Pelantikan pertama Joko Widodo
Acara pelantikan pertama Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden ke-7 Indonesia dilakukan di Gedung DPR/MPR, Jakarta pada hari Senin tanggal 20 Oktober 2014 pagi. Acara ini menandai secara resmi dimulainya masa jabatan pertama Joko Widodo sebagai Presiden dan masa jabatan kedua dan terakhir Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia. Keduanya dilantik setelah memenangkan pemilihan umum presiden pada 9 Juli 2014.
Latar belakangJoko Widodo (dikenal sebagai Jokowi) terpilih sebagai Presiden Indonesia dalam pemilu presiden 2014. Pelantikan Jokowi sebagai presiden dijadwalkan untuk dilaksanakan pada 20 Oktober 2014, tepat 5 tahun setelah awal masa jabatan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jokowi, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta, banyak mendapat sorotan media nasional maupun internasional, karena dianggap sebagai presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari kalangan elit politik atau militer,[1] dan gaya kepemimpinan dan kepopulerannya yang unik. Lima hari sebelum acara pelantikan, majalah TIME memuat Jokowi di halaman depannya, dengan tajuk "A New Hope" ("Harapan Baru").[2] Selain itu, ia juga populer di kalangan media sosial Indonesia. Acara pelantikanSesuai Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dilantik oleh MPR dalam sidang paripurna MPR.[3] Acara ini dipimpin oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Ketua MPR membacakan keputusan KPU mengenai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilantik dengan bersumpah menurut agama Islam. Presiden, Wakil Presiden dan pimpinan MPR lalu menandatangani Berita Acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Setelah ini, Joko Widodo menyampaikan pidato awal masa jabatan di hadapan anggota MPR. Sumpah Presiden dan Wakil PresidenKalimat sumpah yang diucapkan didasarkan pada Pasal 9 Undang-Undang Dasar 1945.
Pidato awal masa jabatanPidato perdana Jokowi sebagai Presiden diberi judul "Di Bawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi". Dalam pidato ini Jokowi berjanji untuk memastikan setiap rakyat merasakan kehadiran pemerintah, menyerukan rakyat Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras dan bertekad mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, dan menegaskan kepada pemimpin internasional bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif.[4] Dalam pembukaan pidato ini, Jokowi menyebutkan nama Prabowo Subianto, calon presiden rival Jokowi pada pemilu presiden 2014. sebagai "rekan dan sahabat baik saya". Prabowo yang duduk menyaksikan langsung berdiri dan memberikan hormat kepada Jokowi.[5] HadirinAcara ini dihadiri oleh pimpinan dan anggota MPR (terdiri dari anggota DPR dan DPD) serta Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Selain itu hadir juga Mantan Presiden B.J. Habibie dan Megawati Soekarnoputri, dan mantan Wakil Presiden Try Soetrisno dan Hamzah Haz. Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, rival dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada pemilu 2014 juga hadir. Tamu negara yang menghadiri acara pelantikan ini diantaranya Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Menlu Amerika Serikat John Kerry.[6] TamuDalam Negeri
Luar Negeri
Acara setelah pelantikanSetelah acara pelantikan di Gedung DPR/MPR, acara dilanjutkan dengan arak-arakan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dengan menggunakan kereta kencana diiringi warga dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka.[7] Di Istana Merdeka diadakan upacara pisah sambut bersama Presiden Yudhoyono dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II sekitar pukul 14.30. Petang harinya, diadakan Panggung Pesta Rakyat di Monumen Nasional.[8] ReaksiPelantikan Jokowi mendapat berbagai reaksi dari masyarakat dan media Indonesia maupun internasional. Masyarakat Indonesia menyaksikan acara pelantikan, baik melalui televisi atau menghadiri acara publik secara langsung. Banyak warga yang sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya untuk menyaksikan acara ini.[1] Para pemimpin luar negeri mengucapkan selamat kepada Jokowi, beberapa hadir di Gedung DPR/MPR secara langsung, dan yang lan mengirimkan menteri atau utusan khusus.[6] Media asing menyoroti latar belakang Jokowi yang unik, perayaan yang semarak, maupun tantangan berat yang akan dihadapi Jokowi.[9] Pasar bereaksi optimis, ditandai dengan menguatnya IHSG dan nilai tukar rupiah.[10] Beberapa media maupun pengamat mengkritik pelaksanaan acara ini, mempertanyakan kelayakan mengadakan pesta perayaan, saat tugas Jokowi baru saja dimulai dan belum terbukti.[11] Warga juga menyayangkan dampak negatif dari pesta yang diadakan di Monas terhadap fasilitas publik, diantaranya kerusakan fasilitas, sampah yang berserakan, dan penggunaan alkohol oleh penonton.[12][13] Galeri
Referensi
|