Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Apokrifa Perjanjian Baru

Apokrifa Perjanjian Baru adalah tulisan di luar kanon yang dihubungkan dengan Yesus Kristus atau para rasul, atau bisa juga berarti sebagai keterangan mengenai Kristus atau para rasul.[1] Penciptaan kesusastraan apokrifa ini telah dimulai dari zaman rasuli.[1] Pada abad ke-2, kesusastraan apokrifa ini berkembang, khususnya di Mesir dan Siria.[1] Motivasi lainnya diciptakan apokrifa Perjanjian Baru karena dianggap dalam kitab-kitab Perjanjian Baru terdapat penanaman asas yang tidak jelas, seperti adanya karangan yang sebenarnya merupakan hasil karangan dua gerakan besar pada abad ke-2, yaitu Gnostisisme dan Montanisme.[1] Selain itu, adanya apokrifa ini juga mau menunjukkan bahwa ada ucapan-ucapan Yesus Kristus yang asli, tetapi tidak ada dalam Injil-injil Kanonis.[1] Oleh ahli Alkitab kumpulan buku-buku ini disebut pseudepigraf yang berarti buku yang keliru.[2] Dalam mengumpulkan ucapan-ucapan Yesus yang asli, Papias dikenal sebagai tokoh yang menyadarkan orang-orang Kristen ortodoks akan bahan-bahan yang berisi ucapan Yesus yang tidak diperhatikan oleh Kanon.[1] Beberapa contoh apokrifa ditemukan dalam tulisan-tulisan tua, yaitu Injil-injil apokrifa purba, Injil-injil kesengsaraan Yesus, Injil-injil masa kecil Yesus, Injil-injil Nag Hammadi, Kisah Leucian, Surat-surat apokrifa, Wahyu-wahyu, dan lainnya.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f J.D. Douglas. 2008. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. Hlm.65-71.
  2. ^ A. HeukenSJ. 1991. Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Hlm.123-124.
Kembali kehalaman sebelumnya