Juna Rorimpandey
Junior John Rorimpandey, (lahir 20 Juli 1975) yang dikenal sebagai Juna Rorimpandey atau Chef Juna adalah seorang jurutama masak dan koki selebritas berkebangsaan Indonesia. Juna merupakan koki dengan spesialisasi dalam masakan Jepang dan masakan Prancis yang ia pelajari ketika tinggal selama 12 tahun di Amerika Serikat. Namanya dikenal luas oleh publik sejak dipercaya menjadi juri di ajang memasak MasterChef Indonesia sejak 2011. Kehidupan awal dan karierJunior John Rorimpandey[1] lahir pada 20 Juni 1975 di Jakarta.[2] Ia merupakan keturunan Minahasa dengan marga Rorimpandey. Juna menghabiskan masa kecil di pinggiran Jakarta. Ia mengaku berasal dari keluarga yang sangat sederhana.[3] Saat berusia 6 tahun, ia ditinggal pergi tanpa nafkah oleh sang ayah, sehingga ibunya harus bekerja dan membuatnya jarang berada di rumah. Karena tidak ada orang yang mengarahkan mana hal baik dan buruk menyebabkan masa mudanya menjadi pribadi yang nakal.[4] Juna menghabiskan masa kecil hingga remaja di Bali. Ia pindah dari Jakarta ke Bali pada 1984. Ia mengenyam pendidikan SD dan SMP di Cipta Dharma Denpasar. Hingga masa SMA di SMA Negeri 3 Denpasar. Dua tahun pertama di Bali, ia tinggal di mess Pertamina Cottage di Tuban, Kuta, Badung. Setelah itu ia tinggal di daerah Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar hingga lulus SMA pada 1993.[5] Ketika bersekolah, ia kerap terlibat kegiatan adu jotos dan membolos.[6] Juna membuat tato pertamanya pada 1991 di Bali saat masih menjadi pelajar SMA di bagian pergelangan kaki.[7] Saat berusia 17 tahun, ia membuat geng motor bernama Bad Bones yang mengendarai Harley Davidson bersama-sama tanpa peduli kemanapun akan pergi. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan kuliah di Universitas Trisakti program studi Teknik Perminyakan selama 3,5 tahun tetapi tidak selesai.[8][9] Di masa mudanya di era 90-an, Juna sempat terjerumus dalam pergaulan bebas dan menjalani kehidupan yang keras. Ia pernah diculik, disiksa, hampir ditembak dan overdosis.[10][11] Namun pikirannya pun berubah dan berniat memperbaiki diri. Pada suatu kesempatan ia akhirnya melihat peluang untuk memperbaiki hidup. Waktu itu ada pameran di Jakarta Convention Center untuk sekolah di luar negeri yang kebetulan bekerja sama dengan agen perjalanan milik ibunya yang menawarkan sekolah pilot selama 6 bulan di Brownsville, Texas, Amerika Serikat. Tak sampai lulus kuliah, ia memutuskan menjual motor Harley Davidson seharga Rp40 juta untuk menjalani sekolah pilot di Amerika. Namun sekolah pilot tidak berjalan selama 6 bulan karena untuk awal kelas merupakan penerbangan virtual dan dengan faktor cuaca di Amerika hanya boleh terbang saat tidak berawan. Juna berhasil mendapatkan lisensi untuk menerbangkan pesawat pribadi. Kemudian ketika kejadian krisis ekonomi 1997, sekolahnya bangkrut. Akhirnya ia bersama anak-anak dari Indonesia lainnya kemudian pindah ke Houston untuk meneruskan target 250 jam terbang agar mendapatkan lisensi untuk penerbangan komersil supaya dapat bekerja di maskapai penerbangan. Namun karena waktu pendidikan yang mundur membuat biaya hidupnya tak terbayar lagi dari hasil menjual motor. Ditambah lagi, pasca-kerusuhan Mei 1998, ibunya tak sanggup membiayai pendidikannya di Amerika sehingga ia membiayai hidupnya sendiri di Amerika.[12][13][14] Juna akhirnya menanggalkan impiannya. Demi mempertahankan hidupnya di Amerika serikat, ia bekerja apa saja. Ia juga bertahan tinggal di Amerika Serikat sebagai imigran gelap dikarenakan visa pelajarnya yang sudah habis. Akhirnya ia mendapat pekerjaan sebagai pelayan di sebuah restoran tradisional Jepang bernama Miyako. Gaji pertama yang diterimnanya sebesar 1000 Dollar AS per bulan. Kemudian master susyi di tempatnya bekerja menawari Juna untuk menjadi mengajarinya sebagai pemasak. Juna pun menerima tawaran itu dan bersedia dilatih dari awal dengan metode yang keras. Selama berbulan-bulan ia hanya diberi tugas memasak nasi, mengupas udang, dan pekerjaan sejenisnya. Berkat keuletannya, pemilik restoran pun mempromosikan Juna untuk mendapatkan kartu hijau ijin tinggal di Amerika dan diberikan kesempatan bekerja selama 5 tahun di restoran tersebut.[15] Kemampuannya untuk cepat belajar dan determinasinya membuat chef terkesan. Dalam waktu kurang lebih dua tahun, posisinya yang semula di tim juru masak kemudian dipercaya sebagai chef.[16][12] Kerja kerasnya untuk bertahan hidup di Amerika yang membawa Juna ke dunia kuliner. Ia mengakui bahwa keterlibatanya di dunia kuliner merupakan hasil dari sebuah “keterpaksaan” demi bisa bertahan hidup. Pada tahun 2002, Chef Juna mengambil alih jabatan kepala koki di restoran tersebut karena master susyi yang melatih Juna pindah ke restoran lain. Pada 2003, Juna pindah kerja ke restoran susyi di Houston yaitu Uptown Sushi sebagai chef eksekutif.[17] Gaji yang didapatkan pun meningkat menjadi 4.000 Dollar AS per bulan. Tak hanya mendalami masakan Jepang, pada 2004 Juna akhirnya memutuskan untuk bergabung ke restoran Perancis yang bernama The French Laundry yang dikenal sebagai restoran dengan peraturan ketat dan menerapkan standar tinggi. Dia pun belajar dari awal. Di sana ia dididik dengan keras. Restoran ini pun memberikan hukuman terhadap kesalahan yang dilakukan kokinya. Di restoran ini ia hanya mendapat penghasilan kurang dari setengahnya. Untuk mengimbangi pengeluarannya, Juna lalu bekerja di beberapa restoran, 40 jam di restoran Perancis dan 40 jam lagi di restoran lainnya.[15][18] Setelah selama 12,5 tahun tidak pulang ke Indonesia, Agustus 2009 ia memutuskan kembali karena ada perhelatan Harley-Davidson yang paling besar di Jakarta. Selain itu ia juga mengambil cuti selama 3,5 bulan untuk mengamati peluang untuk perkembangan profesi chef dan bisnis restoran. Ia ingin bekerja dan membangun restoran dengan konsep yang selama ini menjadi impiannya. Setelah kembali ke Amerika, Juna mendapatkan kabar bahwa temannya akan membuat restoran yang menurutnya memiliki konsep yang menarik. Di Indonesia Juna menjadi chef eksekutif di restoran Jack Rabbit, Kuningan, Jakarta Selatan dengan konsep menampilkan Juna sebagai chef. Menurutnya itu hal yang bagus untuk dunia kuliner Jakarta di tahun 2010-an.[19] Ia memutuskan mengundurkan diri dari posisinya pada akhir Juli 2011.[20] Namanya dikenal publik secara luas sejak ia dipercaya sebagai juri di ajang kompetisi MasterChef Indonesia musim pertama yang tayang sejak Mei hingga Agustus 2011.[21] Sebenarnya sekembalinya ke Indonesia, ia kerap ditawari produser televisi untuk membintangi iklan, sinetron, atau acara memasak, tetapi ia tolak. Ia mengaku bahwa ia tidak nyaman berada di hadapan kamera. Ia menerima tawaran dari MasterChef Indonesia karena tidak perlu menghadap ke kamera atau tanpa harus berbicara ke kamera.[22] Ia ditawari menjadi juri berawal ketika melihat sifatnya yang galak terhadap kru dapurnya ketika menjadi chef di Jack Rabbit yang memiliki konsep dapur terbuka. Akhirnya pihak RCTI dan Fremantle menghubunginya untuk menjadi juri.[23] Juna sempat absen menjadi juri di musim ketiga dan keempat karena menjadi juri di Hell's Kitchen Indonesia, tetapi ia kembali menjadi juri di musim kelima hingga sekarang.[24] Usaha dan aktivitas lainUsahaJuna mendirikan restoran bernama Correlate yang dibuka sejak Oktober 2016 di lantai lobi gedung Menara Rajawali, Kuningan, Jakarta Selatan. Restoran tersebut bertema eklektik, yang mana pilihan makanan dan minuman yang disajikan dalam Correlate tidak ada batasan atau peraturan khusus. Walaupun mengambil berbagai masakan dari berbagai negara tetapi menggunakan teknik pengolahan gaya Perancis dan Jepang. Di restoran tersebut ia bertindak sebagai chef patron dari yang mengontrol langsung semua makanan yang keluar sebelum disajikan.[25] Setelah berjalan selama satu tahun, Correlate menginfokan tutup secara permanen pada 1 November 2017 melalui Instagram resmi.[26] Bersama rekannya yang bernama Ari, Juna membuka sebuah kedai ramen. Restoran tersebut bernama Go Go Ramen di Transpark Mall Bintaro, Tangerang Selatan, yang resmi dibuka sejak 26 Januari 2020.[27][28] Restoran tersebut menghadirkan menu halal dan penggunaan kode QR pada sistem pemesanan mengadopsi budaya Jepang.[29] Dikarenakan adanya pandemi Covid-19, restoran tersebut menghentikan operasional sejak 11 April 2020.[30] Juna bersama Renatta Moeloek resmi bergabung dengan perusahaan makanan daring, Dailybox yang diumumkan dalam siaran pers pada 20 September 2021. Sebelumnya sejak 2019, ia dan tim Dailybox telah berkolaborasi dengan menghadirkan menu Nusantara kreasinya yaitu Ayam Woku khas Manado[31] Di tahun selanjutnya, Dailybox Group bersama Renatta dan Juna memproduksi serial dokumenter bertajuk Kisarasa: Kenali Kisah di Balik Rasa yang ditayangkan di YouTube sejak 1 September 2022.[32] Serial dokumenter ini diluncurkan sebagai konten promosi untuk kuliner khas Indonesia serta memberikan informasi dengan mengupas sisi lain dari sejumlah kuliner legendaris di Indonesia. Serial tersebut terdiri dari 8 episode yang disutradarai oleh Cianicolay dari Jade Fifty Production dengan Juna dan Renatta sebagai produser eksekutif sekaligus pemandu acara.[33][34] Pada akhir tahun 2022, Renatta dan Juna meluncurkan restoran Antarasa di bawah naungan Dailybox Group yang berlokasi di Puri Indah Mall, Jakarta Barat.[35] Ini merupakan cabang kedua, setelah sebelumnya restoran pertama dibuka di Pontianak, Kalimantan Barat.[36] Berfilosofi from screen to plate, menu-menu yang disajikan terinspirasi dari serial dokumenter Kisarasa: Kenali Kisah di Balik Rasa yang menceritakan perjalanan keduanya dalam mengulik sisi lain dari kekayaan kuliner di Indonesia.[37] Secara khusus, terdapat 3 menu utama yang dinamai Inspirasa yang mana salah satunya adalah Iga Bakar Konro kreasinya dari Renatta yang juga tampil pada episode Kisarasa.[38][39] Cabang ketiganya diluncurkan di lantai dua Mall WTC Batanghari, Jambi pada 4 April 2023.[40] MentorSejak 2018, Juna dipercaya sebagai mentor Teknik Memasak di platform kursus daring, Kelas.com.[41] Di platform tersebut ia mengajarkan secara lengkap mengenai berbagai teknik memasak dan kesalahan yang sering dilakukan saat memasak.[42] Aktivitas komersialJuna kerap dipercaya sebagai duta merek untuk produk berhubungan dengan kuliner, antara lain:
Citra publikJuna kerap dikenal sebagai pribadi yang galak, dingin dan tegas saat menjadi juri. Ia beralasan bahwa semua yang ia tunjukan adalah realitas dari pekerjaan seorang koki yang profesional.[47][48] Ia menegaskan, pembawaannya selama ini yang cenderung blak-blakan adalah caranya membahasakan prinsip disiplin seorang koki.[49] Juna juga identik dengan tato di kedua lengannya. Ia sengaja membuat tato untuk mendukung penampilannya.[50] Pengamat mode dan gaya hidup Sony Muchlison, mengatakan didukung kulitnya yang putih bersih, penampilan Juna dirasa sangat cocok dengan tato yang semakin membuatnya tampil "cool", seperti yang dikenal publik.[51] Kehidupan pribadiSaat menetap di Amerika Serikat, Juna menikah dengan perempuan warga negara AS pada 2007 yang berprofesi sebagai dokter anestesi di rumah sakit MD Anderson. Selepas menikah Juna dan istrinya menunda untuk memiliki anak. Pernikahannya hanya bertahan dua tahun karena perbedaan jam kerja sehingga jarang bertemu dan berkomunikasi.[52][53] Juna menggemari mengendarai motor gede berjenis Harley-Davidson.[54] Ia juga aktif melakukan perjalanan bersama komunitas seperti Harley Owner Group (HOG) dan Bikers Brotherhood MC.[55] FilmografiFilm
Seri web
Televisi
Penghargaan dan nominasi
Penghargaan non-kompetitif
Referensi
Pranala luar
|