Gereja Katolik di Gambia adalah bagian dari Gereja Katolik di seluruh dunia, di bawah kepemimpinan spiritual Paus di Roma. Keuskupan Banjul meliputi seluruh negeri Gambia.
Sejarah
Sejarah Gereja Katolik di Gambia terkait erat dengan Senegal. Pada tahun 1445 Portugis tiba di pantai Afrika Barat dengan upaya pertama evangelisasi. Upaya evangelisasi lebih lanjut akan dilakukan oleh misionaris Prancis pada tahun 1849.[1] Antara tahun 1849 dan 1949, agama Katolik sebagian besar terbatas di Banjul.[1]
Dari sudut pandang gerejawi, baru pada tahun 1931 lahir misi Gambia, yang dipercayakan kepada Jemaat Roh Kudus, terlepas dari Vikariat Apostolik Senegambia. Pada tahun 1951 didirikan Prefektur Apostolik Bathurst (sekarang Banjul), yang menjadi sebuah keuskupan pada tahun 1957 yang tunduk langsung pada Takhta Suci.
Pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Gambia dan memberikan dorongan lebih lanjut untuk minat dalam hubungan Kristen-Muslim dalam komunitas Katolik. Paus menekankan pentingnya hubungan baik yang ada di antara keduanya. Dia menyatakan “kita semua peziarah di jalan mencari untuk melakukan kehendak Tuhan dalam segala hal. Meskipun kita berbeda dalam banyak hal, ada unsur-unsur penting dari keyakinan kita masing-masing yang dapat menjadi dasar bagi dialog yang bermanfaat dan memperkuat semangat toleransi dan gotong royong”. Dia bertemu dengan para pemimpin komunitas Muslim, dan umat Islam hadir pada Misa yang dia rayakan di Stadion Kemerdekaan saat berada di Gambia.
Organisasi dan institusi
Pada tahun 2008 Gereja Katolik hadir di wilayah itu dengan satu-satunya Keuskupan Banjul, tunduk langsung pada Takkhta Suci.
Pada tahun 2019, Gereja Katolik Gambia menghitung:
Gambia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim (sekitar 94% dari populasi pada tahun 2020).[4] Hubungan antara komunitas Muslim dan Kristen di Gambia umumnya sangat baik. Gereja Katolik menjalankan berbagai misi termasuk sekolah yang dihadiri anak-anak dari orang tua Muslim. Dari populasi Kristen minoritas, ada sekitar 30.000 umat Katolik, yang mewakili sekitar 2% dari populasi.