Gereja Santo Gregorius Agung adalah sebuah gerejaparokiKatolik yang berlokasi di Kabupaten Tangerang, Indonesia. Gereja ini berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Jakarta. Secara parokial, Gereja ini merupakan Paroki Kutabumi. Gereja ini dinamai menurut Paus Gregorius I, yang dikenal sebagai salah seorang pujangga gereja dan Paus di Gereja Katolik Roma. Gereja ini berada dalam reksa pastoral para imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta.[1]
Sejarah
Pada awal tahun 1987, masyarakat yang berada di Kutabumi mulai berkumpul dalam kegiatan di wilayah tersebut. Saat itu, Kutabumi merupakan bagian dari Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang. Dalam masa kepemimpinan R.P. Sigfridus Binzler Bintarto, S.J.—yang merupakan seorang imam berdarah Jerman—sebagai Pastor Kepala Paroki Tangerang, dibelilah suatu tanah tanah di Kampung Jambu melalui Yayasan Marfati pada 19 Januari 1990. Kegiatan umat saat itu mulai berkembang dan dimulai penyelengaraan misa di Sekolah Maria Mediatrix.
Pada tahun 1994, pembangunan Gedung Serba Guna di kompleks perumahan Kutabumi mulai dilakukan, sehingga peribadatan berpindah ke gedung serba guna ini dan misa diselenggarakan dua minggu sekali. Pada tahun 1995, Pastor Binzler bersama umat mulai mendirikan Stasi Kutabumi.[2] Saat itu, perayaan ekaristi diselenggarakan tanpa kursi, sehingga umat hanya duduk lesehan beralas tikar. Akses menuju GSG dari arah Perumahan Villa Tomang Baru sempat mengalami penutupan. Pada tahun 1997, Izin Mendirikan Bangunan untuk mendirikan gedung serba guna dan ruang pastor diterbitkan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang. Setahun berselang, perluasan GSG dilakukan dengan pembelian tanah tambahan. Juga pada tahun 1998, Stasi Kutabumi memiliki nama pelindung sehingga bernama Stasi Gregorius. Pada 13 September 2000, Pastor Binzler meresmikan berdirinya Stasi Gregorius yang terdiri dari 12 lingkungan. Pada tahun 2005 sempat direncanakan untuk mencari tempat lain dalam peribadatan, tetapi pada akhirnya diputuskan bahwa peribadatan tetap diselenggarakan di lokasi yang ada.
Pada sekitar tahun 2006, dimulai rencana renovasi gereja dengan peletakan batu pertama oleh R.P. Maximianus Sriyanto, S.J. Pada tahun 2010, gedung ini mendapatkan izin resmi sebagai rumah ibadah. Pada 13 September 2012, secara resmi Paroki Kutabumi terbentuk sebagai pemekaran dari Paroki Tangerang. Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo meresmikan hal ini dalam perayaan ekaristi pada 23 September 2012, dan menunjuk R.D. Adrianus Andy Gunardi sebagai pastor kepala paroki pertama. Gereja ini mulai mengalami pergeseran dinamika umat dari paroki perantauan/buruh menjadi paroki ziarah. Pada tahun 2017, Gereja Gregorius Agung menyelenggarakan perarakan patung Bunda Maria Fatima sebagai peringatan 100 tahun penampakan Bunda Maria di Fatima.