Ferdinand Lumban Tobing
dr. Ferdinand Lumban Tobing (disingkat sebagai F.L. Tobing; 19 Februari 1899 – 7 Oktober 1962) adalah dokter dan politikus yang menjabat sebagai Gubernur Militer Tapanuli/Sumatera Timur dari tahun 1948 hingga 1950. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tahun 1962. Kehidupan awalFerdinan Lumban Tobing lahir di Sibuluan pada 19 Februari 1899. Ia adalah anak keempat dari sembilan bersaudara. Ayahnya adalah Herman Lumban Tobing, sedangkan ibunya bernama Laura Sitanggang. Herman bekerja sebagai guru di sebuah sekolah desa di Sibuluan. Oleh karena itu, ia digelari Raja Guru. Kakek Ferdinand bernama Raja Mangalu dan merupakan misionaris di Kolang. Atas kehendak Raja Mangalu, Herman Lumban Tobing dikirim ke Depok untuk bersekolah di sekolah zending. Pada masa pendidikannya itu, Herman menjalin persahabatan dengan seorang asal Indonesia timur yang bernama Jonathan Pasanea. Kelak, Jonathanlah yang membawa Ferdinand ke Depok untuk diasuh sebagai anak angkatnya.[2] Pada usia 5 tahun, F.L. Tobing dibawa oleh ayah angkatnya yang bernama Jonathan Pasanea ke Depok dan disekolahkan di Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School). F.L. Tobing kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA. Semasa menempuh pendidikan di STOVIA, ia bergabung di organisasi Jong Bataks Bond, yang anggotanya merupakan siswa-siswa STOVIA yang berasal dari Sumatera Utara. Setelah lulus dari STOVIA pada tahun 1924, ia bekerja sebagai dokter bagian penyakit menular di Centrale Burgelijke Ziekenhuis (sekarang Rumah Sakit Tjipto Mangoenkoesoemo) Jakarta. Setelah menjadi dokter di CBZ beberapa tahun, ia kemudian sering dipindahtugaskan. Pada 1931, dia dipindahkan ke Surabaya dan ditugaskan di bagian penyakit dalam. Tahun 1935, dia dipindahkan lagi ke daerah Tapanuli yang merupakan tanah kelahirannya. Di daerah Tapanuli, pertama-tama dia ditempatkan di Padang Sidempuan, kemudian dipindahkan ke Sibolga, ibukota Karesidenan Tapanuli. Pada saat pecah Perang Dunia II diiringi dengan peralihan kekuasaan di Indonesia dari Belanda kepada Jepang pada 1942 memenerikan pengalaman berharga bagi Dr. Ferdinand Lumban Tobing.[3] WafatDr. F.L. Tobing meninggal di Jakarta, 7 Oktober 1962 pada usia 63 tahun. Ia dimakamkan di Desa Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Namanya kemudian diabadikan di sebuah Rumah Sakit Umum di Sibolga dan bandar udara di Pinangsori, Tapanuli Tengah. Seperti yang dikatakan Buya Hamka, Dr. F.L. Tobing adalah seorang Batak tulen, Kristen taat, yang teramat dicintai rakyat Sumatera Utara. Ia kemudian dikukuhkan menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 17 November 1962 berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 361 Tahun 1962.[3] Tanda kehormatanSelama hidupnya, F.L. Tobing telah mendapatkan beberapa tanda kehormatan dari dalam dan luar negeri.[1] Dalam NegeriLuar Negeri
CatatanReferensi
Daftar pustaka
|