Yohanes
Santo Yohanes (bahasa Yunani Ιωάννης - Ioannes; "Tuhan adalah baik/pemurah"), atau disebut juga Yohanes Rasul, Rasul Yohanes, atau Yohanes sang Rasul untuk membedakannya dengan Yohanes Pembaptis, adalah salah satu dari kedua belas rasul Yesus Kristus. Ia adalah putra dari Zebedeus. Ibunya diyakini bernama Salome. Yohanes adalah saudara dari rasul Yakobus yang juga termasuk kedua belas rasul. Bapa-Bapa Gereja mengidentifikasinya sebagai Yohanes sang Penginjil, Yohanes dari Patmos, Yohanes sang Presbiter, dan Murid yang dikasihi Yesus, dan bersaksi bahwa ia hidup lebih lama dari rasul-rasul lainnya dan adalah satu-satunya rasul yang meninggal karena sebab-sebab alamiah, meskipun para sarjana modern terbagi dalam kebenaran klaim-klaim ini. Tradisi mempercayai dia adalah penulis dari beberapa buku dalam Alkitab: Injil Yohanes, tiga surat (Surat 1 Yohanes, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes) dan Wahyu kepada Yohanes. Buku-buku ini dikenal sebagai Sastra Yohanes. Rujukan kepada Yohanes di Perjanjian BaruYohanes Rasul adalah putra dari Zebedeus dan adik dari Yakobus Besar. Menurut tradisi gereja, ibu mereka adalah Salome.[4][5] Juga menurut beberapa tradisi, Salome adalah saudari Maria, ibu Yesus,[5][6] menjadikan Salome bibi Yesus, dan anak-anaknya Yohanes Rasul dan Yakobus adalah sepupu Yesus.[7] Yohanes Rasul oleh tradisi dipercaya sebagai salah satu dari dua murid (yang lainnya adalah Andreas) yang dicatat dalam Yohanes 1:35-39, yang setelah mendengar Yohanes Pembaptis menunjuk pada Yesus sebagai "Anak Domba Allah", mengikut Yesus dan menghabiskan hari bersamanya, sehingga menjadi dua murid pertama yang dipanggil Yesus. Atas dasar ini beberapa tradisi mempercayai bahwa Yohanes awalnya adalah murid Yohanes Pembaptis, meskipun namanya tidak disebutkan dalam bagian cerita ini.[8] Menurut Injil Sinoptik (Matius 4:18–22; Markus 1:16–20; Lukas 5:1–11), Zebedeus dan anak-anaknya menjala ikan di Danau Galilea. Yesus kemudian memanggil Petrus, Andreas, dan kedua anak Zebedeus untuk mengikutnya. Yakobus dan Yohanes terdaftar di antara Dua Belas Rasul. Yesus menyebut kedua anak Zebedeus ini sebagai "Boanerges" (yang berarti "anak-anak guruh").[9] Sebuah kisah Injil menceritakan bagaimana kedua bersaudara ini hendak menurunkan api surgawi ke sebuah kota Samaria yang tidak ramah, tetapi Yesus menegur mereka.[10] Yohanes juga adalah murid yang melaporkan kepada Yesus bahwa mereka telah 'melarang' seorang yang bukan murid dari mengusir setan dalam nama Yesus, mendorong Yesus untuk menyatakan bahwa 'barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu'.[11] Yohanes secara tradisional dipercaya untuk hidup lebih dari 50 tahun setelah kemartiran saudaranya, Yakobus, yang menjadi Rasul pertama untuk mati martir pada tahun 44 M. Posisi di antara para rasulYohanes selalu disebutkan dalam kelompok empat rasul pertama dalam kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul, yang terdaftar di urutan kedua,[12] ketiga[13] atau keempat.[14][15] Yohanes, bersama dengan saudaranya, Yakobus, dan Petrus, adalah tiga murid inti di antara Kedua Belas Rasul dalam kitab-kitab Injil. Yesus mengizinkan mereka menjadi satu-satunya rasul yang hadir dalam tiga kesempatan khusus selama pelayanan publik-Nya, yaitu pada saat membangkitkan anak perempuan Yairus,[16] Transfigurasi Yesus,[17] dan Penderitaan di Taman Getsemani.[18] Yesus hanya mengutus Petrus dan Yohanes ke kota untuk melakukan persiapan perjamuan Paskah terakhir (Perjamuan Terakhir).[19][20] Banyak tradisi mengidentifikasi "murid yang dikasihi Yesus" dalam Injil Yohanes sebagai Rasul Yohanes, tetapi identifikasi ini masih diperdebatkan. Pada saat perjamuan makan, "murid yang dikasihi Yesus" duduk di sebelah Yesus. Adalah suatu kebiasaan untuk berbaring di bangku saat makan, dan murid ini bersandar pada Yesus.[21][22] Setelah penangkapan Yesus di Taman Getsemani, hanya Petrus dan "murid yang lain" (menurut tradisi, Yohanes) yang mengikutinya ke istana imam besar.[21] Hanya "murid yang dikasihi", di antara Kedua Belas Rasul, yang tetap berada di dekat Yesus di kaki salib di Kalvari bersama dengan pembawa mur dan banyak perempuan lainnya. Mengikuti perintah Yesus dari Salib, murid yang dikasihi ini membawa Maria, ibu Yesus, ke dalam perawatannya sebagai wasiat terakhir Yesus.[23] Petrus dan Yohanes juga merupakan dua rasul yang berlari ke kubur yang kosong setelah Maria Magdalena memberikan kesaksian tentang kebangkitan Yesus.[24] Setelah Kenaikan Yesus dan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, Yohanes, bersama Petrus, memegang peranan penting dalam mendirikan dan membimbing gereja. Ia bersama Petrus saat Petrus menyembuhkan orang lumpuh di Serambi Salomo di Bait Allah[25] dan ia juga dipenjarakan bersama Petrus.[26] Kemudian, hanya Petrus dan Yohanes yang pergi mengunjungi orang-orang yang baru bertobat di Samaria.[27] Sementara ia tetap tinggal di Yudea dan sekitarnya, murid-murid yang lain kembali ke Yerusalem untuk menghadiri Konsili Yerusalem. (ca 48–50 M). Paulus, dalam menentang musuh-musuhnya di Galatia, menyebutkan bahwa Yohanes secara eksplisit, bersama dengan Petrus dan Yakobus, secara kolektif diakui sebagai tiga Pilar-Pilar Gereja, dan merujuk kepada pengakuan bahwa khotbah kerasulannya tentang sebuah Injil yang bebas dari Hukum Yahudi diterima dari ketiganya, orang-orang yang paling menonjol dari komunitas mesianis di Yerusalem.[28] Murid yang dikasihi YesusFrasa "murid yang dikasihi Yesus sebagai saudara" (ὁ μαθητὴς ὃν ἠγάπα ὁ Ἰησοῦς, ho mathētēs hon ēgapā ho Iēsous), atau dalam Yohanes 20:2; "yang dikasihi Yesus sebagai seorang sahabat" (ὃν ἐφίλει ὁ Ἰησοῦς, hon ephilei ho Iēsous), digunakan enam kali dalam Injil Yohanes,[29] tetapi tidak ada dalam kisah-kisah Perjanjian Baru lainnya tentang Yesus. Yohanes 21:24 mengklaim bahwa Injil Yohanes didasarkan pada kesaksian tertulis dari murid ini. Murid yang dikasihi Yesus disebut, secara khusus, sebanyak enam kali dalam Injil Yohanes:
Masa tua YohanesYohanes digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup-hidup, ia masih bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu dari Allah sehingga ia bisa menulis kitab Wahyu. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (sekarang di wilayah Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yang mencapai usia lanjut dan meninggal dengan tenang.[butuh rujukan] Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai John the Evangelist.
|