Pada pukul 12.44, terjadi ledakan yang berasal dari bom bunuh diri menggunakan mobil Toyota Kijang bernomor polisi B 7462 ZN yang dikendarai Asmar Latin Sani.
Ledakan bom di Hotel JW Marriott tahun 2003 dipicu melalui sebuah telepon seluler yang ditemukan di TKP.
Ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan 150 korban luka-luka. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit antara lain RS MMC Kuningan, RS Medistra, RS Jakarta, RS Mintohardjo, dan RS Cipto Mangunkusumo.[1]
Akibat
Indeks pasar saham utama Jakarta jatuh 3,1 persen setelah serangan itu dan mata uangnya, rupiah, kehilangan sebanyak 2 persen nilainya terhadap dolar AS.[2]
Australia mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk menghindari semua hotel internasional di Jakarta setelah intelijen menemukan ibu kota itu berada di bawah ancaman serangan lebih lanjut.[3]
Akibat peristiwa itu, Hotel JW Marriott ditutup selama 5-minggu dan setelah melakukan operasi perlengkapan mulai reopened menyelesaikan renovasi kembali sejak pada tanggal Senin, 8 September2003.
Serangan serupa
Pada 17 Juli2009 hotel JW Marriott bersama dengan hotel Ritz-Carlton kembali diguncang bom, menewaskan 9 orang dan melukai 53 orang.