Kathmandu, juga dikenal sebagai Kota Kuil, berada di ketinggian sekitar 1.400 meter (4.600 kaki) di atas permukaan laut di Lembah Kathmandu yang berbentuk seperti mangkuk di Nepal bagian tengah. Lembah ini secara historis disebut sebagai "Mandala Nepal" dan telah menjadi pusat kebudayaan suku Newar atau Nepami, sebuah peradaban kota kosmopolitan di kaki Pegunungan Himalaya. Kota ini dahulunya adalah ibu kota Kerajaan Nepal yang menjadi tuan rumah bagi istana, rumah-rumah mewah dan taman-taman kaum aristokrat Nepal. Sejak tahun 1985, kota ini telah menjadi markas besar Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC). Saat ini, Kathmandu adalah pusat pemerintahan Republik Nepal yang didirikan pada tahun 2008; dan merupakan bagian dari Provinsi Nomor 3 dalam geografi administrasi Nepal.
Kathmandu selama bertahun-tahun menjadi pusat sejarah, seni, budaya, dan ekonomi Nepal. Kota ini memiliki populasi multietnis dengan mayoritas beragama Hindu dan Buddha serta merupakan rumah bagi suku Newar. Perayaan agama dan budaya telah menjadi bagian utama dari kekehidupan orang-orang yang tinggal di Kathmandu.
Pariwisata merupakan bagian penting dari ekonomi; pada 2013, Kathmandu menempati peringkat ketiga dunia dari sepuluh tempat tujuan wisata masa depan versi TripAdvisor, dan meraih peringkat pertama di Asia. Kota ini adalah pintu gerbang ke Pegunungan Himalaya bagian Nepal, dan rumah bagi tujuh situs Warisan Dunia UNESCO: Kompleks Istana Hanuman Dhoka di Durbar Squares; Patan dan Bhaktapur; StupaSwayambhunath dan Baudhanath; dan kuil-kuil Pashupati dan Changu Narayan. Selain itu, ada tujuh kasino di kota ini.
Banyak tempat bersejarah di Kathmandu rusak parah akibat gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter pada tanggal 25 April 2015. Beberapa bangunan bersejarah telah dipugar dan sebagian lagi sedang dalam proses rekonstruksi.
Sejarah
Kathmandu dipercayai dibangun oleh raja Gun Kamdev pada 723. Menurut legenda, kawasan itu dahulu berupa danau, tetapi Manjushri, seorang pengikut ajaran BuddhaShakyamuni, membelah sebuah bukit di bagian selatan sehingga memudahkan air untuk mengalir dan membuat daerah itu layak untuk dihuni. Seluk-beluk nama "Kathmandu" tidak diketahui, tetapi sebuah teori menyatakan nama itu dinamakan setelah Kastha-Mandapa ("kuil kayu" dalam bahasa Sanskerta), sebuah pagoda yang dipahat dari sebuah pohon menurut perintah Raja Lakshmi Narasingha Malla pada 1596. Disebut juga sebagai "negara seribu kuil".
Masa kini
Kota tua ini terkenal dengan banyaknya jumlah kuil dan istana Buddha dan Hindu, kebanyakan dibangun pada abad ke-17. Bangunan-bangunan ini banyak yang hancur akibat gempa bumi dan polusi. Di lembah ini terdapat tujuh Warisan Dunia UNESCO.
Kathmandu menjadi tempat tujuan populer bagi turis Barat sejak 1960-an ketika dia merupakan tempat pemberhentian utama hippie trail.
Sumber #1: Departmen Hidrologi dan Meteorologi,[3] Organisasi Meteorologi Dunia (jumlah hari hujan)[4]
Sumber #2: Danish Meteorological Institute (kelembapan relatif dan penyinaran matahari),[5] Sistema de Clasificación Bioclimática Mundial (ekstrem)[6]
Demografi
Etnis
Nepal dihuni oleh beragam etnis. Dari puluhan etnis yang ada di Nepal, etnis Chhetri merupakan etnis dengan jumlah terbanyak. Pada Sensus 2011 jumlahnya mencapai 4.398.053 jiwa atau 16,60% dari 26.494.504 jiwa penduduk Nepal. Kemudian ada etnis Hill Brahman yang jumlahnya sebanyak 3,226,903 jiwa (12,12%), diikuti oleh etnis Magar, Tharu, Thamnag, Newar, Rai, Kami, Yadav, dan lainnya.[7]
Agama
Penduduk Nepal menganut agama yang beragam, dengan mayoritas beragama Hindu. Hasil sensus penduduk Nepal 2021 mencatat, sebanyak 78,49% dari 2.041.587 jiwa penduduk Kathmandu menganut agama Hindu. Diikuti oleh agama Buddha Sebanyak 16,28%, kemudian Kristen sebanyak 2,36%, agama Kirat sebanyak 1,43%, Islam sebanyak 1,29%, dan lainnya termasuk Prakriti, Bon, Jain, Bahai, dan Sikh sebanyak 0,15%.[8]
Etnis Chhetri, Hill Brahman, Tharu, Magar, Newar, Kami, Yadav, Damai, Thakuri, Sarki, dan Teli, kesebelas etnis ini kecuali etnis Magar, rata-rata 94% keatas, mereka menganut agama Hindu, sementara etnis Magar, 79% diantaranya menganut Hindu.[7]
Sementara etnis Tamnag, etnis mayoritas yang jumlahnya sekitar 1,5 juta, sebanyak 87,30% menganut agama Buddha, dan etnis lainnya yang mayoritas beragama Buddha yakni etnis Sherpa, Bhote, Yehlmo, dan etnis Gurung. Kemudian, etnis Rai, Limbu, dan Yakha, mayoritas menganut Kirat.[7]
^"Normals from 1981–2010"(PDF). Departmen Hidrologi dan Meteorologi Nepal. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 11 Mei 2013. Diakses tanggal 14 Oktober 2012.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Cappelen, John; Jensen, Jens. "Nepal – Kathmandu"(PDF). Climate Data for Selected Stations (1931–1960) (dalam bahasa Denmark). Danish Meteorological Institute. hlm. 190. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 16 Januari 2013. Diakses tanggal 16 April 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Nepal – Katmandu". Centro de Investigaciones Fitosociológicas. Diakses tanggal 16 April 2013.
^Corfield, Justin (2013). "Sister Cities". Historical Dictionary of Pyongyang. London: Anthem Press. hlm. 196. ISBN978-0-85728-234-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 2020-06-18.