Selama lebih dari 3000 tahun, Beijing telah memiliki berbagai nama lain. "Beijing" berarti "ibu kota utara" (dari aksara Han北 berarti utara dan 京 bermakna ibu kota) yang digunakan sebagai nama kota ini pada 1403 selama era Dinasti Ming untuk membedakannya dari Nanjing ("ibu kota selatan").[32]
Ejaannya dalam bahasa Inggris berdasarkan pada romanisasipinyin dari dua aksara tersebut seperti yang dilafalkan dalam bahasa Mandarin standar. Ejaan bahasa Inggris yang lebih lama yaitu Peking, merupakan romanisasi postal dari dua aksara yang sama seperti yang diucapkan dalam dialek bahasa lokal yang digunakan di kota-kota pelabuhan Tiongkok selatan sebagai tempat yang pertama kali didatangi oleh para pedagang Eropa dan misionaris.[33] Dialek-dialek tersebut melestarikan pengucapan bahasa Tionghoa Pertengahan untuk aksara 京 yang diucapkan kjaeng,[34] sebelum terjadi pergeseran fonetik dalam dialek utara menjadi pengucapan seperti saat ini.[35]
Kata dan penulisan Peking berasal misionaris Prancis empat ratus tahun yang lalu sesuai dengan pengucapan yang lebih tua, mendahului perubahan bunyi berikutnya dalam bahasa Mandarin dari [kʲ] menjadi [tɕ].[35] ([tɕ] direpresentasikan dalam Pinyin menjadi j seperti dalam Beijing.
Kota Beijing telah beberapa kali mengalami perubahan nama. Selama Dinasti Jin dinamakan Zhongdu (中都) kemudian di bawah Dinasti Yuan Mongol disebut Dadu (大都) dalam bahasa Mandarin[37] atau Daidu menurut pelafalan Mongol.[38] Selain itu dikenal juga dengan nama Mongolia Khanbaliq (汗八里) yang dieja dan ditulis Cambuluc[16] dalam catatan Marco Polo. Dua kali dalam sejarah kota, namanya diubah dari Beijing (Peking) menjadi Beiping (Peiping) (北平; Pinyin: Běipíng; Wade-Giles: Pei-p'ing), secara harfiah berarti "Perdamaian Utara". Perubahan pertama terjadi di bawah Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming, setelah itu pada 1928 oleh pemerintah KuomintangRepublik Tiongkok.[16]
Dalam beberapa kejadian, perubahan nama dengan menghapus aksara 京 (jing atau king) yang berarti "ibu kota", untuk menandakan bahwa ibu kota nasional telah pindah ke Nanjing. Nama kota ini juga berubah dua kali dari Beiping (Peiping) menjadi Beijing (Peking), yang pertama di bawah Kaisar Yongle dari Dinasti Ming yang memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing dan yang kedua pada 1949 ketika Partai Komunis Tiongkok menjadikan Beijing sebagai ibu kota Tiongkok setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.[16]
Jejak awal permukiman manusia di kota Beijing ditemukan di dalam gua-gua yang ada di Bukit Tulang Naga dekat desa Zhoukoudian di distrik Fangshan, tempat Manusia Peking pernah hidup. Fosil-fosil Homo erectus yang ditemukan di dalam gua-gua tersebut berusia sekitar 230.000 hingga 250.000 tahun yang lalu. Homo sapiens zaman Paleolitik juga ditemukan di sana dan diperkiraan berusia sekitar 27.000 tahun yang lalu.[39] Para arkeolog telah menemukan permukiman neolitik di seluruh kota ini, termasuk di Wangfujing yang terletak di pusat kota Beijing.[butuh rujukan]
Selama periode Enam Belas Kerajaan ketika wilayah Tiongkok utara ditaklukkan dan dibagi-bagi oleh Wu Hu, walaupun hanya sebentar Jicheng sempat menjadi ibu kota bangsa Xianbei pada masa kerajaan Yan Awal.[42]
Setelah dua generasi berlalu, Kublai Khan memerintahkan untuk membangun Dadu (大都, harfiah "kota besar", orang Mongol menyebutnya Daidu, secara umum dinamakan Khanbaliq dan dalam catatan Marco Polo ditulis "Cambuluc") yang menjadi ibu kota baru bagi Dinasti Yuan di timur laut bekas reruntuhan Zhongdu. Pembangunan berlangsung dari 1264 hingga 1293[1][43][44] dan berdampak positif terhadap perkembangan kota-kota yang ada di pinggiran utara Tiongkok dalam. Lokasi kota Dadu berpusat di Gulou, agak ke utara dari pusat kota Beijing saat ini, membentang dari Adimarga Chang'an hingga ke bagian utara Jalur 10, Beijing Subway. Sisa-sisa tembok Yuan yang terbuat dari tanah yang dimampatkan masih ada sampai sekarang dan dinamakan "Tucheng" (土城, harfiah "tembok bumi").[45]
Zhu Biao ahli waris Zhu Yuanzhang meninggal dalam usia 36 tahun pada 1392, kematiannya yang terlalu dini menyebabkan perang saudara pasca-kematiannya. Perebutan takhta akhirnya dimenangkan oleh Zhu Di dan ia mendeklarasikan era Yongle yang baru. Akibat perlakuannya yang kejam terhadap penduduk ibu kota Ming yang saat itu berada di Yingtian (sekarang bernama Nanjing) mengakibatkan banyak penduduk yang pergi meninggalkan Yingtian, sehingga Zhi Di menetapkan dan membangun wilayah fiefnya yaitu Beiping menjadi ibu kota baru. Kota Beiping diubah namanya menjadi Beijing (ibu kota utara) atau Shuntian[48] pada 1403.[32] Pembangunan kediaman kekaisaran baru yang disebut Kota Terlarang berlangsung mulai 1406 hingga 1420,[43] pada periode ini juga dibangun beberapa bangunan utama lainnya, seperti Kuil Langit[49] dan Tiananmen. Tanggal 28 Oktober 1420, kota Beijing secara resmi ditunjuk sebagai ibu kota Dinasti Ming pada tahun yang sama ketika Kota Terlarang sebagai kediaman kekaisaran selesai dibangun.[50] Beijing menjadi ibu kota utama kekaisaran dan Yingtian atau Nanjing (ibu kota selatan) menjadi ibu kota kedua. (Kaisar Hongxi putera Zhu Di pada 1425 memerintahkan agar ibu kota utama dikembalikan ke Nanjing, tetapi titah ini tidak pernah dilaksanakan karena Kaisar Hongxi meninggal pada bulan berikutnya, kemungkinan karena terkena serangan jantung. Ia dimakamkan, seperti hampir semua Kaisar Ming, di kompleks Makam Dinasti Ming yang dibangun secara terperinci di utara Beijing).[butuh rujukan]
Pada abad ke-15, Beijing pada dasarnya telah terbentuk seperti sekarang. Tembok kota Ming masih terus berdiri kokoh hingga zaman modern walaupun kebanyakan telah dirobohkan untuk pembangunan Jalan lingkar ke-2.[51] Secara umum diyakini bahwa Beijing merupakan kota terbesar di dunia pada sebagian besar abad ke 15, 16, 17 dan 18.[52]Gereja pertama yang diketahui di Beijing dibangun oleh misi Katolik pada 1652 di bekas kapel Matteo Ricci, kemudian
Katedral Perawan Tak Bernoda atau biasa disebut Katedral Nantang juga dibangun di situs yang sama.[53]
Pemberontakan kaum petani pimpinan Li Zicheng yang berhasil menguasai Beijing pada 1644 mengakhiri Dinasti Ming, tetapi Li Zicheng bersama dinasti Shun-nya yang berumur pendek pergi meninggalkan kota tanpa perlawanan ketika pasukan Pangeran DorgonManchu menyerang Beijing 40 hari kemudian.[butuh rujukan]
Dinasti Qing
Dorgon mendirikan Dinasti Qing sebagai penerus langsung Dinasti Ming (mendelegitimasi Li Zicheng beserta para pengikutnya yang kabur)[54] dan Beijing menjadi ibu kota tunggal Tiongkok.[55] Para kaisar Qing membuat beberapa modifikasi pada kediaman Kekaisaran tetapi sebagian besar bangunan dan tata ruang Ming secara umum masih tetap dipertahankan. Fasilitas peribadatan Manchu mulai diperkenalkan, tetapi pemerintahan Qing masih tetap memperbolehkan rakyat Han menjalankan ritual tradisional kepercayaannya. Papan pengumuman atau berbagai macam tanda, ditulis dalam dwibahasa atau menggunakan bahasa Mandarin. Kondisi Beijing pada masa awal Dinasti Qing ini dijadikan latar novel Tiongkok berjudul Impian Bangsal Merah. Kaisar Qing membangun beberapa taman megah termasuk Istana Musim Panas Lama dan Istana Musim Panas (Yihe Yuan) di barat laut kota.[butuh rujukan]
Pada 14-15 Agustus 1900 terjadi Pertempuran Peking yang merupakan bagian dari Pemberontakan Boxer yang bertujuan untuk menghancurkan kawasan diplomatik Barat termasuk orang-orang Tiongkok yang beragama Kristen. Pemberontakan yang dilakoni oleh para "boxer" (nama yang diberikan oleh aliansi Barat untuk "yìhéquán" dalam bahasa Mandarin), memicu kedatangan kekuatan asing.[56] Selama pertempuran, beberapa bangunan penting dihancurkan dan dirusak, termasuk Akademi Hanlin dan Istana Musim Panas. Akhirnya disepakati perjanjian damai antara Aliansi Delapan Negara dengan pemerintah Tiongkok yang diwakili oleh Li Hung-chang dan Pangeran Ching pada 7 September 1901. Perjanjian itu mengharuskan Tiongkok untuk membayar ganti rugi sebesar US$. 335 juta (sekitar US$. 4 miliar kurs sekarang) ditambah dengan bunga selama 39 tahun. Selain itu, Aliansi Delapan Negara juga menuntut agar para pejabat pemerintah Tiongkok yang mendukung Pemberontakan Boxer dihukuman mati atau diasingkan dan penghancuran benteng-benteng serta pertahanan lainnya yang ada di sebagian besar wilayah Tiongkok utara. Sepuluh hari setelah perjanjian ditandatangani, pasukan asing meninggalkan Peking tetapi kawasan kedutaan masih terus dijaga sampai Perang Dunia II.[57]
Dengan mengantongi perjanjian yang telah ditandatangani, Janda Permaisuri Cixi kembali ke Peking dari "tur inspeksi" seremonialnya pada 7 Januari 1902 dan Dinasti Qing masih tetap berdiri walaupun kondisinya jauh lebih lemah akibat Pemberontakan Boxer dan kewajiban membayar ganti rugi kepada pihak Aliansi Delapan Negara.[58] Janda Permaisuri Cixi meninggal pada 1908 dan Dinasti Qing juga menyusul, runtuh pada 1911.[butuh rujukan]
Republik Tiongkok
Revolusi Xinhai 1911 berusaha untuk mengganti pemerintahan Dinasti Qing menjadi negara republik dan para pemimpinnya seperti Sun Yat-sen pada awalnya bermaksud mengembalikan ibu kota ke Nanjing. Setelah Jenderal Qing Yuan Shikai berhasil memastikan keberhasilan revolusi dengan memaksakan pengunduran diri kaisar terakhir Qing Puyi, kaum revolusioner menerima Yuan menjadi presiden Republik Tiongkok yang baru. Yuan tetap mempertahankan Beijing sebagai ibu kota Tiongkok dan dengan cepat mengonsolidasikan kekuasaan, ia juga mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar pada 1915, tetapi kematiannya yang kurang dari setahun setelah menjadi "kaisar",[59] menyebabkan Tiongkok berada di bawah kendali para panglima perang yang memimpin pasukan regionalnya masing-masing. Menyusul keberhasilan Ekspedisi Utara yang diluncurkan oleh partai nasionalis Kuomintang, ibu kota secara resmi dipindahkan ke Nanjing pada 1928, kemudian pada 28 Juni tahun yang sama, nama Beijing diganti menjadi Beiping (saat itu ditulis "Peiping").[60]
Pada 1950-an, kota ini mulai berkembang hingga ke luar dari kota tua yang dikelilingi tembok dan lingkungan sekitarnya, membangun industri-industri berat di barat dan lingkungan perumahan di utara. Banyak benteng kota Beijing dirobohkan pada 1960-an untuk membangun Beijing Subway dan Jalan Lingkar ke-2.[butuh rujukan]
Selama Revolusi Kebudayaan dari 1966 hingga 1976, gerakan Pengawal Merah dimulai dari Beijing dan para pegawai pemerintah kota menjadi sasaran pertama. Pada musim gugur 1966, semua sekolah ditutup dan lebih dari satu juta Pengawal Merah yang datang dari seluruh Tiongkok berkumpul di Beijing dan disambut oleh Mao Zedong beserta para pemimpin lainnya yang dilanjutkan dengan aksi unjuk rasa dan pawai bersama di Lapangan Tiananmen.[65]
Sejak awal 1980-an, wilayah perkotaan Beijing telah berkembang pesat setelah rampungnya pembangunan Jalan Lingkar ke-2 pada 1981 dan penambahan Jalan Lingkar ke-3, ke-4, ke-5 hingga Jalan Lingkar ke-6.[66][67] Menurut sebuah laporan surat kabar 2005, ukuran Beijing yang baru dikembangkan lebih besar satu setengah kali lipat dibanding sebelumnya.[68]Wangfujing dan Xidan telah berkembang menjadi distrik perbelanjaan,[69] sementara Zhongguancun telah berubah menjadi pusat utama elektronik di Tiongkok.[70] Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan kota Beijing telah menimbulkan beberapa masalah terkait urbanisasi seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, hilangnya kawasan bersejarah dan gelombang pekerja migran dari kawasan perdesaan yang signifikan.[71] Beijing juga menjadi lokasi banyak peristiwa penting dalam sejarah Tiongkok modern terutama unjuk rasa Tiananmen 1989.[72] Beijing menjadi tuan rumah acara-acara bertaraf internasional, termasuk perhelatan Olimpiade Musim Panas 2008, Kejuaraan Dunia Atletik 2015 dan terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022, menjadikannya sebagai kota pertama yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dan Musim Panas.[73]
Beijing terletak di ujung utara Dataran Tiongkok Utara berbentuk segitiga yang membentang ke arah selatan dan timur kota. Pegunungan yang ada di barat laut, utara dan barat melindungi kota ini sedangkan jantung pertanian Beijing berada di utara gurun padang pasir yang terus merambah. Bagian barat laut, terutama Distrik Yanqing dan Distrik Huairou didominasi oleh Pegunungan Jundu, sedangkan bagian barat dibingkai oleh Xishan atau Perbukitan Barat. Tembok Besar di bagian utara dibangun di atas topografi yang kasar sebagai pertahanan melawan serangan nomadenstepa. Gunung Dongling, di Perbukitan Barat berbatasan dengan provinsiHebei merupakan titik tertinggi di munisipalitas Beijing dengan ketinggian 2.303 mdpl.[butuh rujukan]
Sungai-sungai besar mengalir melalui Beijing termasuk Chaobai, Yongding dan Juma, semuanya merupakan anak Sungai Hai yang mengalir ke arah tenggara. Waduk Miyun yang berada di hulu Sungai Chaobai adalah waduk terbesar di Beijing. Selain itu, Beijing juga merupakan ujung utara dari Kanal Besar yang mengarah ke Hangzhou, dibangun lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai rute transportasi dan Proyek Transfer Air Selatan-Utara yang dimulai pada dekade terakhir untuk membawa air dari cekunganSungai Yangtze.[butuh rujukan]
Dataran kawasan perkotaan selatan-tengah Beijing ketinggiannya sekitar 40-60 meter, porsinya relatif kecil tetapi meluas dari munisipalitas. Beijing memiliki jalan lingkar yang berlapis. Jalan Lingkar ke-2 mengelilingi tembok kota tua dan Jalan Lingkar ke-6 menghubungkan kota-kota satelit di pinggiran kota sekitarnya. Tiananmen dan Lapangan Tiananmen berada di pusat kota Beijing, tepat di selatan Kota Terlarang bekas kediaman para kaisar Tiongkok. Di sebelah barat Tiananmen terdapat Zhongnanhai, kediaman para pemimpin Tiongkok saat ini. Adimarga Chang'an yang memotong Tiananmen dengan Lapangan Tiananmen, membentuk poros timur-barat utama kota Beijing.[butuh rujukan]
Ada tiga gaya arsitektur yang dominan di kota Beijing. Pertama, arsitektur tradisional kekaisaran Tiongkok, contoh terbaiknya adalah Tiananmen (Gerbang Kedamaian Surgawi) yang menjadi ciri khas bangunan besar Republik Rakyat Tiongkok, Kota Terlarang, Kuil Leluhur Kekaisaran dan Kuil Langit. Kedua, bangunan bergaya "Sino-Sov" dengan struktur yang cenderung berbentuk kotak, dibangun antara 1950-an hingga 1970-an tetapi sering dibangun dengan konstruksi yang tidak begitu baik.[74] Terakhir adalah arsitektur modern, yang paling menonjol berada di kawasan CBD Beijing, Beijing timur seperti Markas Besar CCTV dan bangunan lainnya di sekitar pusat kota termasuk Stadion Nasional Beijing dan Teater Agung Nasional.[butuh rujukan]
Sejak 2007, bangunan di Beijing telah menerima penghargaan dari CTBUH Skyscraper Award untuk kategori bangunan tinggi secara keseluruhan terbaik sebanyak dua kali yaitu untuk gedung Linked Hybrid pada 2009 dan Markas Besar CCTV pada 2013. Kategori untuk bangunan tinggi secara keseluruhan terbaik hanya diberikan kepada satu bangunan di seluruh dunia setiap tahunnya oleh CTBUH Skyscraper award.[butuh rujukan]
Pada awal abad ke-21, Beijing telah mengalami pertumbuhan luar biasa dalam hal konstruksi bangunan baru, menampilkan berbagai gaya modern karya arsitek internasional, yang paling menonjol di kawasan CBD Beijing. Perpaduan antara desain 1950-an dengan gaya arsitektur neofuturistik dapat dilihat di Zona Seni 798 yang memadukan gaya lama dengan yang baru. Bangunan tertinggi di Beijing saat ini adalah Menara CITIC atau biasa disebut Zun Tiongkok setinggi 528 meter, sebelumnya adalah World Trade Center Tiongkok Menara III setinggi 330 meter. Keduanya berada di CBD Beijing.[butuh rujukan]
Beijing terkenal dengan model rumah yang disebut siheyuan, tempat tinggal besar yang memiliki halaman persegi di tengah bagian dalam yang dikelilingi oleh bangunan lainnya. Contoh siheyuan yang terkenal misalnya Kediaman Pangeran Gong dan Kediaman Soong Ching-ling. Siheyuan biasanya terhubung dengan lorong-lorong sempit yang disebut hutong, dengan posisi pada umumnya lurus dari timur ke barat sehingga pintu-pintu menghadap utara dan selatan sesuai dengan Feng Shui. Lebarnya bervariasi, ada yang sangat sempit hanya untuk 1-2 orang pejalan kaki yang bisa melintas bersamaan. Dulu, siheyuan dan hutong ada di mana-mana di seluruh Beijing, tetapi sekarang dengan cepat menghilang[75] karena telah digantikan oleh bangunan-bangunan gedung bertingkat tinggi.[76] Penduduk hutong yang terkena gusuran berhak untuk tinggal di gedung apartemen baru, setidaknya dengan ukuran yang sama dengan tempat tinggal mereka sebelumnya. Namun, banyak yang mengeluh karena nuansa komunitas tradisional dan kehidupan jalanan ala 'hutong' tetap tidak tergantikan,[77] selain itu unit apartemen yang mereka tempati sekarang umumnya adalah milik pemerintah bukan atas nama pribadi.[78]
Iklim
Kota ini memiliki iklim agak kering yang dipengaruhi oleh iklim benua lembap (klasifikasi iklim Köppen DWA), ditandai dengan musim panas yang sangat panas dan lembap karena angin musonAsia Timur dan musim dingin yang singkat tapi sangat dingin yang mencerminkan pengaruh besar antisiklon Siberia yang luas.[79] Pada musim semi dapat terjadi badai pasir yang bertiup dari Gurun Gobi melintasi stepa Mongolia disertai dengan kondisi suhu panas yang cepat dan umumnya kering. Musim gugur mirip dengan musim semi, merupakan musim transisi dengan curah hujan minimal. Suhu rata-rata harian bulanan pada Januari adalah −37 °C (−34,6 °F), Juli sekitar 262 °C (503,6 °F). Presipitasi rata-rata sekitar 570 mm (22 in) setiap tahunnya, dengan hampir tiga perempat dari total itu jatuh ke bumi berupa air hujan dari Juni hingga Agustus. Persentase kemungkinan sinar matahari bulanan berkisar antara 47% pada Juli hingga 65% pada Januari dan Februari, kota ini menerima 2.671 jam sinar matahari cerah setiap tahunnya. Cuaca ekstrem sejak 1951 adalah −27.4 °C pada musim dingin 22 Februari 1966 dan 41.9 °C pada musim panas 24 Juli 1999 (catatan tidak resmi menunjukkan 42.6 °C pada musim panas 15 Juni 1942).[80][81]
Data iklim Beijing (normal 1971–2000, ekstrim 1951–sekarang)
Sumber: China Meteorological Administration [82], China Meteorological Data Sharing Service System[83], rekor tertinggi sepanjang waktu[81], rekor tertinggi Mei[84], dan Weather Atlas[85]
Masalah lingkungan
Beijing memiliki sejarah yang panjang terkait masalah lingkungan.[86] Antara tahun 2000 hingga 2009, jumlah kawasan urban Beijing meningkat empat kali lipat, yang bukan hanya meningkatkan emisi antropogenik, tetapi juga mengubah situasi meteorologis secara fundamental, bahkan jika tidak termasuk emisi gas buang masyarakat. Misalnya, permukaan albedo, kecepatan angin dan kelembapan di dekat permukaan mengalami penurunan, sedangkan permukaan tanah dan suhu udara yang dekat dengan permukaan termasuk pengenceran udara vertikal dan ozon mengalami peningkatan.[87] Dampak dari faktor gabungan antara urbanisasi dan polusi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, Beijing sering mengalami masalah lingkungan yang serius sehingga menyebabkan masalah kesehatan bagi penduduknya. Pada 2013, kabut asap melanda Beijing dan sebagian besar wilayah bagian utara Tiongkok, berdampak terhadap 600 juta orang. Setelah kejadian "polusi yang mengejutkan" ini, polusi udara menjadi masalah ekonomi dan sosial yang penting di Tiongkok. Pemerintah Beijing mengumumkan langkah-langkah untuk mengurangi polusi udara, misalnya dengan menurunkan pangsa batu bara dari 24% pada 2012 menjadi 10% pada 2017, sementara pemerintah pusat memerintahkan agar kendaraan yang sangat berpolusi disingkirkan mulai 2015 hingga 2017 dan meningkatkan upaya transisi sistem energi ke sumber bersih.[88]
Kualitas udara
Penelitian bersama antara peneliti Amerika dengan Tiongkok pada 2006 menyimpulkan bahwa sebagian besar polusi kota berasal dari berbagai kota dan provinsi yang ada di sekitar Beijing. Rata-rata 35–60% dari ozon dapat ditelusuri hingga ke sumbernya yang berada di luar Beijing. ProvinsiShandong dan Tianjin memiliki "pengaruh signifikan terhadap kualitas udara Beijing",[89] sebagian karena aliran selatan/tenggara yang biasanya terjadi selama musim panas dan pegunungan yang ada di utara dan barat laut.
Hampir US$ 17 miliar telah dihabiskan untuk memenuhi janji pemerintah Tiongkok guna membersihkan udara Beijing dalam rangka persiapan perhelatan Olimpiade Musim Panas 2008.[90] Beijing menerapkan sejumlah skema peningkatan udara selama berlangsungnya Olimpiade, termasuk menghentikan pekerjaan di semua lokasi konstruksi, menutup banyak pabrik di Beijing secara permanen, menghentikan sementara industri di daerah tetangga, menutup beberapa pompa bensin,[91]penjatahan ganjil-genap nomor kendaraan bermotor,[92] mengurangi tarif bus dan Beijing Subway, membuka jalur kereta bawah tanah baru dan melarang kendaraan beremisi tinggi.[93][94] Kota ini mengerahkan 3.800 bus tenaga gas alam sehingga menjadikannya sebagai salah satu armada bus terbesar di dunia untuk jenis ini.[90] Beijing menjadi kota pertama di Tiongkok yang menerapkan standar emisi Euro 4.[95]
Pembakaran batu bara menyumbang sekitar 40% dari PM 2,5 di Beijing dan juga menjadi sumber utama nitrogen dan sulfur dioksida.[96] Sejak 2012, kota ini telah mengonversi pembangkit listrik batu bara menjadi pembakaran gas alam[97] yang bertujuan untuk membatasi konsumsi batu bara tahunan sebesar 20 juta ton. Pada 2011, kota ini membakar 26,3 juta ton batu bara, 73% di antaranya untuk pemanas dan pembangkit listrik sedangkan sisanya untuk industri.[97] Sebagian besar polusi udara kota berasal dari daerah tetangga.[96] Konsumsi batu bara di Tianjin yang berdekatan dengan Beijing, diperkirakan akan meningkat dari 48 menjadi 63 juta ton dari 2011 hingga 2015.[98]ProvinsiHebei membakar lebih dari 300 juta ton batu bara pada 2011, melebihi pembakaran batu bara di seluruh Jerman yang hanya 30% digunakan untuk pembangkit listrik, sisanya sebagian besar untuk pembuatan baja dan semen.[99]
Konsumsi batu bara meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2000 untuk pembangkit listrik di daerah penambangan batu bara di Shanxi, Mongolia Dalam dan Shaanxi, selain itu Shandong juga berkontribusi dalam masalah polusi udara di Beijing.[96] Shandong, Shanxi, Hebei dan Mongolia Dalam, masing-masing menempati peringkat ke-1 hingga ke-4 sebagai provinsi yang mengonsumsi batu bara terbesar di Tiongkok.[98] Terdapat empat pembangkit listrik tenaga batu bara utama di Beijing untuk menyediakan listrik serta pemanas selama musim dingin, yang pertama adalah (Pembangkit Listrik Panas Gaojing) tetapi sudah ditutup pada 2014,[100][101] dua lainnya ditutup pada Maret 2015 dan yang terakhir (Pembangkit Listrik Panas Huaneng) ditutup pada 2016.[100] Antara 2013 hingga 2017, kota ini berencana mengurangi 13 juta ton konsumsi batu bara dan membatasi konsumsi batu bara menjadi 15 juta ton pada 2015.[100]
Pemerintah terkadang menggunakan teknik penyemaian awan untuk meningkatkan peluang turunnya hujan di wilayah tersebut guna membersihkan udara sebelum acara besar, seperti sebelum parade peringatan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada 2009[102] sekaligus mengatasi kondisi kekeringan. Baru-baru ini, pemerintah juga telah mengambil kebijakan seperti menutup sementara pabrik-pabrik dan menerapkan pembatasan yang lebih besar untuk penggunaan mobil di jalan, seperti fenomena "APEC Biru" sebelum dan selama berlangsungnya APEC Tiongkok 2014 dan apa yang dinamakan sebagai "parade biru" selama Parade Hari Kemenangan Tiongkok 2015.[103] Akan tetapi setelah acara-acara tersebut usai, kondisi udara di Beijing kembali ke tingkat yang tidak sehat seperti sebelumnya.
Kualitas udara Beijing sering dalam kategori buruk, terutama di musim dingin. Pada pertengahan Januari 2013, kualitas udara Beijing diukur dari atas gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing pada kepadatan PM2,5 dari 755 mikrogram per meter kubik, hasilnya menunjukkan 75 kali lipat lebih tinggi dari tingkat aman yang ditetapkan oleh WHO dan jauh di luar indeks kualitas udara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. Dilaporkan secara luas, awalnya melalui akun Twitter dengan kategori "sangat buruk" tetapi kemudian diubah menjadi "di luar indeks".[104]
Pada 8 dan 9 Desember 2015 Beijing menggunakan sistem peringatan kabut asap pertama yang mengakibatkan penutupan sebagian besar industri dan bisnis komersial lainnya di kota ini.[105] Setelah itu pada bulan lainnya dikeluarkan status "peringatan merah" kabut asap.[106]
Menurut pengumuman biro perlindungan lingkungan Beijing pada November 2016, mulai 2017 mobil-mobil tua yang sangat berpolusi akan dilarang beroperasi di jalanan jika "peringatan merah" kabut asap dikeluarkan di kota atau daerah tetangga.[107]
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pengurangan polusi yang terukur setelah "perang melawan polusi" diumumkan pada 2014, hasilnya terjadi pengurangan 35% partikulat halus pada 2017.[108]
Interpretasi
Akibat tingginya tingkat polusi udara di Beijing, ada berbagai interpretasi dari berbagai sumber tentang masalah ini. Interpretasi polusi harian dari 27 stasiun pemantauan di sekitar kota dilaporkan dan ditampilkan dalam situs web Biro Perlindungan Lingkungan Beijing (BPLB).[109] Kedutaan Besar Amerika Serikat (KBAS) di Beijing juga melaporkan tingkat partikel halus (PM2,5) setiap jam dan ozon di Twitter.[110] BPLB dan KBAS mengukur polutan yang berbeda berdasarkan kriteria yang berbeda pula, sehingga tingkat polusi dan dampaknya terhadap kesehatan manusia yang dilaporkan oleh BPLB sering kali lebih rendah daripada yang dilaporkan oleh KBAS.[110]
Asap menyebabkan kerusakan dan berbahaya bagi penduduk. Polusi udara di Beijing secara langsung berdampak signifikan pada tingkat mobilitas penyakit kardiovaskular, pernapasan,[111] bahkan paparan terhadap konsentrasi besar udara yang tercemar dapat menyebabkan kematian.[112]
Badai debu
Debu dari erosi gurun di Tiongkok utara dan barat laut menghasilkan badai debu musiman yang menjangkiti kota. Badan Modifikasi Cuaca Beijing kadang-kadang menggunakan hujan buatan untuk melawan badai debu semacam itu sekaligus mengurangi dampak buruknya.[113] Dalam empat bulan pertama tahun 2006, setidaknya telah terjadi delapan kali badai debu.[114] Pada bulan April 2002, dalam satu kali badai debu saja menebarkan hampir 50.000 ton debu ke kota sebelum bergerak ke Jepang dan Korea.[115]
Pemerintah Beijing diatur oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) lokal yang dipimpin oleh Sekretaris PKT Beijing (Hanzi: 北京市委书记). PKT lokal mengeluarkan perintah administratif, mengumpulkan pajak, mengelola ekonomi dan mengarahkan Komite Tetap Kongres Rakyat Kota untuk membuat keputusan kebijakan dan mengawasi pemerintah daerah.[butuh rujukan]
Pejabat pemerintah termasuk wali kota (Hanzi: 市长) dan wakil wali kota. Banyak kantor atau biro pemerintah yang fokus pada hukum, keamanan publik dan urusan lainnya. Sebagai ibu kota Tiongkok, Beijing menampung semua lembaga pemerintahan dan politik nasional yang penting, termasuk Kongres Rakyat Nasional.[116]
Kawasan utama di Beijing, termasuk gerbang kota (dalam aksara Han sederhana berakhiran "门" berarti "gerbang" di tembok kota Beijing) yang sekarang kebanyakan sudah tidak ada lagi, antara lain:
Pengadilan menengah rakyat No. 1 Beijing di Shijingshan mengawasi pengadilan dasar rakyat di Haidian, Shijingshan, Mentougou, Changping dan Yanqing.[122] Pengadilan menengah rakyat No. 2 di Fengtai mengawal proses pengadilan dasar rakyat di Dongcheng, Xicheng, Fengtai, Fangshan dan Daxing.[122] Pengadilan menengah rakyat No. 3 Beijing di Laiguangying merupakan yang terbaru dari tiga pengadilan tingkat menengah yang dibuka pada 21 Agustus 2013,[122] memantau pengadilan dasar rakyat di distrik Chaoyang, Tongzhou, Shunyi, Huairou, Pinggu dan Miyun.[122][123] Setiap pengadilan di Beijing memiliki kejaksaan rakyat yang sesuai dengan tingkatannya.
BUMN Tiongkok terkonsentrasi di ibu kota nasional Beijing yang pada 2013 memiliki lebih banyak markas besar perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 dibandingkan kota lain mana pun di dunia.[125] Beijing juga disebut sebagai "miliarder ibu kota dunia".[126][127]
Sektor jasa terdiversifikasi secara luas dalam bidang layanan profesional, teknologi informasi, lahan yasan komersial, penelitian ilmiah, lahan yasan perumahan, grosir dan eceran yang masing-masing berkontribusi setidaknya 6% terhadap perekonomian kota pada 2013.[129]
Subsektor tunggal terbesar masih berada di sektor industri, walaupun sebagian dari keseluruhan outputnya telah menyusut menjadi 18,1% pada 2013.[129] Campuran hasil industri telah berubah secara signifikan sejak 2010 ketika kota ini mengumumkan bahwa 140 perusahaan yang sangat mencemari lingkungan, energi dan sumber daya air akan dipindahkan dari kota dalam lima tahun ke depan.[130] Relokasi Capital Steel ke provinsi tetangga Hebei telah dimulai sejak 2005.[131][132] Pada 2013,
output mobil, produk luar angkasa, semikonduktor, obat-obatan dan pengolahan makanan, semuanya meningkat.[129]
Tanah pertanian di sekitar Beijing, sayuran dan buah-buahan telah menggantikan biji-bijian sebagai tanaman utama yang sekarang marak ditanam.[129] Pada 2013, tonase sayuran, jamur yang dapat dimakan dan buah yang dipanen lebih dari tiga kali lipat ketimbang gandum.[129] Keseluruhan areal yang ditanami menyusut bersamaan dengan sebagian besar kategori produk karena lebih banyak lahan yang ditanami kembali dengan alasan lingkungan.[129]
Pada 2006, pemerintah kota mengidentifikasi enam zona keluaran ekonomi kelas atas di sekitar Beijing sebagai mesin utama untuk pertumbuhan ekonomi lokal. Pada 2012, enam zona ekonomi menghasilkan 43,3% dari PDB kota, naik 36,5% dibandingkan 2007.[133][134]
Keenam zona ekonomi tersebut adalah:
Zhongguancun, desa silikon Tiongkok di Distrik Haidian barat laut kota, menjadi rumah bagi perusahaan teknologi baik yang sudah mapan maupun yang baru berdiri. Pada kuartal kedua 2014, dari 9.895 perusahaan yang terdaftar di salah satu dari enam zona ekonomi, sebanyak 6.150 berbasis di Zhongguancun.[135]
CBD Beijing, sebenarnya terletak di sebelah timur pusat kota, dekat kawasan kedutaan besar di sepanjang Jalan lingkar ke-3 antara Jalan Jianguomen Luar dan Jalan Chaoyangmen Luar. CBD Beijing menjadi rumah bagi banyak gedung perkantoran pencakar langit. Sebagian besar perusahaan asing dan firma layanan profesional kota ini berbasis di kawasan CBD Beijing.
Zona Ekonomi Bandara Beijing dibangun pada 1993 dan mengelilingi Bandara Internasional Ibu Kota Beijing di Distrik Shunyi sebelah timur laut kota. Selain logistik, layanan penerbangan dan perusahaan dagang, di kawasan ini juga terdapat pabrik perakitan mobil Beijing.
Zona Pusat Olimpiade Beijing mengelilingi zona hijau Olimpiade di utara pusat kota dan terus berkembang menjadi pusat konvensi hiburan, olahraga, pariwisata dan bisnis.
Distrik Shijingshan di pinggiran barat kota merupakan basis industri berat tradisional untuk pembuatan baja.[137] Pabrik kimia terkonsentrasi di daerah pinggiran ujung timur.
Beijing menempati peringkat ke-2 berdasarkan jumlah penduduk urban setelah Shanghai dan peringkat ke-3 menurut jumlah penduduk munisipalitas setelah Shanghai dan Chongqing. Beijing juga menempati peringkat di antara kota-kota terpadat di dunia, reputasi yang telah dipegang kota ini selama 800 tahun terakhir terutama selama abad ke-15 hingga awal ke-19 ketika Beijing menjadi salah satu kota terbesar di dunia.
Sekitar 13 juta penduduk kota pada tahun 2013 memiliki izin Hukou sebagai penduduk permanen di Beijing,[129] sedangkan sisanya memiliki izin hukou di tempat lain dan tidak memenuhi syarat untuk menerima fasilitas dan manfaat sosial yang disediakan oleh pemerintah kota Beijing.[129]
Populasi meningkat pada 2013 sebesar 7% dibanding tahun sebelumnya dan melanjutkan kecenderungan pertumbuhan cepat selama satu dekade.[129] Total populasi 14,213 juta jiwa pada 2004.[140] Pertumbuhan populasi sebagian besar disebabkan oleh migrasi. pertumbuhan alami populasi pada 2013 hanya 0,441%, berdasarkan selisih tingkat kelahiran 8,93 dan angka kematian 4,52.[129]Rasio keseimbangan jenis kelamin di Beijing adalah 51,6% pria dan 48,4% wanita.[129]
Usia angkatan kerja mencapai hampir 80% dari populasi. Dibandingkan dengan tahun 2004, penduduk yang berusia 0-14 tahun turun dari 9,96% menjadi 9,5% pada 2013 dan penduduk yang berusia di atas 65 menurun dari 11,12% menjadi 9,2%.[129][140] Dari 2000 hingga 2010, persentase penduduk kota yang berpendidikan perguruan tinggi atau sederajat hampir mencapai dua kali lipat dari 16,8% menjadi 31,5%.[141] Sekitar 22,2% berpendidikan sekolah menengah atas dan 31% sekolah menengah pertama.[141]
Menurut sensus 2010, hampir 96% populasi Beijing adalah etnis Han.[141] Lima kelompok etnik minoritas terbesar di ibu kota berjumlah sekitar 800.000 jiwa terdiri dari Manchu (336.000), Hui (249.000), Korea (77.000), Mongol (37.000) dan Tujia (24.000).[142] Selain itu terdapat sekitar 8.045 penduduk Hong Kong, 500 penduduk Makau, 7.772 penduduk Taiwan dan 91.128 orang asing yang terdaftar tinggal di Beijing.[141] Sebuah studi yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Beijing memperkirakan bahwa pada 2010 terdapat rata-rata 200.000 orang asing yang tinggal di Beijing pada hari-hari tertentu termasuk pelajar, pelancong bisnis dan turis yang tidak termasuk sebagai penduduk terdaftar.[143]
Pada 2017, pemerintah Tiongkok mulai menerapkan kontrol populasi untuk kota Beijing dan Shanghai guna melawan apa yang disebut "penyakit kota besar" seperti kemacetan, polusi, kekurangan layanan pendidikan dan perawatan kesehatan. Dampak dari kebijakan ini, populasi Beijing menurun 20.000 jiwa dari 2016 hingga 2017.[144] Tempat tinggal penduduk yang berpenghasilan rendah di beberapa lingkungan perumahan yang padat dihancurkan dan dipindahkan secara paksa dari ibu kota dengan dalih baik legal maupun ilegal.[144] Populasi didistribusikan ke wilayah Jing-Jin-Ji dan Kawasan Baru Xiong'an, diperkirakan sebanyak 300.000-500.000 orang disebar di wilayah tersebut untuk bekerja di departemen penelitian pemerintah, universitas dan kantor pusat berbagai perusahaan.[145][146]
Sistem wajib belajar kota ini termasuk yang terbaik di dunia: pada tahun 2018, siswa berusia 15 tahun dari Beijing (bersama dengan Shanghai, Zhejiang dan Jiangsu) mengungguli semua siswa dari 78 negara peserta lainnya untuk semua kategori (matematika, membaca, dan sains) dalam Program Penilaian Pelajar Internasional, sebuah studi kinerja akademik di seluruh dunia yang dilakukan oleh OECD.[160]
Opera Peking merupakan salah satu jenis teater tradisional Tiongkok yang terkenal di seluruh dunia. Umumnya dipuji sebagai salah satu pencapaian tertinggi budaya Tiongkok, opera Peking dipentaskan dengan kombinasi lagu, dialog lisan dan berbagai aksi seperti gerakan, pertempuran dan akrobat. Sebagian besar opera Peking menggunakan dialek panggung kuno yang sangat berbeda baik dengan bahasa Mandarin standar maupun dialek Beijing modern.[161]
Masakan Beijing adalah gaya dan cara memasak khas Beijing. Bebek Peking bisa jadi sebagai hidangan yang paling terkenal. Fuling jiabing, makanan ringan tradisional Beijing berupa panekuk (bing) menyerupai bentuk cakram datar dengan isian yang terbuat dari fu ling, jamur yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Rumah teh sangat umum di Beijing dan mudah ditemukan di mana-mana.
Cloisonné atau dalam bahasa Mandarin disebut jingtailan (Hanzi sederhana: 景泰蓝; Hanzi tradisional: 景泰藍; Pinyin: jǐngtàilán, secara harfiah "Biru Jingtai") adalah teknik dan tradisi pengerjaan logam yang menjadi ciri khas seni Beijing dan merupakan salah satu kerajinan tradisional yang paling dihormati di Tiongkok. Pembuatan cloisonné membutuhkan proses yang rumit dan terperinci mulai dari diketok dengan palu, lapisan tembaga, penyolderan, pengisian email, pembakaran email, pemolesan permukaan dan penyepuhan.[162]Barang pernis Beijing terkenal karena pola dan gambarnya yang rumit dan terperinci yang diukir di bagian permukaannya dan menggunakan berbagai teknik dekorasi vernis termasuk "pernis pahat" dan "emas ukiran".
Anak muda Beijing lebih tertarik pada kehidupan malam yang telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, melanggar tradisi budaya sebelumnya yang praktis hanya bisa dinikmati oleh warga kelas atas.[163] Saat ini, Houhai, Sanlitun dan Wudaokou merupakan kawasan pusat hiburan malam favorit di Beijing.
...kota ini tetap menjadi pusat tradisi dengan khazanah yang hampir berusia 2.000 tahun sebagai ibu kota kekaisaran yang masih terlihat di Kota Terlarang yang termasyhur dan juga di paviliun serta taman-taman kota yang subur...
Beijing kaya akan warisan berbagai macam agama seperti kepercayaan tradisional Tiongkok, Tao, Buddha, Konghucu, Islam dan Kristen yang kesemuanya memiliki sejarah yang signifikan di kota ini. Sebagai ibu kota nasional, Beijing menjadi kantor pusat Administrasi Negara Urusan Agama dan berbagai institusi agama-agama terkemuka yang disponsori oleh negara.[177] Dalam beberapa dekade terakhir, penduduk asing telah membawa agama lain ke Beijing.[177] Menurut Wang Zhiyun dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok pada 2010, terdapat 2,2 juta umat Buddha di kota ini atau setara dengan 11,2% dari total populasi.[178] Menurut Survei Sosial Umum Tiongkok 2009, penganut Kristen sebesar 0,78% dari populasi kota[179] dan menurut survei 2010, Muslim sebesar 1,76% dari populasi Beijing.[180]
Kepercayaan tradisional Tiongkok dan Taoisme
Beijing memiliki banyak kuil yang didedikasikan untuk dewa keagamaan maupun kepercayaan tradisional, banyak di antaranya sedang dibangun kembali atau diperbarui pada tahun 2000-an dan 2010-an. Tradisi persembahan tahunan kepada Tian (祭天; jìtiān) di Kuil Langit telah dilanjutkan oleh kelompok Konghucu pada 2010-an.
11% dari populasi Beijing menganut Buddhisme Asia Timur. Asosiasi Buddha Tiongkok, sebuah badan pengawas negara yang mengawasi semua aktivitas institusi Buddhis di daratan Tiongkok, berkantor pusat di Kuil Guangji, sebuah kuil yang didirikan lebih dari 800 tahun yang lalu pada masa Dinasti Jin, sekarang berada di kawasan yang dinamakan Fuchengmen Dalam (阜成门内). Asosiasi Buddha Beijing bersama dengan Paduan Suara dan Orkestra Buddha bermarkas di Kuil Guanghua yang berasal dari Dinasti Yuan lebih dari 700 tahun yang lalu, sedangkan perpustakaannya bertempat di Kuil Fayuan dekat Caishikou. Kuil Fayuan yang berasal dari Dinasti Tang 1300 tahun yang lalu menjadi kuil tertua di kota Beijing. Kuil Tongjiao di kawasan Dongzhimen merupakan satu-satunya kuil untuk biksuni di Beijing.
Kuil Xihuang aslinya berasal dari Dinasti Liao. Pada 1651, kuil ini dibangun kembali atas perintah Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing untuk menjadi tempat tinggal Ngawang Lobsang Gyatso, Dalai Lama ke-5 selama kunjungannya ke Beijing. Sejak itu, kuil ini menjadi tuan rumah bagi Dalai Lama ke-13 serta Panchen Lama ke-6, ke-9 dan ke-10. Kaisar Qianlong menetapkan Kuil Yonghe sebagai Kuil Buddha Tibet terbesar di Beijing pada 1744 dan menjadi tempat tinggal sekaligus fasilitas penelitian bagi guru pembimbing Buddha Tibet bernama Rölpé Dorjé yang bergelar Changkya ketiga. Kuil Yonghe diambil dari nama Kaisar Yongzheng karena kuil itu dulunya merupakan kediaman masa kecilnya dan ketika menjadi kaisar, ia mengganti atap Kuil Yonghe dengan genteng glasir yang biasanya khusus digunakan untuk atap bangunan di istana kekaisaran.
Beijing memiliki sekitar 70 masjid yang diakui oleh Asosiasi Islam Tiongkok berkantor pusat di sebelah Masjid Niujie yang merupakan masjid tertua di Beijing.[184][185] Masjid Niujie didirikan pada 996 selama Dinasti Liao dan sering dikunjungi oleh pejabat Muslim.
Masjid terbesar [186] di Beijing adalah masjid ChangYing yang terletak di Distrik Chaoyang, dengan luas 8.400 m².
Masjid terkenal lainnya di kota tua termasuk Masjid Dongsi yang didirikan pada 1346, Masjid Huashi dibangun pada 1415, Masjid Nan Douya dekat Chaoyangmen, Masjid Jalan Jinshifang di Distrik Xicheng dan Masjid Dongzhimen.[187] Selain itu, terdapat juga masjid besar di komunitas Muslim terpencil seperti di Haidian, Madian, Tongzhou, Changping, Changying, Shijingshan dan Miyun. Institut Islam Tiongkok terletak di lingkungan Niujie di Distrik Xicheng.
Seminari Nasional Gereja Katolik di Tiongkok berada di Distrik Daxing.
Protestan
Gereja Protestan paling awal di Beijing didirikan oleh para misionaris Britania Raya dan Amerika Serikat pada paruh kedua abad ke-19. Misionaris Protestan juga membuka sekolah, universitas dan rumah sakit yang telah menjadi institusi sipil yang penting. Sebagian besar gereja Protestan Beijing dihancurkan selama Pemberontakan Boxer, tetapi setelah itu dibangun kembali. Pada 1958, sebanyak 64 gereja Protestan di Beijing direorganisasi menjadi empat gereja dan diawasi oleh negara melalui Gerakan Patriotik Tiga Pendirian.
Ortodoks Timur
Terdapat sejumlah besar umat Kristen Ortodoks di Beijing. Ortodoks datang ke Beijing bersama dengan para tahanan Rusia akibat dari konflik Albazino pada abad ke-17.[188] Viktor, seorang uskup Beijing pada 1956 kembali ke Uni Soviet, sehingga katedral tua Beijing diambil alih oleh kedutaan besar Soviet dan kemudian dihancurkan. Pada 2007, kedutaan Rusia membangun sebuah gereja baru di bagian taman kedutaan untuk melayani umat Kristen Ortodoks Rusia yang ada di Beijing.
Kota ini menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional Tiongkok ke-2 1914 dan yang pertama menjadi tuan rumah empat kali berturut-turut Pekan Olahraga Nasional Tiongkok pada 1959, 1965, 1975, dan 1979. Beijing juga menjadi tuan rumah bersama Olimpiade Nasional 1993 dengan Sichuan dan Qingdao. Beijing sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Petani Nasional Tiongkok pada 1988 dan Pesta Olahraga Minoritas Nasional ke-6 pada 1999.
Dari Beijing, layanan kereta penumpang tersedia dengan tujuan ke berbagai kota besar di Tiongkok. Layanan kereta internasional juga tersedia dengan tujuan ke Mongolia, Rusia, Vietnam dan Korea Utara. Kereta penumpang di Tiongkok diberi nomor sesuai dengan tujuan mereka yang terkait dengan Beijing.
Jalan-jalan yang ada di inti perkotaan Beijing umumnya mengikuti pola kotak-kotak warisan dari ibu kota kuno. Banyak jalan raya dan adimarga di Beijing yang masih dinamai dengan embel-embel kata "dalam" atau "luar" karena berpatokan dari kawasan yang dulunya berada di "dalam" atau di "luar" tembok kota Beijing dan menggunakan kata akhiran "mén" (门/門, gerbang), walaupun saat ini sebagian besar gerbang-gerbang itu sudah tidak ada lagi.
Kemacetan lalu lintas menjadi masalah utama bahkan di luar jam sibuk beberapa ruas jalan masih tetap macet. Tata letak desain kota Beijing semakin memperburuk masalah transportasi.[198] Pihak berwenang telah memperkenalkan beberapa jalur bus yang hanya dapat digunakan oleh bus umum selama jam sibuk. Pada awal 2010, Beijing memiliki 4 juta mobil yang terdaftar.[199] Pada akhir 2010, pemerintah memperkirakan 5 juta unit. Pada 2010, pendaftaran mobil baru di Beijing rata-rata 15.500 unit per minggu.[200]
Menjelang akhir 2010, pemerintah kota mengumumkan serangkaian langkah drastis untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, termasuk membatasi jumlah pelat nomor baru yang dikeluarkan untuk mobil penumpang menjadi 20.000 sebulan dan melarang mobil dengan pelat non-Beijing memasuki Jalan lingkar ke-5 pada jam sibuk.[201] Peraturan yang lebih ketat juga diberlakukan jika ada perhelatan besar atau cuaca dalam kondisi yang sangat tercemar.
Rambu-rambu jalan mulai distandardisasi dengan menggunakan aksara Han dan bahasa Inggris, nama-nama lokasi juga mulai menggunakan pinyin sejak 2008.[202]
Dengan dibukanya Bandara Daxing maka Bandara Nanyuan Beijing (IATA: NAY) yang terletak 13 km selatan pusat kota Beijing, di Distrik Fengtai, telah ditutup untuk layanan maskapai sipil. Bandara lainnya yang ada di kota Liangxiang, Xijiao, Shahe dan Badaling digunakan untuk militer.
Persyaratan visa untuk penumpang udara
Mulai 1 Januari 2013, diberlakukan bebas visa selama 72 jam di Beijing untuk wisatawan dari 45 negara yaitu Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, semua negara Uni Eropa (kecuali Norwegia dan Liechtenstein), semua negara Uni Emirat Arab, Swiss, Brasil, Argentina dan Australia. Program ini bermanfaat bagi para pengunjung transit dan bisnis,[206] 72 jam dihitung mulai dari saat pengunjung menerima tanda izin tinggal transit mereka bukan dari waktu kedatangan pesawat mereka. Pengunjung asing tersebut tidak diizinkan untuk meninggalkan Beijing menuju kota-kota Tiongkok lainnya selama 72 jam.[207]
Pada 28 Desember 2014, Beijing Subway beralih ke sistem tarif berbasis jarak bukan lagi menggunakan tarif tetap untuk semua jalur kecuali Airport Express.[209] Dengan sistem baru ini maka perjalanan di bawah 6 km akan dikenakan biaya ¥ 3,00 (sekitar Rp.6.300/kurs Juli 2020), 6 km berikutnya dikenakan tambahan ¥ 1,00 (sekitar Rp.2.100/kurs Juli 2020) setelah itu setiap 10 km berikutnya dikenakan ¥ 1,00. Misalnya total perjalanan 50 km, maka total biayanya ¥ 8.00 (sekitar Rp.16.800/kurs Juli 2020)
Meteran taksi di Beijing mulai dari ¥ 13 untuk 3 km pertama, ¥ 2,3 per 1 km berikutnya dan tambahan ¥ 1 per perjalanan sebagai biaya bahan bakar, tidak termasuk biaya tambahan macet ¥ 2,3 (¥ 4,6 selama jam-jam sibuk, jam 7-9 pagi dan 5–7 sore) per 5 menit atau taksi berjalan dengan kecepatan di bawah 12 km per jam. Kebanyakan merek unit taksi yang digunakan adalah Hyundai Elantra, Hyundai Sonata, Peugeot, Citroën dan Volkswagen Jetta. Setelah 15 km, tarif dasar naik sebesar 50%. Berbagai macam perusahaan taksi memiliki kombinasi warna khusus yang dilukis pada kendaraan mereka. Biasanya taksi terdaftar berwarna cokelat kekuningan sebagai warna dasar, dengan warna biru Prusia, putih, ungu, abu-abu atau hijau laut. Antara pukul 11.00 hingga 17.00 juga dikenakan biaya tambahan 20%. Perjalanan sejauh lebih dari 15 km antara pukul 23:00 hingga 06:00 dikenakan biaya peningkatan sebesar 80% dari biaya normal. Biaya perjalanan ke luar batas kota Beijing harus dinegosiasikan dengan pengemudi. Biaya taksi yang tidak terdaftar juga harus dinegosiasikan dengan pengemudi.
Sepeda
Beijing telah lama terkenal dengan jumlah sepeda di jalanannya. Meskipun peningkatan lalu lintas kendaraan bermotor telah menciptakan banyak kemacetan dan penggunaan sepeda telah menurun, akan tetapi sepeda masih menjadi bentuk transportasi lokal yang penting. Banyak pengendara sepeda dapat dilihat di sebagian besar jalan di kota dan sebagian besar jalan utama memiliki jalur sepeda. Jalanan di Beijing relatif datar sehingga nyaman untuk bersepeda dan sangat mungkin untuk bersepeda ke sebagian besar kota. Munculnya sepeda listrik dan skuter listrik telah membawa kebangkitan dalam transportasi roda dua. Akibat kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat, pihak berwenang telah mengindikasikan bahwa mereka ingin mendorong masyarakat untuk bersepeda, tetapi belum jelas apakah akan benar-benar dilaksanakan secara signifikan.[210] Pada 30 Maret 2019, jalur khusus sepeda sepanjang 6,5 kilometer dibuka guna mengurangi kemacetan lalu lintas antara Huilongguan dan Shangdi yang banyak terdapat kantor perusahaan teknologi tinggi.[211] Kebangkitan popularitas bersepeda dipicu oleh munculnya sejumlah besar aplikasi berbasis penyewaan sepeda seperti Mobike, Bluegogo dan Ofo sejak 2016.[212]
^ abcd"Township divisions". ebeijing.gov.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2009. Diakses tanggal 22 July 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Doing Business in China – Survey". Ministry Of Commerce – People's Republic Of China. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 May 2014. Diakses tanggal 5 August 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^GDP-2019 is a preliminary data, and GDP-2018 is a revision based on the 2018 CASEN: "Home - Regional - Quarterly by Province" (Siaran pers). China NBS. 15 April 2020. Diakses tanggal 15 April 2020."Salinan arsip". Archived from the original on 2020-03-30. Diakses tanggal 2020-06-23.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^"Beijing". Merriam-Webster.com. Merriam-Webster, Incorporated. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 August 2017. Diakses tanggal 29 August 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Figures based on 2006 statistics published in 2007 National Statistical Yearbook of China and available online at 2006年中国乡村人口数 中国人口与发展研究中心 (archive). Retrieved 21 April 2009.
^"Basic Information". Beijing Municipal Bureau of Statistics. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-13. Diakses tanggal 9 February 2008.
^"Top Ten Cities Through History". things made unthinkable. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2013. Diakses tanggal 28 November 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Beijing". Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 June 2008. Diakses tanggal 3 August 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^走进北京七大世界文化遗产 – 千龙网. qianlong.com (dalam bahasa Tionghoa). 18 August 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2014. Diakses tanggal 21 November 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^2015年北京市高校名单(共91所). gaokao.com. 22 May 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 November 2016. Diakses tanggal 29 November 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"Asia University Rankings". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2020-05-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-04. Diakses tanggal 2020-09-27.
^ ab"Emerging Economies". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2020-01-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-09-13.
^Denis Twitchett, Herbert Franke, John K. Fairbank, in The Cambridge History of China: Volume 6, Alien Regimes and Border States (Cambridge: Cambridge University Press, 1994), p 454.
^"Beijing". UNESCO. 17 Mei 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-29. Diakses tanggal 2020-04-16.
^"Beijing's History". China Internet Information Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 May 2008. Diakses tanggal 1 May 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Haw, Stephen. Beijing: A Concise History. Routledge, 2007. p. 136.
^Brian Hook, Beijing and Tianjin: Towards a Millennial Megalopolis, p. 2
^元大都土城遗址公园. Tuniu.com (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 February 2009. Diakses tanggal 15 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Ebrey, Patricia Buckley. The Cambridge Illustrated History of China. Cambridge: Cambridge University Press, 1999. ISBN0-521-66991-X
^"The Temple of Heaven". China.org. 13 April 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 June 2008. Diakses tanggal 14 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Renewal of Ming Dynasty City Wall". Beijing This Month. 1 February 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 May 2005. Diakses tanggal 14 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Incident on 7 July 1937". Xinhua News Agency. 27 June 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2008. Diakses tanggal 20 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^毛主席八次接见红卫兵的组织工作 (dalam bahasa Tionghoa). 7 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-06. Diakses tanggal 2021-02-03.Parameter |script-work= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"IOC: Beijing To Host 2022 Winter Olympics". The Huffington Post. Associated Press. 31 July 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2015. Diakses tanggal 11 August 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Beijing". People's Daily. March 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2008. Diakses tanggal 22 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 March 2013. Diakses tanggal 18 February 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Beijing petrol stations to close". BBC News. 15 February 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 February 2008. Diakses tanggal 15 February 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Wong, Edward (12 January 2013). "Beijing Air Pollution Off the Charts". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2017. Diakses tanggal 21 February 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Zhao, Xiaoli; Yu, Xueying; Wang, Ying; Fan, Chunyang (1 June 2016). "Economic evaluation of health losses from air pollution in Beijing, China". Environmental Science and Pollution Research (dalam bahasa Inggris). 23 (12): 11716–11728. doi:10.1007/s11356-016-6270-8. ISSN0944-1344. PMID26944425.
^Maji, Kamal Jyoti; Arora, Mohit; Dikshit, Anil Kumar (1 April 2017). "Burden of disease attributed to ambient PM2.5 and PM10 exposure in 190 cities in China". Environmental Science and Pollution Research (dalam bahasa Inggris). 24 (12): 11559–11572. doi:10.1007/s11356-017-8575-7. ISSN0944-1344. PMID28321701.
^"Beijing hit by eighth sandstorm". BBC News. 17 April 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2009. Diakses tanggal 22 July 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^2017年度北京市土地利用现状汇总表. ghgtw.beijing.gov.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2019. Diakses tanggal 13 January 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Census Office of the State Council of the People's Republic of China; Population and Employment Statistics Division of the National Bureau of Statistics of the People's Republic of China (2012). 中国2010年人口普查分乡、镇、街道资料 (edisi ke-1). Beijing: China Statistics Print. ISBN978-7-5037-6660-2.
^ abcdefghijklmNBS Beijing investigatory team (国家统计局北京调查总队) (13 February 2014). 北京市2013年国民经济和社会发展统计公报 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. Archived from the original on 2014-03-10. Diakses tanggal 2020-07-15.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^北京五年淘汰140余家"三高"企业 (dalam bahasa Tionghoa). 17 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2021-02-03.Parameter |script-work= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京市统计局 六大高端产业功能区主要经济指标 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. 2014-08-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2021-02-03.
^"ShiJingShan". Beijing Economic Information Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 November 2008. Diakses tanggal 22 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京市2014年国民经济和社会发展统计公报 [Beijing Economic and Social Development Statistical Bulletin 2014] (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. 12 February 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 March 2016. Diakses tanggal 1 May 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^CNBC.com, Justina Crabtree; special to (20 September 2016). "A tale of megacities: China's largest metropolises". CNBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2017. Diakses tanggal 8 December 2017. slide 4Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcd北京市2010年第六次全国人口普查主要数据情况. Beijing Bureau of Statistics. Archived from the original on 2014-02-19. Diakses tanggal 2020-06-21.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^北京市少数民族人口状况 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. 30 May 2011. Archived from the original on 2014-02-03. Diakses tanggal 2020-07-15.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^在北京外国人数量或已达20万人 超过市人口总数1% (dalam bahasa Tionghoa). 9 October 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2021-02-03.Parameter |script-work= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Best universities in Beijing". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2020-10-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-24. Diakses tanggal 2020-12-07.
^"Beijing". QS Top Universities (dalam bahasa Inggris). 2015-11-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-30. Diakses tanggal 2020-12-07.
^"World University Rankings 2022". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2021-08-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-29. Diakses tanggal 2021-09-03.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Jingxi". Britannica Online Encyclopedia. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 May 2008. Diakses tanggal 16 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Levin, Dan (15 June 2008). "Beijing Lights Up the Night". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2009. Diakses tanggal 15 June 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab北京的宗教文化 (dalam bahasa Tionghoa). 11 July 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-16. Diakses tanggal 2020-07-25.Parameter |script-work= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Lai, Hongyi. China's Governance Model: Flexibility and Durability of Pragmatic Authoritarianism. Routledge, 2016. ISBN1-317-85952-9. p. 167
^Min Junqing. The Present Situation and Characteristics of Contemporary Islam in China. JISMOR, 8. 2010 Islam by province, p. 29Diarsipkan 27 April 2017 di Wayback Machine.. Data from: Yang Zongde, Study on Current Muslim Population in China, Jinan Muslim, 2, 2010.
^北京市道教协会协会简介. Beijing Taoist Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-14. Diakses tanggal 2020-07-25.
^伊斯兰教简介 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Ethnic Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-30. Diakses tanggal 2020-08-11. Accessed 4 April 2016
^北京市清真寺文物等级 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Ethnic Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-16. Diakses tanggal 2020-08-11. Accessed 4 April 2016
^朝阳文化--文化遗产. 24 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 21 February 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京市部分清真寺介绍 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Ethnic Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-16. Diakses tanggal 2020-08-11. Accessed 4 April 2016
^Some 350,000 residents were expected to be relocated to make room for the constructions of stadiums for the 2008 Summer Olympics. Davis, Mike (2006). Planet of Slums. Verso. hlm. 106. ISBN978-1-84467-022-2. Diakses tanggal 3 January 2017.
^"Welcome". chinabandy.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 10 November 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京市火车站大全. oklx.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 March 2006. Diakses tanggal 8 August 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京大兴国际机场正式投运. Xinhua. 25 September 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-25. Diakses tanggal 28 October 2019 – via Sina Finance.
^首都新机场跑道呈三纵一横分布 规划7条跑道. news.carnoc.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2016. Diakses tanggal 12 January 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Watts, Jonathan (24 January 2010). "Campaign to boost cycling in Beijing". The Guardian. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 September 2013. Diakses tanggal 10 March 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京一级保护野生动物 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Wildlife Conservation Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 April 2013. Diakses tanggal 4 April 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京二级保护野生动物 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Wildlife Conservation Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 December 2007. Diakses tanggal 4 April 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^70年解密大足鼠耳蝠吃鱼. sxrb.com (dalam bahasa Tionghoa). 14 April 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 March 2014. Diakses tanggal 19 September 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京:候鸟翱翔野鸭湖 Xinhua (dalam bahasa Tionghoa). 16 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abc北京开始"清网行动"保护候鸟 森林公安公布举报电话, 北京晚报. qianlong.com (dalam bahasa Tionghoa). 30 October 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab首都之窗-北京市政务门户网站-市花市树. eBeijing.gov.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^北京市市树 – 国槐. bjkp.gov.cn. 18 February 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2008. Diakses tanggal 19 November 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Sister Cities". Beijing Municipal Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-17. Diakses tanggal 2009-06-23.
^Paris and Rome are "partner cities" due to an exclusive agreement between those two cities.
"Le jumelage avec Rome" (dalam bahasa French). Municipalité de Paris. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-16. Diakses tanggal 2008-07-09.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"NYC's Sister Cities". Sister City Program of the City of New York. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-21. Diakses tanggal 1 September 2008.
Cotterell, Arthur. (2007). The Imperial Capitals of China – An Inside View of the Celestial Empire. London: Pimlico. hlm. 304 pages. ISBN9781845950095.