Pada sekitar tahun 1957, umat berkumpul di rumah salah seorang pegawai Djawatan Pertanian Rakyat Pusat, yakni Alfonsus Gondosoemarto. Mereka berkumpul untuk merayakan Misa, dengan jadwal yang belum rutin. Rumah dinas pegawai tersebut kemudian berpindah ke Jalan Pertanian III. Di lokasi ini kemudian berdiri gedung gereja yang saat ini digunakan. Tempat ibadah saat itu sempat berpindah-pindah karena keterbatasan kapasitas yang ada.[1]
Sejak tahun 1964, Pasar Minggu menjadi stasi dari Gereja Katedral Jakarta. Saat itu, Uskup Agung Jakarta, Adrianus Djajasepoetra, S.J. menunjuk R.D. Stanislaus Sutopanitro sebagai imam pertama di Stasi Pasar Minggu. Pada tanggal 1 Februari 1967, Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) untuk Paroki Pasar Minggu mulai dibentuk. Tanggal kelahiran paroki dipilih berdasarkan pembaptisan pertama sejak momen tersebut, yakni pada 12 Februari 1967.[2]
Gedung gereja kemudian mulai dibangun pada 8 Juli 1973, dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama oleh R.P. Martinus Soenarwidjaja S.J. Setelah pembangunan selesai, gereja ini diberkati oleh Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto pada tanggal 2 Juni 1974. Sebagian wilayah Paroki Pasar Minggu dimekarkan menjadi Paroki Jagakarsa pada tahun 1994. Gedung Gereja Keluarga Kudus mengalami pemugaran yang dimulai pada 12 Juni 1994, dengan peletakan batu pertama oleh Uskup Agung Soekoto. Pemugaran ini selesai pada tahun 1995,[3] dan gedung gereja yang telah selesai dipugar, diberkati pada 13 April 1996 oleh Administrator Diosesan KAJ, R.P. Martinus Soenarwidjaja, S.J. Pada 1 Oktober 2006, Goa Maria Lourdes Bunda Keluarga Kudus diresmikan dan diberkati.
Galeri
Tampak luar
Pintu utama
Tampak dalam dari lantai dasar
Tampak dalam dari balkon
Panti imam
Lonceng gereja
Lonceng gereja pada malam hari
Patung Keluarga Kudus
Goa Maria Lourdes Bunda Keluarga Kudus
Referensi
^"Sejarah Gereja". Paroki Pasar Minggu. 20 Januari 2018. Diakses tanggal 6 Mei 2024.