Sir Lewis Carl Davidson HamiltonMBE (lahir 7 Januari 1985) adalah seorang pembalap mobil profesional dari Britania Raya, yang pada saat ini membalap untuk tim Mercedes di dalam ajang Formula Satu. Sekarang, ia memiliki gelar dunia terbanyak, yakni 7 (dipegang bersama dengan Michael Schumacher), dan juga kemenangan (105), posisi pole (104), dan finis podium terbanyak (201).
Lahir dan dibesarkan di Stevenage, Hertfordshire, Inggris, Hamilton bergabung di program pembalap muda McLaren pada tahun 1998. Ini berujung pada Hamilton yang membalap untuk tim McLaren pada musim 2007 sampai dengan 2012, dan membuat Hamilton menjadi pembalap berkulit hitam yang pertama, dan sejauh ini satu-satunya yang membalap di seri tersebut. Di debutnya, ia finis di posisi kedua di belakang Kimi Räikkönen dengan jarak satu poin. Musim berikutnya, ia berhasil memenangkan gelar pertamanya dengan kontroversial—dengan mendahului di putaran terakhir di balapan terakhir musim—dan pada waktu itu menjadi juara dunia Formula Satu yang termuda dalam sejarah. Setelah 6 tahun lagi bersama dengan tim McLaren, Hamilton bergabung bersama dengan tim Mercedes pada musim 2013.
Hamilton menikmati kesuksesan besar pada era mesin turbo-hybrid yang dimulai dari musim 2014, di mana ia berhasil memenangkan 6 gelar juara dunia. 2 gelar berturut-turut datang pada musim 2014 dan 2015 dengan persaingan ketat dengan rekan setimnya, yaitu Nico Rosberg. Setelah Rosberg pensiun, pembalap Ferrari, yaitu Sebastian Vettel, menjadi saingan terdekat Hamilton dalam dua pertarungan kejuaraan dunia yang intens, dan Hamilton dua kali membalikkan defisit poin pada pertengahan musim untuk mengklaim gelar juara dunia secara berturut-turut lagi pada musim 2017 dan 2018. 2 gelar lagi datang pada musim 2019 dan 2020, menyamai jumlah gelar juara dunia Michael Schumacher.
Kehidupan pribadi dan edukasi
Hamilton lahir di tanggal 7 Januari 1985 di Stevenage, Hertfordshire, Inggris.[5] Ayahnya, Anthony Hamilton, berkulit hitam dan berasal dari Grenada, dan ibunya, Carmen Larbalestier, berkulit putih, membuat Hamilton memiliki ras campuran;[6] Hamilton sendiri mengaku sebagai kulit hitam.[7] Orang tua Hamilton berpisah ketika ia berumur dua tahun, setelah ia hidup bersama dengan ibunya dan kakak tirinya, Samantha dan Nicola, sampai umurnya 12 tahun.[8] Hamilton kemudian tinggal bersama ayahnya, ibu angkatnya, Linda, dan kakak tirinya Nicolas, yang juga seorang pembalap profesional. Hamilton dibesarkan sebagai orang Katolik.[9]
Ayah Hamilton membelikannya mobil remote control ketika dia berusia lima tahun.[10] Pada tahun berikutnya, Hamilton finis kedua di kejuaraan BRCA nasional melawan lawan dewasa. Menjadi satu-satunya balap anak kulit hitam di klubnya, Hamilton menjadi sasaran pelecehan rasis.[10] Ayah Hamilton membelikannya go-kart untuk Hari Natal ketika dia berusia enam tahun dan berjanji untuk mendukung karir balapnya selama dia bekerja keras di sekolah. Untuk mendukung putranya, ayah Hamilton mengambil alih posisinya sebagai manajer TI dan menjadi kontraktor, terkadang mengerjakan hingga empat pekerjaan sekaligus termasuk pekerjaan sebagai penjual kaca ganda, pencuci piring, dan memasang tanda untuk agen-agen real estate.[11] Ayah Hamilton kemudian mendirikan perusahaan IT sendiri.[12] Dia terus menjadi manajer Hamilton hingga awal tahun 2010.[13]
Hamilton bersekolah di The John Henry Newman School, sebuah sekolah menengah Katolik dengan bantuan sukarela di Stevenage.[14] Pada usia lima tahun, Hamilton belajar karate untuk membela diri sebagai akibat dari intimidasi di sekolah.[15] Dia juga pernah dikeluarkan dari sekolah ketika dia secara keliru dituduh telah menyerang sesama siswa yang dirawat di rumah sakit karena luka-luka mereka.[16] Selain balap, ia bermain sepak bola asosiasi untuk tim sekolahnya dengan pemain internasional Inggris, Ashley Young.[12] Hamilton, seorang penggemar Arsenal, mengatakan bahwa jika Formula Satu tidak berhasil untuknya, maka dia akan menjadi pemain sepak bola atau pemain kriket, setelah memainkan keduanya untuk tim sekolahnya.[17] Pada bulan Februari 2001, ia mulai belajar di Cambridge Arts and Sciences (CATS), sebuah perguruan tinggi swasta kelas enam di Cambridge.[18]
Karier awal
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.
Karting
Hamilton memulai karting pada tahun 1993, dan berhasil memenangkan berbagai balapan dan kejuaraan kelas dengan cepat.[19][20] Dua tahun kemudian, ia menjadi pembalap termuda yang berhasil memenangkan kejuaraan karting kadet Inggris, di umur sepuluh tahun. Pada tahun itu, Hamilton mendekati bos McLaren Formula One Team, yaitu Ron Dennis, pada Autosport Awards untuk meminta tandatangan, dan berkata bahwa: "Halo, saya Lewis Hamilton. Saya memenangkan Kejuaraan Inggris dan suatu hari saya ingin membalap dalam mobil anda."[21] Dennis menulis dalam buku tandatangan milik Hamilton: "Telepon saya sembilan tahun lagi, kita akan mengurusnya nanti."[22] Ketika Hamilton berumur 12 tahun, ada taruhan bahwa Hamilton akan memenangkan sebuah balapan Formula Satu sebelum umur 23 menurut sebuah perusahaan judi asal Inggris, yaitu Ladbrokes; yang lain memperdiksi bahwa ia akan memenangkan gelar juara dunia sebelum umur 25.[23] Pada tahun 1998, Dennis menelepon Hamilton untuk memasukannya ke dalam program pengembangan pembalap McLaren.[6]
Seri GP2
Hamilton berpindah ke tim ART Grand Prix untuk musim 2006. Pada musim itu, Hamilton berhasil memenangkan kejuaraan GP2, dengan mengalahkan Nelson Piquet, Jr. dan Timo Glock. Ia berhasil memenangkan balapan pertamanya di Nürburgring, meskipun mendapat penalti karena melebihi batas kecepatan mobil di dalam pit.[24] Di balapan sprint di Silverstone, Hamilton berhasil mendahului dua pembalap lain di tikungan Becketts, sebuah tikungan yang berkelok-kelok, di mana jarang terjadi penyalipan.[25] Di Istanbul, Hamilton sempat melintir, namun kembali naik dan berhasil finis di posisi kedua.[26] Hamilton berhasil memenangkan gelar juara GP2 dengan selisih satu poin di Monza, setelah putaran tercepat yang dicetak oleh pemenang lomba ini, yaitu Giorgio Pantano, dihapus.[27][28]
Kesuksesan Hamilton di dalam Seri GP2 terjadi bersamaan dengan kosongnya dua kursi di tim McLaren setelah Juan Pablo Montoya dan Kimi Räikkönen meninggalkan tim.[29][30] Hamilton akhirnya dikonfirmasi menjadi pasangan Fernando Alonso untuk musim 2007 pada tanggal 24 November 2006.[31] Hamilton diberitahu akan keputusan tersebut pada bulan September, namun tim McLaren sengaja tidak memberitakan keputusan tersebut karena khawatir akan ditutupi oleh pengumuman pensiunnya Michael Schumacher.[32]
Karier Formula Satu
McLaren (2007–2012)
Di musim pertamanya di dalam ajang Formula Satu, Hamilton berpasangan dengan juara dunia sebanyak dua kali dan sekaligus juga Juara Dunia bertahan, yaitu Fernando Alonso. Hamilton adalah pembalap kulit hitam yang pertama dan, sampai dengan musim 2023, satu-satunya yang membalap di dalam seri tersebut.[33][34][35] Setelah finis di atas podium di dalam balapan debutnya, Hamilton mencetak beberapa rekor saat ia finis sebagai runner-up di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2007 di bawah Kimi Räikkönen dengan satu poin, termasuk untuk podium paling banyak berturut-turut dalam satu musim debut (9), gabungan kemenangan terbanyak dalam satu musim debut (4), dan poin terbanyak dalam satu musim debut (109).[36] Sepanjang musim ini, Hamilton dan Alonso terlibat dalam sejumlah insiden, yang mengakibatkan ketegangan antara kedua pembalap dan tim, yang berpuncak pada Alonso dan tim McLaren yang mengakhiri kontrak mereka dengan persetujuan bersama pada bulan November. Setelah musim pertama yang sukses di tim McLaren, Hamilton menandatangani kontrak multi-juta pound untuk tetap tinggal bersama dengan tim hingga musim 2012.[37]
Kesuksesan Hamilton berlanjut sampai dengan musim 2008. Dia berhasil mengumpulkan lima kemenangan dan sepuluh podium, tetapi juga dituduh arogan dan mengemudi secara berbahaya, meskipun dia berpendapat bahwa kepercayaan dirinya disalahartikan dan bahwa gaya mengemudinya tegas, tetapi adil. Pada saat musim ini berakhir di Brasil, menjadi pertarungan dua arah yang jelas untuk memperebutkan gelar antara pembalap favorit tuan rumah, yaitu Felipe Massa, dan pemuda asal Inggris itu. Hamilton berhasil memenangkan gelar juara dunia pertamanya secara dramatis dalam balapan terakhir di musim ini, yaitu Grand Prix Brasil 2008, dengan menyalip Timo Glock untuk merebut posisi kelima di tikungan terakhir di putaran terakhir untuk menjadi Juara Dunia Formula Satu yang termuda di dalam sejarah, dan untuk menyangkal pemenang balapan, yaitu Massa, untuk meraih gelar juara dunia dengan satu poin.[38][39] Hal ini membuat Hamilton menjadi pembalap asal Inggris yang pertama yang berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia sejak Damon Hill pada tahun 1996.[40]
Ada orang yang menonton dan mengatakan bahwa saya tidak pernah memiliki mobil yang jelek. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa saya punya. Mobil tahun 2009 [di tim McLaren] sangat, sangat jauh dan merupakan mobil terburuk yang pernah saya miliki.
— Lewis Hamilton membandingkan musimnya di tim McLaren pada musim 2009 dan tim Mercedes pada musim 2022.[41]
Dalam empat tahun terakhirnya bersama dengan tim McLaren, Hamilton terus mencetak podium dan kemenangan balapan. Hamilton memasuki babak final musim 2010 dengan peluang untuk memenangkan gelar juara dunia, tetapi pada akhirnya finis di posisi keempat di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, pada saat Sebastian Vettel berhasil memenangkan perlombaan untuk merebut mahkota pembalap perdananya. Tahun berikutnya adalah musim pertama di mana dia dikalahkan oleh rekan setimnya, ketika Jenson Button berhasil menjadi runner-up di bawah juara dunia, yaitu Sebastian Vettel, selama tahun di mana gangguan dalam kehidupan pribadinya dan perselisihan dengan ofisial FIA membuat Hamilton menyelesaikan balapan di peringkat kelima di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, di mana setelah itu dia berjanji akan kembali ke performa terbaiknya untuk musim 2012. Sesuai dengan janjinya, Hamilton berhasil meraih empat kemenangan balapan di musim 2012, saat dia finis di urutan keempat dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap. Sebelum akhir tahun, Hamilton secara resmi mengumumkan, dengan sangat mengejutkan, bahwa ia akan bergabung bersama dengan tim Mercedes untuk musim 2013, menggantikan posisi Michael Schumacher yang pensiun.[42]
Mercedes (2013–2024)
2013–2016: Pertaruhan dengan Nico Rosberg
Setelah menandatangani kontrak dengan tim Mercedes pada musim 2013, Hamilton bertemu kembali dengan rekan setim semasa karting di masa kecilnya, yaitu Nico Rosberg. Langkah itu disambut dengan kejutan oleh para pakar dan publik, dengan beberapa yang menggambarkan kepindahan ke tim Mercedes, sebuah tim tanpa sejarah sukses baru-baru ini, sebagai sebuah pertaruhan.[43][44] Di musim pertamanya bersama dengan Silver Arrows, Hamilton berhasil mengamankan satu-satunya kemenangan balapan, dengan memenangkan Grand Prix Hungaria, di mana ia mengubah posisi pole yang tidak terduga menjadi margin kemenangan lebih dari 11 detik di depan pembalap yang finish di tempat kedua, yaitu Kimi Räikkönen,[45] bersama dengan sejumlah podium dan posisi pole, dan finis di urutan keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap sekali lagi, untuk yang ketiga kalinya dalam lima tahun.[42]
Perubahan peraturan untuk musim 2014, yang mengamanatkan penggunaan mesin turbo-hybrid, berkontribusi pada dimulainya era yang sangat sukses bagi Hamilton. Pada tahun itu, tim Mercedes berhasil memenangkan 16 dari 19 balapan di musim itu, 11 di antaranya berhasil diamankan oleh Hamilton pada saat ia menang dalam duel sepanjang musim untuk memperebutkan gelar juara dunia melawan rekan setimnya, yaitu Rosberg. Meraih gelar juara dunia pembalap untuk yang kedua kalinya, dan melampaui penghitungan kemenangan semua pembalap asal Inggris sebelum dia, Hamilton menyatakan melalui radio tim setelah balapan terakhir di Abu Dhabi: "Ini adalah hari terbesar dalam hidup saya."[42] Peraturan yang baru untuk nomor mobil pembalap, peraturan yang diberlakukan untuk tahun 2014, memungkinkan para pembalap untuk memilih nomor mobil unik untuk digunakan sepanjang karier mereka, sehingga Hamilton memilih untuk membalap di bawah nomor karting yang lama, yaitu No. 44, untuk sisa kariernya.[46]
[[Berkas:Hamilton Britain 2015 victory.jpg
|thumb|kanan|alt=Gambar Lewis Hamilton mengendarai mobil formula satu Mercedes F1 W06 Hybrid selama Grand Prix Inggris 2015, mengangkat tangannya untuk merayakan kemenangan setelah berhasil memenangkan balapan.|Lewis Hamilton memberi isyarat kepada penonton tuan rumah setelah kemenangan kelimanya di musim 2015 di Silverstone.]]
Sebelum awal musim 2015, Hamilton secara resmi mengumumkan bahwa dia tidak akan menggunakan opsinya untuk mengganti nomor mobilnya menjadi nomor 1, seperti hak prerogatifnya sebagai seorang Juara Dunia yang berkuasa, dan sebagai gantinya akan tetap melanjutkan balapan dengan nomor kariernya, yaitu No. 44., dan menjadikan musim 2015 ini sebagai musim yang pertama sejak musim 1994, ketika Alain Prost pensiun dari olahraga setelah gelar Juara Dunia yang keempat dan terakhirnya pada tahun 1993, bahwa lapangan itu tidak berisi sebuah mobil bernomor 1.[47] Hamilton berhasil mendominasi musim 2015, dengan memenangkan sepuluh balapan dengan finis di podium sebanyak tujuh belas kali saat ia menyamai rekor sang idolanya, yaitu Ayrton Senna, dengan keberhasilannya meraih gelar juara dunia untuk yang ketiga kalinya. Persaingan antara dia dan Rosberg meningkat, dan mencapai klimaks dalam pertempuran sengit di Grand Prix AS, di mana Hamilton berhasil menang dalam pertempuran roda-ke-roda yang penuh aksi dengan rekan setimnya untuk meraih gelar juara dunia dengan tiga balapan tersisa.[42] Tahun itu, Hamilton memperpanjang kontraknya dengan tim Mercedes selama tiga tahun tambahan, dalam kesepakatan yang dilaporkan bernilai lebih dari £100 juta, dan menjadikannya sebagai salah satu pembalap dengan bayaran terbaik di dalam ajang Formula Satu,[48][49] serta memungkinkan Hamilton untuk mempertahankan hak citranya sendiri, yang dianggap tidak biasa di dalam olahraga, dan mempertahankan mobil dan piala pemenang kejuaraannya.[50]
Meskipun berhasil mencatatkan lebih banyak posisi pole dan kemenangan balapan dibandingkan dengan pembalap lain pada musim 2016, namun Hamilton kehilangan gelar juara dunia pembalap dengan selisih lima poin dari rekan setimnya, yaitu Rosberg. Kebijakan tim untuk membiarkan pasangan ini bertarung dengan bebas menyebabkan beberapa pertukaran sengit, baik di dalam, maupun di luar lintasan, yang berpuncak pada Hamilton yang menentang perintah tim di balapan terakhir musim ini di Abu Dhabi, dan dengan sengaja memperlambat laju mobilnya untuk mendukung Rosberg ke dalam kelompok pengejaran di akhir balapan dalam upaya yang gagal untuk mendorong pembalap lain untuk menyalip rekan setimnya, yang akan memungkinkan dia untuk memenangkan gelar juara dunia.[51] Pada akhirnya, suksesi buruk dimulai dari Hamilton di awal musim dan ledakan mesin mobil penting di Malaysia berarti Rosberg berhasil mengambil gelar juara dunia, yang berhasil diamankan sebelum mengumumkan pengunduran dirinya secara mengejutkan dari olahraga segera setelah dikalahkan oleh saingannya.[42][52]
2017–2020: 4 gelar juara dunia secara berturut-turut
Menyusul pensiunnya Rosberg, pembalap Ferrari, yaitu Sebastian Vettel, menjadi saingan terdekat Hamilton saat pasangan itu bertukar keunggulan di klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap sepanjang musim 2017 dalam pertarungan gelar juara dunia yang menegangkan. Hamilton berhasil mencatatkan 11 posisi pole pada musim itu saat ia mengambil rekor posisi pole yang terbanyak sepanjang masa, dan konsistensinya (menyelesaikan setiap balapan dengan poin), serta kurangnya tantangan serius dari rekan setim barunya, yaitu Valtteri Bottas, melihat dia mencatatkan sembilan kemenangan balapan dan mengamankan gelar Juara Dunia keempatnya saat ia membalikkan defisit poin dari Vettel di paruh pertama musim, dan pada akhirnya berhasil membungkus gelar juara dunia di Meksiko dengan dua balapan tersisa.[42]
Musim 2018 adalah pertama kalinya dua Juara Dunia sebanyak empat kali, yaitu Hamilton dan Vettel, akan bersaing untuk memperebutkan gelar juara dunia yang kelima, dan disebut sebagai "Berjuang untuk Lima" oleh para jurnalis dan juga para penggemar.[53][54][55] Sama seperti musim sebelumnya, tim Ferrari dan Vettel tampaknya berada di atas angin untuk sebagian besar musim ini, dengan memuncaki klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dan Konstruktor hingga setengah jalan. Namun, musim Vettel terurai dengan sejumlah kesalahan pembalap dan mekanik, sementara enam kemenangan Hamilton dalam tujuh balapan di paruh terakhir musim ini membuat Hamilton berhasil meraih gelar juara dunia di Meksiko untuk tahun kedua secara berturut-turut saat ia mencetak rekor baru untuk yang paling banyak poin yang dicetak dalam satu musim (408).[42][52] Selama musim ini berlangsung, Hamilton menandatangani kontrak dua tahun dengan tim Mercedes, dilaporkan bernilai hingga £ 40 juta per tahun, dan membuatnya menjadi pembalap Formula Satu dengan bayaran yang terbaik dalam sejarah.[56]
Setelah menandatangani kontrak dengan tim Mercedes, yang berlangsung hingga musim 2020, Hamilton dipastikan akan mempertahankan gelar juara dunianya pada musim 2019.[57] Hamilton memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap untuk sebagian besar musim ini, menangkis tantangan gelar dari rekan setimnya, yaitu Bottas, pembalap Red Bull, yaitu Max Verstappen, yang bermesin Honda, dan Charles Leclerc yang baru saja dipromosikan ke tim Ferrari, untuk meraih gelar Juara Dunia keenamnya di Grand Prix Amerika Serikat 2019 dengan dua balapan tersisa.[58][59] Setelah mencetak enam grand slam dalam karirnya di balapan terakhir musim ini, Hamilton mengakhiri musim ini dengan 11 kemenangan (menyamai rekor terbaiknya sebelumnya pada musim 2014 dan 2018) dan 17 podium (menyamai rekor sepanjang masa untuk yang keempat kalinya) serta mencapai 5 posisi pole.[60] Total 413 poinnya untuk musim ini adalah rekor baru sepanjang masa, melihat pembalap asal Inggris itu finis dengan keunggulan 87 poin dari Bottas yang berada di posisi kedua.[61]
Hamilton berhasil memenangkan gelar juara dunia untuk yang ketujuh kalinya pada tahun 2020, menyamai rekor yang dibuat oleh Schumi, dalam musim yang sangat dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Selama musim 2020 yang mempertandingkan tujuh belas balapan yang dipersingkat, Hamilton berhasil meraih 11 kemenangan (menyamai rekor terbaik pribadinya sebelumnya, tetapi dalam jumlah balapan yang lebih sedikit) termasuk satu di Portugal, untuk memecahkan rekor Schumi dengan 91 kemenangan.[62] Ia juga berhasil meraih 14 podium dan 10 posisi pole. Hamilton melewatkan Grand Prix Sakhir 2020 setelah tertular COVID-19,[63] yang merupakan absen balapan pertamanya sejak debutnya pada musim 2007.[64] Hamilton berhasil meraih gelar juara dunia di Grand Prix Turki 2020 dengan tiga seri tersisa, dan mengakhiri musim ini dengan keunggulan 124 poin dari rekan setimnya, yaitu Bottas, yang finis di posisi kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap.[65] Di tengah kampanye We Race as One Formula Satu dan dukungan global yang berkembang untuk gerakan Black Lives Matter, Hamilton berlutut di depan setiap balapan yang diikuti olehnya, dan mengenakan kaus bertuliskan slogan Black Lives Matter.[66] Mobil W11 yang dikemudikan oleh Hamilton dan Bottas juga memakai warna hitam sebagai pernyataan komitmen dari tim Mercedes terhadap keberagaman.[67]
Selama putaran pembukaan, Hamilton dan Max Verstappen dari tim Red Bull dengan cepat muncul sebagai favorit untuk gelar Juara Dunia musim 2021.[68] Sepanjang musim ini berlangsung, pasangan ini saling bertukar keunggulan di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap, dan sering berdebat di trek, sering mengakibatkan kontroversial, sampai pada akhirnya memasuki lomba terakhir di musim ini dengan poin yang sama (tetapi dengan Verstappen yang memimpin di dalam klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap berdasarkan penghitungan jumlah kemenangannya yang lebih besar). Pada lomba perebutan gelar Juara Dunia di Abu Dhabi, Verstappen berhasil menyalip Hamilton di putaran terakhir perlombaan ini, dan sekaligus juga menggagalkan upaya Hamilton untuk meraih gelar juara dunia kedelapannya.[69]
Keadaan sebelum putaran terakhir—yaitu, urutan keputusan yang "belum pernah terjadi sebelumnya" yang dibuat di bawah mobil keselamatan yang terlambat oleh direktur balapan, yaitu Michael Masi—sangat kontroversial karena tidak mengikuti "protokol normal". Keputusan Masi untuk menginstruksikan hanya mobil-mobil yang tertinggal satu putaran yang memisahkan Verstappen dan Hamilton saja yang diperbolehkan untuk melepaskan diri mereka sendiri di bawah mobil keselamatan menghilangkan celah apa pun di antara keduanya dan memungkinkan Verstappen, yang menggunakan ban lunak yang baru dipasang, untuk memasuki putaran terakhir tepat di belakang Hamilton dengan ban kerasnya yang aus.[69] Mantan pembalap Brabham dan McLaren, yaitu John Watson, merasa bahwa Masi tidak memihak di Abu Dhabi, tidak memihak satu pembalap atau satu tim di atas yang lain, tetapi tindakannya menyebabkan lapangan permainan yang tidak seimbang bagi Hamilton, dan jauh lebih menguntungkan satu untuk tim Red Bull dan untuk Verstappen.[70]
Protes tim Mercedes selanjutnya kepada FIA atas keputusan dan hasil balapan, ditolak, setelah itu tim mengumumkan niatnya untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.[69][71][72] Namun, setelah pengumuman FIA bahwa mereka akan melakukan "analisis rinci dan latihan klarifikasi" dari insiden tersebut dan pengakuannya bahwa kontroversial itu "menodai citra" olahraga, tim Mercedes memutuskan untuk tidak melanjutkan banding mereka.[73]
Terlepas dari kontroversi lomba terakhir musim ini, Andrew Benson dari BBC Sport menggambarkan musim ini sebagai "salah satu pertarungan yang paling sengit dan sengit dalam sejarah olahraga selama 22 grand prix", dengan Hamilton dan Verstappen "telah saling berhadapan— dan lebih banyak lagi—jauh dari setiap pembalap lain di grid."[69] Selama musim itu, Hamilton menjadi pembalap yang pertama yang berhasil mencapai 100 posisi pole dan 100 kemenangan balapan, masing-masing di Grand Prix Spanyol dan Rusia.[74][75]
Pada bulan Juli 2021, Hamilton menandatangani perpanjangan kontrak untuk tetap bersama dengan tim Mercedes hingga akhir musim 2023.[76]
2022–2024: Musim pertama tanpa kemenangan di dalam ajang Formula Satu hingga keluar dari Mercedes
Hamilton bermitra bersama dengan George Russell untuk musim 2022.[77] Di saat sesi pengujian pra-musim di Bahrain, tim Mercedes memperkenalkan rancangan "zero sidepod" mereka, yang sangat berbeda dengan mobil para kompetitor lainnya. Mobil Mercedes W13 mengalami porpoising ekstrim dari awal musim, yang membatasi potensi performa mobil.[78] Di Grand Prix Arab Saudi, Hamilton beranggapan bahwa mobilnya "tidak dapat dikendarai".[79] Di akhir musim ini, Hamilton berhasil mendapat sembilan podium, namun gagal mengambil satu pun kemenangan atau posisi pole dalam sebuah musim penuh untuk yang pertama kalinya dalam karir Formula Satunya. Ia finis di posisi keenam di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, 35 poin di belakang rekan setimnya, yaitu Russell, yang finis di posisi keempat.[80]
Tim Mercedes memulai musim 2023 dengan kekhawatiran atas daya saing mereka, dengan Hamilton yang mengatakan bahwa mereka "tidak berada di tempat yang mereka inginkan" setelah sesi tes pra-musim.[81] Dia finis di urutan kelima pada balapan pembuka di Bahrain, lebih dari 50 detik di belakang Verstappen yang menjadi juara.[82] Hamilton meraih podium pertamanya di musim ini di Australia untuk memperpanjang rekornya sendiri.[83]
Setelah dua kali finis di atas podium secara beruntun di Spanyol dan Kanada, dia berjuang dari urutan ketujuh di grid untuk menempati posisi ketiga di balapan kandangnya sendiri di Silverstone.[84][85][86]
Pada Grand Prix Hungaria 2023, Hamilton berhasil lolos kualifikasi dengan keunggulan 0,003 detik di depan Verstappen untuk meraih posisi pole yang ke-104, dan yang pertama sejak musim 2021.[87]
Sehari sebelum sesi latihan bebas pertama untuk Grand Prix Italia 2023 berlangsung, Hamilton menandatangani kontrak berdurasi selama dua tahun untuk tetap bersama dengan tim Mercedes hingga musim 2025. George Russell juga menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi selama dua tahun, dan mempertahankan pasangan pembalap Mercedes tersebut.[88] Pada Grand Prix Singapura 2023, Hamilton start dari posisi kelima, tetapi menyelesaikan balapan di posisi ketiga setelah mengambil alih posisi tersebut setelah Russell tersingkir dari posisi ketiga pada putaran terakhir.[89]
Sebelum memulai musim 2024, Hamilton mengaktifkan exit-clause yang terdapat pada kontraknya dengan Mercedes dan akan meninggalkan tim tersebut di akhir musim 2024.[90]
Ferrari (2025)
Sebelum musim 2024 dimulai, Ferrari mengumumkan bahwa Hamilton telah menandatangani kontrak untuk membalap bersama dengan tim Ferrari mulai dari musim 2025.[90]
Profil pembalap
Gaya balap
Hamilton dianggap sebagai salah satu pembalap paling komplit dengan keunggulan di berbagai bidang.[91] Ia digambarkan sebagai memiliki gaya balap yang agresif,[92] dengan sebuah bakat natural untuk mengidentifikasi batas-batas mobil yang dikendarainya; Mark Hughes, menulis untuk situs resmi Formula Satu, menggambarkan bagaimana Hamilton "menekan rem dengan sangat keras... namun memiliki sebuah kemampuan yang luar biasa untuk mencocoki berapa banyak gaya tekan yang hilang dengan modulasi gasnya agar tidak ada traksi yang terbuang dan juga tidak mengunci ban."[93][94]Paddy Lowe, mantan direktur insinyur untuk McLaren, menggambarkan bagaimana Hamilton merasa nyaman dengan ketidakstabilan bagian belakang yang dianggap tidak nyaman oleh pembalap lain.[93]
Hamilton dipuji karena kemampuannya beradaptasi terhadap variasi pengaturan mobil dan kondisi trek yang berubah-ubah; selama karirnya, ia biasanya menggunakan lebih sendikit bensin daripada rekan setimnya karena kemampuannya membawa momentum saat berbelok meskipun mobilnya tidak stabil.[95]Pedro de la Rosa, mantan pembalap tes untuk McLaren yang pernah bekerja dengan Hamilton dan Alonso, menilai pasangan tersebut sebagai yang terbaik yang pernah ia lihat sendiri, menyatakan bahwa mereka berdua memiliki kekuatan dalam hal "seberapa cepat mereka dapat mendekati apex [sebuah tikungan] dan masih bisa keluar tikungan dengan kecepatan bagus", menyorot kemampuan mereka untuk mempertahankan kecepatan ini ketika ban belakang mereka sudah agak aus karena tidak diganti.[11]
Hamilton dianggap sebagai salah satu pembalap cuaca basah terbaik dalam olahraga, dengan beberapa penampilan terbaiknya terjadi dalam kondisi tersebut. Pada Grand Prix Inggris 2008, Hamilton mengalahkan Nick Heidfeld di tempat kedua dengan selisih satu menit, margin kemenangan terbesar yang dicatat sejak Grand Prix Australia 1995.[96][97] Selama era turbo-hybrid, Hamilton tetap tak terkalahkan dalam setiap perlombaan yang dipengaruhi oleh cuaca basah dari Grand Prix Jepang 2014 hingga Grand Prix Jerman 2019, di mana rekor hampir lima tahunnya dipecahkan oleh Max Verstappen. Performanya dalam balapan hujan di Grand Prix F1 Turki 2020 digambarkan Joe Saward sebagai "salah satu performa terbaiknya".[98] Meskipun hanya mendapat posisi keenam dalam kualifikasi setelah Mercedes berjuang dengan masalah suhu ban dan juga sebuah trek dengan traksi yang berkurang setelah baru saja diaspal ulang, ia menggunakan strategi satu kali stop dalam kondisi berubah-ubah ketika para lawannya menggunakan strategi dua kali stop. Akhirnya ia berhasil memimpin lomba sampai akhir dengan jarak lebih dari 30 detik.[98][99][100][101]
Ayrton Senna telah menjadi pengaruh besar pada gaya mengemudi Hamilton. "Saya pikir itu sebagian karena saya menonton [dia] ketika saya masih muda dan saya pikir ini adalah bagaimana saya ingin mengemudi ketika saya mendapatkan kesempatan' dan saya pergi ke sana dan mencobanya di trek kart. Seluruh pendekatan saya untuk balap telah berkembang dari sana".[102] Dia telah dibandingkan dengan Senna dalam hal kecepatan.[103]
Pada awal-awal karirnya, Hamilton pernah dikritik karena kadang-kadang pemarah, seperti pada ketika ia didiskualifikasi di Imola di Seri GP2 karena mendahului mobil keselamatan, yang terjadi lagi empat tahun kemudian di Formula Satu dalam Grand Prix Eropa 2010 di Valencia.[104] Setelah kepindahannya ke Mercedes, Hamilton dipuji karena telah mendemonstrasikan kedewasaan lebih, selagi masih mempertahankan agresi dan kekejamannya. Situs resmi Formula Satu menggambarkannya sebagai "tetap saja seorang pejuang yang garang namun adil".[105]
Penerimaan
Sebagai seorang pembalap, dia benar-benar luar biasa – sebaik yang pernah ada. Terlepas dari bakatnya, dia adalah orang yang baik, dia turun ke jalan dan mendukung serta mempromosikan [ajang] Formula Satu. Dia adalah box office, 100 persen.
Hamilton digambarkan sebagai pembalap yang terbaik di generasinya,[107][108][109] dan salah satu pembalap Formula Satu yang terhebat.[110][111][112][113][114] Beberapa pembalap dan pakar Formula Satu menggambarkan Hamilton sebagai pembalap Formula Satu yang terhebat sepanjang masa.[b] Tulisan Jim Holden di Autocar menunjukkan bahwa Hamilton mungkin bukan hanya salah satu pembalap mobil profesional asal Inggris yang terhebat di dalam sejarah ajang Formula Satu, namun juga salah satu olahragawan asal Inggris yang terhebat.[123] Meskipun menerima pujian dari para ahli dan penggemar di dalam dan di luar olahraga ini, namun Hamilton telah menjadi sosok yang memecah belah di mata masyarakat umum, dengan beberapa jurnalis yang berpendapat bahwa eksploitasinya di trek kurang dihargai.[124][125] Holden berpendapat bahwa bias rasial mungkin berkontribusi terhadap kurangnya popularitas Hamilton dibandingkan dengan prestasinya, dengan ras dan penampilan fisik Hamilton – yang merupakan ras campuran dan sering terlihat memakai anting-anting, rambut gimbal, dan pakaian desainer – mengasingkan beberapa pakaian tradisional olahraga berwarna putih, fanbase pria lanjut usia.[123] Yang lain mengaitkan kurangnya apresiasinya dengan hasil yang dapat diprediksi selama era turbo-hybrid, dan menyamakan periode dominasinya dengan Schumacher di awal tahun 2000-an, dan dengan pemain tenis Steffi Graf dan Martina Navratilova, di mana semuanya menjadi lebih dihargai di akhir karir mereka.[123][126]
Apa yang mengejutkan saya sekarang tentang dia adalah kedewasaannya… [Hamilton] menyadari bahwa dia adalah panutan dan pengaruh yang dia miliki serta tanggung jawab yang menyertainya. Dia jauh lebih luas dari sekadar pembalap di [dalam ajang Formula Satu]. Dia memiliki pendapat tentang lingkungan, generasi muda, fashion, dan musik. Itu adalah bagian dari daya tarik Lewis yang lebih besar [pada] saat ini.
—David Richards, ketua Motorsport UK, berbicara tentang Hamilton pada tahun 2019.[127]
Gaya hidup jet-set dan minat Hamilton di luar ajang Formula Satu telah diteliti.[128] Dia dipuji karena mengabaikan konvensi dan opini publik, dan digambarkan sebagai salah satu pembalap superstar yang terakhir.[126][129] Di sela-sela balapan akhir pekan, Hamilton beberapa kali berkeliling dunia untuk menjelajahi berbagai minat, seperti pada tahun 2018 di mana, setelah keberhasilannya memenangkan Grand Prix Italia, Hamilton terbang ke kota Shanghai dan New York, di mana ia merilis lini pakaian rancangan desainernya sendiri bersama dengan Tommy Hilfiger, sebelum segera terbang kembali ke, dan berhasil memenangkan, balapan berikutnya di Singapura.[129]Toto Wolff sangat vokal dalam mendukung upaya Hamilton di luar jalur, menjelaskan bagaimana kebebasan memungkinkan Hamilton untuk melakukan fungsi terbaiknya.[124]
Tokoh dalam olahraga, seperti Emerson Fittipaldi dan Christian Horner, telah menyuarakan dukungan mereka terhadap kemampuan Hamilton untuk berhubungan dengan penggemar, sementara Bernie Ecclestone sering mengomentari kekagumannya terhadap kemampuan Hamilton untuk mempromosikan olahraga tersebut, mencatat bagaimana dia senang berinteraksi dengan penggemar, tidak seperti beberapa rekannya.[128] Sejak musim rookie Hamilton pada tahun 2007, pendapatan global tahunan ajang Formula Satu meningkat sebesar 53%, menjadi $1,83 miliar per tanggal 31 Juli 2016.[107] Jurnalis olahraga untuk The Telegraph, yaitu Luke Slater, bahkan berpendapat bahwa "[t]hanya ada sedikit perwakilan olahraga yang lebih baik daripada Hamilton ... [baik] di dalam dan luar trek."[130] Menyusul gelar ksatria Hamilton pada tahun 2020,[131] CEO Formula Satu yang baru diangkat, yaitu Stefano Domenicali, mengatakan bahwa Hamilton "adalah raksasa sejati dalam olahraga kita" dan "pengaruhnya sangat besar baik di dalam maupun di luar mobil."[132]
Ia mampu menang dengan mobil yang dominan, dengan mobil bagus seperti tahun 2010 atau 2012, atau dengan mobil jelek seperti tahun 2009 dan 2011. Tidak semua juara bisa berkata seperti itu.
Memiliki bakat yang luar biasa pada saat remaja, Hamilton membuktikan dirinya sebagai salah satu pembalap terbaik dunia setelah memecahkan rekor tahun rookie-nya. Paddy Lowe menyatakan bahwa "dia ternyata adalah rookie terbaik yang pernah ada" dan bahwa "paruh musim pertamanya adalah yang paling luar biasa dalam sejarah."[134] Setelah gelar juara dunia pertamanya setahun kemudian, banyak orang yang menganggap Hamilton sebagai pembalap yang terbaik di generasinya.[135] Menyusul dominasi tim Red Bull dan Sebastian Vettel selama empat tahun di dalam olahraga bermotor ini, tekad Hamilton diuji, baik secara profesional maupun pribadi, karena ia tidak finis lebih tinggi dari posisi keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap sejak musim 2009 hingga 2013, membuat beberapa orang mempertanyakan statusnya sebagai pembalap yang terbaik di dalam olahraga bermotor ini.[136] Meskipun demikian, tahun-tahun kurang sukses Hamilton bersama dengan tim McLaren juga disebut-sebut sebagai demonstrasi kemampuan mengemudinya karena Hamilton telah berhasil memenangkan setidaknya satu balapan di lima belas musim secara berturut-turut,[111] menarik pujian yang tinggi dari para ahli dan juga sesama pembalap karena mengekstraksi performa pemenang balapan dari mobil yang sama sekali tidak dominan.[133][137]
Setelah Hamilton berhasil meraih gelar Kejuaraan Dunia kedua dan ketiga bersama dengan tim Mercedes pada tahun 2014 dan 2015, David Coulthard menyatakan Hamilton sebagai pembalap yang terbaik di generasinya, menyebutnya sebagai "Ayrton Senna di masanya",[108] sebuah pendapat yang diterima secara luas di kalangan masyarakat, para ahli, dan sesama serta mantan pembalap.[107] Ketika Hamilton semakin dianggap sebagai pembalap yang terbaik pada masanya, perdebatan publik dan pakar beralih, dari statusnya di dalam ajang Formula Satu era modern, menjadi statusnya di antara pembalap yang terhebat di dalam sejarah.[136] Beberapa musim berikutnya menyaksikan Hamilton melampaui sejumlah rekor, termasuk mencapai posisi terdepan yang terbanyak sepanjang masa di depan Michael Schumacher, membuatnya dianggap oleh beberapa orang sebagai pembalap kualifikasi terhebat dalam sejarah.[138][139] Setelah berhasil memenangkan gelar juara dunia keempat dan kelima, posisi Hamilton di antara para atlet yang terhebat di dalam olahraga bermotor ini semakin kokoh dalam opini para ahli, rival, dan rekan satu tim.[98][110][111][133][140][141][142][143][144][145] dengan beberapa jurnalis dan pakar yang mempertimbangkan kemungkinan bagi Hamilton untuk menjadi pembalap Formula Satu yang terhebat sepanjang masa.[146][147]
Menyusul keberhasilan Hamilton meraih gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang keenam kalinya di musim 2019, mantan pembalap dan pakar Formula Satu, yaitu Johnny Herbert, memuji Hamilton sebagai pembalap yang terhebat yang pernah ada,[117] sentimen yang diamini oleh bos tim Mercedes-nya, yaitu Toto Wolff, yang menggambarkannya sebagai "mungkin pembalap [yang] terbaik yang pernah ada",[124] sementara staf penulis Formula Satu, yaitu Greg Stuart, menggambarkan Hamilton sebagai "bisa dibilang pembalap Formula [Satu] terlengkap yang pernah ada".[148] Setelah Hamilton berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia untuk yang ketujuh kalinya pada tahun 2020, John Watson menyatakan bahwa Hamilton "sejuta mil adalah pembalap terhebat di generasinya dan Anda dapat berargumen bahwa dia akan terus menjadi pembalap pembalap Formula Satu terhebat sepanjang masa", dan menyoroti keberaniannya sebagai kunci kesuksesannya, sebagaimana dibuktikan oleh penampilannya melawan rekan setimnya yang menjadi juara dunia dua kali, yaitu Alonso, di musim rookie dan keputusannya untuk meninggalkan tim McLaren demi tim Mercedes.[120] Herbert kemudian membandingkan Hamilton dengan pemain tenis Roger Federer dan pegolf Tiger Woods.[149]
Helm
Dari kecil, helm Hamilton saat karier kartingnya lebih banyak berwarna kuning dengan biru, hijau dan pita merah. Di tahun-tahun berikutnya, sebuah cincin putih ditambahkan dan pita merah dipindahkan ke depan untuk memberi ruang untuk logo dan ruang periklanan.[150][151] Hamilton terus menggunakan desain yang sebagian besar berwarna kuning sampai awal-awal kariernya di dalam ajang Formula Satu, namun pada musim 2014, ia mengubahnya menjadi sebagian besar putih. Pada musim 2017, Hamilton membuat sebuah kontes untuk para penggemarnya untuk mendesain helmnya.[152] Desain yang dipilih oleh Hamilton, yang dibuat oleh desainer asal Brasil, yaitu Raí Caldato, berwarna hijau, kuning, dan biru, dengan hiasan tiga bintang yang mewakili masing-masing kejuaraan yang dimiliki olehnya pada saat itu.[153]
Hamilton telah memakai desain helm spesial untuk beberapa balapan selama kariernya. Pada Grand Prix Monako 2010, ia memakai sebuah helm dengan desain yang diubah, dengan sebuah gambar roda roulette di atas helm.[154] Dan pada Grand Prix Malaysia 2015, Hamilton berencana untuk memakai sebuah helm dengan desain berwarna biru hijau untuk menghormati sponsor timnya, yaitu Petronas, namun ia dilarang memakai helm itu oleh FIA.[155] Setelah keberhasilannya memenangkan gelar juara dunianya yang keempat, Hamilton menggunakan sebuah helm emas pada Grand Prix Abu Dhabi 2017 dengan empat bintang dan juga tulisan World Champion di atas helmnya.[156] Ia kembali menggunakan helm berwarna emas pada Grand Prix Abu Dhabi 2018[157] dan juga Grand Prix Abu Dhabi 2019.
Hamilton juga pernah memakai desain helm spesial untuk menghormati figur-figur yang berpengaruh di dalam kariernya. Pada Grand Prix Brasil 2011, ia memakai sebuah helm spesial yang menghormati Ayrton Senna, yang kemudian dilelang setelah balapan untuk membantu Instituto Ayrton Senna.[158][159] Pada Grand Prix Monako 2019, Hamilton, bersama dengan Sebastian Vettel, memakai sebuah helm spesial untuk menghormati Niki Lauda, yang baru saja meninggal dunia pada saat itu. Helm tersebut berwarna merah dan putih, dan bertuliskan nama Niki Lauda di belakangnya. Dalam sebuah wawancara setelah balapan, Hamilton berkata: "Akhirnya, sebagai sebuah pembalap, tujuanku suatu hari adalah untuk menjadi dihormati seperti dia ... Ia pastinya adalah seseorang yang memimpin dengan contoh, meninggalkan sebuah contoh yang besar, dan adalah seorang pahlawan untuk banyak orang."[160] Hamilton kembali memakai sebuah helm spesial untuk menghormati Ayrton Senna pada Grand Prix Brasil 2019.[161]
Musim debut Hamilton membuatnya berpasangan dengan juara dunia sebanyak dua kali dan Juara Dunia bertahan, yaitu Fernando Alonso. Selama menjadi rekan satu tim, ketegangan muncul antara kedua pembalap dan tim McLaren akibat beberapa insiden. Ketegangan pertama muncul setelah Hamilton finis di posisi kedua di belakang Alonso di Monako pada tahun 2007.[169] Setelah komentar pasca-balapan yang dibuat oleh Hamilton yang menyatakan bahwa dia dipaksa menjadi peran pendukung, FIA menyelidiki apakah tim McLaren telah melanggar peraturan dengan menegakkan perintah tim.[170] Tim McLaren membantah mendukung Alonso, dan FIA kemudian membenarkan tim tersebut, dengan menyatakan bahwa "[Tim] McLaren mampu menerapkan strategi tim yang optimal karena mereka memiliki keunggulan besar dibandingkan semua mobil lain ... tidak ada yang dapat dianggap mengganggu hasil balapan."[170]
Ketegangan kembali muncul di Grand Prix Hongaria 2007, di mana selama sesi kualifikasi bagian terakhir, Hamilton keluar trek di depan Alonso dan mengabaikan permintaan dari tim untuk membiarkannya lewat: kedua pembalap tersebut bergantian dalam balapan – berdasarkan balapan untuk memimpin selama sesi kualifikasi, yang memberikan keunggulan bagi pembalap terdepan karena peraturan beban bahan bakar yang berlaku pada saat itu, dan Alonso dijadwalkan untuk memimpin di Hongaria.[134] Hamilton kemudian tertunda di pit karena Alonso sehingga tidak dapat menetapkan waktu putaran terakhir sebelum sesi berakhir.[171] Alonso terdegradasi ke posisi keenam di grid start sehingga mempromosikan Hamilton, yang lolos dari posisi kedua, ke posisi pertama, sementara tim McLaren kehilangan poin Kejuaraan Dunia Konstruktor. Hamilton mengatakan bahwa menurutnya hukumannya "cukup ringan" dan hanya menyesali hilangnya poin.[172] Hamilton dikabarkan telah mengumpat Dennis di radio tim menyusul insiden tersebut.[173] Jurnal motorsport Inggris, yaitu Autosport, mengklaim bahwa hal ini "[menyebabkan] Dennis melemparkan headphone-nya ke dinding pit dengan rasa jijik: sebuah isyarat yang disalahartikan oleh banyak orang sebagai reaksi terhadap posisi terdepan Alonso";[174] Namun, tim McLaren kemudian mengeluarkan pernyataan atas nama Hamilton yang menyangkal penggunaan kata-kata kotor.[175]
Akibat kejadian di musim 2007, hubungan antara Hamilton dan Alonso dikabarkan putus, dan keduanya tidak berbicara dalam waktu singkat.[176][177] Setelah kejadian itu, dilaporkan bahwa Hamilton telah menjadi sasaran bagi Luca di Montezemolo, sehubungan dengan perjalanan tim Ferrari untuk musim 2008.[178] Persaingan antara keduanya menimbulkan spekulasi bahwa Hamilton atau Alonso akan meninggalkan tim McLaren di akhir musim;[179][180][181] Alonso dan tim McLaren mengakhiri kontrak mereka dengan persetujuan bersama pada bulan November tahun itu, mengakhiri masa dia dan Hamilton sebagai rekan satu tim.[182] Pada tahun-tahun berikutnya, ketegangan antara pasangan ini mereda, dan rasa saling menghormati semakin meningkat,[183] dengan Alonso yang memuji Hamilton pada tahun 2017, dengan mengatakan bahwa "[Hamilton] mampu menang dengan mobil yang dominan, dengan mobil bagus seperti tahun 2010 atau 2012, atau dengan mobil jelek seperti tahun 2009 dan 2011. Tidak semua juara bisa mengatakan itu."[133] Alonso kemudian menggambarkan Hamilton sebagai salah satu dari lima pembalap terhebat sepanjang masa.[110] Pada putaran pendinginan setelah balapan terakhir Alonso sebelum mengambil masa jeda selama dua tahun pada tahun 2018, Hamilton bergabung bersama dengan Sebastian Vettel dalam memberikan penghormatan kepada Alonso, dengan cara mengemudi, masing-masing di satu sisi, dalam formasi ke garis start-finish, di mana ketiganya mengeksekusi selebrasi donat.[184]
Selama mereka bersama sebagai rekan satu tim, Hamilton dan Alonso berhasil memenangkan 8 dari 17 balapan di dalam ajang Formula Satu musim 2007. Hamilton meraih 4 kemenangan, 12 kali naik podium, dan start balapan di depan Alonso sebanyak 10 kali. Alonso juga berhasil meraih 4 kemenangan, 12 kali naik podium, namun hanya unggul 7 kali saja dari Hamilton. Di akhir musim mereka sebagai rekan satu tim, pasangan ini memiliki 109 poin, dengan Hamilton yang menempati posisi kedua dan Alonso di posisi ketiga di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, karena Hamilton lebih banyak finis di posisi kedua.[185]
Ketika Hamilton bergabung bersama dengan tim Mercedes pada tahun 2013, ia dipasangkan bersama rekan setim lamanya di karting dan temannya, yaitu Nico Rosberg. Selama empat musim mereka sebagai rekan satu tim, periode dominasi tim Mercedes di dalam ajang Formula Satu, hubungan keduanya menjadi tegang dan, terkadang, menyebabkan konfrontasi yang tidak menentu di dalam dan di luar lintasan.[186] Hamilton dan Rosberg adalah rekan satu tim pertama pada tahun 2000, ketika mereka berada di karting. Mereka membalap untuk Mercedes Benz McLaren di Formula A, di mana Hamilton menjadi juara Eropa, dan Rosberg tidak jauh di belakangnya. Robert Kubica, yang membalap bersama mereka sebelum Formula Satu, mengenang bagaimana mereka kompetitif baik di dalam maupun di luar lintasan, dengan mengatakan bahwa "mereka bahkan berlomba untuk makan pizza, selalu makan dua sekaligus."[187] Jurnalis olahraga Paul Weaver membandingkan pola asuh mereka;[187] Rosberg, anak tunggal, lahir di Jerman, namun dibesarkan di Monako, dan merupakan putra dari seorang mantan juara dunia Formula Satu yang kaya raya, yaitu Keke Rosberg, sedangkan Hamilton lahir di council estate di Stevenage, dan ayahnya harus melakukan banyak pekerjaan untuk mendanai balap junior putranya.[135]
Pakar dan komentator Will Buxton membandingkan karakter dan gaya mengemudi dari pasangan tersebut, menyebut Hamilton sebagai pembalap yang lebih cepat dengan kemampuan yang lebih alami, tetapi dengan kecerdasan yang setara dengan Rosberg.[188] Buxton menulis:
Satu lawan satu melawan Rosberg, saya tidak dapat mengingat satu pun balapan tahun ini yang menggunakan mesin yang sama penggunaan bahan bakar Hamilton lebih tinggi. Dia telah membuat bannya bertahan lama. Dia harus bertarung dari barisan belakang berkali-kali (pikirkan Jerman, pikirkan Hongaria), namun dia tidak bekerja terlalu keras pada bannya, dia tidak menggunakan terlalu banyak bahan bakar. Dia telah belajar cara mengemudikan mobil-mobil baru ini, dan memanfaatkannya secara maksimal dengan menggunakan sesedikit mungkin ... Jauh dari penantang yang tidak cerdas seperti yang digambarkan banyak orang sebagai Hamilton, dia terbukti menjadi tandingan intelektual rekan setimnya dan, pembalap yang lebih baik untuk boot.[188]
Bos karting lama mereka, Dino Chiesa, mengatakan Hamilton adalah pembalap yang lebih cepat sedangkan Rosberg, yang pernah berkata kepada Chiesa "segala sesuatunya berhubungan dengan fisika dan matematika", selalu lebih analitis.[135] Hal ini membuat beberapa orang percaya bahwa Rosberg akan mencapai kesuksesan yang lebih besar di dalam ajang Formula Satu, balapan roda terbuka tingkat tertinggi, karena kapasitas intelektual yang diperlukan untuk mengelola rem, pengumpulan energi, manajemen ban, dan penggunaan bahan bakar yang moderat.[188] Namun, manajemen ban Hamilton sering kali memungkinkannya untuk melaju lebih lama, sering kali memungkinkan strategi balapan yang optimal, dan penggunaan bahan bakarnya selalu lebih baik daripada hampir semua orang di grid. Mark Hughes dari Sky Sport, berkomentar: "Rosberg memiliki metodologi yang lebih ilmiah, berupaya menyempurnakannya secara lebih spesifik dibandingkan Hamilton yang biasanya cenderung hanya menemukan keseimbangan yang dapat ia gunakan, kemudian menyesuaikan cara mengemudinya dengan hal tersebut."[189][190]
Selama mereka bersama sebagai rekan satu tim, Hamilton dan Rosberg berhasil memenangkan 54 dari 78 balapan selama empat musim. Hamilton meraih 32 kemenangan, 55 kali naik podium, dan lolos babak kualifikasi di depan Rosberg sebanyak 42 kali. Rosberg berhasil meraih 22 kemenangan, 50 kali naik podium, dan unggul dari Hamilton di sesi kualifikasi sebanyak 36 kali. Selama periode ini, Hamilton berhasil memenangkan dua gelar Kejuaraan Dunia dibandingkan satu gelar Rosberg, dan mencetak lebih banyak poin dalam tiga dari empat musim mereka bersama.[191]
Sebastian Vettel
Hamilton menggambarkan persaingannya dengan Sebastian Vettel sebagai favoritnya, dan percaya bahwa pertarungan mereka membantu mendekatkan mereka.[192] Setelah tiga tahun tim Mercedes mendominasi pada musim 2014 hingga 2016, tim Ferrari kembali menghasilkan mobil yang mampu bersaing untuk memperebutkan gelar juara dunia pada musim 2017 dan 2018.[193][194][195][196] Vettel, yang pada saat itu membalap untuk tim Ferrari, menikmati keunggulan poin lebih awal, namun tim Mercedes dan Hamilton melawan dan akhirnya berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia di kedua musim. Meskipun ada beberapa titik nyala di trek, terutama Grand Prix Azerbaijan 2017, ketika Vettel menuduh Hamilton melakukan pemeriksaan rem dan menabrak Hamilton sebagai pembalasan, sehingga menghasilkan penalti,[197] namun pasangan ini mengembangkan rasa saling menghormati satu sama lain yang kuat dalam pertarungan yang keras, namun diperebutkan secara adil.[198][199][200] Pada musim 2021, Hamilton teringat bahwa:
Pertarunganku dan Seb adalah favoritku sejauh ini. Saya mengetahui bahwa saya berpacu dengan seorang pembalap yang luar biasa, tidak hanya itu tetapi juga seorang pria hebat di Seb yang merupakan juara dunia empat kali dan kami balapan melawan tim lain, dia berada di [tim] Ferrari yang sangat kuat pada saat itu. Kami berdua membutuhkan banyak waktu dalam periode waktu itu, untuk tetap fokus menjalani akhir pekan demi akhir pekan. Itu adalah periode yang sulit bagi kami dan itu membuat kami semakin dekat, karena rasa hormat yang kami miliki sangat besar.[201]
Citra publik dan pengaruh
Perlakuan rasis
Hamilton, menjadi pembalap berkulit hitam pertama dan satu-satunya sampai dengan musim 2023, telah menjadi korban pelecehan rasial selama karirnya. Pada musim 2007, Hamilton mengalami pelecehan rasial dari para penggemar Formula Satu Spanyol di Grand Prix Tiongkok.[202] Pada 2008, Hamilton diejek dan dilecehkan saat pengujian pramusim di Circuit de Catalunya oleh beberapa penonton yang memakai cat wajah hitam dan rambut palsu hitam, dan juga kaos bertuliskan "Hamilton's family [sic]".[203]FIA memperingati otoritas Spanyol tentang pengulangan perilaku seperti itu, dan meluncurkan sebuah kampanye "Racing Against Racism" (Balapan Melawan Rasisme).[204][205] Sesaat sebelum Grand Prix Brasil 2008, sebuah situs web yang dimiliki oleh cabang Spanyol dari agensi periklanan yang berbasis di New York, TBWA, bernama pinchalaruedadeHamilton (berarti "letuskan ban Hamilton") dimasukkan dalam media Inggris. Situs tersebut berisi sebuah gambar sirkuit Interlagos yang memungkinkan pengguna untuk meninggalkan paku dan landak di trek agar dilindas mobil Hamilton. Dari ribuan komentar yang ditinggalkan sejak 2007, beberapa termasuk ejekan rasial.[206] Pada 2021, Hamilton menjadi bahan ejekan rasial di Internet beberapa jam setelah ia memenangkan Grand Prix Inggris 2021. Mercedes, Formula Satu, dan FIA mengeluarkan sebuah pernyataan gabungan yang mengutuk pelecehan tersebut dan menuntut agar para pelaku dimintai pertanggungjawaban.[207]
Perlakuan media dan para kritikus terhadap Hamilton telah dinilai sebagai rasis. Pada 2014, dalam sebuah artikel opini, jurnalis The Guardian Joseph Harker menyorot standar ganda dalam perlakuan terhadap Hamilton dibandingkan dengan pembalap Inggris lainnya oleh media Inggris, mengusulkan bahwa warna kulit Hamilton menjadi faktor kurangnya penerimaan publik Inggris terhadapnya.[208] Pada 2019, pemain bola Rio Ferdinand menggambarkan pengamatan media terhadap Hamilton sebagai "pada dasarnya rasis" dan membandingkannya terhadap sesama pembalap asal Inggris, Jenson Button.[209] Pada awal karirnya dalam Formula Satu, Hamilton mengatakan bahwa ia "mencoba mengabaikan fakta bahwa ia adalah orang kulit hitam paling pertama yang membalap dalam olahraga [itu]" namun kemudian menyatakan bahwa ia telah "mengapresiasi implikasinya",[210] dan mengubah pendekatannya dalam mempromosikan kesetaraan dalam olahraga tersebut.[211] Pada 2019, Toto Wolff, bos Hamilton di tim Mercedes, menggambarkan bagaimana Hamilton "dilukai seumur hidup" oleh pengejekan rasis saat masa kecilnya.[212]
Aktivisme dan filantrofi
Keberagaman dan anti-rasisme
Orang-orang dari berbagai latar belakang etnis berkata, "Anakku mau menjadi sepertimu suatu hari nanti", dan saya bisa jamin anda bahwa ketika saya pertama kali mulai membalap, tidak ada orang-orang [dari berbagai latar belakang etnis] seperti itu. Saya sangat bangga dengan hal itu.
—Komentar Hamilton pada 2017 tentang representasi kelompok minoritas dalam Formula Satu[213]
Hamilton adalah pendukung terkemuka melawan rasisme dan untuk meningkatkan keragaman dalam olahraga otomotif.[214] Dia telah mempertanyakan politik rasial di Formula Satu beberapa kali. Pada 2011, setelah dipanggil steward dalam lima dari enam balapan pertama musim itu, Hamilton menyindir, "Mungkin karena saya berkulit hitam, itulah yang dikatakan Ali G."[215] Pada 2018, Hamilton mengkritik kurangnya keragaman di Formula Satu, menggambarkan bagaimana tidak ada yang berubah dalam sebelas tahun dalam olahraga tersebut sebelum mengatakan: "Anak-anak, orang-orang, ada begitu banyak pekerjaan dalam olahraga ini dimana siapa pun, tidak peduli etnis atau latar belakangmu, bisa masuki dan cocoki."[216][217]
Saya melihat Anda yang diam, beberapa dari Anda adalah bintang terbesar namun Anda tetap diam di tengah ketidakadilan. Tidak ada tanda-tanda dari siapa pun di industri saya yang tentu saja merupakan olahraga yang didominasi kulit putih. Saya satu-satunya orang kulit berwarna di sana namun saya berdiri sendiri. [...] Saya akan berpikir sekarang Anda akan melihat mengapa ini terjadi dan mengatakan sesuatu tentang hal itu tetapi Anda tidak dapat berdiri di samping kami. Ketahuilah bahwa saya tahu siapa Anda dan saya melihat Anda. [...] Saya tidak berdiri dengan mereka yang menjarah dan membakar bangunan tetapi mereka yang memprotes secara damai. Tidak akan ada perdamaian sampai apa yang disebut pemimpin kita membuat perubahan. Ini bukan hanya Amerika, ini Inggris, ini Spanyol, ini Italia dan di mana-mana. [...] Cara minoritas diperlakukan harus berubah, bagaimana Anda mendidik orang-orang di negara Anda tentang kesetaraan, rasisme, klasisme dan bahwa kita semua sama. Kami tidak dilahirkan dengan rasisme dan kebencian di hati kami, itu diajarkan oleh orang-orang yang kita hormati.[220][221][222][223]
Menyusul komentar Hamilton, beberapa pembalap merilis pernyataan tentang pembunuhan George Floyd dan menyuarakan dukungan mereka untuk gerakan Black Lives Matter, dan dukungan diungkapkan dari tokoh-tokoh lain dalam olahraga, misalnya Toto Wolff, kepala tim Mercedes.[224][225] Ross Brawn, direktur pelaksana Formula Satu, mengatakan bahwa F1 "mendukung [Hamilton] sepenuhnya", menggambarkan Hamilton sebagai "duta besar yang bagus untuk [F1]". Dia mengakui bahwa komentar Hamilton "sangat sah" dan bahwa Formula Satu "dapat memberikan kesempatan lebih besar bagi kelompok minoritas dan etnis untuk terlibat dalam olahraga motor". Brawn menyatakan bahwa Formula Satu bekerja untuk meningkatkan keragaman dalam olahraga tersebut, dengan upaya yang ditargetkan untuk meningkatkan peluang mengemudi di tingkat paling bawah serta di semua peran dalam Formula Satu.[226]
Selama akhir pekan Grand Prix Toskana 2020, termasuk di atas podium, Hamilton mengenakan T-shirt bertuliskan "Tangkap polisi yang membunuh Breonna Taylor" (bahasa Inggris: Arrest the cops who killed Breonna Taylor) di bagian depan, dan "Sebutkan namanya" (bahasa Inggris: Say Her Name) dengan foto Taylor di bagian belakang, mengacu pada pembunuhan Breonna Taylor. Setelah penyelidikan, FIA mengumumkan bahwa hanya pakaian balap sampai ke leher yang dapat dikenakan di podium dan hanya pakaian tim resmi yang dapat dikenakan di media pen.[227] Untuk mengantisipasi keputusan FIA, Hamilton mengatakan bahwa dia mengakui bahwa mereka memiliki "batas tertentu yang mereka rasa harus mereka kerjakan", tetapi dia "[tidak] menyesali satu momen pun" dan mengutip "dukungan yang sangat positif dari para penggemar".[214]
Pada Juni 2020, diumumkan bahwa Hamilton telah membentuk Komisi Hamilton dengan Royal Academy of Engineering. Komisi tersebut telah dikembangkan sejak Desember 2019 tetapi diluncurkan secara publik bertepatan dengan meningkatnya minat media dan publik terhadap gerakan Black Lives Matter, dan pengawasan yang lebih besar terhadap ketidaksetaraan ras di masyarakat. Kemitraan dengan Royal Academy of Engineering didirikan untuk menemukan cara di mana olahraga otomotif dapat melibatkan lebih banyak orang muda dari latar belakang kulit hitam dengan mata pelajaran sains, teknologi, teknik dan matematika dan, pada akhirnya, mempekerjakan mereka di olahraga otomotif atau di sektor teknik lainnya.[228] Pada Mei 2021, Hamilton menjadi penerima pertama dari penghargaan tahunan Laureus Athlete Advocate of the Year Award karena keterlibatannya melawan rasisme.[229]
Pada Mei 2021, Hamilton menjadi penerima pertama Laureus Athlete Advocate of the Year Award atas keterlibatannya dalam perang melawan rasisme. Berdasarkan rekomendasi dari Komisi Hamilton, pada Juli 2021, Hamilton meluncurkan Mission 44, sebuah yayasan amal yang dibuat untuk membantu kaum muda dari latar belakang yang kurang terwakili mencapai ambisi mereka di masyarakat yang lebih luas. Hamilton menjanjikan £20 juta dari kekayaan pribadinya untuk mendukung pekerjaan amal, termasuk mendukung organisasi dan program yang mempersempit kesenjangan dalam pekerjaan dan pendidikan.[230] Mission 44 akan bekerja sama dengan yayasan amal bersama antara Hamilton dan tim Formula Satu Mercedes, yang bernama Ignite, yang juga diluncurkan pada Juli 2021.[231] Ignite berfokus pada peningkatan keragaman dalam olahraga motor, dengan meningkatkan peluang pendidikan dan menawarkan dukungan keuangan.[232]
Hak asasi manusia
Pada Desember 2020, Hamilton mengkonfrontasi pelanggaran hak asasi manusia di Bahrain dan berbicara tentang dugaan sportswashing. Hamilton mengatakan ia "tidak akan membiarkannya luput dari perhatian" setelah seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, Ahmed Ramadhan, menulis sebuah surat kepada Hamilton yang berisikan permintaan untuk menyelamatkan ayahnya, yang diperhadapkan dengan hukuman mati setelah ia diduga disiksa dan mengaku membunuh seorang polisi.[233][234] Hamilton berbicara kepada organisasi-organisasi HAM dan ahli-ahli hukum. Ia juga berkomunikasi dengan para pejabat Bahrain tentang hak asasi manusia di negara tersebut. Ia mengatakan bahwa meski ia tidak memiliki kekuasaan apa-apa untuk memilih tempat ia membalap, "pergi ke negara-negara ini dan hanya mengabaikan apa yang terjadi di tempat-tempat tersebut" bukan hal yang benar.[235] Pada Juli 2021, Hamilton menentang peraturan-peraturan anti-LGBT di Hungaria, setelah negara tersebut membuat sebuah aturan yang membatasi diskusi tentang seksualitas LGBT di sekolah.[236]
Hak-hak lingkungan dan hewan
Hamilton telah beberapa kali membicarakan isu-isu lingkungan dan hak hewan dalam berbagai konferensi, wawancara dan dokumenter.[237][238] Ia juga menggunakan platform media sosialnya untuk mengumpulkan dukungan untuk berbagai inisiatifnya, mulai dari mendesak Tiongkok untuk mengubah golongan anjing menjadi hewan peliharaan alih-alih hewan ternak,[239] dan mendukung berbagai organisasi amal yang memerangi perdagangan hewan ilegal,[240] sampai mendukung perlindungan hutan hujan Amazon.[241] Pada Januari 2020, ia mendonasikan lebih dari £380,000 untuk berbagai pemadaman api dan badan amal kesejahteraan hewan yang berhubungan dengan krisis kebakaran hutan Australia.[242][243]
Pada 2019, Hamilton meminta Mercedes-Benz untuk mengganti kulit hewani dalam mobil-mobil mereka: "Saya mencoba mendorong keberlanjutan dengan tim saya. Saya mencoba untuk lebih terlibat dalam Formula 1 dan menjadi lebih sadar. Mercedes-Benz adalah sebuah organisasi besar. Saya menelepon dengan CEO hari ini untuk membahas bagaimana kita dapat bekerja untuk menyingkirkan semua kulit yang dipasok untuk mobil. Itu adalah sesuatu dimana saya ingin terlibat di dalamnya."[244][245] Tahun berikutnya, ia mengumumkan sasarannya untuk menjadi netral karbon pada akhir tahun: "Saya ingin semuanya bisa didaur ulang, sampai deodoran, sampai sikat gigi, semua hal-hal seperti ini... saya mencoba untuk berubah sebanyak mungkin dalam kehidupan pribadi saya. Saya menjual pesawat saya lebih dari setahun yang lalu. Saya jauh lebih jarang naik pesawat sekarang. Saya mencoba untuk menguranginya tahun ini."[246]
UNICEF dan #TOGETHERBAND
Pada 2012, Hamilton memulai bekerja dengan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF). Pada Maret 2012, Hamilton pergi ke Filipina dimana ia membuat sebuah film pendek tentang anak-anak jalanan di Manila. Film tersebut tayan pada ITV1 saat Soccer Aid.[247][248] Pada Oktober 2012, ketika ia berada di India untuk Grand Prix India, Hamilton mengunjungi sebuah pusat nutrisi dan unit perawatan bayi baru lahir yang didanai UNICEF. Hamilton berkata: "sbagai seorang atlet di mata publik, saya tahu saya punya sebuah peran untuk dimainkan untuk membantu menceritakan anak-anak yang paling rentan di dunia, dan saya tidak sabar untuk bisa melakukannya lagi setelah kunjungan ke Manila."[249][250][251]
Pada 2014, Hamilton pergi ke Haiti dimana ia membuat sebuah film pendek tentang malnutrisi pada anak. Film tersebut ditayangkan di ITV1 saat Soccer Aid.[252][253][254] Pada Juni 2017, Hamilton mengikuti inisiatif Super Dads, yaitu sebuah kampanye UNICEF yang menyoroti pentingnya peran ayah dalam perkembangan dini pada anak.[255][256] Ia kemudian mengunjungi anak-anak di Kuba pada Agustus 2017 sebagai duta untuk UNICEF.[257][258]
Pada 2020, Hamilton berkolaborasi dengan sebuah kampanye amal #TOGETHERBAND untuk membantu mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Hamilton adalah seorang duta dari GOAL 4, yang berfokus memberikan pendidikan berkualitas pada semua anak-anak.[259][260]
Amal lain-lain
Hamilton terlibat dalam bermacam-macam kegiatan amal, seperti mengunjungi anak-anak di rumah sakit.[261][262] Ia telah mengundang penggemar-penggemarnya, orang-orang muda dan keluarga mereka ke dalam berbagai balapan dan acara.[263][264][265] Pada 2013, ia menjadi Global Education Ambassador untuk Save the Children, mendukung dan mempromosikan kampanye pendidikan dari organisasi tersebut.[266][267] Dua tahun kemudian, ia menjadi duta pertama untuk Invictus Games Foundation yang mendukung prajurit pria dan wanita yang terluka dan cedera.[268][269] Saat pandemi Covid-19, restoran Neat Burger milik Hamilton mendonasikan makanan gratis untuk para pekerja NHS.[270][271][272] Neat Burger juga meluncurkan skema "Kids Eat Free", dimana anak-anak di sekolah diberikan makanan gratis saat istirahat tengah semester.[273]
Hamilton sering mendonasikan barang-barang pribadi dan profesionalnya untuk lelang amal.[274][275][276][277] Ia melelang sebuah mobil karting dan menggalang dana sebesar £42,000 untuk Rumah Sakit St Thomas.[19] Pada 2020, ia mendonasikan baju balapannya untuk €20,000 untuk anak-anak.[278]
Hamilton sering menghadiri berbagai acara amal dan telah mendukung proyek-proyek dan amal seperti Make-A-Wish Foundation,[279] Rays of Sunshine,[280][281] dan Children in Need[282] di antara yang lain.[283] Lewis Hamilton juga mendirikan Lewis Hamilton Foundation pada Juni 2008[284] dan Mission 44 pada November 2021.[285]
Lain-lain
Hamilton memiliki minat dalam musik, ia mengatakan bahwa "musik menjadi sebuah kegemaran besar saya sejak masih kecil. Saya mulai main gitar ketika saya berumur 13 tahun. Di sini, saya bisa menjadi saya, saya bisa menjadi rentan. Saya bisa menunjukkan sisi saya yang tidak dilihat orang."[286] Ia muncul dalam lagu Christina Aguilera tahun 2018 "Pipe" dengan pseudonim XNDA, namun ia tidak mengkonfirmasi hal ini sampai Juli 2020 ketika ia mengungkapkan bahwa ia sudah menulis dan merekam lagu selama sepuluh tahun.[287]
Hamilton pernah mengisi suara untuk versi mobil dari dirinya sendiri di Cars 2.[288] Ia juga mengisi suara asisten milik Cruz Ramirez di Cars 3.[289] Ia juga menjadi Produser Eksekutif dari film dokumenter tahun 2018 yang berjudul The Game Changers.[290][291]
Ia juga menjadi "maestro" dari seri Gran Turismo sejak Gran Turismo Sport pada 2017 dan paket DLC Time Trial Challenge-nya juga dirilis dalam game tersebut pada 28 November 2019.[292][293]
Pada 2018, Hamilton meluncurkan lini clothing TOMMYXLEWIS saat Pekan Mode New York dengan perancang busana asal Amerika Tommy Hilfiger bersama model Winnie Harlow dan Hailey Baldwin.[294] Hamilton menyatakan: "tumbuh besar, saya ingat melihat melihat bendera Tommy Hilfiger yang ikonik" dan Hilfiger mengomentari Hamilton, mengatakan "Lewis berani dalam semua yang ia lakukan... Ia tidak takut mengambil resiko. Ia memiliki gaya yang rumit dan tenang yang menggambarkan generasi baru dari penggemar Tommy".[295]
Pada September 2019, Hamilton meluncurkan sebuah restoran vegetarian bernama Neat Burger.[296] Restoran itu mendapat penghargaan Best Vegan Restaurant of the Year di Deliveroo Restaurant Awards.[297] Pada Agustus 2020, Daily Front Row menyebut Hamilton sebagai salah satu dari investor-investor terkenal yang membeli W, sebuah majalah mode.[298] Pada 2021, Neat Burger memenangkan penghargaan Best Vegan Restaurant of the Year di Deliveroo Restaurant Awards lagi untuk kedua kalinya, dan juga dinominasikan organisasi PETA sebagai Company of the Year.[299]
Hamilton menjadi ambassador perusahaan jam tangan mewah IWC. Sepanjang 2021, Hamilton berkeliling dunia lewat hologram PORTL, pertama di Eropa lalu ke Amerika pada September.[300]
Pada September 2020, Hamilton meluncurkan tim X44 untuk berkompetisi di seri balapan SUV listrik off-road Extreme E dari musim 2021.[301] Tim X44 finis di posisi ke-2 di kejuaraan perdana Extreme E tersebut, di belakang tim RXR milik Nico Rosberg.[302] Pada Januari 2022, X44 menjadi pemenang pertama Extreme E Sustainability Award.[303]
Kehidupan pribadi
Pada 2017, Hamilton mengatakan pada BBC bahwa ia menjadi seorang vegan karena "sebagai manusia, apa yang kita lakukan kepada dunia ini... polusi [dalam hal emisi gas pemanasan global] yang datang dari banyaknya sapi yang diproduksi sangatlah besar. Kekejamannya sangat mengerikan dan saya tidak mau mendukungnya dan saya mau hidup lebih sehat."[304] Pada 2018 ia dinominasikan menjadi Person of the Year PETA karena aktivisme vegannya.[305] Pada 2018, Hamilton mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ia "belum lama" sudah berhenti minum.[306] Ia juga memilih 44 sebagai nomor balapnya karena ketika ia mulai membalap pada umur 8 tahun, mobil Vauxhall Cavalier ayahnya memiliki plat "F44" dan ayahnya mengusulkannya untuk menggunakan nomor tersebut.[307]
Hamilton menyukai kesenian dan telah mengatakan dalam salah satu konferensi pers bahwa salah satu seniman favoritnya adalah Andy Warhol.[308] Sebelum Grand Prix F1 Amerika Serikat 2014, Hamilton mengenakan sebuah versi kecil dari lukisan Cars, Mercedes-Benz 300 SL Coupe karya Andy Warhol berbingkai emas yang digantung dari kalung emas di lehernya.[309] Dari November 2007 sampai Februari 2015, Hamilton berhubungan dengan Nicole Scherzinger, penyanyi dari grup wanita Amerika Pussycat Dolls.[310][311] Hamilton memiliki sebuah AC Cobra.[312][313] Pada Februari 2015, dilaporkan bahwa ia membeli sebuah Ferrari LaFerrari dari "lawan-lawannya di Maranello".[314]
Pada 14 Maret 2022, Hamilton mengungkapkan bahwa ia sedang dalam proses hukum untuk mengubah namanya dengan memasukkan nama ibunya, Larbalestier, sebagai nama tengahnya.[319]
Lewis Hamilton menjadi warga negara kehormatan Brasil pada 10 Juni 2022.[320]
Masalah hukum
Pada 18 Desember 2007, izin mengemudi Hamilton dicabut di Prancis selama sebulan setelah ketahuan mengebut dengan kecepatan 196 kilometer per jam (122 mph) di sebuah jalan raya. Mercedes-Benz CLK miliknya juga disita.[321][322] Dua hari sebelum Grand Prix Australia 2010, Polisi Victoria menyaksikan Hamilton "sengaja menghilangkan traksi" dengan Mercedes-AMG C63 peraknya, dan menyita mobil Hamilton selama 48 jam. Hamilton segera merilis pernyataan permintaan maaf karena "mengemudi dengan cara yang terlalu bersemangat". Setelah didakwa dengan sengaja kehilangan kendali atas kendaraan, Hamilton akhirnya didenda A$ 500 (£288), digambarkan sebagai seorang "hoon" oleh hakim.[323][324][325]
Pada tahun 2017, perusahaan manajemen hak Hamilton 44IP menentang aplikasi Swatch Group untuk mendaftarkan merek dagang "HAMILTON INTERNATIONAL" di Eropa untuk penjualan jam tangan dan arloji. Ini kemungkinan besar didorong, atau bahkan diminta, oleh sponsor jam tangan Hamilton sendiri. 44IP menuduh bahwa aplikasi Swatch Group dibuat dengan itikad buruk dan bertentangan dengan "persaingan sehat" sehubungan dengan merek "LEWIS HAMILTON" 44IP yang ada. Pada tahun 2020, kasus tersebut disidangkan di hadapan Badan Kekayaan Intelektual Uni Eropa (EUIPO). EUIPO menolak argumen 44IP, memutuskan bahwa tidak ada itikad buruk oleh Swatch Group (dengan "HAMILTON INTERNATIONAL" telah digunakan pada barang yang relevan sejak 1892) dan bahwa merek dagang "LEWIS HAMILTON" 44IP tidak mencakup kata "HAMILTON" sendiri untuk tujuan melindungi merek yang ada.[326]
Tempat tinggal
Hamilton pindah ke Luins, Vaud canton, Swiss pada tahun 2007, dengan alasan privasi sebagai alasan utamanya untuk meninggalkan Inggris. Dia kemudian mengatakan di acara televisi Parkinson bahwa perpajakan juga menjadi salah satu faktor dalam keputusannya.[327][328][329]
Pada 2010, Hamilton, seperti banyak pembalap Formula Satu lainnya, pindah ke Monako, dan dilaporkan membeli rumah senilai £10 juta. Hamilton juga memiliki apartemen di Manhattan, New York yang dia beli seharga US$40 juta pada tahun 2017, dan sebuah perkebunan di Colorado tempat dia mengatakan akan tinggal setelah pensiun.[330]
Kekayaan dan pendapatan
Pada tahun 2015, Hamilton menduduki peringkat sebagai olahragawan Inggris terkaya, dengan perkiraan kekayaan pribadi sebesar £88 juta.[331] Pada tahun 2018, dilaporkan bahwa Hamilton memiliki kekayaan bersih sebesar £159 juta.[332] Pada tahun 2020, kekayaan Hamilton diperkirakan mencapai £224 juta, menjadikannya bintang olahraga Inggris terkaya dalam sejarah Sunday Times Rich List.[333]
Sebelum akhir pekan Grand Prix Monako 2015, Hamilton menandatangani kontrak untuk tetap bersama Mercedes hingga akhir musim 2018 dalam kesepakatan yang dilaporkan bernilai lebih dari £100 juta selama tiga tahun, menjadikannya salah satu pembalap dengan bayaran terbaik di Formula Satu.[334] Pada minggu menjelang Grand Prix F1 Jerman 2018, Hamilton menandatangani kontrak dua tahun dengan Mercedes, dilaporkan bernilai hingga £40 juta per tahun, menjadikannya pembalap dengan bayaran terbaik dalam sejarah Formula Satu.[56]
^Hamilton adalah juara dunia petahana yang pertama yang menolak untuk menggunakan No. 1, dan memutuskan untuk tetap menggunakan No. 44 dari musim 2014.[1] Namun, ia pernah menggunakan nomor 1 di hidung mobilnya pada saat sesi latihan bebas untuk Grand Prix Abu Dhabi 2018 dan 2019 setelah berhasil memenangkan gelar juara dunianya yang kelima dan keenam, namun masih secara resmi menggunakan nomor 44; nomor itu masih digunakan di tutup mesin mobilnya.[2][3]
^"Lewis Hamilton Biography". thebiographychannel.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Mei 2014. Diakses tanggal 12 November 2021.
^Benson, Andrew (2 November 2008). "Last-gasp Hamilton takes F1 crown". news.bbc.co.uk (dalam bahasa Inggris). BBC Sport. Diakses tanggal 3 Januari 2022.
^ abcdefgDonaldson, Gerald. "Lewis Hamilton | Formula 1®". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 3 Januari 2022.
^Buxton, Will (2014-11-21). "The complete driver". NBC SportsWorld (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-23.
^"Lewis Hamilton | Formula 1®". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-23.
^Medland, Chris (29 March 2015). "Hamilton '100% box office' – Ecclestone". f1i.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 November 2018. Diakses tanggal 21 November 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcGregory, Sean (20 December 2016). "The fastest man on wheels". Time Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 January 2021. Diakses tanggal 9 August 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcMaltby, Matt. "Hamilton x5: The stats that prove his greatness". formula1.com. Formula One World Championship Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 November 2018. Diakses tanggal 1 November 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Horton, Phillip. "Champion Hamilton proves his greatness". motorsportweek.com. Motorsport Week. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 October 2018. Diakses tanggal 28 October 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Edmondson, Laurence (29 October 2018). "Is Lewis Hamilton F1's G.O.A.T.?". espn.co.uk. ESPN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2018. Diakses tanggal 3 November 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Hamilton's helmet". asiaone.com (dalam bahasa Inggris). 23 Juli 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Oktober 2008. Diakses tanggal 25 April 2022.
^"Hamilton 2007 Pre-season interview". Sporting Life. 30 August 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2007. Diakses tanggal 30 August 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Taylor, Matthew; Wray, Richard; Tremlett, Giles (2008-11-01). "Spanish racists vent hate for Hamilton". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-22.
^"Latest News". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). 13 Februari 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Juli 2008. Diakses tanggal 2022-04-22.
^Samuel, Henry (18 Desember 2007). "Lewis Hamilton caught speeding in France". www.telegraph.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-22. ((Perlu berlangganan (help)).
Worrall, Frank (2016). Lewis Hamilton: Triple World Champion: The Biography (edisi ke-paperback). London: John Blake Publishing Ltd. hlm. 388. ISBN978-1-7860-6033-4.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Lewis Hamilton.