Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Bahasa Mukomuko masih erat hubungannya dengan bahasa Minangkabau,[4] yang mana bahasa ini memiliki kemiripan dengan dialek Pancung Soal (dituturkan di selatan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat) yang memiliki wilayah sebar tuturnya di sebelah utara Kabupaten Mukomuko. Pada tahun 2008, kode bahasa Mukomuko telah digabungkan dengan bahasa Minangkabau.[1]
Banyak penutur bahasa Mukomuko yang mampu berbicara dua atau lebih bahasa, seperti bahasa Minangkabau (baku), bahasa Pekal, dan Bengkulu.[5]
Dialek
Bahasa Mukomuko memiliki dua dialek, yaitu dialek Mukomuko Utara dan dialek Mukomuko Selatan. Dialek Mukomuko Utara dituturkan oleh penutur di Kota Mukomuko dan sekitarnya yang berbatasan dengan Sumatera Barat, sedangkan dialek Mukomuko Selatan dituturkan di selatan kabupaten Mukomuko yang berbatasan dengan kabupaten Bengkulu Utara. Oleh kedua penutur dialek, dialek Mukomuko Utara dianggap sebagai dialek "asli" karena asal-usul nenek moyang mereka terlebih dahulu mendiami daerah utara.[3]
Perbedaan kedua dialek terlihat pada fonetis dan variasi kosakata. Variasi fonetis antara kedua dialek memiliki perubahan bunyi yang cenderung teratur. Pertama, bunyi [-it] di akhir kata pada dialek Utara, berubah menjadi [-ik]. Kedua, bunyi [-ir] di akhir kata pada dialek utara berubah menjadi [gh] dalam dialek Selatan. Ketiga, bunyi [g] di awal kata dalam dialek Utara berubah menjadi [gh] dalam dialek Selatan. Keempat, bunyi [-ut] di akhir kata dalam dialek Utara berubah menjadi [-uq] dalam dialek Selatan.[3]
Perbedaan dialek Utara dan Selatan
Dialek Mukomuko Utara
Dialek Mukomuko Selatan
Bahasa Indonesia
kulit
kulik
kulit
gigit
gigik
gigit
perut
peghut
perut
utaro
utagho
utara
barat
baghat
barat
gatieng
ghatieng
ranting
gambut
ghambuq
rambut
giang
ghiang
riang
lutut
lutuq
lutut
Perbedaan antara kedua dialek dapat dipengaruhi oleh bahasa lain. Dialek Selatan lebih banyak mendapat pengaruh bahasa lain karena mobilisasi masyarakat dan adanya transmigran dari daerah Jawa.
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Mukomuko". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^ abcAliana, Zainul Arifin and Ratnawati, Latifah and Suhardi, Suhardi and Martojo, Soedjiono (1993) Fonologi dan Morfologi Bahasa Muko-Muko. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta. ISBN 979-459-304-4