Papan kereta api Argo Dwipangga sebelum menggunakan rangkaian generasi terbaru dan masih digunakan untuk petunjuk KA di setiap peron stasiun hingga saat ini Logo yang seharusnya digunakan saat ini, tetapi dilepas guna untuk fleksibilitas dinasan kereta lain
Kereta api Argo Dwipangga melaju mengarah Surakarta dengan rangkaian generasi baru
Perjalanan kereta api ini menuju Jakarta (Gambir) dilakukan pada malam hari, sedangkan perjalanan menuju Surakarta (Solo Balapan) dilakukan pada pagi hari, berkebalikan dengan jadwal perjalanan yang ditawarkan oleh kereta api Argo Lawu.
Kereta api Argo Dwipangga menempuh perjalanan dari Solo Balapan menuju Gambir sejauh 571 km dalam waktu sekitar 7 jam dan hanya berhenti di Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan Jatinegara (hanya arah Surakarta).[1] Rangkaian kereta api ini terdiri dari delapan kereta kelas eksekutif, dua kereta kelas luxury, satu kereta makan, dan satu kereta pembangkit.
Kereta api Dwipangga pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI saat itu, Giri Suseno Hadihardjono, pada 21 April 1998, dengan Lokomotif CC203 25 (CC203 98 13 SDT) sebagai lokomotif dinas.[3] Rangkaian kereta yang digunakan awalnya merupakan kereta kelas spesial dengan susunan kursi 2–1 sebanyak 33 kursi dalam satu kereta, hasil perbaikan kereta keluaran 1950-an maupun lebih muda secara besar-besaran.[4] Tarif yang ditetapkan untuk kelas spesial saat itu sebesar Rp160.000,00.[4]
Kereta api Argo Dwipangga (1998–2011)
Sebagai tanggapan atas rendahnya tingkat okupansi pada kereta api kelas spesial, maka ia dilakukan perubahan layanan menjadi kelas eksekutif dan nama kereta api ini diubah menjadi "Argo Dwipangga" pada 5 Oktober 1998. Corak pada rangkaian kereta api Argo Dwipangga saat itu berwarna putih-kuning gading, sebagian berwarna abu-abu khas kereta api Argo.[5]
Pada November 1998, kereta api Argo Dwipangga mulai beroperasi menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA, tetapi kereta makan dan kereta pembangkit yang digunakan berupa kereta yang telah ada di Depo Solo Balapan. Pada tahun 2002, kereta api ini juga beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta eksekutif Argo Lawu keluaran 1996 setelah ia beroperasi menggunakan rangkaian berbogie K9.[5]
Kereta api Argo Dwipangga saat itu memiliki ciri khas, yaitu logo "Dwipangga" dengan gambar gajah, baik saat masih menjadi kereta kelas spesial maupun kelas eksekutif Argo—tidak seperti logo pada kereta api Argo saat itu—sebelum dilakukan perubahan logo seperti kereta api kelas eksekutif Argo lainnya.
Setelah Balai Yasa Manggarai melakukan penyehatan kereta eksekutif keluaran tahun 1984 dan 1986 sebagai eksekutif new image dengan kaca berbentuk "seperti pesawat", kereta api Argo Dwipangga beroperasi menggunakan kereta eksekutif hasil penyehatan tersebut mulai 2011, sementara kereta buatan tahun 1996 dan 1998 dimutasi ke Depo Kereta Yogyakarta (YK) digunakan untuk pengoperasian kereta api Taksaka.
Sejak 21 Juli 2016, kereta api Argo Dwipangga untuk perjalanan reguler bersama Argo Lawu dan Bima sempat beroperasi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru keluaran 2016 oleh PT INKA—sebelum dilakukan penggantian rangkaian kereta pada 1 Desember 2019.
Kereta api Argo Dwipangga melayani kelas luxury mulai 26 Mei 2019 yang memiliki 26 tempat duduk.[6]
Per 1 Juni 2023 bertepatan dengan grafik perjalanan kereta api baru untuk tahun 2023, KA Argo Dwipangga menuju Surakarta berhenti juga di Stasiun Jatinegara untuk memberikan alternatif bagi penumpang wilayah Jabodetabek yang menggunakan layanan tersebut.
Per Desember 2023, kereta api Argo Dwipangga mendapatkan rangkaian baja nirkarat generasi kedua buatan PT INKA. Rangkaian terbaru tersebut telah diluncurkan pada 13 Desember 2023. Perbedaan dengan generasi sebelumnya adalah pintu masuk kereta dan pintu penghubung antarkereta sudah menggunakan pintu elektrik otomatis. Hal ini akan semakin memudahkan pelanggan dalam membuka ataupun menutup pintu tanpa mengeluarkan banyak energi. Suara aktivitas buka-tutup pintu pun menjadi lebih senyap.
Di samping itu, sistem informasi penumpang (PIDS) yang tersedia di masing-masing kereta dapat menampilkan informasi stasiun terdekat, kecepatan, dan suhu ruangan. PIDS tersebut membantu menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih baik dan menyediakan informasi yang penting bagi pelanggan selama perjalanan. Jendela kereta eksekutif dan luxury generasi baru juga telah diperbarui menjadi tempered double glass dari sebelumnya tempered glass sehingga tingkat keamanan lebih tinggi, membantu mengurangi masuknya panas berlebih dan sinar UV ke dalam ruangan, serta mereduksi kebisingan lebih baik. KAI menambah USB charger port pada masing-masing kursi, di samping stop kontak yang telah tersedia di dinding kereta. Adanya tambahan fasilitas pengisian daya tersebut membuat penumpang dapat terus menggunakan perangkat telepon pintar, laptop, dan jam tangan pintar mereka tanpa khawatir kehabisan daya, sesuai dengan kebutuhan modern.
Keunggulan lain pada rangkaian kelas luxury terbaru berupa penambahan toilet dari Kereta Luxury sebelumnya dari 1 toilet menjadi 2 toilet dan dipisahkan menjadi toilet pria dan wanita. Kereta makan di rangkaian generasi terbaru ini juga turut diperbarui menjadi lebih mewah dengan interior dan furnitur premium. Kereta makan tersebut didominasi sentuhan kayu serta kursi makan yang lebih empuk dan lembut. Sistem informasi yang sama juga tersedia di kereta makan.[7]
Insiden
Pada 9 Desember 2002, kereta api Argo Dwipangga terguling ke sawah di Sarwogadung, Mirit, Kebumen, akibat truk yang menyenggol jembatan kereta dan mengakibatkan rel bergeser. Akibatnya, empat orang tewas dan 24 lainnya luka berat, serta ratusan penumpang terluka ringan akibat anjlokan tersebut.[8]
Pada 3 April 2007, kereta api Argo Dwipangga mengalami anjlok di km 342+500, Babakan, Karanglewas, Banyumas yang mengakibatkan perjalanan kereta api terhambat.[9]
Pada 1 Oktober 2013, kereta api Argo Dwipangga menabrak mobil bak terbuka yang mengangkut rombongan haji di Kertasemaya, Indramayu. Ketiga belas orang tewas dalam kejadian tersebut.[10]
Pada 25 Agustus 2019, kereta api Argo Dwipangga menabrak truk di km 463+4/5 antara Stasiun Kutowinangun dan Stasiun Prembun yang mengakibatkan sopir truk meninggal dunia dan satu orang lainnya luka-luka.[11]
Stasiun pemberhentian
Menurut Gapeka 2023 yang dirilis 1 Juni 2023, berikut ini adalah stasiun kereta api dan jadwalnya yang dilayani oleh kereta api Argo Dwipangga.[12]
^ ab"Dwipangga". Perusahaan Umum Kereta Api. Archived from the original on 2021-10-23. Diakses tanggal 2020-10-22.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
Hanya berisi layanan kereta api yang dioperasikan oleh induk perusahaan. Untuk layanan yang dioperasikan oleh anak perusahaan, lihat Templat:KAI Commuter untuk layanan KAI Commuter, Templat:KAI Bandara untuk layanan KAI Bandara dan Templat:KCIC untuk layanan KCIC/Whoosh
1 Masuk ke dalam Daftar Benda Cagar Budaya yang Dilindungi Pemerintah Kota Surakarta, 2 Dicoret dari daftar karena usia pembangunan kurang dari 50 tahun Portal Surakarta ·Wikipedia:Buku/Surakarta