Saat kepemimpinan gereja, terjadi perselisihan penentuan tanggal hari Paskah di Asia Kecil dan daerah lainnya. Maka dari itu, ia menerima kedatangan Polikarpus, UskupSmyrna. Di Suriah, hari Paskah dirayakan pada tanggal 14 pada kalender hari raya Yahudi. Kebiasaan hasil peninggalan rasul ini menyebabkan tanggal Paskah tidak menentu pada kalender lainnya. Hari Paskah juga mengalami perbedaan penghayatan yakni antara menekankan wafat Kristus atau kebangkitan-Nya. Gereja yang memilih tanggal setelah tanggal 14, karena menekankan kebangkitan Yesus. Menurut Irenaeus, pada masa kepausannya, uskup Polikarpus dari Smyrna yang sudah tua, seorang murid Yohanes, mengunjungi Roma untuk membahas waktu perayaan Paskah ini dengan Paus Santo Anicetus.[5]
Paus Anisetus mengakhiri perselisihan dengan menetapkan hari Minggu (3 hari setelah wafat Kristus) sebagai hari Paskah. Lama kelamaan keputusan ini diterima oleh gereja di Asia Kecil.
Meskipun ia wafat bukan karena dibunuh, tetapi memiliki jasa yang banyak. Ia ditetapkan sebagai martir.
Berita ini perlu
Referensi
^Martyrologium Romanum (Libreria Editrice Vaticana 2001 ISBN88-209-7210-7)
^Campbell, Thomas (1907). "Pope St. Anicetus" in The Catholic Encyclopedia. Vol. 1. New York: Robert Appleton Company.
^The Book of Pontiffs (Liber Pontificalis), translated by Raymond Davies (Liverpool: University Press, 1989), p. 5
^Irenaeus, dikutip dalam Eusebius, Historia Ecclesiastica, 5.24; translated by G.A. Williamson, Eusebius: History of the Church (Harmondsworth: Penguin, 1965), pp. 232f
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Pope Anicetus.
Duff, Eamon. Saints and Sinners: A History of the Popes, Yale University Press, 2001, p. 13. ISBN0-300-09165-6
Maxwell-Stuart, P. G. Chronicle of the Popes: The Reign-by-Reign Record of the Papacy from St. Peter to the Present, Thames & Hudson, 2002, p. 19. ISBN0-500-01798-0.