Bom Tahun Baru 2002 adalah serangkaian peristiwa ledakan bom pada tanggal awal tahun 2002. Di Jakarta, bom granat yang digunakan dalam peristiwa tersebut meledak di depan rumah makan di daerah Jakarta Selatan pada pukul 3.30 WIB.[1][2][3][4][5] Sedangkan di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di empat gereja pada tanggal yang sama, di mana salah satunya terjadi pada pukul 9.30 WITA.[1][5] Dua orang gembong teroris asal Malaysia, Dr. Azahari dan Noordin M. Top (yang pernah melakukan aksi Pengeboman konsulat Filipina 2000, Bom Bursa Efek Jakarta, dan Bom Malam Natal 2000) merupakan otak pelaku utama, aktor intelektual dan dalang sesungguhnya dibalik peristiwa ini.
Dampak
Dampak meledaknya bom di Jakarta Selatan mengakibatkan dua orang mengalami luka berat dan dua mobil yang terletak tidak jauh dari lokasi bom meledak itu rusak.[2]
Sedangkan di Palu, ledakan bom terjadi di empat gereja: Gereja Kristen Indonesia di Jalan Pattimura, Gereja Advent di Jalan Setia Budi, Gereja Pantekosta Indonesia Eklesia di Jalan MH Thamrin, dan Gereja Pantekosta di Jalan Gajah Mada.[6] Dampak ledakan bom di Palu mengakibatkan seorang anggota polisi, Baratu Yani Afianto, menjadi korban saat ia dan timnya sedang berusaha menjinakkan bom tersebut.[6] Di Gereja Pantekosta Eklesia, ledakan bom tersebut mengakibatkan bangunan di depan gereja mengalami kerusakan dan getaran akibat ledakan tersebut menjalar hingga 20 meter.[6] Di Gereja Kristen Indonesia Maesa, ledakan bom tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi dampak ledakan tersebut mengakibatkan beberapa pagar dan kaca bangunan di sekelilingnya rusak.[6]