Huruf V berasal dari huruf SemitWaw, begitu juga huruf-huruf modern F, U, W, dan Y. Huruf Semit kemudian memengaruhi huruf Fenisia, Yunani, dan Etruska. Huruf Latin dipengaruhi oleh huruf Yunani, dengan perubahan seperlunya karena alasan penyesuaian fonologi dan sebagainya.
Dalam bahasa Yunani, huruf upsilon (Υ) diadaptasi dari huruf waw, awalnya untuk melambangkan bunyi vokal /u/ seperti pada kata "bulan", kemudian berubah menjadi /y/ (vokal depan tertutup bulat), yaitu sama seperti pelafalan huruf ü dalam bahasa Jerman.
Dalam bahasa Latin, huruf upsilon ini dipinjam dalam bentuk huruf V (tanpa batang) untuk menandakan bunyi /u/ yang sama, dan juga bunyi konsonan /w/. Oleh karena itu, kata num—atau asalnya dieja NVM—disebut "noom" (/num/) sementara kata via/VIA disebut "wi-a" (/wia/). Mulai abad pertamaMasehi, bergantung pada dialek setempat, konsonan /w/ berubah menjadi /β/, dan akhirnya menjadi /v/.
Ketika akhir Zaman Pertengahan, timbulnya dua bentuk huruf v atau u, kedua-duanya dipakai untuk bunyi /u/ dan /v/. Bentuk v bersudut ditulis di awal kata, sedangkan bentuk u bundar dipakai di tengah atau akhir kata tanpa menghiraukan bunyinya. Oleh itu, kata-kata seperti valour dan excuse sama seperti ejaan zaman sekarang, tetapi kata have dan upon ditulis haue dan vpon. Akhirnya pada tahun 1700-an, agar bunyi konsonan dan vokal diasingkan, bentuk v menandakan konsonan sementara bentuk u untuk vokal, maka lahirlah huruf u modern. Pada masa itulah tercipta huruf besar U; sebelumnya selalu dipakai huruf besar V. Mulanya, semenjak huruf u dan v dijadikan huruf yang berbeda, v mendahului u dalam susunan alfabet, tetapi kini terjadi sebaliknya.
Penggunaan
Dalam sistem angka Romawi, huruf V melambangkan nomor 5 atau tahun 5, karena menyerupai kebiasaan menghitung takik yang diukir pada kayu, yaitu setiap takik kelima dikerat dua agar membentuk "V".
Dalam bahasa Irlandia, huruf ‹v› kebanyakan digunakan pada kata serapan, seperti veidhlín dari bahasa Inggris violin. Tetapi bunyi [v] muncul secara alami dalam bahasa Irlandia saat bunyi /b/ mengalami lenisi atau "dilembutkan", ditulis menurut ortografi dengan ‹bh›, sehingga bhí dilafalkan [vʲiː], an bhean dilafalkan [ən̪ˠˈvʲan̪ˠ], dsb.
Bahasa Polandia tidak menggunakan huruf V, demikian pula Q dan X. Akan tetapi, bahasa mereka mengandung bunyi /v/, yang dilambangkan oleh huruf W, mengikuti kaidah dalam bahasa Jerman.
Dalam sistem pinyinbahasa Mandarin, semua huruf Latin digunakan kecuali huruf V, karena tidak ada bunyi [v] dalam bahasa Mandarin, tetapi huruf "v" dipakai kebanyakan kaidah pengetikan sebagai pengganti huruf "ü" yang umumnya tidak tersedia pada papan tombol biasa. Romanisasi merupakan kaidah yang banyak dilakukan untuk mengetik bahasa Tionghoa secara fonetik.
Spanyol: uve[ˈuβe] direkomendasikan, tetapi ve[ˈbe] secara tradisional. Karena keduanya dilafalkan /b/ dalam bahasa Spanyol,[1] diperlukan istilah untuk membedakan ve dari be, yaitu huruf ‹b›. Dalam beberapa wilayah huruf itu disebut ve corta, ve baja, ve pequeña, ve chica atau ve labiodental.
Dalam bahasa Jepang, V sering disebut "bui" (error: {{nihongo}}: Butuh teks Jepang atau romaji (bantuan)). Nama ini adalah penyesuaian dengan nama dalam bahasa Inggris, yang mensubtitusi konsonan letup dwibibir bersuara untuk bunyi konsonan desis bibir-gigi bersuara (yang tidak ada dalam fonologibahasa Jepang) dan berbeda dengan "bī" (ビー), nama Jepang untuk huruf B. Bunyi itu dapat ditulis dengan simbol katakanaerror: {{nihongo}}: Butuh teks Jepang atau romaji (bantuan) (vu) yang kini sudah dikembangkan,[2] sehingga menjadi va, vi, vu, ve, vo (ヴァ, ヴィ, ヴ, ヴェ, ヴォcode: ja is deprecated ), meskipun pelafalannya (saat diterapkan) bukanlah bunyi konsonan desis bibir-gigi bersuara seperti dalam bahasa Inggris. Selain itu, beberapa kata sering kali dieja dengan b daripada vu (contoh: "violin" sering kali dieja baiorin (バイオリンcode: ja is deprecated ) daripada vaiorin (ヴァイオリンcode: ja is deprecated ); karena kecenderungan untuk memakai konsonan yang tersedia dalam fonologi bahasa Jepang daripada konsonan asing).
^Díez Losada, Fernando (2004). La tribuna del idioma (dalam bahasa Spanish). Editorial Tecnologica de CR. hlm. 176. ISBN9977661618, ISBN 978-9977-66-161-2 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Bukan simbol yang baru sama sekali, 「ヴ」 hanyalah simbol untuk u (ウ) dengan penambahan dakuten, simbol yang digunakan untuk mengubah bunyi kana lainnya. Sebagai contoh, dakuten digunakan untuk mengubah ka (カ) menjadi ga (ガ), hi (ヒ) menjadi bi (ビ) dan ta (タ) menjadi da (ダ).