Sebelum munculnya virus COVID-19, gedung atau tower wisma atlet tersebut diwacanakan untuk di jadikan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) setelah Asian Games dan Asian Para Games2018 berakhir, namun belakangan pemerintah memutuskan mengubahnya menjadi rumah dinas ASN dan TNI/Polri. Namun dengan adanya pandemi COVID-19 maka pemerintah mengambil langkah lain.[8][9]COVID-19 di Indonesia yang terus meningkat pada waktu itu membuat pemerintah bergerak cepat dalam upaya penanggulangannya. Pemerintah memperioritaskan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 agar tidak lebih meluas lagi. Salah satu prioritas utamanya adalah menyiapkan layanan rumah sakit yang ada dan menambah rumah sakit darurat COVID-19. Salah satu rumah sakit darurat yang disiapkan adalah memanfaatkan wisma atlet kemayoran sebagai tempat perawatan pasien dengan gejala COVID-19.[10]
Lokasi
Kawasan wisma atlet atau saat sekarang ini rumah sakit darurat wisma atlet ini lebih tepatnya berlokasi di Jalan HBR Motik, Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia. Lokasinya sangat strategis yang berada di pusat kota dan pusat pemerintahan. Selain lokasi yang strategis, fasilitas penginapan yang ada di wisma atlet ini cukup bagus dan lengkap.[11] Kawasan ini memiliki lahan yang cukup luas. Untuk masing-masing tower juga memiliki kamar yang banyak. Selain itu terdapatnya taman-taman di kawasan wisma atlet ini menjadikan lokasi ini menjadi salah satu tempat yang di jadikan Rumah Sakit Darurat oleh Kementerian Kesehatan RI dalam upaya melakukan perawatan serta isolasi pasien dengan gejala COVID-19.[12]
Bangunan
Bangunanwisma tersebut terdiri atas 10 menara atau Gedung. Menara ini terbagi atas dua kawasan. Pada kawasan Blok C-2 terdapat 3 menara dan pada kawasan Blok D-10 terdapat 7 menara. Setiap menara memiliki 18 hingga 32 lantai dengan jumlah hunian keseluruhan mencapai 7.424 unit kamar, 1.000 kamar di antaranya dimodifikasi dengan penambahan fasilitas khusus agar lebih ramah untuk atlet disabilitas. Bangunan yang digunakan untuk ajang Asian Games dan Asian Para Games 2018 itu dibangun dengan tipe 36. Tiap unit rusun akan dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, serta tempat mencuci dan menjemur pakaian.[11][13]
Bangunan yang awalnya di peruntukkan bagi para atlet kedua pesta olahraga se-Asia tersebut dibangun dalam kurun waktu lebih kurang satu setengah tahun. Bangunan dengan 10 tower atau menara ini dilengkapi dengan ruang terbuka hijau, jogging track, laundry, lapangan golf seluas 38 hektar, parkir yang luas, ruang amphitheater yang digunakan sebagai wahana hiburan bagi para atlet dan beberapa fasilitas lainnya. Diperkirakan total luas tanah seluruh wisma atlet mencapai 105.873 meter persegi.[14]
Dengan luas lahan dan daya tampung yang banyak maka kawasan wisma atlet tersebut layak untuk dijadikan rumah sakit khusus untuk COVID-19. Perubahan alih fungsi penginapan wisma atlet tersebut lebih realistis dari pada membangun rumah sakit yang baru sebab bangunan dari wisma atlet sudah siap pakai.[15] Dari 10 tower yang terdapat di dalam kawasan wisma atlet, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan 4 tower untuk penanggulangan COVID-19 ini. Tower tersebut yakninya tower 1, 3, 6, dan 7 yang terdapat di kawasan Blok D. Pada toer 6, lantai 1 hingga 24 digunakan sebagai ruang rawat inap bagi pasien. Bangunan ini dirancang dengan kapasitas 650 unit. Setiap kamar diperkirakan bisa menampung dua hingga tiga orang pasien. Untuk peralatan medis, Rumah sakit khusus COVID-19 wisma atlet ini menggunakan peralatan medis yang portable.[16]
Wisma Atlet sebagai rumah sakit darurat pandemi COVID-19
Selama pandemi COVID-19 di Indonesia, empat dari sepuluh menara yang berada di kawasan Wisma Atlet Kemayoran dialihfungsikan sebagai rumah sakit lapangan darurat.[18] Pada 18 Maret 2020, Kementerian Keuangan menetapkan kawasan Wisma Atlet sebagai tempat isolasi pasien dengan gejala ringan penyakit COVID-19.[19][20] Setelah dilakukan renovasi, ruangan rumah sakit darurat di empat menara Wisma Atlet sudah bisa digunakan sejak 23 Maret.[21] Dengan kapasitas hingga 3.000 ranjang, rumah sakit darurat ini menjadi salah satu yang terbesar di dunia dalam rangka penanganan pasien terkait pandemi koronavirus, dengan jumlah kamar 3 kali lebih besar dibandingkan Rumah Sakit Huoshenshan atau 2 kali lebih besar dibandingkan Rumah Sakit Leishenshan, keduanya berada di Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok.
Pada 19 Desember 2020, Wisma Atlet Kemayoran hanya menerima pasien tanpa gejala dikarenakan tingkat keterisian tempat tidur tower 4, 6, dan 7 yang digunakan untuk isolasi pasien dengan gejala ringan hingga sedang rata-rata sudah terisi 75 persen,[22] sedangkan untuk tower 5 yang digunakan untuk isolasi pasien tanpa gejala sudah terisi sekitar 60 persen.[23] Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan beberapa tempat, yaitu: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah, dan Graha Wisata Ragunan. Tempat-tempat yang sudah dipilih tersebut nantinya digunakan sebagai tempat isolasi pasien tanpa gejala.[24] Selain itu, Wisma Atlet Kemayoran akan dibantu oleh Wisma Atlet Pademangan di tower 8, 9, dan 10 untuk menambah daya tampung pasien.[25]