Bahasa Suryani dikategorikan sebagai C9 Dormant menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini sudah ditinggalkan mayoritas penuturnya dan hanya dituturkan oleh segelintir orang
Bahasa Suryani atau bahasa Suriah (ܠܫܢܐ ܣܘܪܝܝܐLeššānā Suryāyā) adalah sebuah bahasa Aram Timur yang pernah dipertuturkan di sebagian besar wilayah Bulan Sabit Subur dan ArabTimur.[1][2][8] Namun secara luas definisi bahasa Suryani ialah semua bahasa Aram Timur yang dipertuturkan oleh bermacam-macam komunitas Kristen di Timur Tengah.
Bahasa Suryani bukan Bahasa Arab dialek Suriah, meski bahasa Suryani memengaruhi bahasa Arab. Dengan demikian, bahasa Suryani bukanlah bahasa resmi di negara Suriah (bahasa resmi Suriah adalah bahasa Arab), melainkan bahasa yang saat ini dituturkan oleh kaum minoritas Kristen Siria yang tinggal di sebelah timur Turki, sebelah utara Irak dan sebelah timur laut Suriah.
Istilah "Bahasa Suryani" sering kali diartikan "Bahasa Aram". Untuk itu para penutur Bahasa Suryani selalu mengidentikkan bahasa yang dituturkan tersebut sebagai Bahasa Aram.
Namun, dari sisi ilmu bahasa, kedua istilah ini, "Bahasa Suryani" dan "Bahasa Aram", tidaklah sama. Bahasa Suryani adalah bagian dari Bahasa Aram, yaitu Bahasa Aram Timur Modern.
Sejarah
Bahasa Aram
Bahasa Suryani merupakan kelanjutan dari Bahasa Aram Kuno dan Bahasa Aram Kerajaan. Kemudian dalam perkembangannya oleh orang-orang Kristen di Suriah dinamakan Bahasa Suryani.
Bahasa Suryani Kuno
Bahasa Aram Suriah (Bahasa Suryani Kuno) merupakan bahasa yang terdokumentasikan dengan baik, yang pernah menjadi Lingua franca di seluruh wilayah Bulan Sabit Subur. Bukti kuat bahwa bahasa ini merupakan bahasa tulis adalah terjemahan Alkitab yang berasal dari abad ke-2 M. Untuk pertama kalinya orang Yunani menamakan bahasa Aram yang digunakan dalam penerjemahan Alkitab ini sebagai "Bahasa Suryani". Orang-orang Kristen kemudian mengambil alih penamaan oleh orang Yunani ini bagi bahasa yang dituturkannya.
Bahasa Suryani Kuno dibagi menjadi dua, yaitu Bahasa Suryani Klasik dan Bahasa Suryani Pertengahan. Secara linguistik Bahasa Suryani Kuno digolongkan ke dalam Bahasa Aram Pertengahan atau Bahasa Aram Timur Pertengahan. (Lihat Bahasa Aram). Bahasa Suryani Kuno merupakan bahasa gereja yang berasal dari Edessa. Bahasa gereja ini berkembang dalam berbagai bentuk (dialek). Perkembangan dialek ini menggambarkan berbagai macam kelompok gereja Suriah pada masa itu, misalnya kelompok Yakobi Suriah Barat dan kelompok Nestorian Suriah Timur. Dengan perkembangan Islam, sejak abad ke-8 M Bahasa Suryani Kuno semakin terpinggirkan. Pada sekitar tahun 1250, yaitu pada masa pendudukan Mongol, Bahasa Suryani Kuno tidak pernah dituturkan lagi, melainkan mereka menuturkan Bahasa Suryani Baru yang kemudian disingkat menjadi Bahasa Suryani.
Bahasa Suryani Kuno sangat dipengaruhi oleh Bahasa Yunani, khususnya kosakata dan konstruksi kalimat. Pada tulisan Yakobi, beberapa huruf vokal Yunani digunakan sebagai tanda vokal.
Bahasa Suryani Baru/Bahasa Suryani
Sama dengan bahasa induknya (Bahasa Suryani Kuno), Bahasa Suryani Baru juga menjadi terpinggirkan. Dewasa ini penuturnya sudah sangat sedikit. Apalagi ketika terjadi percobaan genosida pada masa perang dunia pertama dan penganiayaan-penganiayaan yang sampai saat ini berlanjut menjadikan penutur bahasa ini semakin sedikit jumlahnya.[butuh rujukan]
Penyebaran
Penutur Bahasa Suryani saat ini tinggal sekitar tiga juta orang. Mereka tinggal di Suriah, Iran, Irak, Libanon, Turki. Juga menjadi imigran oleh karena genosida dan penganiayaan, dan sekarang ini mereka tinggal di USA, Amerika Latin, Australia dan Eropa.
Abjad Suryani terdiri dari 22 huruf. Semua ke-22 huruf ini adalah konsonan.
Karya sastra
Bahasa Suryani berkembang juga dalam karya sastra. Penulis sastra dalam Bahasa Suryani yang penting di antaranya Aphrahat, Bardaisan, Ephrem orang Siria, Ishak dari Niniwe, Yakub dari Edessa, Theofilus dari Edessa, Michael Syrus dan Gregorius Bar-Hebraeus.
^Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Suryani". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.Pemeliharaan CS1: Tampilkan editors (link)
Carl Brockelmann: Syrische Grammatik. Leipzig 1951 (2. A. 1905, Faksimiles pada archive.org).
Takamitsu Muraoka: Classical Syriac. 2. Aufl. Wiesbaden 2005. ISBN 3-447-05021-7
Theodor Nöldeke: Kurzgefaßte syrische Grammatik. Nachdr. Darmstadt 1966 (orig. 2. Aufl. 1898, Faksimiles pada archive.org).
Artur Ungnad: Syrische Grammatik. Mit Übungsbuch. 2. verbesserte Auflage. München 1932 (ND 1992).
Buku ajar bahasa Suryani Baru
Otto Jastrow: Laut- und Formenlehre des neuaramäischen Dialekts von Mīdin im Ṭur cAbdīn. Otto Harrassowitz Verlag, Wiesbaden 1985.
Otto Jastrow: Lehrbuch der Ṭuroyo-Sprache. Otto Harrassowitz Verlag, Wiesbaden 1992. ISBN 3-447-03213-8.
Rudolf Macuch / Estiphan Panoussi: Neusyrische Chrestomathie. Wiesbaden 1974. ISBN 3-447-01531-4
Kamus
Carl Brockelmann: Lexikon Syriacum. Halle an der Saale 21928 (1. Aufl. 1905, Faksimiles pada archive.org)
R. Payne Smith: Thesaurus Syriacus. 2 Bände, Oxford: Clarendon, 1879–1901 (Faksimiles pada archive.org)
Michael Sokoloff: A Syriac lexicon. A translation from the Latin, correction, expansion, and update of C. Brockelmann's Lexicon Syriacum. Winona Lake, Ind.: Eisenbrauns u.a., 2009, ISBN 978-1-57506-180-1, ISBN 978-1-60724-620-6
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Bahasa Suryani.