Bahasa Indonesia Peranakan dikategorikan sebagai C7 Shifting menurut SIL Ethnologue, artinya sebagian atau kebanyakan penutur mulai beralih menuturkan bahasa lain dalam kesehariannya atau bahasa ini telah tergeser oleh bahasa besar lainnya
Bahasa Peranakan umumnya dipergunakan pada periode sebelum 1945. Setelah tahun 1945, para penuturnya beralih menggunakan bahasa Jawa dalam situasi rumah dan lingkungan sekitar dan bahasa Indonesia untuk situasi resmi dan tulisan.[5]
Tata Bahasa
Bahasa Peranakan menunjukkan ciri-ciri bahasa sebagai berikut:[5]
Akhiran -in sebagai padanan akhiran -kan dan -i dalam bahasa Indonesia, contoh naikin untuk naikkan.
Akhiran -ken, berasal dari perubahan fonem -kan, contoh: salahken (salahkan).
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Indonesia Peranakan". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)