Pada mulanya, gabungan konsonan/ks/ dalam bahasa Yunani Kuno ditulis sama, sebagai KhiΧ (dialek Barat) atau KsiΞ (dialek Timur). Akhirnya, Khi digunakan untuk bunyi /kʰ/ (/x/ dalam bahasa Yunani Modern), sementara Ksi digunakan untuk bunyi /ks/. Orang Etruska telah mengambil alih Χ dari dialek Yunani Barat Kuno; maka, X mewakili bunyi /ks/ dalam bahasa Etruska dan Latin.
Tidak diketahui apakah huruf Khi dan Ksi merupakan ciptaan orang Yunani, ataupun berasal dari rumpun bahasa Semit. Khi diurutkan hampir pada akhir susunan alfabet Yunani, setelah huruf-huruf asal Semit, bersama dengan Fi, Psi, dan Omega, dengan gagasan bahwa huruf-huruf itu merupakan inovasi; terlebih lagi, tidak terdapat huruf yang mewakili bunyi /ks/ secara terperinci dalam bahasa Semit. Terdapat satu huruf Fenisiakheth yang kemungkinan berbunyi /ħ/, agak serupa dengan /kʰ/, tetapi mulanya diterima dala alfabet Yunani sebagai konsonan /h/, dan kemudian, digunakan untuk bunyi vokal panjang Eta (Η,η), maka huruf itu tidak tampak sebagai asal huruf Khi. Huruf Fenisia Samekh (mewakili /s/) sering dianggap sebagai inspirasi bagi Ksi, tetapi seperti yang diterangkan, Khi mempunyai bentuk yang berbeda dari Ksi—meskipun huruf itu mungkin merupakan variasi lain yang juga berasal dari samekh. Bentuk asal samekh barangkali merupakan hieroglif Mesir bagi Djed, tetapi ini juga tidak pasti karena tidak ada bentuk Protosinaitik bagi huruf ini yang identik dengannya.
Dalam beberapa bahasa, sebagai perubahan nilai fonetik dan adaptasi tulisan tangan, X dilafalkan berbeda-beda.
Dalam bahasa Indonesia, X digunakan dalam istilah yang diserap dari bahasa asing dan hanya digunakan pada awal suatu kata, misalnya xenon.
Dalam bahasa Inggris, X adalah huruf untuk gugus konsonan[ks]; atau kadang-kadang apabila diikuti oleh suku kata beraksen yang diawali dengan bunyi vokal, atau apabila diikuti oleh "h" nirsuara dan bunyi vokal beraksen [gz] (cth. exhaust, exam); lazimnya diucapkan [z] apabila menjadi huruf pertama suatu kata (cth. xylophone), serta dalam beberapa kata majemuk bunyi [z] tidak berubah (cth. meta-xylene). X juga melambangkan bunyi [kʃ] dalam perkataan yang berakhir dengan -xion. X juga melambangkan bunyi [gʒ] atau [kʃ], misalnya dalam kata luxury dan sexual. Apabila huruf X mengawali kata dalam bahasa Inggris seperti xynene dan bunyi z yang dihasilkan, maka huruf X tidak diucapkan. X di akhir kata biasanya diucapkan [ks] (cth. ax/axe) kecuali dalam kata pinjaman seperti faux (lihat ulasan bagi bahasa Prancis, di bawah).
Dalam bahasa Melayu, X bukan saja merupakan huruf yang paling sedikit digunakan di seluruh kosakata bahasa Melayu, huruf ini seolah-olah tidak pernah digunakan kecuali bagi kata-kata yang menyebut nama huruf ini dalam kata tersebut (cth: sinar-X). Bagi kata-kata pinjaman dari bahasa lain yang mengandung huruf "x" seperti sex dan xylophone, huruf x diganti dengan "ks" ([ks] di tengah atau akhir kata) atau "z" ([z] di awal kata), sehingga dieja seks dan zilofon.
Dalam bahasa Prancis, di akhir kata, X tidak diucapkan (atau dibaca [z] jika mengikuti bunyi vokal). Penggunaan ini timbul sebagai perubahan tulisan bagi akhiran -us. Terdapat dua pengecualian, yaitu x disebut [s] dalam six dan dix, tetapi dibaca [z] dalam sixième and dixième.
Dalam bahasa Spanyol lama, X disebut seperti [ʃ] karena bahasa ini masih sebunyi dengan bahasa Iberia yang lain. Kemudian, bunyi ini berubah menjadi bunyi [x] yang keras. Dalam bahasa Spanyol modern, bunyi [x] dieja dengan j, atau dengan g sebelum e dan i, tetapi x dikekalkan bagi sesetengah nama (misalnya México, yang beralternasi dengan Méjico). Kini, X mewakili bunyi [s] (sebagai huruf pertama perkataan), atau gagasan konsonan [ks] dan [gs] (cth. oxígeno, examen). Lebih jarang lagi; seperti dalam bahasa Spanyol lama, huruf x boleh disebut sebagai [ʃ] pada hari ini dalam kata-kata nama khas seperti Raxel (variasi Rachel) dan Xelajú. Dalam variasi bahasa Spanyol di Amerika dan seseo, digraf xc di excelente disebut sebagai [ks] tetapi di Spanyol, kombinasi konsonan tersebut disebut [ks-θ].