Gaius Suetonius Tranquillus, lebih dikenal sebagai Suetonius (~69/75 – 130-an M), adalah penulis sejarah Kerajaan Romawi. Karyanya yang paling terkenal adalah satu set biografi dari 12 kaisar Romawi, mulai dari Julius Caesar sampai Domitian, yang berjudul De Vita Caesarum (bahasa Inggris: The Twelve Caesars atau "Duabelas Kaisar"). Karyanya yang lain berkisar tentang kehidupan sehari-hari di Roma, politik, oratori dan riwayat hidup sejumlah penulis, termasuk sastrawan, sejarahwan dan ahli bahasa. Suetonius adalah teman dekat Plinius yang Muda, seorang senator dan penulis surat-surat bersejarah. Plinius menggambarkannya sebagai "pendiam dan tekun belajar, seorang yang berdedikasi menulis." Plinius membantunya membeli sebidang tanah di provinsi Romawi Italia dan meminta tolong Kaisar Trajan untuk memberi hak bagi Suetonius seperti yang biasa diberikan untuk seorang ayah dengan tiga anak (ius trium liberorum), karena Suetonius tidak punya anak.[2] Melalui Plinius, Suetonius dikenal oleh Kaisar Trajan dan Hadrian. Di bawah Trajan, ia menjadi sekretaris untuk studi dan direktur arsip Imperial. Di bawah Hadrian, ia menjadi Sekretaris Kaisar. Namun tahun 119, Hadrian memecat Suetonius karena ada tuduhan perselingkuhan dengan ratu Vibia Sabina. Suetonius kemudian diterima lagi oleh Hadrian dan dikembalikan ke jabatannya, berdasarkan karya-karyanya, meskipun tidak ada lagi bukti pekerjaan setelah tahun 120.
Salah satu tulisannya yang sekarang banyak dikenal adalah tentang Kaisar Claudius dan Kaisar Nero, terutama yang berhubungan dengan sejarah Kristen. Dalam bagian Kaisar Claudius (~41-54 M), Suetonius menulis bahwa:
Claudius mengusir orang-orang Yahudi ke luar dari Roma, karena menimbulkan kerusuhan terus menerus, dengan Chrestus sebagai pemimpinnya
— Suetonius. Life of Claudius. De Vita Caesarum.
Suetonius mengidentifikasi sekte Yahudi Kristen muncul karena hasutan Chrestus, ejaan untuk Kristus dalam buku-bukunya. Tulisan ini memberi konfirmasi pada catatan AlkitabKristen di mana tertulis:[3]
Di Korintus Paulus berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
— Kisah Para Rasul 18:2
Dalam tulisan mengenai kebakaran di Roma tahun 64, Suetonius menyalahkan Kaisar Nero sebagai penyulut kebakaran[4] dan menyatakan ia memainkan harpa dan menyanyi Sack of Ilium (dari kisah perang Troya) selama kebakaran. Tacitus, sejarahwan lain, menulis bahwa Nero mengkambinghitamkan orang-orang Kristen (Chrestiani) dan membunuhi mereka karena kebakaran ini; salah satu catatan tertua mengenai penganiayaan terhadap orang-orang yang oleh pemerintahan Romawi dikenal sebagai sekte Yahudi yang percaya takhayul (superstitio), suatu aliran agama yang terlarang[5] Suetonius tidak menghubungkan orang-orang Kristen dalam catatannya tentang kebakaran, tetapi ia menyebut Chrestus (Kristus) dan Christiani (orang-orang Kristen) di bagian lain sebagai contoh kekejaman Nero dalam menjatuhkan hukuman.[6] Ini merupakan salah satu konfirmasi tertua dari pihak non-Kristen mengenai keberadaan orang-orang Kristen di dalam kerajaan Romawi.
Referensi
^ abcRives, James (2007), The Twelve Caesars, New York, New York: Penguin Classics, ISBN9780140455168