Ia adalah seorang Romawi dan kemungkinan adalah kerabat dekat dari Kaisar RomawiValentinian III. Tidak banyak catatan yang ditemukan mengenai kehidupannya sebelum menjadi Paus, kecuali bahwa ayahnya bernama Priscus. Ia diceritakan pernah tinggal beberapa waktu di Milan, Italia bersama St. Ambrosia. Namanya pertama kali ditemukan dalam sebuah dokumen oleh Paus Innosentius I, pada tahun 416, di mana ia disebut sebagai Diakon Celestinus.
Berbagai bagian dari liturgi tampaknya dibentuk dengan campur tangannya, walaupun tidak ada kepastian mengenai bagian yang mana tepatnya. Ia menghadiri Konsili Efesus di mana kaum Nestorian dikutuk pada tahun 431. Empat buah surat ditulis olehnya dalam peristiwa itu, seluruhnya bertanggalkan 15 Maret431, seluruhnya (bersama-sama beberapa surat lainnya) dikirimkan ke para uskupAfrika, yakni di Illyria, Tesalonika, dan Narbonne. Duplikat surat-surat ini yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani masih selamat sampai sekarang, tetapi surat-surat aslinya dalam bahasa Latin telah hilang.
Ia secara aktif melawan kaum Pelagian dan merupakan orang yang sangat ortodoks. Ia mengutus Palladius ke Irlandia untuk melayani sebagai uskup pada tahun 431. Patricius (Santo Patrick) kemudian melanjutkan misi pelayanan ini menggantikan Palladius. Celestinus marah besar terhadap penganut Novatianisme di Roma, memenjarakan uskup mereka, dan melarang ibadah mereka. Ia menolak keras atas setiap inovasi sekecil apapun terhadap konstitusi gereja yang telah dikeluarkan para pendahulunya, dan di kemudian hari diangkat oleh gereja sebagai Santo.