Cao Cao (155-220) merupakan seorang tokoh Zaman Tiga Negara yang terkenal. Ia dikenal sebagai pemikir ulung, ahli strategi dan juga ahli perang. Ia bernama lengkap Cao Mengde, juga dipanggil sebagai Cao A Man yang merupakan nama kecilnya. Cao Cao dikenal di kalangan Tionghoa Indonesia sebagai Tsao-tsao, Tso-tso atau Cho Cho.
Biografi
Ia lahir di kabupaten Qiao (sekarang di Bozhou, Anhui) pada tahun 155. Ayahnya, Cao Song merupakan seorang anak angkat dari Cao Teng, yang nantinya menjadi salah satu kasim favorit Kaisar Huan. Dari beberapa catatan sejarah, termasuk Biography of Cao Man, menyebutkan bahwa nama asli keluarga Cao Song adalah Xiahou. Kitab sejarah Catatan Sejarah Tiga Negara mencatat bahwa salah satu leluhurnya, Cao Can adalah seorang pejabat kekaisaran di awal Dinasti Han.
Karier politik
Karier politiknya dimulai dengan ikut memadamkan Pemberontakan Serban Kuning yang mengancam legitimasi Dinasti Han pada masa-masa akhir dinasti tersebut. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan tersebut, ia diberikan jabatan dan kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk menguasai Prefektur Qingzhou. Ia kemudian memperkuat diri sendiri dengan membujuk bekas anggota pemberontak Serban Kuning untuk bergabung di dalam tentara pribadinya.
Tahun 196, ia menerima dan memberikan perlindungan kepada Kaisar Xian yang pada saat itu berada dibawah pengaruh Li Jue. Namun ia kemudian malah menjadikan kaisar sebagai boneka dan memanfaatkan kesempatan ini untuk menaklukkan beberapa panglima perang di sekitar wilayah Xuchang yang merupakan pusat kekuatannya. Perlakuan Cao Cao terhadap kaisar membuat beberapa paduka lainnya saling menyusun kekuatan untuk bisa mengimbangi kekuatannya.
Kemenangan terbesarnya adalah dalam Pertempuran Guandu dengan menaklukkan Yuan Shao yang pada saat itu merupakan paduka terbesar di wilayah utara Tiongkok. Setelah penaklukan itu, ia resmi menjadi perdana menteri Han dan berhasil mempersatukan Tiongkok utara. Semenjak itu dia menjadi orang yang paling berpengaruh di akhir masa dinasti Han.
Setelah menggapai kedudukan sebagai perdana menteri, Cao Cao kemudian menyusun kekuatan untuk menyerbu Tiongkok selatan yang waktu itu dikuasai oleh Liu Bei dan Sun Quan. Pertempuran Chibi adalah pertempuran di antara Cao Cao melawan aliansi Liu Bei dan Sun Quan. Cao Cao kalah telak dalam peperangan terkenal sepanjang sejarah Tiongkok ini.
Pada tahun 216 M, memaklumatkan diri sebagai Raja dari Wei. Cao Cao lalu terkena sakit kepala yang parah dan meninggal. Sepeninggalnya, anaknya Cao Pi kemudian memaklumatkan diri sebagai Kaisar Wei pertama dan mendirikan negara Cao Wei. Selanjutnya, Cao Cao diangkat statusnya menjadi Kaisar Wei Wudi.