Gereja Maria Bunda Perantara pada awalnya dilayani oleh para biarawan Fransiskan dalam rentang tahun 1946 hingga 1950. Para imam Misionaris Hati Kudus Yesus kemudian mulai bertugas sejak tahun 1953. Daerah Cideng saat itu merupakan bekas sebuah kamp konsentrasi yang digunakan selama Perang Dunia II.[1]
Pembangunan gedung secara permanen mulai berlangsung sejak tahun 1973 dan berlangsung hingga tahun 1974. Buku baptis mulai dicatat secara mandiri sejak tahun 1975. Pada 8 Juni 1975, Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto, S.J. memberkati gedung gereja ini. Gereja ini kemudian dimekarkan menjadi gereja paroki pada tahun 1977. Pastor pertama yang berkarya di gereja ini adalah R.P. Ignatius Soesilo Soewarna, M.S.C.[2]
Galeri
Eksterior
Eksterior gereja
Eksterior gereja
Pintu utama gereja
Pintu utama gereja
Interior
Interior
Balkon gereja
Tampak dalam dari balkon
Tampak dalam gereja
Tampak dalam gereja
Interior gereja
Goa Maria
Referensi
^"Sejarah". Gereja Maria Bunda Perantara, Paroki Cideng. Diakses tanggal 24 Agustus 2024.