Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Ogan[3][4][5][6] (Surat Ulu: ꤷꥁꤼ ꥆꥋꤱꥐ; Jawi: بهاس اوڬن ) adalah bahasa yang dituturkan oleh Suku Ogan[7][8] yang banyak mendiami daerah-daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu (Baturaja, Pengandonan, Ulu Ogan, Muara Jaya, Semidang Aji, Lubuk Batang, Peninjauan, Sinar Peninjauan, Lubuk Raja, Kedaton Peninjauan Raya), Kabupaten Ogan Ilir (Kecamatan Muarakuang dan Lubuk Keliat), Ogan Komering Ilir (Desa Muara Baru, Banding Anyar dan Anyar), dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Mendah dan Tugu Harum).[9] Selain itu penutur Bahasa Ogan juga dapat ditemukan dalam jumlah besar di Lampung meliputi Kabupaten Way Kanan (Way Tuba, Banjit dan Kasui), Lampung Utara (Kotabumi, Bukit Kemuning dan Ogan Lima), Pesawaran (Tegineneng), Lampung Barat (Sukau), Lampung Selatan, Kota Metro dan Lampung Timur .
Bahasa Ogan yang dituturkan oleh masyarakat dari Suku Ogan yang sebagian masyarakat yang tinggal di pesisir atau tepian hulu Sungai Ogan. Sungai Ogan berasal dari beberapa aliran kecil mata air dari Bukit Nanti bersatu menjadi satu aliran besar Sungai Ogan, yang pada akhirnya bermuara di sungai Musi Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Bahasa Ogan yang dituturkan oleh masyarakat di tepian sungai Ogan dikenal sebagai Suku Ogan (Uhang Ugan). Batasan Suku Ogan dikenal adanya istilah, Ulu Ogan (daerah Kelumpang), Ogan Ulu (daerah Kecamatan Pengandonan), Ogan Baturaja (Kota Baturaja), dan Ogan Ulak (daerah Lubuk Batang dan Muara Kuang).
Bagi orang yang telah mengenal Bahasa Ogan, mereka akan mengatakan bahwa Bahasa Ogan mirip bahasa orang Malaysia walau tidak sama persis karena bahasa Ogan merupakan bahasa dari suku Ogan. Contoh logatnya "Kan nguk mane ngan?", yang artinya "Anda hendak ke mana?".
Semakin ke hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Ogan, maka logat bahasa Ogan Akan terdengar keras, makin ke hilir makin halus dan agak terdengar berlagu. Hal ini senada dengan filosofi "daerah hulu sungai Ogan, tepian sungai Ogan agak kecil arus airnya deras berbatu dan berbukit, sedangkan daerah hilir tepian sungai Ogan lebar dan arus air tenang tidak berbatu.
Daerah Persebaran
Bahasa Ogan memiliki daerah persebaran yang sangat luas, Bahasa Ogan sendiri merupakan bahasa utama yang dituturkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu, satu-satunya wilayah bermayoritas Suku Ogan di Sumatera Selatan. Di Ogan Komering Ulu, Bahasa Ogan tersebar merata di seluruh kecamatan, kecuali Lengkiti di mana Bahasa Daya dituturkan. Di Kota Baturaja, Bahasa Ogan dituturkan berdampingan dengan Bahasa Melayu Palembang. Selain itu, Bahasa Ogan juga dituturkan di Kabupaten Ogan Ilir antara lain Kecamatan Muara Kuang dan sebagian desa di Lubuk Keliat. Di Ogan Komering Ilir, Bahasa Ogan juga dituturkan di Desa Muara Baru, Anyar dan Banding Anyar yang dekat dengan Kota Kayuagung. Di Ogan Komering Ulu Timur, Bahasa Ogan dituturkan di beberapa kantong populasi di Martapura, Mendah, dan Belitang, karena masa dahulu banyak sekali Suku Ogan mendirikan perdesaan dan perkebunan baru di OKU Timur.
Bahasa Ogan juga tersebar dengan sangat pesat di Provinsi Lampung, asal mula tersebarnya Bahasa Ogan di Lampung ditarik ulur kembali dari kedatangan Suku Ogan ke Lampung yang umumnya membuka lahan atau mengungsi (mburut) karena ketidakstabilan politik dan keamanan di daerah asalnya Ogan Ulu pada awal tahun 1930-an. Bahasa ini tersebar sangat banyak penuturnya di Kabupaten Way Kanan dan Lampung Utara. Selain di kedua kabupaten itu, terdapat jumlah penutur yang signifikan pada desa-desa di Lampung Barat, Lampung Timur, Pesawaran, Lampung Tengah, Metro, dan Lampung Selatan.
Bahasa Ogan umumnya dituturkan baik pada kegiatan sehari-hari di lingkungan keluarga dan bermasyarakat sebagai bahasa penghubung (lingua franca) di Ogan Komering Ulu, dalam acara-acara adat Ogan, urusan perdagangan dan dakwah agama. Selain itu, Bahasa Ogan terkadang digunakan pada acara-acara resmi sebagai bahasa utama atau selingan.
Dialek
Menurut Zainal Abidin dkk., Bahasa Ogan mengenal dua dialek utama,[10] yaitu dialek Ulu (Hulu) dan Ulak (Ilir). Dialek Ulu dituturkan di wilayah Ogan Komering Ulu sepanjang huluan Sungai Ogan antara lain di Kecamatan Ulu Ogan (Teluk Enam), Muara Jaya, Pengandonan dan Semidang Aji. Dialek ini memiliki logat yang tegas dan berat seperti filosofi Sungai Ogan yang deras (Ayakh Tunggang/Ngeribuk). Pada dialek ini terdapat kekayaan kosakata yang cenderung tidak ditemukan pada bahasa disekitarnya, hal ini sebagai dampak isolasi Suku Ogan di hulu pada masa lampau.
Sementara Dialek Ulak dituturkan di wilayah hiliran Sungai Ogan meliputi wilayah Ogan Komering Ulu antara lain Kecamatan Baturaja Barat, Baturaja Timur, Lubuk Raja, Lubuk Batang, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya dan wilayah Ogan Ilir yaitu Kecamatan Muara Kuang. Dialek ini memiliki logat yang mendayu-dayu dan pelafalan yang jelas seperti filosofi Sungai Ogan yang tenang di hilir (Ayakh Ngulak/Ngericau). Pada dialek ini juga memiliki kosakata khasnya sendiri namun pada umumnya dialek ini juga mendapat banyak pinjaman kata dari bahasa di sekitarnya, Melayu Palembang dan Komering, sebagai dampak interaksi Suku Ogan di hilir di masa lampau terutama dalam hal perdagangan.
Meskipun terbagi atas dua dialek, namun bagi sesama penutur Bahasa Ogan masih mampu memahami dengan mudah. Biasanya penutur Bahasa Ogan mampu mengikuti dialek-dialek tersebut disesuaikan dengan kondisi penutur masing-masing.
Fonologi
Bahasa Ogan secara umum memiliki 21 fonem konsonan, 8 fonem vokal dan 5 diftong (iə, ow, aw, ea dan ay/ai). Setiap dialek Bahasa Ogan baik Dialek Ulu dan Ulak memiliki ciri khas masing-masing[11].
Vokal
Depan
Madya
Belakang
Tinggi
i
ḻ
u
U
Sedang
e
ə
o*
Rendah
a
Keterangan : *Pada umumnya, Bahasa Ogan sangat jarang memakai fonem /o/. Pemakaian fonem /o/ lebih sering digantikan dengan fonem /U/. Frekuensi pemakaian fonem /o/ terjadi karena pengaruh modernisasi.
Fonem
Dibaca seperti
Contoh Bahasa Ogan
Arti
i
i
Sini [sini]
Sini
ḻ
i
Cakhik [caẋḻk]
Sobek
u
u
Pupu [pupow]
Ambil
U
ō
Unukh [unUẋ]
Baring
e
e taling
Kecek [kəceʔ]
Kecil
ə
e pepet (schwa)
Lete [lətə]
Rugi
o
o
Lulop [lulop]
Isian bantal
a
a
Alu [alow]
Sangat
iə*
Buntingan [buntiəŋean]
Pengantin
ow*
Suru [surow]
Terus
aw
Khau-lukhau [ẋaw-luẋaw]
Remang-remang
ea*
Belakham [beleẋeam]
Adab/tata krama
ay/ai
Cendai [cendai]
Menghina
Keterangan :* Pemakaian diftong di atas paling umum ditemukan pada dialek Ogan Ulu.
Konsonan
Labial
Dental
Alveolar
Palatal
Velar
Glotal
Tahan
p
b
t
d
k
g
ʔ
Hambat letup/afrikat
c
j
Frikatif
s
x
ẋ
h
Nasal
m
n
ñ
ŋ
Lateral
l
Flap
r
Semivokal
w
y
Kalimat
Contoh Kalimat
Berikut ini merupakan contoh kalimat dalam Bahasa Ogan[12][13]:
Dialek Ulu :
Adeng, Kakang, Kance! Ndalah lupe pagisuk tubuh legale kan nggaduhi mbetil khumah, pilah tubuh bebiye rembak kele bedak tu pacak tubuh mbakhak.
Ide sengaje tubuh ndie agat begerewe, Ide ngetik kinginan ngecekkan ati ngan. Mintak maaf tubuh nguk ngan.
Kenan tuni kelike ngukhak ulahan ide mbatang suru, kebile kelah ne kenan tu jekhe.
Dialek Ulak :
Adeng, Kakang, Kance! Hala lupe gisok dihi legalenye kan ngijekan ngilok'i huma, mpeh dihi bebiye hempak kele tampun tu pacak dihi makan.
Dekde sengaje aku ni leman bewawe, dek ngadoh ihakan ngecekkan ati ngan. Mintak maaf aku gok ngan.
Kenan tu like nginggut gawian ide beluhun kian, kebile-bilenye kenan tu jehe.
Bahasa Ogan (Dialek Ulu)
Bahasa Ogan (Dialek Ulak)
Bahasa Melayu
Bahasa Indonesia
Pengakukan Sejagad Ngenei Rat Asasi Jeleme
Pengakukan Sejagad Ngenei Rat Asasi Jeleme
Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia
Pasal 1
Pasal 1
Perkara 1
Pasal 1
Legele ukhang tu dikhanakkan merdike nguk uman pi'il nguk rat-rat ye seragi. Die ukhang disuluhkan utak nguk ati temah ne becanggikh nguk ye lain delam khase ngensanakan
Uhang sedakdenye dilaherkan bibas awan uman pengade gok rat-rat ye seragi. Die uhang dienjukkan utak gok ati kendaknye bekance awan ye lain dalam hase besanak dulur
Semua manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka mempunyai pemikiran dan hati nurani dan hendaklah bergaul antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan.
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan
Upaya Pelestarian
Bahasa Ogan secara penutur memiliki jumlah penutur yang banyak, bahkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu masih bertahan menjadi bahasa tutur utama bagi masyarakatnya baik penutur jati (Suku Ogan) dan pendatang. Tapi pada kenyataannya, Bahasa Ogan merupakan salah satu bahasa yang mengalami kemunduran dan penurunan vitalitas yang semakin masif. Akhirnya pada tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu akan melakukan revitalisasi Bahasa Ogan bersama dengan 5 bahasa daerah Sumatera Selatan yang lain[14]. Upaya yang akan dilakukan antara lain adalah pemberian Training of Trainer (ToT) dalam mendukung terwujudnya tenaga pengajar dan materi pembelajaran Bahasa Ogan yang menyasar kepada generasi muda sebagai target transmisi dan regenerasi Bahasa Ogan.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu juga melakukan langkah tepat dalam melestarikan Bahasa Ogan, seperti Seminar Penelitian Mahasiswa Tentang Pengkajian Media Pembelajaran Bahasa Ogan berbasis Android[15], pembuatan kamus Bahasa Ogan, dan pembukuan cerita rakyat Suku Ogan.[16]
Pada Sosialisasi Pemasyarakatan Bahasa Indonesia di Hotel Wyndham, Kota Palembang yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan pada hari Rabu 18 Oktober 2023, Kepala Balai Bahasa Sumatera Selatan, Karyono, S.Pd., M.Si., menyatakan bahwa Bahasa Ogan telah terdaftar di UNESCO bersama 6 bahasa daerah dari Sumatera Selatan lainnya dan termasuk bahasa yang sangat potensial untuk direvitalisasi dan dikembangkan lebih lanjut[17][18].
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Ogan". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
^Gaffar, Zainal Abidin, dkk., Gaffar, Zainal Abidin, dkk. (1979). Sastra Lisan Ogan. Palembang: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera
Selatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); line feed character di |publisher= pada posisi 66 (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Ragam dan Dialek Bahasa Ogan(PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1 Desember 1990. hlm. 53–56. ISBN979 459 072 X.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)