Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Bahasa Urartu

Bahasa Urartu
Vannik
Dituturkan diDataran Tinggi Armenia (wilayah Turki modern)
WilayahUrartu
EraAbad ke-9 hingga ke-6 SM
Kode bahasa
ISO 639-3xur
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
xur
Glottologurar1245[1]
IETFxur
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Urartu diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [2][3]
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Urartu atau bahasa Vannik dituturkan oleh penduduk Kerajaan Urartu, terletak di pesisir Danau Van, dekat Kota Van, Turki.[4] Penyebaran bahasa ini tidak diketahui. Beberapa para ahli bahasa percaya bahwa bahasa ini pernah digunakan sepanjang Lembah Zab,[5] yang lain percaya bahwa bahasa ini hanya digunakan oleh kalangan atas, khususnya kelas penguasa kerajaan.[6]

Melalui naskah tertuli, bahasa ini paling awal digunakan pada abad ke-9 SM. Bahasa Urartu tidak lagi ditulis setelah runtuhnya Kerajaan Urartu pada tahun 585 SM, dan mungkin menjadi punah karena keruntuhan itu.[7] Bahasa ini telah lama berhubungan, dan secara bertahap digantikan sepenuhnya, oleh bahasa Proto-Armenia,[8][9][10] meskipun baru pada abad kelima Masehi munculnya naskah tertulis tertua dari bahasa Armenia.[11]

Penggolongan

Bahasa Urartu termasuk jenis bahasa aglutinatif, yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Hurri-Urartu, yang bagian satunya adalah Hurri.[12] Bahasa ini bertahan dalam banyak prasasti yang ditemukan di wilayah Kerajaan Urartu, yang ditulis dalam aksara paku Asyur. Ada klaim,[13] naskah asli yang terdapat aksara berbeda, "Hieroglif Urartu", tetapi belum dipastikan kebenarannya.

Bahasa Urartu mirip dengan bahasa Hurri, bahasa yang memiliki bukti tertulis lebih banyak pada periode sebelumnya yang tidak tumpang tindih, kira-kira dari 2000 SM hingga 1200 SM (ditulis oleh penutur asli hingga sekitar 1350 SM). Kedua bahasa tersebut telah berpisah dari satu bahasa purba pada sekitar tahun 2000 SM.[14][15] Meskipun bahasa Urartu bukan merupakan turunan dari salah satu dialek Hurrian,[16] banyak tata bahasanya sangat mudah dijelaskan sebagai bahasa yang serumpun. Kemiripan ini bahkan lebih dekat dengan ragam bahasa Hurri Kuno, yang dikenal dari prasasti dwibahasa Hurri-Het.

Hubungan lain dari rumpun bahasa Hurri-Urartu masih diperdebatkan. Terdapat berbagai usulan untuk hubungan dengan rumpun bahasa lain (Kaukasus Timur Laut, Indo-Eropa, ataupun Kartvelia), tetapi tidak ada yang diterima secara umum.[17]

Kosakata bahasa ini banyak menyerap dari Indo-Eropa (bahasa Armenia, Anatolia, Iran, dan Paleo-Balkan) terdapat pada nama orang, seperti Arame dan Argishti, wilayah seperti Diauehi dan Uelikulqi, serta kota kuno seperti Arzashkun, dan beberapa kosakata lainnya.[18][19]

Penguraian prasasti

Prasasti batu runcing Urartu dipajang di Museum Erebuni di Yerevan, Armenia. Prasasti itu berarti: "Untuk Dewa Khaldi, tuan Argishti, putra dari Menua, membangun kuil ini dan benteng yang perkasa ini. Ku menyatakannya Irbuni (Erebuni) untuk kemuliaan negara-negara Biai (=Urartu) dan untuk membuat negeri-negeri Lului (=musuh) kagum. Demi kebesaran Dewa Khaldi, inilah Argishti, putra Menua, raja yang perkasa, raja negeri Biai, penguasa kota Tushpa".

Ahli bahasa berkebangsaan Jerman bernama Friedrich Eduard Schulz yang menemukan beberapa prasasti Urartia di wilayah Danau Van pada tahun 1826, membuat salinan beberapa prasasti beraksara paku di Tushpa, tetapi tidak dapat menguraikannya.[20]

Salinan dari Schulz, diterbitkan secara anumerta pada tahun 1840 hanya pada Journal Asiatique,[21] sangat penting dalam meneruskan penguraian tulisan paku Mesopotamia oleh Edward Hincks.[22]

Setelah usaha penguraian aksara paku Asyur berhasil pada dasawarsa 1850-an, salinan Schulz menjadi dasar untuk menguraikan bahasa Urartu. Segera setelah berhasil diuraikan, bahasa Urartu tidak berhubungan dengan bahasa lain, dan upaya penguraian berdasarkan bahasa-bahasa kuno yang terkenal di wilayah penemuan itu gagal.[23] Aksara itu akhirnya dapat diuraikan pada tahun 1882 oleh Archibald Sayce. Prasasti tertua berasal dari zaman Sarduri I Urartu, yang bergelar "Raja Empat Wilayah".[20]

Penguraian aksara itu sangat berkembang setelah Perang Dunia I, dengan ditemukannya prasasti dwibahasa Urartu-Asyur di Kelišin dan Topzawä.[23][24]

Pada tahun 1963, sebuah tata bahasa Urartu diterbitkan oleh G. A. Melikishvili yang ditulis dalam bahasa Rusia, diterjemahkan dalam bahasa Jerman pada tahun 1971. Pada tahun 1970-an, naskah penelitian ilmiah tentang hubungan dengan bahasa Hurri digagas Igor M. Diakonoff.

Naskah

Naskah-naskah tertua yang diketahui berasal dari masa pemerintahan Sarduri I, dari akhir abad ke-9 SM.[25] Naskah-naskah terus diterbitkan hingga jatuhnya Kerajaan Urartu pada 200 tahun kemudian.

Kira-kira dua ratus prasasti yang ditulis dalam bahasa Urartu, yang mengadopsi dan memodifikasi aksara paku Asyur, telah ditemukan hingga saat ini.[26]

Aksara

Aksara paku

Aksara paku Urartu adalah penyederhanaan baku dari aksara paku Asyur Baru. Tidak seperti di Asyur, setiap logo hanya mengekspresikan satu nilai suara. Simbol gi 𒄀 memiliki fungsi khusus untuk menyatakan jeda, seperti u-gi-iš-ti untuk Uīšdi. Sebuah ragam lain dengan irisan yang tidak tumpang tindih digunakan untuk prasasti batu.

Hieroglif

Bahasa Urartu jarang ditulis dalam aksara "Hieroglif Anatolia" yang terutama digunakan untuk menulis bahasa Luwia. Bukti untuk ini hanya terdapat pada kuil kuno Altıntepe.

Ada anggapan bahwa selain prasasti hieroglif Luwia, Urartu juga memiliki aksara hieroglif asli. Naskah prasasti terlalu jarang untuk mendukung anggapan ini. Masih belum jelas apakah simbol-simbol tersebut membentuk sistem penulisan yang koheren, atau hanya mewakili banyak ekspresi yang tidak terkoordinasi dari proto-tulisan atau gambar saja.[27] Apa yang dapat diidentifikasi dengan keyakinan tertentu adalah dua simbol atau "hieroglif" yang ditemukan pada kuil kuno itu, mewakili unit pengukuran tertentu: untuk aqarqi dan untuk ṭerusi. Hal ini diketahui karena beberapa bejana kuno yang ditemukan ditulis dalam bentuk paku maupun dengan simbol-simbol ini.[28]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Urartian". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  3. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  4. ^ People of Ancient Assyria: Their Inscriptions and Correspondence - Page 89 by Jørgen Laessøe
  5. ^ Wilhelm, Gernot. 2008. Urartian. In Woodard, Roger D. (ed.) The Ancient Languages of Asia Minor. P.105. "Neither its geographical origin can be conclusively determined, nor the area where Urartian was spoken by a majority of the population. It was probably dominant in the mountainous areas along the upper Zab Valley and around Lake Van."
  6. ^ Zimansky, Paul. "Urartian Material Culture As State Assemblage: An Anomaly in the Archaeology of Empire." Bulletin of the American Schools of Oriental Research No. 299/300, The Archaeology of Empire in Ancient Anatolia (Aug.- Nov., 1995). University of Chicago Press. pp. 103-115.https://www.jstor.org/stable/1357348
  7. ^ Wilhelm, Gernot. 2008. Urartian. In Woodard, Roger D. (ed.) The Ancient Languages of Asia Minor. P.106: "We do not know when the language became extinct, but it is likely that the collapse of what had survived of the empire until the end of the seventh or the beginning of the sixth century BCE caused the language to disappear."
  8. ^ Petrosyan, Armen. The Armenian Elements in the Language and Onomastics of Urartu. Aramazd: Armenian Journal of Near Eastern Studies. 2010. (https://www.academia.edu/2939663/The_Armenian_Elements_in_the_Language_and_Onomastics_of_Urartu)
  9. ^ Encyclopedia of Indo-European cultureAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Mallory, J. P., Adams, Douglas Q. London: Fitzroy Dearborn. 1997. hlm. 30. ISBN 978-1884964985. OCLC 37931209. Armenian presence in their historical seats should then be sought at some time before c 600 BC; ... Armenian phonology, for instance, appears to have been greatly affected by Urartian, which may suggest a long period of bilingualism. 
  10. ^ Igor M. Diakonoff. The Pre-history of the Armenian People. 1968. (http://www.attalus.org/armenian/diakph11.htm)
  11. ^ Clackson, James P. T. 2008. Classical Armenian. In: The languages of Asia Minor (ed. R. D. Woodard). P.125. "The extralinguistic facts relevant to the prehistory of the Armenian people are also obscure. Speakers of Armenian appear to have replaced an earlier population of Urartian speakers (see Ch. 10) in the mountainous region of Eastern Anatolia. The name Armenia first occurs in the Old Persian inscriptions at Bīsotūn dated to c. 520 BCE (but note that the Armenians use the ethnonym hay [plural hayk‘] to refer to themselves). We have no record of the Armenian language before the fifth century CE. The Old Persian, Greek, and Roman sources do mention a number of prominent Armenians by name, but unfortunately the majority of these names are Iranian in origin, for example, Dādrši- (in Darius’ Bīsotūn inscription), Tigranes, and Tiridates. Other names are either Urartian (Haldita- in the Bīsotūn inscription) or obscure and unknown in literate times in Armenia (Araxa- in the Bīsotūn inscription)."
  12. ^ The Oxford Encyclopedia of Archaeology in the Near East - Page 292 by Eric M. Meyers, American Schools of Oriental Research
  13. ^ Jeffrey J. Klein, Urartian Hieroglyphic Inscriptions from Altintepe, Anatolian Studies, Vol. 24, (1974), 77-94
  14. ^ Wilhelm 1982: 5
  15. ^ Wilhelm, Gernot (2008). "Urartian". Dalam Woodard, Roger D. The Ancient Languages of Asia MinorAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 105–123. 
  16. ^ Academic American Encyclopedia - Page 198
  17. ^ Wilhelm, Gernot (2008). "Hurrian". Dalam Woodard, Roger D. The Ancient Languages of Asia MinorAkses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 81–104. 
  18. ^ Ivanov, Vyacheslav V. "Comparative Notes on Hurro-Urartian, Northern Caucasian and Indo-European." UCLA Indo-European Studies 1 (1999): 147-264 http://www.pies.ucla.edu/IESV/1/VVI_Horse.pdf Diarsipkan 2018-09-24 di Wayback Machine.
  19. ^ Petrosyan, Armen "The Armenian Elements in the Language and Onomastics of Urartu" Aramazd Vol V. Issue 1 (2010): 133-140 [1].
  20. ^ a b John Noonan, Van! at saudiaramcoworld.com
  21. ^ Schulz, Fr. Ed., "Mémoire sur le lac du Van et ses environs, Journal Asiatique ser. 3 vol. 9 (1840): 257-323 + 8 plates.
  22. ^ Hincks, Edward. "On the Inscriptions at Van." Journal of the Royal Asiatic Society 9 (1847): 387-449.
  23. ^ a b A. Götze 1930, 1935
  24. ^ J. Friedrich 1933
  25. ^ Urartu - Page 65 by Boris Borisovich Piotrovskiĭ
  26. ^ The international standard Bible encyclopedia - Page 234 by Geoffrey William Bromiley
  27. ^ Paul Zimansky, Urartian Material Culture As State Assemblage: An Anomaly in the Archaeology of Empire. Bulletin of the American Schools of Oriental Research, No. 299/300, The Archaeology of Empire in Ancient Anatolia (Aug. - Nov., 1995), pp. 103-115
  28. ^ Mirjo Salvini: Geschichte und Kultur der Urartäer. Wissenschaftliche Buchgesellschaft, Darmstadt 1995. ISBN 3-534-01870-2

Daftar pustaka

  • C. B. F. Walker: Reading the Past: Cuneiform. British Museum Press, 1996, ISBN 0-7141-8077-7.
  • J. Friedrich: "Urartäisch", in Handbuch der Orientalistik I, ii, 1-2, pp. 31–53. Leiden, 1969.
  • Gernot Wilhelm: "Urartian", in R. Woodard (ed.), The Cambridge Encyclopedia of the World’s Ancient Languages. Cambridge, 2004.
  • Vyacheslav V. Ivanov: "Comparative Notes on Hurro-Urartian, Northern Caucasian and Indo-European". UCLA, 1996
  • Mirjo Salvini: Geschichte und Kultur der Urartäer. Wissenschaftliche Buchgesellschaft, Darmstadt, 1995.
  • Jeffrey J. Klein, "Urartian Hieroglyphic Inscriptions from Altintepe", Anatolian Studies, Vol. 24, (1974), 77-94.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya