Kehutanan analog adalah sistem hutan yang terencana dan terkelola, yang diaplikasikan terutama di area tropis dan subtropis. Hutan ini didesain untuk meniru struktur, ekologi, dan fungsi dari vegetasi klimaks di area tersebut, dan juga untuk menyediakan keuntungan secara ekonomi.
Kehutanan analog mendesain input tidak hanya dari model tradisional, tetapi juga dari dinamika suksesi hutan alami. Ketika ekosistem didesain menjadi analog atau mirip dengan kondisi klimaks vegetasi setempat, efisiensi dan dinamika dari proses alami kehutanan bisa berulang. Meski hutan analog didesain untuk menyediakan keuntungan ekonomi, secara virtual keuntungan ekonomi tidak bisa didapatkan jika kondisi hutan masih belum menyamai kondisi vegetasi setempat, dikarenakan faktor lingkungan juga dihitung secara ekonomi. Hutan analog juga mampu menghidupi spesies eksotis.
Hutan tipe ini muncul di Sri Lanka sekitar tahun 1981 sebagai alternatif dari budi daya monokultur pinus dan eukaliptus, dan telah tersebar hingga ke India, Vietnam, Filipina, Australia, Peru, Ekuador, Kolombia, Brasil, Costa Rica, Republik Dominika, Honduras, Meksiko, Kanada, Kenya, dan Zimbabwe. International Analog Forestry Network (IAFN) saat ini berlokasi di Costa Rica.
Kehutanan analog adalah sistem dari silvikultur yang mendesain, merencanakan, dan mengelola ekosistem yang didominasi oleh tumbuhan berkayu. Kehutanan analog selalu mempertimbangkan untuk memasukkan spesies yang bukan asli setempat dengan alasan tertentu seperti lingkungan atau spesies tersebut menyerupai spesies asli yang telah punah atau sulit didapat. Kehutanan analog memiliki potensi untuk menyediakan biomassa fotosintetik dalam jumlah besar.
Lihat pula
Referensi
- Senanayake, R. 1987. Analog Forestry as a Conservation Tool, Tiger Paper, vol XIV no2 PP25–29 FAO, Bangkok
- Senanayake, R. and John, J, Jack. 1998. Analog Forestry: An Introduction. Monash University Publications. Monash Univ.Clayton, Vic. Australia
Pranala luar