S adalah huruf ke-19 dalam alfabet Latin. Huruf ini disebut es, dibaca ɛs.
Sejarah
Proto-Semitik šimš→
Fenisia shin→
Yunani Kuno sigma→
Yunani Modern sigma→
Etruria S →
Latin Kuno S →
Latin Modern S
Huruf Syin ("gigi") dari rumpun bahasa Semit pernah melambangkan konsonan desispascarongga-gigi nirsuara /ʃ/ (seperti dalam kata syarat). Bentuk asalnya mungkin menggambarkan gigi atau buah dada. Bahasa Yunani tidak mengandung bunyi /ʃ/ tersebut, maka huruf sigma (Σ) digunakan untuk mewakili /s/. Nama "sigma" barangkali diambil dari huruf Semit "Sâmek" (ikan; tulang belakang) dan bukan "Šîn". Dalam bahasa Etruska dan Latin, nilai bunyi [s] ditetapkan, dan hanya dalam bahasa modernlah huruf ini dipakai untuk mewakili bunyi lain, seperti konsonan desis pascarongga-gigi nirsuara [ʃ] dalam bahasa Hungaria dan Jerman (sebelum p, t), atau konsonan desisrongga-gigi bersuara [z] dalam bahasa Inggris (rise, 'bangun'), Prancis (lisez, 'baca') dan Jerman (lesen, 'membaca').
S normal
S panjang
S tajam (Ess-tsett)
Pada masa dahulu, suatu bentuk alternatif bagi s, yaitu ſ (s panjang), digunakan pada permulaan atau pertengahan kata dalam bahasa-bahasa Eropa tertentu; bentuk terkininya, s spendek, digunakan pada akhir perkataan. Contohnya, sinfulness ("penuh dosa") ditulis ſinfulneſs menggunakan s panjang itu. Penggunaan long s merosot menjelang awal abad ke-19, untuk mengurangi kekeliruan dengan huruf f kecil. Ligatur "ſs" (atau "ſz") dalam bahasa Jerman menjadi ess-tsett ( ß ).
Dalam ortografibahasa Jerman, huruf ß digunakan sebagai pengganti ligatur "ss", mewakili bunyi [s]nirsuara. Dalam bahasa Jerman huruf itu disebut Eszett, dibaca ɛsˈtsɛt. Huruf itu digunakan untuk melambangkan bunyi [s] di antara dua vokal, misalnya beißen (dibaca baɪ̯sən, arti: 'menggigit'); küssen (dibaca kʏsən, arti: 'mencium').