pintu utama menggambarkan Santa Theresia. Di atas pintu samping menggambarkan Santo Ignatius dari Loyola (pendiri Serikat Yesus) dan Santo Fransiskus Xaverius (santo pelindung Misi). Di belakang altar ada jendela lebih kecil dari jendela yang disebutkan diatas, jendela-jendela kecil ini berjumlah 13.[3]
Di tengah menggambarkan Yesus dan kanan kirinya menggambarkan ke dua belas Rasul. Gereja Santa Theresia ini berciri khas Eropa. Tepat di sebelah gereja terdapat Sekolah Katolik Santa Theresia. Hal ini membuat aktivitas di kawasan gereja terbilang ramai setiap hari.[3]