Huruf U berasal dari variasi huruf V pada masa Romawi Kuno. Asalnya dari huruf upsilonYunani, yang melambangkan vokal /y/.
Pada akhir Abad Pertengahan, timbul dua bentuk huruf yaitu V dan U, kedua-duanya dipakai untuk bunyi /u/ dan /v/. Bentuk V yang meruncing ditulis di awal kata, sedangkan bentuk U bundar dipakai di tengah atau akhir kata tanpa memandang bunyinya. Oleh karena itu, kata-kata seperti valour dan excuse sama seperti ejaan zaman sekarang, tetapi kata have dan upon juga ditulis haue dan vpon. Akhirnya pada tahun 1700-an, agar bunyi konsonan dan vokal dipisahkan, bentuk V menandakan konsonan sementara bentuk U untuk vokal, maka lahirlah huruf U modern. Pada masa inilah tercipta huruf besar U; sebelum ini selalu dipakai huruf besar V. Mulanya, semenjak huruf U dan V dijadikan huruf yang terpisah, V mendahului U dalam susunan abjad, namun kini terjadi hal sebaliknya.
Dalam bahasa Belanda, U dapat melambangkan bunyi ɤ(info) (vokal hampir depan hampir tertutup bulat), contohnya pada kata hut. Dwihurufuu melambangkan yː(info), vokal depan tertutup bulat dipanjangkan, contohnya kata fuut. Bunyi vokal belakang tertutup bulat (seperti "u" pada kata "ibu") ditulis oe, contohnya kata hoed.
Dalam bahasa Inggris, biasanya huruf U melambangkan bunyi /juː/, sering disebut long u, 'u panjang', terutama bila di tengah kata, contohnya cute, amuse, music, dsb. Setelah Pergeseran Vokal Besar-besaran, U dapat melambangkan bunyi ʌ(info) (vokal belakang setengah terbukatakbulat), contohnya pada kata up, sub, cut, abduct, awalan un-, dsb. U dapat pula melambangkan vokal rhotik ɜː(info) (vokal madya setengah terbukatakbulat), contohnya pada kata burn, turd, fur, dsb.