Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Krisis Kongo


Krisis Kongo (bahasa Prancis: Crise congolaise) adalah masa kebangkitan politik dan konflik di Republik Kongo (sekarang Republik Demokratik Kongo)[c] antara 1960 dan 1965. Krisis tersebut dimulai setelah Kongo merdeka dari Belgia, dan berakhir, secara tak resmi, dengan seluruh negara tersebut berada di bawah kekuasaan Joseph-Désiré Mobutu. Diwarnai dengan serangkaian perang saudara, Krisis Kongo juga merupakan konflik proksi dalam Perang Dingin dimana Uni Soviet dan Amerika Serikat mendukung faksi-faksi yang berseberangan. Sekitar 100,000 orang diyakini tewas pada krisis tersebut.

Catatan dan referensi

Catatan kaki

  1. ^ OPBBK, Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kongo, meliputi para pasukan dari Ghana, Tunisia, Maroko, Ethiopia, Irlandia, Guinea, Swedia, Mali, Sudan, Liberia, Kanada, India, Indonesia, Republik Arab Bersatu dan lain-lain.[1]
  2. ^ Sekesi Katanga dan Kasai Selatan juga didukung oleh Afrika Selatan, Prancis dan negara tetangganya Federasi Afrika Tengah.[2] Namun, negara tersebut tak pernah secara resmi diakui oleh negara lain.[3]
  3. ^ Tidak sama dengan negara tetangganya yang dikenal sebagai Republik Kongo, dulunya Kongo Prancis, dengan ibukotanya di Brazzaville. Nama negara tersebut diubah menjadi Republik Demokratik Kongo pada Agustus 1964.[5]

Referensi

  1. ^ Haskin 2005, hlm. 24–5.
  2. ^ Nzongola-Ntalaja 2007, hlm. 101.
  3. ^ Nugent 2004, hlm. 97.
  4. ^ Mwakikagile 2014, hlm. 72.
  5. ^ EISA 2002a.

Daftar pustaka

Bacaan tambahan

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya