Gereja ini memiliki kapasitas sekitar 2.150 orang. Pada tahun 2017, Gereja Santo Andreas Kim Tae-gon menjadi lokasi misa penutupan Sidang Konferensi Waligereja Indonesia.[2][3]
Sejarah
Kapel
Tanah yang menjadi lokasi Kapel Santo Andreas Kim Tae-gon awalnya digunakan oleh sebuah komunitas Kristen Protestan yang banyak berasal dari Korea Selatan. Setelah melalui proses pembangunan, kapel ini diresmikan pada Desember 2004. Walau demikian, pemilihan Santo Andreas Kim Tae-gon tidak semata-mata karena pernah digunakan oleh komunitas Kristen Korea, tetapi pada pertimbangan untuk menggunakan santo pelindung yang berasal dari Asia alih-alih Eropa. Selama penggunaanya, beberapa kali akses menuju kapel terhambat oleh banjir.[4]
Pembangunan
Rencana pembangunan Gereja Santo Andreas Kim Tae-gon berlangsung sejak tahun 2012. Lokasi pembangungan gereja baru terletak di seberang kapel yang saat itu telah berdiri. Izin pembangunan terbit pada 2 Juni 2014. Uskup Agung JakartaIgnatius Suharyo kemudian memberkati batu dan tiang pancang pertama yang akan digunakan dalam pembangunan pada 14 Desember 2014. Tiang pancang yang diberkati berjumlah 12 buah sebagai representasi Dua Belas Rasul, sementara batu-batu diambil dari berbagai gereja di Indonesia dan dari makam Santo Andreas Kim Tae-gon di Korea. Pada 15 Oktober 2016, gereja ini melaksanakan penerimaan relikwi Santo Andreas Kim Tae-gon. Relikwi tersebut berupa satu ruas tulang belakang Santo Andreas Kim Tae-gon. Setelah pembangunan selesai, misa perdana di Gereja Santo Andreas Kim Tae-gon dilaksanakan pada 19 Agustus 2017. Satu bulan kemudian, pada 20 September 2017, gereja ini diberkati dan diresmikan oleh Uskup Agung Suharyo.[4]
Bangunan
Gereja Santo Andreas Kim Tae-gon (KTG) memiliki bentuk elips yang dirancang menyerupai dua telapak tangan orang yang sedang berdoa. Gereja ini terdiri atas tiga lantai dengan dua balkon yang ada di dalamnya. Pada balkon di lantai kedua gereja, terdapat ruang khusus bagi anak-anak yang menggunakan kaca kedap suara. Interior altar gereja memiliki motif melengkung yang dibuat seperti cawan pada Perjamuan Kudus. Lengkungan yang berjumlah tiga merujuk kepada simbol Trinitas, dengan kaca patri bergambar lidah api. Kaca patri juga terletak di dalam sebelah kanan dan kiri gereja, yakni berupa kaca patri dua belas rasul. Kaca patri pada pintu utama gereja menggambarkan Yesus yang sedang berdoa di Taman Getsemani.[4]Tabernakel yang ada pada tengah altar sempat dirumorkan bahwa dibuat dari emas murni, tetapi merupakan material besi yang disepuh dengan warna emas.[5]
Beberapa patung terdapat di dalam maupun di luar gereja. Di dalam gereja bagian terdapat patung Hati Kudus Yesus dan Bunda Maria pada masing-masing sisi kiri dan kanan di sekitar panti imam. Di sekitar pintu utama gereja, terdapat Pieta dan patung Keluarga Kudus. Pintu utama gereja diapit oleh dua buah patung, yakni patung Santo Petrus dan patung Santo Andreas Kim Tae-gon. Sebuah patung besar dari Santo Andreas Kim Tae-gon terdapat di pelataran gereja. Pintu utama gereja melukiskan juga kisah kehidupan Santo Andreas Kim Tae-gon. Terdapat juga sebuah Gua Maria yang terdapat di sebelah kanan pada halaman gereja. Lukisan-lukisan Jalan Salib terdapat di dalam gereja dan juga di luar gereja.[4]