Sebagai salah satu observatorium tertua di dunia, lahan Observatorium Kuno Beijing mencakup area seluas 10.000 m², berada di menara batu seluas 40 x 40 meter pada ketinggian 15 meter di bagian tembok kota Beijing yang masih tersisa yang dibangun pada era Dinasti Ming. Beberapa instrumen astronomi yang terbuat dari perunggu berada di atas tembok, sedangkan bola armiler, jam matahari serta peralatan lainnya berada di atas permukaan tanah.[1] Sekarang observatorium ini berafiliasi dengan Planetarium Beijing.
Riwayat
Diceritakan bahwa pada 1227, Dinasti Jin memindahkan instrumen astronomi kuno dari Kaifeng ke observatorium pertama yang ada di Beijing. Pada 1279, bangsa Mongol di bawah pimpinan Kublai Khan membangun sebuah observatorium baru di utara observatorium ini. Kublai Khan mengangkat kepala penasihat hidrolika, matematika dan astronomi, Guo Shoujing menjadi direktur observatorium pada 1283 setelah kematian teman dan pendahulu Guo bernama Zhang Wenqian.[2] Setelah itu, Zhu Yuanzhang, kaisar pendiri Dinasti Ming memindahkan instrumen dari Beijing ke Nanjing. Ketika Kaisar Yongle berkuasa, dia meminta pengrajin untuk membuat tiruan peralatan astronomi yang ada di Nanjing dan mengirimkannya ke observatorium Beijing.
Observatorium ini selesai dibangun pada 1442 sehingga dapat digunakan oleh para astronom Dinasti Ming dan Qing untuk melaporkan hasil pengamatan mereka kepada Kaisar. Pada masa itu, kaisar dianggap sebagai "Putra Surgawi", sehingga pergerakan benda-benda langit dan pengamatan astronomi menjadi urusan yang sangat penting. Fungsi lain dari observatorium ini adalah untuk membantu navigasi laut. Pada pertengahan abad ke-17, setelah memenangkan sebuah kontes astronomi, Ferdinand Verbiest dari perkumpulan Yesuit dipercaya untuk mengawasi observatorium astronomi oleh kaisar. Pada 1673, ia mengawasi pembangunan kembali beberapa instrumen. Dia dan Yesuit lainnya membantu mengembangkan pengamatan bintang-bintang dan planet-planet.