Kimi Matias Räikkönen (ejaan Finlandia: [ˈkimiˈmɑtiɑsˈræikːønen], lahir 17 Oktober 1979), sering dijuluki sebagai The Iceman, adalah seorang pembalap mobil profesional asal Finlandia yang pernah membalap di dalam ajang Formula Satu dalam dua kesempatan yang berbeda. Yang pertama adalah dari musim 2001 sampai dengan 2009 dengan bergabung bersama dengan tim Sauber (2001), McLaren (2002-06), dan Ferrari (2007-09). Ia kemudian berhasil menjadi juara dunia F1 di musim perdananya bersama dengan tim Ferrari pada tahun 2007. Pada akhir musim 2009, kontrak Kimi di dalam tim Ferrari diputus, dan posisinya pun kemudian digantikan oleh Fernando Alonso.[1] Setelah gagal menjalin kontrak dengan tim lamanya, yaitu tim McLaren, Kimi kemudian banting haluan ke ajang WRC bersama dengan tim Citroen untuk musim 2010. Di musim 2011 sendiri, Kimi masih bertahan di dalam ajang WRC, dan kali ini, ia turun sebagai pemilik sekaligus pembalap di dalam tim pribadinya, yaitu ICEONE Racing.
Kesempatan untuk berkarier di dalam ajang F1 untuk yang kedua kalinya bagi Kimi adalah dari musim 2012 sampai dengan 2021, pada saat ia bergabung bersama dengan tim Lotus. Selama berada di tim Lotus, Kimi mencatatkan diri sebagai salah satu pembalap yang paling konsisten di grid, dan sukses memenangi balapan sebanyak dua kali, yaitu di Grand Prix Abu Dhabi 2012 dan Australia 2013. Untuk musim 2014, Kimi kembali lagi ke tim Ferrari menemani Fernando Alonso (untuk musim 2014) dan kemudian Sebastian Vettel (untuk musim 2015 sampai dengan 2018).[2] Pada akhir musim 2018, seiring dengan kontraknya yang tidak diperpanjang, Kimi memutuskan untuk pindah ke tim Sauber, yang kemudian berubah nama menjadi Alfa Romeo dalam Formula Satu, dengan durasi kontrak selama dua tahun.[3]
Profil
Masa kecil dan remaja
Kimi Räikkönen lahir dari sebuah keluarga sederhana di Finlandia. Kimi merupakan putra kedua dari dua bersaudara. Ibu Kimi bernama Paula, sementara ayahnya bernama Matti Räikkönen.[4] Kakak Kimi bernama Rami.[5] Ia pernah turun di ajang Formula 3 Finlandia.[6] Ayah Kimi adalah seorang mekanik. Dari kegiatan bongkar pasang mobil inilah minat akan motorsport mengalir di dalam tubuh Rami dan Kimi.[7] Ayah Kimi sendiri sempat turun beberapa kali di ajang reli semi-profesional. Pada 24 Desember 2010, ayah Kimi meninggal dunia akibat sakit.[8]
Sejak masih kanak-kanak, Kimi sudah tertarik pada beragam kegiatan olahraga.[9] Saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar, Kimi sudah mulai bermain sepak bola. Memasuki usia SMP, Kimi lantas aktif pada beragam kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolahnya. Ia mencoba gulat, taekwondo, sepak bola, basket, hoki es, dan cricket dan ia selalu menang dalam kegiatan-kegiatan olahraga tersebut di sekolahnya.[9]
Suatu hari, ia sempat kalah dalam sebuah pertandingan sepak bola di sekolahnya.[9] Ia pulang ke rumah sambil menangis, dan kemudian memeluk ibunya. Ia lalu berkata, "Ibu, suatu hari nanti saya akan menjadi juara dunia, saya janji apapun itu olahraganya, pasti saya akan menjadi juara dunia".[7] Sang ibu terharu dan kemudian ikut mendoakan agar Kimi dapat meraih cita-citanya tersebut. Apa yang dicita-citakan oleh Kimi dan ibunya akhirnya berhasil dicapai pada tahun 2007 yaitu saat Kimi dengan sah merengkuh gelar juara dunia F1.[7]
Sebenarnya ketika Kimi masih kecil, ibunya sempat menentang Kimi untuk menjadi seorang pembalap.[7] Ibu Kimi beranggapan bahwa ajang balapan adalah olahraga yang berbahaya. Namun keinginan dan semangat tinggi Kimi sudah tumbuh, sehingga akhirnya ibu Kimi tidak kuasa menolak keinginan anaknya untuk menjadi pembalap. Padahal sebelumnya, ibu Kimi mengharapkan anaknya menjadi seorang pengusaha sukses.[7]
Saat ini
Berlainan dengan sifatnya yang dingin, rendah hati, dan pendiam (sehingga dia mendapat julukan Iceman), Kimi ternyata sangat ‘aktif’ di dunia luar, khususnya di dunia glamour ala selebritis. Bukan rahasia lagi, Kimi sempat kepergok mabuk-mabukan di luar lintasan. Saat itu adalah akhir musim 2004, menjelang peluncuran mobil McLaren MP4-20.[10] Kimi tertangkap basah sedang pesta pora di Gran Canaria, Spanyol. Ia ditemukan dalam kondisi setengah pingsan pada pagi harinya sambil memeluk balon lumba-lumba.[11]
Kimi juga dikenal tidak peduli dengan lingkungan tim. Pada GP Spanyol 2007 sesaat setelah dia tersingkir gara-gara hidraulis. Kimi malah langsung pulang ke hotel dan menyaksikan acara hoki es (kebetulan dia adalah fans hoki es), dan membiarkan Felipe Massa beserta Ferrari menikmati kemenangannya.[9] Namun bukan berarti kehidupan Kimi penuh sisi buruk. Setidaknya dia masih mau beramal. Bersama Felipe Massa, Casey Stoner, dan Loris Capirossi, Kimi melakukan ski amal FIAT Group (yang membawahi Ferrari, Ducati, dan Juventus FC) pada Januari 2007.[12]
Untuk urusan musik, Kimi adalah salah satu fans penyanyi Eminem dan grup band U2.[12] Selain itu Kimi juga punya kebiasaan unik yaitu tidur sejenak menjelang balapan, melupakan segala sesuatu hal yang akan terjadi padanya di balapan nanti. Makanan kesukaannya adalah mie dan minuman kesukaannya adalah jus.[13]
Kimi menikah dengan Jenni Dahlman pada musim panas 2004 di Finlandia.[14] Jenni Dahlman adalah mantan model dan Miss Scandinavia tahun 2001.[15] Ia bertemu dengan Kimi saat Kimi pertama kali turun di F1 pada musim 2001. Pasangan ini menetap di Zurich, Swiss. Namun pada awal tahun 2013 santer dilaporkan pasangan Kimi dan Jenni bercerai.[16]
Sebagai wujud penghargaan untuk Kimi, pada Agustus 2008 pemerintah Finlandia memberikan penghargaan kepada Kimi dengan mengabadikannya dalam bentuk perangko, yang berjudul "F1 World Champion '07 Kimi Räikkönen".[17]
Sponsorship
Pada musim 2002 ketika pertama bergabung dengan McLaren, Kimi langsung diangkat menjadi duta produsen jam tanganTAG Heuer. Kemitraan dengan TAG Heuer bertahan sampai Kimi pensiun sementara dari F1 di akhir musim 2009.[18]
Produsen pakaian olahraga Puma juga sempat memakai Kimi sebagai bintang iklan mereka. Saat bergabung dengan Ferrari di periode 2007 sampai 2009, Kimi langsung menjadi foto model dari beberapa mode pakaian, celana, dan sepatu dari Puma.[19]
Karier awal
Kimi Räikkönen mulai mengasah kemampuannya di ajang karting nasional dan internasional sejak usia 10 tahun, sebelum akhirnya pindah ke balapan mobil junior di 1999. Sebelumnya ia sempat berkompetisi di empat balapan untuk Haywood Racing, finis ketiga di lomba pertamanya hingga akhirnya terpaksa gagal finis di tiga lomba berikutnya akibat masalah teknis. Kimi juga berkompetisi di Formula Ford Euro Cup, di mana ia finis kelima, tetapi sayangnya ia gagal mengikuti Formula Ford Festival.[20] Bersama Manor Motorsport, Kimi lantas menjuarai empat lomba yang diikutinya untuk berlaga di seri Formula Renault Winter.[21]
Masih bersama Manor pada tahun 2000, pembalap Finlandia ini bertarung di ajang British Renault Championship, dan berhasil menyabet gelar juara klasemen setelah memenangi tujuh lomba dari 10 balapan yang ia ikuti.[21] Di setiap lomba, Kimi naik podium dan meraih tujuh pole dan enam fastest lap. Selain turun berkompetisi di British Renault Championship, ia juga berkompetisi di seri Formula Renault.[21] Selama berlaga di Formula Renault, ia berhasil memenangi balapan dua kali, dan juga dua pole serta dua fastest lap. Dari 23 balapan di ajang Formula Renault, Kimi mencapai keberhasilan rata-rata lebih dari 50%, dengan memenangi 13 dari 23 balapan yang ia ikuti.[21] Atas hasil spektakuler ini, Peter Sauber dari tim Sauber kemudian dengan serius memperhatikannya, dan kemudian menghubunginya untuk mengetes Kimi dalam mobil F1. Hasilnya ternyata memuaskan, dan akhirnya membuat Kimi ditarik oleh Peter Sauber untuk mengisi salah satu kursi balapnya di tim Sauber-Petronas untuk musim F1 2001.[22][23]
Karier Formula 1
2001: Sauber-Petronas
Kimi Räikkönen memulai debutnya di dalam ajang F1 pada tahun 2001.[24] Saat itu, dia hanya mengantungi izin balapan (super license) sampai dengan Grand Prix San Marino saja, dikarenakan catatan balapannya yang masih sangat minim untuk standar ajang Formula 1.[23] Namun, meskipun dianggap minim pengalaman dengan mobil balap secanggih F1, tidak disangka Kimi tampil melejit sepanjang musim 2001. Bahkan, dia dilirik oleh dua tim besar, yaitu tim Ferrari dan McLaren. Dalam kover majalah F1 Racing edisi bulan Agustus 2001, digambarkan bahwa Kimi akan menjadi juara dunia F1 masa depan dari tim Ferrari.[25]
Namun, dalam sebuah konferensi pers di Grand Prix Italia, 15 September 2001, akhirnya terungkap bahwa Kimi akan pindah ke tim McLaren mulai musim 2002.[26] Di tim McLaren, Kimi akan menggantikan posisi senior satu negaranya, yaitu Mika Häkkinen.[27] Selama musim 2001, Kimi terbilang sukses dan berhasil meraih 9 poin.[28]
2002–2006: McLaren-Mercedes
2002: Awal masa kerja di McLaren
Musim 2002, Kimi menunggangi senjata baru, yaitu MP4-17, yang kurang begitu kompetitif.[29] Beberapa kali dia gagal mencapai hasil maksimal bersama dengan rekan setimnya, yaitu David Coulthard. Namun, dia berhasil mencatatkan podium pertamanya dengan finish di P3 di Grand Prix Australia, di belakang Michael Schumacher dan Juan Pablo Montoya.[30]
Satu-satunya kekecewaan Kimi adalah pada saat dia sedang memimpin jalannya Grand Prix Prancis. Ketika itu, dia memimpin jalannya lomba, tetapi gagal menang gara-gara selip lima putaran menjelang finish akibat ceceran oli dari mobil Allan McNish.[31] Sialnya, musibah itu malah membuat rekor bagi Michael Schumacher yang berhasil mencetak gelar juara dunia kelimanya.[32]
2003
Pada tahun 2003, Kimi memakai mobil McLaren tahun sebelumnya (MP4-17), namun dimodifikasi menjadi MP4-17D. Setelah lama menanti, Kimi akhirnya berhasil memenangi lomba di sirkuit Sepang, Malaysia.[33] Selama musim 2003, Kimi terbilang sukses. Ia mampu menjadi runner-up di belakang Schumi dengan selisih 2 poin dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap (Schumi 93 poin versus Kimi 91 poin). Sekali lagi, kegagalan Kimi menjadi juara dunia adalah akibat buruknya reliabilitas mobil McLaren.[29] Seharusnya Kimi menang di Grand Prix Eropa setelah dia memimpin jauh. Namun, sayang, mesin Mercedes di mobil Kimi malah meledak.[34]
Sementara momen unik terjadi di Grand Prix Brasil. Saat itu, balapan dihentikan gara-gara kecelakaan antara Fernando Alonso dan Mark Webber, dan menurut komputer, Kimi dinyatakan jadi pemenang lomba. Eddie Jordan yang pada saat itu masih menjadi bos tim Jordan tidak menerima keputusan tersebut, dan mengadukannya ke kantor FIA di Paris, Prancis. Akhirnya, lima hari kemudian, runner-up Grand Prix Brasil, yaitu Giancarlo Fisichella, dinyatakan menang balapan.[35] Kimi menerima hal tersebut dengan sportif, dan saling menukar piala dengan Fisichella di Grand Prix San Marino dua minggu kemudian.[36]
2004
Musim 2004 adalah salah satu musim terburuk Kimi, reliabilitas mobil McLaren sangat-sangat buruk sejak Grand Prix Australia.[37] Bahkan saking kesalnya, Kimi terus membejek gas ketika mesin Mercy-nya meledak di Bahrain.[38] Perbaikan mulai dilakukan oleh tim McLaren di tengah musim, dengan merevisi MP4-19 menjadi MP4-19B. Dan berkat perjuangan keras ditambah dengan sedikit keberuntungan, akhirnya Kimi bisa naik podium juara di Grand Prix Belgia, setelah mendapat perlawanan keras dari dua mobil Ferrari F2004 milik Michael Schumacher dan Ruberns Barrichello.[39] Akhir musim 2004, tim McLaren secara resmi mengumumkan bahwa Kimi akan mendapat rekan setim yang baru, yaitu mantan pembalap ChampCar yang sebelumnya memperkuat tim F1 Williams-BMW, yakni Juan Pablo Montoya.[40]
2005: Penantang gelar
Perubahan regulasi pada musim 2005 terkait larangan pitstop untuk ban rupanya menguntungkan tim-tim berban Michelin yang juga digunakan oleh tim McLaren, dan menyiksa bagi para pengguna Bridgestone, khususnya sang master, yaitu Michael Schumacher, yang selama musim 2005 terbilang gagal total.[41] Kimi secara dominan berhasil memenangi Grand Prix Spanyol,[42] lalu disusul dengan kemenangan di Monako, Kanada, Hungaria, dan Jepang. Sayangnya, problem reliabilitas masih menghantui tim McLaren.[29] Momen paling mengecewakan bagi Kimi sekali lagi adalah di Grand Prix Eropa. Saat itu, tersisa satu putaran, dan Kimi memimpin jalannya balapan dengan suspensi dan ban mobilnya yang sedikit rusak. Tepat di tikungan pertama di putaran terakhir. Suspensi depan kiri mobil Kimi jebol, dan terpaksa harus tersingkir.[43]
Fernando Alonso dari tim Renault berhasil memenangi musim 2005 dengan selisih hampir 30 poin atas Kimi.[44] Sekaligus mecatatkan dirinya sebagai juara dunia termuda sepanjang sejarah ajang F1.[45] Ironisnya, inilah catatan sejarah yang sebelumnya hendak diburu oleh Kimi di musim 2003.
Di akhir musim, beredar bahwa Kimi Räikkönen akan meninggalkan tim di akhir musim 2006, dan kemudian pada bulan Desember 2005, tim McLaren secara resmi mengumumkan bahwa Fernando Alonso akan bergabung mulai dari musim 2007.[46] Tim Ferrari yang mulai berburu pembalap baru untuk menggantikan posisi Michael Schumacher akhirnya kembali melirik buruannya yang lepas pada musim 2002 yang lalu ini. Selain tim Ferrari, tim Toyota juga berminat. Demikian juga tim Renault yang baru saja kehilangan Fernando Alonso yang hijrah ke tim McLaren.[47]
2006
Mimpi buruk di musim 2004 kembali terulang lagi pada musim 2006 di tim McLaren. Baik Kimi maupun Montoya sama-sama tidak bisa mencetak hasil maksimal karena lagi-lagi mobilnya tidak kompetitif.[29] Satu-satunya momen heroik Kimi adalah di Grand Prix Bahrain. Start dari P22 akibat mengalami kecelakaan di sesi kualifikasi, Kimi mampu naik ke depan dan finish di posisi ketiga dengan strategi satu kali pit stop.[48]
Di Grand Prix Amerika Serikat di sirkuit Indianapolis, Kimi Räikkönen mengalami kecelakaan selepas start, setelah ia diseruduk oleh rekan setimnya sendiri, yaitu Juan Pablo Montoya.[49] Balapan ini adalah balapan terakhir JPM di dalam ajang F1, dan kemudian posisinya digantikan oleh Pedro de la Rosa sampai dengan akhir musim.[50][51]
Podium tertinggi tim McLaren musim itu dicetak di Grand Prix Hungaria oleh Pedro de la Rosa yang finish di posisi kedua, yang sialnya malah menjadi musibah untuk Kimi karena dia kecelakaan setelah ditabrak mobil Scuderia Toro Rosso milik Vitantonio Liuzzi.[52] Pada Grand Prix Italia di Monza, akhirnya teka-teki ke mana Kimi akan pindah terjawab sudah. Mulai dari musim 2007, Kimi akan membalap untuk tim Ferrari menggantikan posisi Michael Schumacher, dan akan bertandem bersama dengan pembalap muda asal Brasil, yaitu Felipe Massa.[53]
Posisi akhir Kimi Räikkönen di klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap tahun 2006 adalah di posisi kelima dengan total 65 poin. Sementara tim McLaren finish di posisi ketiga di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor. Balapan pamungkas Kimi bersama dengan tim McLaren di Interlagos, diwarnai dengan sebuah pesta perpisahan kecil dari tim McLaren untuk Kimi. Oleh Ron Dennis, Kimi diberikan sebuah keranjang kecil dan sebuah bendera negara Italia, juga di pakaian balapnya didesain ulang dengan menambahkan teks "Ciao Kimi" di bagian depan.[54] Ron Dennis sendiri mengucapkan terima kasih kepada Kimi atas sumbangsihnya bagi tim McLaren selama lima musim, dan berharap agar kariernya akan terus berkembang di tim Ferrari kelak.[55]
2007–2009: Scuderia Ferrari
2007: Menjadi juara dunia
Tahun 2007 adalah tahun reformasi di tim Ferrari. Tidak ada lagi Michael Schumacher dan Ross Brawn. Kimi mengawali musim dengan baik, walaupun sempat ada rumor bahwa dia bersitegang dengan Massa. Target yang dibebankan oleh Luca Montezemolo selaku presiden tim Ferrari tidak main-main, yaitu juara dunia (entah itu oleh Massa atau Kimi). Dan lagi kini sesama rekan setim bisa salng bertarung satu sama lain. Satu hal yang tidak pernah ada di era Michael Schumacher.[56]
Di Grand Prix Australia, Kimi berhasil memenangi lomba dengan sempurna. Start dari posisi pole dan mencetak putaran tercepat. Namun, kemenangan Kimi tertunda hingga Grand Prix Prancis akibat beberapa masalah pada mobil F2007-nya. Di Prancis, Kimi kembali bangkit,[57] disusul di Inggris seminggu kemudian.
Hal ini membuat Kimi kembali lagi ke bursa juara dunia. Dengan kemenangan gemilang selanjutnya di Belgia[58] dan China, dan pertolongan dari rekan setimnya, yaitu Felipe Massa, yang sudah tidak punya peluang lagi untuk jadi juara dunia sejak Grand Prix Jepang, Kimi memasuki Grand Prix Brasil di akhir musim dengan hanya tertinggal 7 poin saja dari Lewis Hamilton sang pemimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap. Tidak disangka, Hamilton gagal di Brasil. Dan, dengan kemenangan spektakuler, Kimi akhirnya berhasil menjadi juara dunia di Brasil. Di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, Kimi hanya unggul 1 poin saja atas Hamilton dan Alonso (Kimi 110pts, Hamilton/Alonso 109pts).
Namun, dia tak bisa langsung menikmati kemenangannya. Tim McLaren mengajukan banding atas bahan bakar dingin yang digunakan oleh tim BMW dan Williams.[59][60][61] Beberapa orang menganggap hal ini adalah sebagai akal-akalan dari tim McLaren agar bisa mengkatrol Hamilton jadi juara dunia setelah sebelumnya terkena aib akibat kasus spionase ‘Stepney-gate’, yang mengakibatkan penghapusan seluruh poin konstruktor McLaren, dan denda sebesar 100 juta dollar Amerika Serikat oleh FIA.[62][63] Namun, ternyata, sidang banding FIA pada tanggal 15 November menolak pengajuan banding tim McLaren, dan Kimi Räikkönen tetap dinyatakan sah menjadi juara dunia musim 2007.[64]
2008: Masa suram
Pada tahun 2008, Kimi mengawali musim dengan baik saat ia menang di Malaysia dan Spanyol.[65] Tetapi memasuki pertengahan musim, sederet bencana terus-terusan menggoyang Kimi. Diawali dengan kecelakaan di pit exit di Kanada, yang (ironisnya) dilakukan oleh Lewis Hamilton yang tanpa sengaja menabraknya,[66] lalu kemudian di Prancis, ketika ia harus menyerahkan kemenangannya kepada Felipe Massa akibat knalpotnya rusak. Beruntung, Kimi masih mampu finish di posisi ke 2.[67] Setelah itu, rentetan hasil buruk terus-terusan menimpa Kimi, seperti mesin mobil meledak di Valencia, menabrak tembok akibat licinnya trek di Belgia, dan bencana pit-stop di Singapura.[68]
2009
Akhir musim 2008, tim Ferrari digosipkan telah mengontrak Fernando Alonso untuk musim 2011, atau musim 2010, tergantung kondisi yang terjadi di musim 2009. Felipe Massa dan Kimi Räikkönen tampak was-was dengan isu tersebut. Ironisnya, penampilan mobil Ferrari F60 di musim 2009 juga buruk. Tim Ferrari baru bisa meraih angka di balapan keempat di Bahrain melalui tangan Kimi Räikkönen.[69] Masuk paruh musim kedua, kerja keras tim Ferrari akhirnya terbayar pada saat Kimi berhasil menang di Belgia, di tengah masa pemulihan bagi Felipe Massa yang mengalami kecelakaan di Hungaria.[70] Publik pun yakin bahwa Felipe Massa-lah yang akan tersingkir dari tim Ferrari di musim 2010. Namun, harapan tersebut pudar setelah tiga hari usai Grand Prix Singapura, tim Ferrari mengumumkan bahwa Fernando Alonso akan berduet dengan Felipe Massa untuk musim 2010, seiring dengan masuknya Grupo Santander sebagai sponsor baru tim Ferrari. Ini berarti kontrak Kimi Räikkönen dengan tim Ferrari yang sedianya akan berakhir pada musim 2010 terpaksa diputus di tengah jalan, dengan biaya kompensasi untuk Kimi yang besarnya dikabarkan mencapai 20 juta dollar Amerika Serikat.[71][72]
2010–2011: Pensiun sementara
Segera setelah kontraknya diputus oleh tim Ferrari, tim manajemen Kimi dibawah pimpinan David Robertson langsung mendekati tim Toyota dan McLaren[73][74] dan bahkan sempat juga tersiar kabar bahwa Kimi akan mengikuti mantan rekan setimnya di tim McLaren, yaitu Juan Pablo Montoya, untuk berlaga di ajang NASCAR Sprint Cup Series. Belakangan tim Toyota kemudian memutuskan untuk mundur dari ajang F1 pada tanggal 4 November 2009, dan tim McLaren secara resmi kemudian mengumumkan Jenson Button sebagai partner Lewis Hamilton untuk musim 2010 pada tanggal 16 November 2009. Setelah dua berita tersebut resmi diumumkan, akhirnya Kimi memutuskan untuk pensiun pada musim 2010, dan pindah ke ajang WRC bersama dengan tim Citroen.[75]
2012–2013: Lotus
Pada bulan Agustus 2010, Kimi digosipkan akan kembali lagi ke ajang F1 bersama dengan tim Renault F1 untuk musim 2011. Namun, belakangan Kimi membantah kabar tersebut, dan menyebut ia mungkin selamanya tidak akan pernah kembali lagi ke ajang F1, sekalipun ia masih rindu membalap di dalam ajang F1. Pada bulan Desember 2010, seiring dengan kematian mendadak ayahnya, Kimi Räikkönen sempat digosipkan akan pensiun selamanya dari ajang olahraga bermotor, kembali lagi kemudian Kimi membantah hal tersebut. Awal tahun 2011, isu kembalinya Kimi ke dalam ajang F1 kembali santer terdengar, kali ini bersama dengan tim Renault F1, tetapi Kimi kemudian membantah hal tersebut, dan menganggap bahwa tim Renault hanya menggunakan namanya untuk tujuan pemasaran.[76]
Sebelum resmi memperkuat tim Lotus F1, Kimi Räikkönen banyak diisukan akan membalap untuk tim Williams F1, dengan didukung oleh dana sponsorship yang besar dari sebuah konsorsium asal Timur Tengah.[77] Kimi juga diisukan sudah mengunjungi markas tim Williams pada saat tim asal Inggris tersebut mengadakan pesta pelepasan karyawan mereka, yaitu Sam Michael, yang hengkang ke tim McLaren.[78]
Pada akhir bulan November 2011, tim Lotus F1 melalui bosnya, yaitu Eric Boullier, menyatakan Kimi Räikkönen sebagai salah satu kandidat untuk mengisi posisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Robert Kubica yang masih belum pulih total akibat cedera. Pada tanggal 29 November 2011, Kimi akhirnya resmi diumumkan sebagai pembalap Lotus dengan masa durasi kontrak selama dua musim.[79]
2012
Di musim 2012, Kimi menjadi salah satu pembalap yang cukup konsisten. Ia berhasil mendapatkan posisi finis podium di beberapa lomba, yaitu di Bahrain, Spanyol, Eropa, Jerman, Hungaria dan Belgia. Pada Grand Prix Abu Dhabi, Kimi sukses menjuarai lomba untuk yang pertama kalinya sejak kembali lagi ke dalam ajang F1 usai Lewis Hamilton tersingkir di awal balapan.[80] Pada Grand Prix Brasil, Kimi nyaris saja gagal meraih angka usai dirinya terjebak di jalan buntu saat melebar ke sisi trek, sebelum kemudian membalikkan arah mobilnya ke arah yang seharusnya.[81] Kimi saat itu berhasil meraih poin dengan finis di urutan ke-10 usai Hamilton tersingkir. Kimi mengakhiri musim 2012 dengan finis di urutan ketiga di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.
Pada tanggal 3 Desember 2012, melalui sebuah jajak pendapat di situs web balap mobil Prancis, yaitu www.toileF1.com, Räikkönen dinobatkan sebagai pembalap terbaik tahun ini.[82]
2013
Kimi mengawali musim 2013 dengan kemenangan mengesankan di Australia.[83] Di Malaysia, ia terkena penalti turun tiga grid usai dinilai menghalangi laju Nico Rosberg pada saat sesi kualifikasi. Kimi kemudian berhasil finis di posisi ke-7 dengan mobil yang sedikit rusak. Selanjutnya, Kimi berhasil meraih finis beruntun podium di Cina, Bahrain, dan Spanyol. Pada lomba di Monako, Kimi hanya mampu finis di posisi ke-10 setelah di sepanjang lomba harus menahan gempuran agresif dari Sergio Pérez (McLaren). Usai tersingkir di putaran-putaran akhir, Kimi berujar bahwa Pérez harus mendapatkan sebuah tinju di wajahnya.[84] Pada lomba di Silverstone, Kimi berhasil melewati rekor 24 kali secara berturut-turut finis dengan mencetak poin, yang sebelumnya dipegang oleh Michael Schumacher. Rekor finis Kimi berakhir di angka 27 kali di Belgia, pada saat ia terpaksa tersingkir akibat masalah pada mobilnya. Kimi kemudian meraih dua podium lainnya di musim 2013, yaitu di Singapura dan Korea. Pada Grand Prix Abu Dhabi, Kimi tersingkir di tikungan pertama usai bertabrakan dengan Giedo van der Garde. Jelang lomba di AS, diumumkan secara resmi bahwa Kimi tidak bisa mengikuti sisa dua seri karena harus menjalani operasi punggung. Posisinya kemudian digantikan oleh rekan senegaranya, yaitu Heikki Kovalainen.[85]
2014–2018: Kembali ke Ferrari
Tanggal 11 September 2013, tim Ferrari secara resmi mengumumkan kembalinya Kimi Räikkönen dengan durasi kontrak dua musim mulai dari musim 2014, menggantikan posisi Felipe Massa. Di tim Ferrari, Kimi akan menjadi rekan setim Fernando Alonso.[86] Kimi menegaskan bahwa ia keluar dari tim Lotus dan lebih memilih untuk kembali lagi ke tim Ferrari karena di tim Lotus ia sedikit bermasalah dengan pembayaran gajinya yang tertunda.[87]
2014: Rekan setim Fernando Alonso
Perubahan aturan untuk musim 2014 memungkinkan para pembalap untuk memilih nomor mobil unik yang akan mereka gunakan sepanjang karir F1 mereka. Kimi memilih nomor mobil #7 yang telah ia pakai sebelumnya di tim Lotus karena ia merasa tidak terlalu peduli atau merasa perlu mengganti nomor mobil yang sudah ia pakai dari musim sebelumnya.[88] "Itu [adalah] nomor yang sudah saya miliki [pada] tahun lalu, dan saya tidak melihat alasan untuk mengubahnya".[89] Räikkönen kemudian mengakui bahwa dia berpikir untuk mengambil No. 6 (nomor yang diberikan kepadanya ketika dia berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2007), tetapi tahu bahwa Nico Rosberg akan menginginkan nomor seperti yang digunakan oleh ayahnya, yaitu Keke Rosberg, ketika dia berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap pada tahun 1982.[90]
Setelah menjalani start yang baik, Räikkönen nyaris saja naik ke atas podium di Grand Prix Monako. Namun, Max Chilton membocorkan ban belakang kiri mobil Räikkönen pada saat sedang meng-un-lap dirinya sendiri selama periode mobil keselamatan, dan memaksa Räikkönen untuk melakukan pit-stop yang kedua.[91] Räikkönen kemudian menetapkan putaran tercepat balapan di putaran ke-75, tetapi finis di urutan ke-12.
Dalam setengah awal musim 2014, Kimi tampil kurang memuaskan, dan setelah paruh pertama musim yang sebagian besar mengecewakan, Kimi baru bisa mendapatkan performa terbaiknya di Belgia, dengan finis di urutan keempat, dan untuk pertama kalinya ia bisa finis di atas rekan setimnya, yaitu Fernando Alonso. Sebelumnya, di Inggris, Kimi mengalami kecelakaan berat, tetapi kemudian dinyatakan fit oleh tim dokter setelah menjalani pemeriksaaan.[92] Secara keseluruhan, musim 2014 jadi musim terburuk Kimi, dengan ia yang hanya bisa berada di posisi ke-12 di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dan tanpa meraih podium untuk kali pertama dalam karier F1-nya di luar musim rookienya pada tahun 2001.[93]
2015: Rekan setim Sebastian Vettel
Räikkönen bertahan di tim Ferrari untuk musim 2015, dan kali ini ia ditemani mantan juara dunia lainnya, yaitu Sebastian Vettel, dengan Fernando Alonso yang hengkang dan lebih memilih untuk bergabung kembali ke tim McLaren.[94]
Pada lomba pembuka musim di Australia, Kimi gagal finis usai bermasalah dengan ban saat melakukan pit stop.[95] Kimi berhasil meraih podium kedua di Bahrain, yang menjadi podium pertamanya sejak kembali lagi ke tim Ferrari.[96] Di akhir pekan tersebut, manajer Kimi, yaitu Steve Robertson, memberi sinyal bahwa Kimi kemungkinan akan terus lanjut membalap untuk tim Ferrari dengan perpanjangan kontrak yang baru.[97] Selanjutnya, di lomba Spanyol dan Monako, Kimi kurang nyaman dengan setelan mobil Ferrari-nya, dan hanya mampu finis masing-masing di posisi ke-5 dan ke-6 di kedua lomba tersebut.[98][99] Pada Grand Prix Austria, Kimi terlibat insiden dengan mantan rekan setimnya, yaitu Fernando Alonso, di putaran pertama lomba. Di Grand Prix Hungaria, Kimi terlihat bersiap mengawal Sebastian Vettel untuk membawa tim Ferrari finis di posisi 1-2, sampai kemudian masalah teknis menggagalkan usahanya. Pada bulan Agustus, tim Ferrari secara resmi mengumumkan perpanjangan kontrak Kimi untuk musim 2016. Selanjutnya, Kimi berhasil meraih podium ketiga di Singapura, dengan Vettel yang berhasil memenangi lomba tersebut, dan di Abu Dhabi, yang membawanya mengamankan posisi keempat di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2015.[100]
2016
Untuk musim 2016, Kimi sukses meraih posisi finis kedua di Bahrain, dengan Vettel yang mengalami masalah teknis sebelum start dimulai.[101] Di China, Kimi bersenggolan dengan rekan setimnya sendiri tidak lama selepas start, tetapi ia masih mampu melanjutkan lomba, dan finis di urutan kelima.[102] Kejadian tersebut terulang lagi di Rusia, dengan Kimi yang berhasil finis di urutan ketiga, sementara Vettel tersingkir usai tersenggol oleh Daniil Kvyat.[103] Di Spanyol, Kimi kesulitan menyalip mobil Max Verstappen, dan harus puas finis di urutan kedua, meskipun sempat memimpin di awal-awal lomba.[104] Podium lainnya dicatatkan oleh Kimi di Austria, dengan finis di urutan ketiga setelah Vettel tersingkir akibat ban mobilnya pecah.[105]
2017
Di musim 2017, Kimi berhasil meraih posisi pole untuk lomba di Monako yang menjadi posisi pole yang pertama untuk dirinya dalam 129 lomba terakhir.[106] Tetapi perbedaan strategi saat lomba membuatnya harus puas finis di urutan kedua di belakang Vettel. Di Hungaria, Kimi juga berhasil meraih posisi start kedua, dan mempertahannya saat lomba untuk memberikan posisi finis 1-2 bagi tim Ferrari, dengan Vettel yang memenangi lomba.[107] Pada lomba di Singapura, Vettel, Kimi, dan Verstappen saling bersenggolan dalam start di trek basah, yang kemudian membuat Lewis Hamilton dengan mudah memenangi lomba, dan meninggalkan Vettel di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan jarak 28 poin.[108] Di Malaysia, Kimi gagal melakukan start usai mobilnya mendadak bermasalah sebelum start.[109] Di Brasil, Kimi sukses menahan laju Hamilton di penghujung lomba untuk finis di urutan ketiga.
2018: Tahun terakhir bersama Ferrari
Musim 2018 secara statistik menjadi musim terbaik Kimi semenjak kembali memperkuat tim Ferrari. Ia secara total meraih 12 podium selama musim berjalan. Lomba terburuk Kimi di musim tersebut adalah di Bahrain, pada saat dirinya terpaksa tersingkir akibat kesalahan dari kru pit tim Ferrari, yang juga mengakibatkan tim Ferrari terkena denda sebesar €50.000.[110] Kimi sukses meraih posisi pole di Italia, dan punya kans untuk memenangi lomba, sebelum akhirnya kandas karena kesalahan strategi dari tim Ferrari, yang memintanya untuk melakukan pit-stop lebih awal. Pada Grand Prix Amerika Serikat, Kimi sukses memenangi lomba, dan menjadi pembalap F1 tertua yang mampu memenangi lomba sejak Nigel Mansell pada musim 1994. Kemenangan ini juga menjadi prestasi pribadi bagi Kimi, karena ia berhasil menjadi pembalap mobil profesional asal Finlandia yang paling sukses dalam sejarah ajang F1, dengan total 21 kemenangan lomba.[111]
2019–2021: Kembali ke Sauber
Pada tanggal 11 September 2018, Kimi Räikkönen dan tim Sauber mengumumkan kesepakatan kontrak bahwa kedua belah pihak akan berkerjasama untuk musim 2019. Posisi Kimi di tim Ferrari akan digantikan oleh Charles Leclerc. Bagi Kimi, inilah kali kedua ia memperkuat tim Sauber setelah pertama kali terjadi pada musim debutnya pada tahun 2001.[112] Räikkönen kembali lagi ke tim Sauber di Tes ban Pirelli paska-musim di Abu Dhabi dengan mengendarai mobil 2018 mereka.[113] Tim Sauber berganti nama menjadi Alfa Romeo dalam Formula Satu sebelum dimulainya musim 2019.
Räikkönen menjalani paruh pertama musim yang mengesankan, dengan mencetak 31 poin sebelum jeda musim panas, yang kemudian menempatkannya di urutan kedelapan di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap setelah 12 balapan.[114] Sebagai perbandingan, rekan setimnya, yaitu Antonio Giovinazzi, hanya mencetak satu poin saja dalam periode yang sama. Namun, setelah jeda musim panas, mobil Alfa Romeo dalam Formula Satu C38 kesulitan untuk mengejar kecepatan, dan Räikkönen mengalami tujuh balapan beruntun tanpa hasil. Dia memiliki peluang untuk mencetak poin di Belgia, setelah start dari posisi keenam di grid, namun dia ditabrak oleh Max Verstappen di tikungan pertama.[115][116] Rekor sia-sia tersebut berakhir di Grand Prix Brasil, di mana balapan yang kuat dan penalti untuk Lewis Hamilton menghasilkan posisi finis keempat, posisi finis empat besar yang pertama untuk tim yang berbasis di Hinwil sejak musim 2013. Räikkönen finis di urutan ke-12 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 43 poin, yang, sekali lagi, merupakan hasil terbaik bagi pembalap tim yang bermarkas di Hinwil sejak musim 2013.
Räikkönen tetap berada di tim Alfa Romeo dalam Formula Satu untuk Kejuaraan Dunia musim 2020. Mobil bertenaga Ferrari milik tim terbukti menjadi salah satu mobil yang paling lambat di musim ini,[117] dan tim dibiarkan berjuang di belakang grid melawan tim Haas dan Williams.[118] Selama musim tersebut, Räikkönen mencetak poin dua kali, dengan finis di posisi kesembilan di Grand Prix Toskana dan finis di posisi kesembilan lagi di Grand Prix Emilia Romagna, sementara ia mencetak hasil kualifikasi terbaik untuk tim dengan posisi kedelapan di Turki. Selama berlangsungnya Grand Prix Italia di Monza, Räikkönen sempat menempati posisi kedua setelah bendera merah dikibarkan dan penalti kepada Lewis Hamilton dan Giovinazzi, namun pada akhirnya finis di urutan ke-11 dan di luar zona poin. Hasil tersebut menempatkannya di peringkat ke-16 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan empat poin, unggul dari rekan setimnya, yaitu Antonio Giovinazzi, serta pembalap Haas dan Williams.[119] Räikkönen adalah pembalap dengan posisi finis tertinggi di antara grup ini dalam sembilan dari 17 balapan di musim ini,[120] sementara dia finis di depan rekan setimnya dalam sembilan dari 13 balapan yang berakhir dan lolos babak kualifikasi di depannya sebanyak delapan kali.[121] Ia juga menjadi pembalap dengan mobil bertenaga Ferrari dengan posisi finis tertinggi dalam empat kesempatan.[122][123]
Perlombaan Formula Satu yang ke-323, yang dilakukan oleh Räikkönen di Grand Prix Eiffel, membuatnya memecahkan rekor Rubens Barrichello untuk start balapan Formula Satu terbanyak dalam sejarah.[124] Ia berhasil memenangkan penghargaan FIA Action of the Year untuk putaran pembukaannya di Grand Prix Portugal, di mana ia berhasil menyalip 10 mobil.[125]
Di tahun 2021, Kimi menetap di tim Alfa Romeo bersama dengan Antonio Giovinazzi.[126] Setelah balapan selama 20 tahun, Kimi memutuskan untuk pensiun.[127][128] Dia dinyatakan positif COVID-19 pada akhir pekan Grand Prix Belanda, dan digantikan oleh pembalap cadangan Robert Kubica di Grand Prix Belanda dan Italia.[129] Räikkönen mencetak poin pertamanya di musim ini di Azerbaijan,[130] dengan poin lebih banyak di Hongaria,[131]Rusia,[132] dan Meksiko.[133] Pada bulan November, ia mengunjungi pabrik Alfa Romeo di Swiss untuk yang terakhir kalinya sebagai anggota tim, dan diberi ucapan selamat tinggal,[134] dan kemudian diberi perpisahan oleh tim Scuderia Ferrari sebelum balapan di Abu Dhabi.[135][136] Untuk balapan terakhirnya di Abu Dhabi, tim menuliskan "Dear Kimi, we will leave you alone now" (dalam bahasa Indonesia: "Kimi yang terhormat, kami akan meninggalkanmu sendirian sekarang") di mobil C41 miliknya.[137] Räikkönen terpaksa mundur pada putaran ke-25 karena mengalami masalah teknis pada mur roda mobilnya.[138] “Tidak peduli bagaimana akhirnya, ini adalah akhir sekarang dan ya, saya menantikannya,” katanya usai balapan.[139] Räikkönen menyelesaikan musim ini di posisi ke-16 dengan 10 poin.[140]
Balapan lain
WRC
Reli sebenarnya bukanlah hal baru bagi Kimi. Sebelum ia memutuskan berlaga di ajang WRC, Kimi sempat mencoba turun di ajang Reli Artik dengan mobil Mitsubishi Lancer Evolution WRC pada tahun 2004. Kemudian di awal 2009 ia juga kembali turun dengan mobil Fiat pada kejuaraan yang sama, dan barulah pada bulan Agustus 2009, Kimi turun secara resmi dalam ajang reli WRC Finlandia 1000 Danau bersama tim Tommi Makinen Racing.[141][142]
Tanggal 4 Desember, setelah mengetahui bahwa peluangnya untuk bertahan di dalam ajang F1 pupus karena tim McLaren secara resmi mengumumkan Jenson Button sebagai pembalap, dan tim Toyota mengundurkan diri dari ajang F1, Kimi lantas menandatangani kontrak bersama dengan tim Citroen Junior untuk berlaga di dalam ajang WRC mulai dari musim 2010 dengan ditemani oleh Kaj Lindström sebagai co-driver.[143] Duet Kimi dan Lindstrom mengawali musim reli 2010 dengan buruk saat finish di posisi ke-29 di Reli Swedia. Namun, poin pertama Kimi di dalam ajang WRC diraih di Reli Jordania 2010 saat ia finish di P8. Kimi menyamai rekor Carlos Reutemann yang berhasil meraih poin baik di dalam ajang F1 maupun di dalam ajang WRC. Kemudian, di Reli Jerman, Kimi berhasil memenangi stage reli-nya yang pertama.
Pada pertengahan bulan Januari 2011, akhirnya diumumkan bahwa Kimi akan tetap membalap di WRC untuk 2011, namun kali ini, ia akan turun dengan tim pribadi miliknya sendiri, yaitu Iceman 1 Rally Team (atau disebut juga ICE 1 Racing).[144]
NASCAR
Pada akhir bulan Maret 2011, Räikkönen membuat kejutan dengan menyatakan bahwa ia akan turun di balapan NASCAR Seri Truk pada musim panas 2011, dengan target utama turun di dalam ajang NASCAR Seri Piala suatu hari nanti.[145] Pada tanggal 2 April, ia kemudian menandatangani kontrak bersama dengan tim Kyle Busch Motorsports untuk turun balapan beberapa seri di dalam ajang NASCAR. Sebelumnya, Kimi sempat diberitakan akan didukung oleh Foster Gillett, tetapi kemudian Busch membantah gosip tersebut. Räikkönen memulai debut NASCAR-nya pada tanggal 20 Mei 2011 di North Carolina Education Lottery 200, yang berlangsung di Charlotte Motor Speedway. Ia turun dengan mobil bernomor #15, dan berhasil finish di urutan ke-15, sekaligus membuat Kyle Busch dan kepala mekaniknya, yaitu Rick Ren, terkesan.
Tanggal 28 Mei, Räikkönen naik kelas ke Nationwide Series dengan mobil milik Joe Nemechek. Ia finish di P27 setelah mengalami insiden dan mendapat penalti akibat ngebut di pit lane.[146]
Pada bulan Mei 2022, Trackhouse Racing Team mengumumkan bahwa Räikkönen akan melakukan debutnya di NASCAR Seri Piala dengan mobil Chevrolet bernomor #91 untuk lomba sirkuit non-oval di Watkins Glen International.[147] Setelah sebelumnya hanya mengemudikan mobil dalam tes aklimatisasi di Virginia International Raceway dan satu sesi latihan selama 20 menit, Räikkönen berhasil lolos ke urutan ke-27 dari 39 mobil, terutama di depan sesama debutan Mike Rockenfeller dan mantan pembalap Formula Satu Daniil Kvyat.[148][149] Dalam balapan, dia masuk sepuluh besar pada satu poin, tetapi diklasifikasikan di posisi ke-37 setelah terhempas dari posisi ke-25 setelah terlibat kontak dengan Loris Hezemans, yang mencoba menemukan jalan untuk melewati Austin Dillon yang melintir.[150]
Pada bulan Maret 2023, Räikkönen kembali lagi ke mobil No. 91 di Circuit of the Americas, di mana dia lolos babak kualifikasi di posisi ke-22, dan berada di barisan-tengah untuk sebagian besar jalannya balapan, sebelum pit stop sebelum periode hati-hati mengakibatkan dia naik ke posisi keempat dengan sembilan putaran tersisa.[151] Akhir balapan yang kacau, dengan beberapa restart dan insiden, membuatnya pada akhirnya finis di urutan ke-29.[152]
Kontroversi
Izin balapan
Sejak awal kariernya di ajang F1, Kimi Räikkönen sudah dibalut dengan kontroversi. Kontroversi pertama yang meliputi dirinya adalah seputar superlicence (izin membalap), dimana beberapa tim merasa khawatir dengan pengalaman balapan Kimi Räikkönen yang sangat minim, dimana ia hanya turun 23 kali saja di ajang junior sebelum masuk ke F1.[153] Kimi lantas diberikan izin balapan sementara sampai Grand Prix San Marino, dan kemudian berkat penampilannya yang bagus, FIA lantas memberikan Kimi izin balapan penuh.[154]
Gaya hidup
Akhir musim 2004, dan Kimi sedang berlibur di sebuah kepulauan tropis dengan kapal pesiarnya. Ia lantas bertindak ceroboh dengan kebanyakan minum minuman keras. Dan kemudian dari bagian atas kapal pesiarnya, Kimi kemudian jatuh ke bagian dek dikarenakan mabuk. Insiden ini kemudian diabadikan dalam bentuk video singkat, yang kemudian menyebar keseluruh dunia secara cepat. Kimi sendiri hanya menanggapi dingin masalah ini.[155]
Bulan Februari 2005, lagi-lagi Kimi terlibat kasus. Kali ini di Gran CanariaSpanyol, bersama istrinya Jenni Dahlmann, Kimi tertangkap basah kembali mabuk-mabukan dan berpesta sampai fajar menyingsing. Ia kemudian tertangkap basah wartawan dalam keadaan mabuk berat, dengan pakaian yang hanya mengenakan celana pendek saja sambil memeluk sebuah balon lumba-lumba.[156] Tim McLaren lantas berang dengan tindakan Kimi ini, dan segera menegur keras pembalapnya tersebut, bahwa hal memalukan sekecil apapun bisa menghambat upaya tim untuk bisa merebut gelar juara dunia.[157]
Lain-lain
Sesaat sebelum start Grand Prix Brasil 2006, Kimi diwawancarai oleh Martin Brundle dari ITV tentang harapannya di musim 2007 bersama dengan tim Ferrari. Sayangnya, bukan jawaban sesungguhnya yang keluar dari mulut Kimi, di mana ia malah berbicara di depan kamera, dan disaksikan oleh ratusan juta penonton di seluruh dunia bahwa ia akan "membuang hajat" terlebih dahulu, dan baru kemudian akan menjawab pertanyaan tersebut.[158] Sebagai akibatnya, pihak ITV ditegur oleh pihak otoritas penyiaran Inggris, dan adegan wawancara Kimi langsung di TV saat itu banyak diprotes oleh penonton diseluruh dunia sebagai tindakan paling bodoh dari seorang Kimi Räikkönen.
Pada balapan Formula 1 di Grand Prix Abu Dhabi 2012, Kimi Räikkönen memarahi kepala mekaniknya karena terlalu sering melakukan komunikasi radio pada saat balapan berlangsung dengan mengatakan "Just leave me alone, I know what to do" dan "Yes, yes, yes, yes, I'm doing it all the time, you don't have to remind me every second". Percakapan Kimi di team radio tersebut banyak mengundang decak tawa dari para penggemar F1. Beberapa hari kemudian, Kimi memberikan 500 buah t-shirt kepada seluruh pegawai tim Lotus yang bertuliskan "Leave Me Alone, I Know What I'm Doing".[159]
Desain helm
Helm Räikkönen, dirancang oleh UffeDesigns, diproduksi oleh Arai (2001–2006, 2012), Bell (2013, 2015–2021), dan Schuberth (2007–2009, 2014), sedikit berubah selama bertahun-tahun. Lambang trisula dicat putih selama waktunya membalap untuk tim Sauber dan McLaren hingga musim 2005, dan merah dari musim 2006 bersama dengan tim McLaren dan selama waktunya bersama dengan tim Ferrari. Helmnya juga selalu menampilkan desain V di bagian atas lingkaran (mewakili burung terbang) dan tulisan "Iceman". Pada balapan debutnya, helmnya didominasi oleh warna biru dengan detail putih dan perak. Ketika ia bergabung bersama dengan tim McLaren pada tahun 2002, desainnya dibiarkan utuh, hanya membuat lingkaran atas semuanya berwarna biru (bukan biru dan perak) dan dengan beberapa detail hitam di area dagu. Pada periode tahun 2003–2005, helmnya berwarna biru putih dengan beberapa bagian merah dan perak, ditambahkan detail merah pada simbol yang ditambahkan pada desain M. Pada tahun 2006, helmnya juga sama, hanya berubah warna biru menjadi hitam dengan garis merah dan putih di atasnya. Pada saat balapan untuk tim Ferrari, helm Räikkönen berubah secara radikal: berwarna putih dengan bagian tengah berwarna hitam dan merah dengan desain tribal dan lingkaran hitam dengan desain di atas. Pada tahun 2008, motif paisley hitam ditambahkan di bagian dagu. Dia mempertahankan desain ini di beberapa reli, meskipun gaya helmnya sangat berbeda untuk disiplin ini.
Di dalam ajang WRC dan NASCAR, ia menggunakan helm Stilo biru dengan logo Red Bull, aksen perak dan putih (menyerupai desain kaleng Red Bull dan garis helm Räikkönen ketika ia masih memperkuat tim Sauber), simbol dan lambang trisula (berwarna putih dan merah) dan dengan tulisan "Iceman".
Sekembalinya ke dalam ajang Formula Satu, ia mengenakan helm berwarna hitam dengan garis diagonal putih menyilang dari setiap sisi hingga sudut kaca depan dan garis diagonal merah yang lebih tebal di bawah garis putih dan angka 9 berwarna merah di sudut garis putih (untuk menyinggung nomor mobilnya), lingkaran putih di bagian atas dengan desain tepi hitam (mirip tanduk) di bagian depan atas. Desain di bagian atas menjadi hitam dan di bagian belakang helm terdapat tulisan "Iceman", yang ditulis dengan huruf merah. Dari Grand Prix Australia, ada lebih banyak detail yang ditambahkan di bagian atas helm. Untuk Grand Prix Monako, dia memakai replika helm James Hunt dari tahun 1976. Pabrikan helmnya untuk musim 2012 adalah Arai.
Pada tahun 2013, helmnya mirip dengan musim sebelumnya, tetapi dengan warna terbalik (kecuali merah), desain klakson di bagian depan atas menjadi merah dan di bagian samping ada angka merah besar 7 yang ditumpangkan pada bagian hitam dari helm.[160] Berbeda dengan model tahun 2012, model tahun 2013 diproduksi oleh Bell.
Sekembalinya ke tim Ferrari pada tahun 2014, warna dasarnya menjadi merah cerah, dengan garis diagonal putih menyilang dari setiap sisi. Angka 7 besar ditempatkan di dalam warna merah, mirip dengan tahun 2013. Tulisan "Iceman" di bagian belakang helm berwarna kuning, beserta beberapa detail di bagian atas helm. Pabrikan helmnya untuk musim 2014 secara resmi adalah Schuberth, namun diyakini bahwa ia terus menggunakan model Bell untuk keperluan balapan.
Pada tahun 2015, helmnya diubah menjadi warna dasar putih, mirip dengan model yang dia gunakan pada tahun 2007. Bagian belakang helm diubah menjadi hitam, dengan pita merah di atas tulisan "Iceman". Lambang di bagian atas dikelilingi oleh detail warna merah dan abu-abu, dan angka 7 yang besar dibatasi dengan warna abu-abu. Pada musim 2014, Räikkönen terus membalap dengan model Bell daripada pemasok resmi tim Ferrari, yaitu Schuberth.
Usaha lain
Pada tahun 2022, setelah pensiun dari ajang Formula Satu, Räikkönen diangkat sebagai kepala tim Kawasaki Racing Team untuk musim 2022 di dalam ajang Kejuaraan Dunia Motocross.[161]
2005: Drive of the Year, Driver of the Year[165][166]
2006: Overtake Action of the Year
2007: Start of the Year
Rekor
Mencatat tujuh kemenangan di Formula 1 tanpa memenangi gelar dunia, menyamai rekor Alain Prost pada 1984 dan 1988, serta Michael Schumacher pada 2006.
Menyamai rekor 10 lap tercepat dalam satu musim pada tahun 2005 dan 2008 yang dicetak oleh Michael Schumacher pada tahun 2004.
Saat ini Kimi Räikkönen menduduki peringkat ketiga pemegang rekor lap tercepat sebanyak 37 lap tercepat.
Pembalap termahal di F1 dan di tim Ferrari dengan gaji mencapai US$ 51 juta di musim 2007 (Michael Schumacher menyusul di posisi kedua dan Fernando Alonso di posisi 3).
Menyamai rekor Nigel Mansell pada 1989 sebagai pembalap baru Ferrari yang sukses memenangi lomba di GP pertamanya untuk Ferrari saat ia menang di Australia.
Menyamai rekor Jody Scheckter (1979) sebagai pembalap baru Ferrari yang langsung meraih gelar dunia di musim pertamanya.[167]
Mencatat 11 fastest lap dalam semusim, rekor baru di Formula 1.
Pada tahun 2008 Kimi Räikkönen mencetak rekor lap tercepat enam kali berturut-turut (Spanyol, Turki, Monako, Prancis dan Inggris) dan menduduki peringkat kedua untuk rekor lap tercepat terbanyak secara berturut-turut setelah Alberto Ascari dengan tujuh lap tercepat secara berturut-turut dalam satu musim.
Menyamai catatan Carlos Reutemann yang berhasil meraih angka baik di balapan F1 maupun di reli WRC. Yang membedakan Carlos Reutemann hanya turun di ajang rally Argentina.
Räikkönen adalah pembalap Finlandia ketiga setelah Keke Rosberg dan Mika Häkkinen yang berhasil menjadi juara dunia Formula 1. Ia juga merupakan pembalap Finlandia tersukses dalam hal pencapain poin, finis podium dan lap tercepat di ajang Formula Satu.
Räikkönen memegang rekor pembalap dengan kemenangan terbanyak pada tahun perdananya membalap untuk Ferrari dengan 6 kemenangan, mengalahkan rekor sebelumnya milik Alain Prost sebanyak 5 kemenangan yang dicetak pada tahun 1990.
Räikkönen memegang rekor baru sebagai pembalap yang selalu finis dalam satu musim balapan dan juga meraih poin sebanyak 20 dari 20 balapan pada tahun 2012.
Räikkönen mencetak rekor baru sebagai pembalap tersukses yang melakukan comeback setelah mengundurkan diri dari Formula satu dengan menduduki peringkat ketiga di klasemen akhir pembalap 2012. Niki Lauda melakukan hal yang sama pada tahun 1982 namun hanya menduduki peringkat kelima di klasemen akhir pembalap.
Julukan
The Iceman - julukan ini diberikan oleh mantan bos McLaren, Ron Dennis
Kimppa
Rakka
The Kimster - panggilan yang diberikan oleh para mekanik tim McLaren
Referensi
^[1], "The truth about Kimi Raikkonen, Ferrari and Santander in 2008" 5 April 2012
^"F1 teams escape fuel punishment". BBC. 2007-10-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-23. Diakses tanggal 2007-10-22. McLaren has said it plans to appeal to the FIA, the sport's governing body.
^"Race Classification". Fédération Internationale de l'Automobile. 2 November 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2010. Diakses tanggal 1 Maret 2009.
^Foster, Michelle (28 March 2021). "Raikkonen explains why he 'just picked up' 7". Planet F1 News. Planet F1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 October 2022. Diakses tanggal 11 October 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Results". Formula 1 - The Official F1 Website (dalam bahasa Inggris). Formula One World Championship Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-30. Diakses tanggal 31 Oktober 2017.
^"2020 Driver Standings". Formula1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 January 2021. Diakses tanggal 2 January 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"10 things we learned from F1's 2021 Abu Dhabi Grand Prix". Autosport.com. 13 December 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 December 2021. Diakses tanggal 13 December 2021. Kimi Raikkonen made his 349th and final F1 appearance on Sunday, but it all ended abruptly after he was forced to retire on lap 25 due to an issue on his left-rear wheel that caused him to spin off-track into the barriers.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"2021 Driver Standings". Formula1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 March 2021. Diakses tanggal 13 December 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)