PT Perkebunan Nusantara II atau biasa disingkat menjadi PTPN II, dulu adalah anak usaha PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit, tebu, dan tembakau.[5] Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN I.[6]Sehingga PTPN ini disebut sebagai PT Perkebunan Nusantara I Regional 1.
Sejarah
Perusahaan ini dibentuk berdasarkan PP No. 7 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996[7] tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan II dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan IX Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara II. Selain di Sumatera Utara, perusahaan ini juga mengembangkan penanaman kelapa sawit di Papua, yaitu di Kabupaten Manokwari, Arso, dan Jayapura.
Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[8] Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk menyatukan pengelolaan pabrik gula di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua asetnya yang berupa pabrik gula ke PT Sinergi Gula Nusantara.[9] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa kebun tebu.
Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN I, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang pendukung bisnis perkebunan.[6]
Komoditi usaha
PTPN II dulu mengusahakan komoditas kelapa sawit, tebu, dan tembakau.
Kelapa sawit
Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas sekitar 59.412 hektar.[10] Berikut ini kebun kelapa sawit yang dulu dikelola oleh PTPN II:
Distrik Rayon Utara
|
Nama kebun
|
Luas (ha)
|
Kwala Sawit
|
6.541
|
Air Tenang
|
4.905
|
Batang Serangan
|
2.899
|
Sawit Seberang
|
8.079
|
Sawit Hulu
|
9.671
|
Distrik Rayon Selatan
|
Nama kebun
|
Luas (ha)
|
Melati
|
2.030
|
Tanjung Garbus Pagar Merbau
|
5.409
|
Limau Mungkur
|
2.637
|
Bandar Klippa
|
8.221
|
Patumbak
|
4.725
|
Tandem
|
2.420
|
Tanjung Jati
|
1.881
|
Selain penanaman komoditas pada areal sendiri plus inti, PTPN II dulu juga mengelola areal plasma milik petani seluas 22.460,50 ha untuk tanaman kelapa sawit. Untuk mengolah kelapa sawit, PTPN II dulu memiliki empat Pabrik Kelapa Sawit (PKS), yakni :
- PKS Kwala Sawit
- PKS Sawit Seberang
- PKS Sawit Hulu
- PKS Pagar Merbau
Keempat Pabrik Kelapa Sawit memiliki kapasitas total 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam.
Tebu dan tembakau
Budidaya tembakau dilakukan di lahan seluas 4 hektar,[4] sementara tebu lahan kering ditanam pada areal seluas 23.719 hektar. Berikut ini kebun tebu yang dulu dikelola oleh PTPN II:[11]
Nama kebun
|
Luas (ha)
|
Kwala Madu
|
6.499
|
Tandem Hilir
|
1.752
|
Buluh Cina
|
2.980
|
Helvetia
|
5.572
|
Sei Semayang
|
6.916
|
Untuk mengolah tebu, PTPN II dulu memasok tebunya ke dua Pabrik Gula (PG) yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara, yakni PG Kwala Madu dan PG Sei Semayang, yang masing-masing berkapasitas 4.000 ton tebu per hari.
Bengkel Pusat Sei Semayang
Sebagai perusahaan perkebunan yang mengedepankan kemajuan teknologi, PT Perkebunan Nusantara II (Persero) dulu memiliki satu unit Bengkel Pusat di Sei Semayang, Sunggal, Deli Serdang sebagai sarana pendukung dalam optimalisasi pengembangan hasil komoditi yang diusahakan seperti penyediaan alat berat, perawatan mesin-mesin pabrik, dan juga penyediaan fasilitas pengangkutan komoditas agar kinerja perusahaan menjadi lebih maksimal sehingga menghasilkan laba bagi perusahaan yang lebih siginifikan.
Referensi
Pranala luar
|
---|
Menjadi anak usaha BUMN lain | |
---|
Digabung ke/dengan BUMN lain | |
---|
Dijual ke swasta | |
---|
Diubah statusnya | |
---|
Dibubarkan | |
---|
|