Pesyita berasal dari frasa Suryanimapaqtâ pšîṭâ (ܡܦܩܬܐ ܦܫܝܛܬܐ), yang secara harfiah berarti "terjemahan sederhana". Kata pšîṭtâ dapat berarti "umum" (untuk orang banyak), "lugas", maupun "sederhana". Bahasa Suryani adalah salah satu dialek atau rumpun dialek bahasa Aram yang berasal dari Edesa. Bahasa ini diaksarakan dengan abjad Suryani, yang jika disulihaksarakan ke huruf Latin dapat menghasilkan beragam bentuk penulisan. Inilah sebabnya kata pesyita dapat pula ditulis pesyito, psyito, maupun fsyito.
Sejarah singkat
Sejak abad ke-5, Pesyita tersebar luas di Dunia Timur. Kitab ini diterima baik dan dimuliakan bermacam-macam aliran Kristen Suryani. Pesyita bahkan memiliki pengaruh misioner yang besar, karena besar jasanya dalam usaha penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Armenia, Georgia, Arab, dan Persia. Prasasti Nestorian yang ditemukan di Chang'an membuktikan keberadaan kitab suci berbahasa Suryani di pusat negara Tiongkok pada abad ke-8. Pesyita pertama kali dibawa ke Eropa oleh Musa dari Mardin, agamawan Suryani yang gagal mendapatkan patron dalam usahanya mencetak Pesyita di Roma maupun Venesia. Albert Widmanstadt, KanselirKekaisaran Romawi Suci akhirnya bersedia menjadi patron Musa di Wina pada tahun 1555. Perjanjian Baru Pesyita akhirnya dapat dicetak, dan biaya pembuatan acuan cetak khusus untuk abjad Suryani ditanggung Kaisar Romawi Suci. Immanuel Tremellius, cendekiawan Yahudi yang sudah masuk Kristen dan banyak berjasa bagi para reformator dan agamawan Inggris, menggunakan Perjanjian Baru Pesyita versi cetak tersebut, dan menerbitkan Perjanjian Baru Suryani dalam abjad Ibrani pada tahun 1569. Editio princeps (edisi cetak perdana) Perjanjian Lama Pesyita disiapkan Gabriel Sionita sebagai bagian dari Poliglot Paris yang terbit pada tahun 1645, dan keseluruhan Alkitab Pesyita versi cetak akhirnya terbit pada tahun 1657 sebagai bagian dari Poliglot London yang disusun Brian Walton. Pesyita yang dihasilkan John Leusden dan Karl Schaaf cukup lama dihargai sebagai Pesyita edisi cetak terbaik, dan masih dipakai sebagai sumber kutipan dengan kode "Syrschaaf", atau disingkat "SyrSch".
Perjanjian Baru
Setelah menelaah pasal 1 sampai pasal 14 Injil Matius, G.H. Gwilliam mendapati bahwa versi Pesyita dari ayat-ayat tersebut hanya bersesuaian dengan Textus Receptus dalam 108 kasus dan dengan Codex Vaticanus dalam 65 kasus. Dalam 137 kasus, Persyita tidak bersesuaian dengan kedua-duanya, tetapi bersesuaian dengan versi Suryani Lama dan Latin Lama. Dalam 31 kasus, Pesyita tidak bersesuaian dengan versi mana pun.[8]
Terkait soal kesesuaian tersebut maupun keaslian Pesyita, BatrikSyimun XXI Esyai mengeluarkan pernyataan yang diringkas sebagai berikut:
"Sehubungan dengan ... keaslian teks Pesyita, selaku Batrik dan Kepala Gereja di Timur yang Kudus, Apostolik, dan Katolik, dengan ini kami nyatakan bahwa Gereja di Timur menerima langsung dari tangan-tangan para rasul yang diberkahi Allah, kitab-kitab suci dalam bahasa Aram, bahasa tutur Tuhan kita Yesus Kristus, dan bahwa Pesyita adalah teks Gereja di Timur yang diwarisi dari zaman Alkitab tanpa perubahan maupun revisi."[9]
Keterangan Flavius Yosefus, sejarawan Yahudi abad pertama, membuktikan bahwa bahasa Aram dituturkan dan dipahami secara luas oleh bangsa Partia, bangsa Babel, bangsa Arab di pelosok terjauh, maupun bangsa-bangsa di seberang Sungai Efrat dan Adiabene. Ia mengemukakan di dalam karya tulisnya sebagai berikut:
"Saya sudah berencana, karena hidup di bawah pemerintahan bangsa Romawi, 'untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kitab-kitab yang dulu saya tulis dalam bahasa negeri kita, dan mengirimkannya kepada bangsa-bangsa biadab di udik'. Yosef, Ibni Matias, Ibrani sedari jadi, juga seorang imam, yang dulu turut berjuang melawan bangsa Romawi, dan terpaksa menyaksikan kesudahannya, [adalah penyusun karya tulis ini]",
Perang-Perang Yahudi, Buku 1, Prakata, Alinea 1 (1:3)
Kemudian menambahkan sebagai berikut:
"Oleh sebab itu, mustahillah saya melihat kebenaran diputarbalikkan dalam perkara-perkara yang besar dampaknya dan tidak menghiraukannya, malah membiarkan saja orang-orang Yunani dan Romawi yang tidak terlibat di dalam perang-perang itu tidak tahu apa-apa, dan membaca pustaka-pustaka puja-puji gombal atau karya-karya sastra rekaan, 'sedangkan orang-orang Partia, orang-orang Babel, orang-orang Arab di pelosok terjauh, dan orang-orang dari bangsa kita di seberang Sungai Efrat, serta orang-orang Adiabene, sejauh yang dapat saya ketahui, ternyata tahu betul kapan perang itu meletus, apa saja kesengsaraan yang ditimpakannya ke atas diri kita, dan dengan cara apa perang itu diakhiri'."
Perang-Perang Yahudi, Buku 1, Prakata, Alinea 2 (1:6)
Yigael Yadin, arkeolog yang meneliti temuan Qumran, membenarkan kesaksian Yosefus, dengan menunjukkan bahwa bahasa Aram adalah lingua franca pada zaman itu.[10] Kesaksian Yosefus seputar bahasa Aram juga didukung keterangan di dalam Perjanjian Baru (khususnya di dalam Matius 4:24–25, Markus 3:7–8, dan Lukas 6:17) bahwa orang-orang dari Galilea, Yudea, Yerusalem, Idumea, Tirus, Sidon, Siria, Dekapolis, dan "dari seberang Yordan" datang menemui Yesus untuk disembuhkan dan mendengarkan pengajarannya.
Keterangan Eusebius bahwa Hegesipus "pernah mengutip dari Injil menurut orang Ibrani dan dari Injil Suryani," berarti semestinya ada peninggalan tertulis berupa rujukan kepada Perjanjian Baru Suryani yang seawal-awalnya dibuat dalam rentang waktu tahun 160 sampai 180 Masehi, yakni masa hidup pujangga Kristen Ibrani itu. Terjemahan Perjanjian Baru tersebut dikerjakan secara saksama, tepat lagi harfiah, dan kesederhanaan, kelugasan, maupun kejelasan gaya terjemahannya dikagumi semua sarjana bahasa Suryani, sehingga membuatnya digelari "ratunya terjemahan Alkitab."[11]
Edisi kritis Perjanjian Baru Pesyita
Perjanjian Baru Pesyita edisi standar tahun 1905, terbitan United Bible Societies, didasarkan atas edisi-edisi yang disiapkan para ahli bahasa Suryani, yakni Philip E. Pusey (wafat tahun 1880), George Gwilliam (wafat tahun 1914), dan John Gwyn.[12] edisi-edisi tersebut adalah edisi kritis Injil-Injil Pesyita terbitan 1901 yang disusun Gwilliam bersama Pusey, edisi kritis Kisah Para Rasul Pesyita yang disusun Gwilliam, edisi kritis surat-surat Paulus Pesyita yang disusun Gwilliam bersama Pinkerton, dan edisi kritis surat-surat Am serta Wahyu Pesyita yang disusun John Gwynn. Teks Pesyita edisi kritis ini didasarkan atas pemeriksaan lebih dari tujuh puluh naskah Pesyita dan segelintir naskah berbahasa Aram lainnya. Keseluruhan 27 kitab dalam Kanon Perjanjian Baru yang umum di Dunia Barat tercakup di dalam edisi Pesyita tahun 1905 terbitan British & Foreign Bible Society ini, demikian pula Pericope de Adultera (Yohanes 7:53–8:11). Alkitab Suryani tahun 1979 terbitan United Bible Society menggunakan teks-teks yang sama untuk bagian Perjanjian Barunya. Online Bible mereproduksi Perjanjian Baru Pesyita Suryani tahun 1905 dalam abjad Ibrani.
Terjemahan bahasa Inggris
James Murdock - The New Testament, Or, The Book of the Holy Gospel of Our Lord and God, Jesus the Messiah (1851).
John Wesley Etheridge - A Literal Translation of the Four Gospels From the Peschito, or Ancient Syriac and The Apostolical Acts and Epistles From the Peschito, or Ancient Syriac: To Which Are Added, the Remaining Epistles and The Book of Revelation, After a Later Syriac Text (1849).
George M. Lamsa - The Holy Bible From the Ancient Eastern Text (1933)- Memuat Perjanjian Lama maupun Baru berdasarkan teks Pesyita. Terjemahan ini lebih dikenal dengan nama Alkitab Lamsa. Ia juga menulis beberapa buku lain mengenai keutamaan Pesyita dan bahasa Aram, misalnya Gospel Light, New Testament Origin, dan Idioms of the Bible, serta sebuah ulasan Perjanjian Baru. Oleh karena itu, beberapa pendeta Protestan Injili terkenal memakai maupun menganjurkan pemakaian Alkitab Lamsa, misalnya Oral Roberts, Billy Graham, dan William M. Branham.
Andumalil Mani Kathanar - Vishudha Grantham. Terjemahan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Malayalam.
Mathew Uppani C. M. I - Peshitta Bible. Terjemahan (Perjanjian Lama maupun Baru) ke dalam bahasa Malayalam (1997).
Janet Magiera- Aramaic Peshitta New Testament Translation, Aramaic Peshitta New Testament Translation- Messianic Version, dan Aramaic Peshitta New Testament Vertical Interlinear (dalam tiga jilid), terbit tahun 2006. Magiera berhubungan baik dengan George Lamsa.
William Norton- A Translation, in English Daily Used, of the Peshito-Syriac Text, and of the Received Greek Text, of Hebrews, James, 1 Peter, and 1 John: With An Introduction On the Peshito-Syriac Text, and the Received Greek Text of 1881 dan A Translation in English Daily Used: of the Seventeen Letters Forming Part of the Peshito-Syriac Books. William Norton adalah salah seorang pendukung gagasan keutamaan Peshita, sebagaimana yang tampak pada prakata terjemahan Surat Ibrani, Yakobus, I Petrus, dan I Yohanes.
Gorgias Press - Antioch Bible, teks dan terjemahan Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Apokrip Pesyita.
Naskah
Meskipun belum ditemukan bukti fisik, Pustakawan Vatikan Yusuf bin Siman Assimani[13] mengemukakan di dalam Bibliotheca-nya bahwa sebuah kitab Injil Suryani dari tahun 78 Masehi telah ditemukan di Mesopotamia.[14][15][16]
Berikut ini adalah naskah-naskah koleksi Museum Inggris:
^Sebastian P. Brock The Bible in the Syriac Tradition St. Ephrem Ecumenical Research Institute, 1988. Kutipan dari halaman 13: "Perjanjian Lama Pesyita diterjemahkan langsung dari teks Ibrani, dan Perjanjian Baru Pesyita diterjemahkan langsung dari bahasa aslinya, bahasa Yunani."
^Bromiley, Geoffrey W. (1995). The International Standard Bible Encyclopedia: Q-Z. hlm. 976. ISBN0-8028-3784-0. Edisi-edisi cetak Pesyita sering kali memuat kitab-kita ini sekadar untuk mengisi celah. D. Versi Harqali. Versi Harqali dinisbatkan kepada Tomas dari Harqali. Ketika ribuan orang mengungsi agar terhindar dari dampak invasi angkatan bersenjata Khosrau, ...
^Corpus scriptorum Christianorum Orientalium: Subsidia Catholic University of America, 1987 "37 ff. Proyek ini diprakarsai oleh Philip E. Pusey, yang memulai kegiatan pemeriksaan pada tahun 1872. Ia tidak berkesempatan menyaksikan perampungannya, karena wafat pada tahun 1880. Gwilliam,
Pinkerton, J. & R. Kilgour (1920). The New Testament in Syriac. London: British and Foreign Bible Society, Oxford University Press.
Pusey, Philip E. & G. H. Gwilliam (1901). Tetraevangelium Sanctum iuxta simplicem Syrorum versionem. Oxford University Press.
Weitzman, M. P. (1999). The Syriac Version of the Old Testament: An Introduction. ISBN0-521-63288-9.
Atribusi
Artikel ini mengandung teks dari suatu publikasi yang sekarang berada di domain publik: Nicol, Thomas. "Syriac Versions" dalam (1915) International Standard Bible Encyclopedia
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Peshitta.