Penginjil, dokter, uskup, buku dan/atau pena, seorang laki-laki didampingi seekor anak lembu bersayap, seorang laki-laki yang melukis ikonSanta Perawan Maria, sebuah kuas dan/atau papan lukis (merujuk pada tradisi bahwa ia seorang pelukis)
Santo Lukas atau kadang kala juga disebut Lukas Penginjil (Ibrani: לוקא; Yunani: Λουκάς Loukás) adalah salah seorang pemimpin pertama umat Kristiani yang oleh tradisi dipercaya sebagai penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul—buku ketiga dan kelima dari Kitab Perjanjian Baru.
Nama
"Lukas" merupakan nama Romawi (dalam bahasa Yunani: Loukas; bahasa Latin: Lucas) yang merupakan kependekan dari "Lukius" ("Lucius") atau "Lukanus" ("Lucanus"), keduanya nama Romawi umum, yang juga sering dipakai oleh bangsa lain di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi.[2]
Lukas diduga berdarah Yunani, berasal dari kota Antiokhia, Siria. Dalam Agama Katolik, ia dihormati sebagai santo pelindung para dokter dan ahli bedah, serta hari perayaannya ditetapkan tanggal 18 Oktober.
Catatan pertamanya ada di dalam Surat Rasul Paulus kepada Filemon, ayat 24. Ia juga disebutkan di Kolose 4:14 dan 2 Timotius 4:11, dua surat yang umumnya dipercaya ditulis oleh Santo Paulus. Catatan awal mengenai Santo Lukas juga ada di dalam dokumen Kata Pengantar Anti-Marsion Injil Lukas, sebuah dokumen yang pernah diperkirakan berasal dari abad ke-2 M, yang pada akhir-akhir ini dinyatakan berasal dari abad ke-4 M. Namun, Helmut Koester menyatakan bahwa bagian berikut ini—satu-satunya bagian yang tersimpan dalam Bahasa Yunani aslinya—kemungkinan memang sudah dibuat pada akhir abad ke-2 M:
"Lukas, berasal dari Antiokhia dan berprofesi sebagai seorang dokter. Ia menjadi seorang murid dari para rasul dan kemudian mengikuti Paulus hingga kemartirannya. Setelah melayani Tuhan secara terus-menerus, hidup selibat dan tanpa anak, serta dipenuhi dengan Roh Kudus, ia wafat di usia 84 tahun." (halaman 335)
Beberapa manuskrip menambahkan bahwa Lukas meninggal dunia "di Thebes, ibu kota Boeotia". Semua fakta ini mendukung kesimpulan bahwa Lukas memiliki keterkaitan dengan Paulus.
Tradisi Gereja selanjutnya mengembangkan beberapa fakta ini. Epifanius menyatakan bahwa Lukas adalah salah satu dari Tujuh Puluh Murid Tuhan yang diutus Yesus Kristus untuk menyebarkan ajaran-Nya (Panarion 51.11), meskipun fakta ini diragukan kebenarannya, mengingat Lukas baru menjadi Kristen setelah bertemu Paulus bertahun-tahun kemudian. Yohanes Krisostomus mengindikasikan di suatu waktu bahwa seorang "saudara" yang disebutkan Santo Paulus di dalam 2 Korintus 8:18 adalah Lukas atau Barnabas. J. Wenham menegaskan bahwa Lukas merupakan "salah satu dari Tujuh Puluh Murid, murid dari Emmaus, Lucius dari Kirene, dan saudara dari Santo Paulus." Tidak semua ahli akademia seyakin Wenham dengan semua atribut Lukas tersebut, terutama karena pernyataan Santo Lukas sendiri di awal kitab Kisah Para Rasul yang mengakui bahwa dirinya bukanlah seorang saksi dari peristiwa-peristiwa Injil tersebut.
Apabila kita menerima bahwa Santo Lukas adalah benar penulis Injil, yang memiliki namanya dan juga kitab Kisah Para Rasul, beberapa informasi terperinci mengenai kehidupan pribadinya dapat diperkirakan dengan saksama. Walau ia tidak mengikut-sertakan dirinya sebagai saksi mata dari karya pelayanan Yesus Kristus, ia berulang kali menggunakan kata "kami" dalam menceritakan misi-misi Santo Paulus di Kisah Para Rasul. Ini mengindikasikan bahwa ia ada disana sepanjang waktu itu. Ada juga bukti bahwa Lukas tinggal di Troas, sebuah provinsi yang meliputi tempat reruntuhan kota Troya, di mana ia menulis dalam Kisah Para Rasul sebagai orang ketiga perihal Santo Paulus dan perjelanannya hingga mereka tiba di Troas, di mana ia kemudian mengubah tulisannya menjadi orang pertama jamak. Bagian "kami" di dalam Kisah Para Rasul terus ada hingga rombongan tersebut kembali ke Troas, di mana tulisannya kembali menjadi orang ketiga. Perubahan ini terjadi lagi untuk kedua kalinya ketika rombongan tersebut tiba di Troas. Ada tiga "bagian kami" di dalam Kisah Para Rasul, semuanya mengikuti "aturan" tulisan ini. Lukas tidak pernah menyatakan bahwa ia tinggal di Troas, dan inilah satu-satunya bukti bahwa ia tinggal dan hidup di sana.