Revolusi 1989 (disebut juga dengan Kejatuhan Komunisme atau Revolusi Eropa Timur[1]) adalah revolusi yang pecah di negara komunis di beberapa negara Eropa Tengah dan Timur.
Revolusi dimulai di Polandia tahun 1988,[2][3] kemudian berlanjut di Hungaria, Jerman Timur, Bulgaria, Cekoslowakia, dan Rumania. Salah satu hal penting dalam perkembangan revolusi ini adalah penggunaan demonstrasi anti kekerasan terhadap pemerintahan partai tunggal dan tuntutan untuk perubahan.[4] Rumania adalah satu-satunya negara Blok Timur yang menggulingkan rezim komunisnya melalui kekerasan.[5]Demokrasi Tiananmen 1989 gagal mengubah keadaan politik China. Revolusi anti-komunis yang paling terkenal adalah runtuhnya Tembok Berlin, yang akhirnya menjadi pintu gerbang Reunifikasi Jerman tahun 1990.
^Sorin Antohi and Vladimir Tismăneanu, "Independence Reborn and the Demons of the Velvet Revolution" in Between Past and Future: The Revolutions of 1989 and Their Aftermath, Central European University Press. ISBN 963-9116-71-8. p.85.