Dalam Kisah Para Rasul 11:27–28 dicatat bahwa pada suatu waktu setelah Paulus mulai tinggal di Antiokhia bersama Barnabas dan di sana orang-orang mulai menyebut para murid "orang Kristen", datanglah beberapa nabi, Agabus termasuk di antaranya, dari Yerusalem ke Antiokhia. Oleh kuasa Roh Agabus bangkit dan mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu kemudian terjadi pada zaman Kaisar Romawi, Klaudius pada tahun 45 M menurut sumber sejarah Roma. Sejumlah sejarawan non-Kristen, Suetonius dan Tacitus mencatat bencana kelaparan ini. Menurut sejarawan Yahudi-Romawi dari abad ke-1 M, Flavius Yosefus, bencana kelaparan ini begitu besar sehingga di Yerusalem banyak orang mati karenanya.
Beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 58, ketika Paulus dan Lukas sampai ke kota Kaisarea dalam perjalanan ke Yerusalem, datanglah nabi Agabus dari Yudea pada mereka, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: "Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain." Waktu itu Paulus dan kawan-kawan selama beberapa hari menginap di rumah Filipus, seorang pemberita Injil, yaitu satu dari ketujuh orang diaken mula-mula yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat. Mendengar nubuat Agabus, murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus." Karena Paulus tidak mau menerima nasihat mereka, mereka menyerah dan berkata: "Jadilah kehendak Tuhan!"[1]. Hal ini kemudian terjadi beberapa hari kemudian di Yerusalem dan itu adalah permulaan penahanan Paulus di penjara sampai akhirnya dia dibawa ke Roma dan mati di sana.[2]
Agabus dihormati sebagai santo di berbagai gereja Kristen. Gereja Katholik Roma memperingatinya pada tanggal 13 Februari, sementara gereja-gereja timur memperingati tanggal 8 Maret. Menurut tradisi, ia mati syahid di Antiokhia.