Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Sabana

Sabana di Wilayah Konservasi Ngorongoro, Tanzania.

Sabana adalah padang rumput yang dipenuhi oleh semak atau perdu dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar, seperti palem dan akasia.[1][2] Sistem biotik ini biasanya terbentuk di antara daerah tropis dan subtropis.[1] Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya adalah Afrika, Amerika Selatan, dan Australia.[1] Kurangnya curah hujan menjadi pendorong munculnya sabana.[1] Sehingga sabana dikenal juga padang rumput tropis.[1] Iklimnya tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah untuk menjadi hutan.[1]

Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu hangat.[1] Tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda, yaitu musim kering dan musim basah.[1] Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah hujan.[1] Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan sama sekali.[1] Namun di musim kering, cuaca terasa lebih dingin.[1] Sedangkan pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan.[1] Di Afrika, musim hujan dimulai pada bulan Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25 inci sepanjang waktu.[1]

Ada beberapa tipe sabana yang berbeda di seluruh dunia.[1] Sabana yang paling dikenal adalah yang terletak di Afrika Timur yang ditumbuhi oleh pohon-pohon akasia.[1] Dataran Serengeti di Tanzania adalah salah satunya.[1] Di sana hidup hewan-hewan seperti Singa, Zebra, Gajah, Jerapah, dan Kerbau.[1] Sabana dari daerah tropik memiliki curah hujan berkisar antara 40 – 60 inci per tahun, tetapi jenis musim yang menentukan temperatur dan kelembaban. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika dan sabana yang las juga terdapat di Australia.[3]

Ciri-ciri

Bioma sabana merupakan padang rumput yang terletak di iklim tropis dan sub-tropis. Selain itu, bioma sabana juga berbentuk hutan dengan beragam tanaman semak, pohon tunggal atau pohon kanopi. Bioma sabana termasuk kawasan lahan terbuka yang ditandai dengan iklim kering, semi kering atau semi-lembap.[4] Pada sabana yang memiliki curah hujan yang rendah, tanaman akan melakukan vegetasi menjadi semak belukar. Sebaliknya, pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, vegetasi tanaman akan berubah menjadi hutan basah. Di sabana, vegetasi tanaman yang sering ditemukan yaitu tumbuhan berkayu, tumbuhan herba, dan beragam spesies legum. Tumbuhan berkayu yang umum ditemukan ialah akasia, sulur karet, kacang polong, tahi ayam, dan kaktus centong. Sedangkan tumbuhan herba yang sering ditemukan antara lain digitaria, rumput anjan, sangketan, rumput wortel, dan bunga pensil.[5]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q Hutan Sabana Diarsipkan 2011-08-25 di Wayback Machine. (Diakses pada tanggal 15 Juli 2011)
  2. ^ Bioma Sabana Diarsipkan 2011-10-02 di Wayback Machine. (Diakses pada tanggal 15 Juli 2011)
  3. ^ Susilawati dan Bachtiar, N. (2018). Biologi Dasar Terintegrasi (PDF). Pekanbaru: Kreasi Edukasi. hlm. 175. ISBN 978-602-6879-99-8. 
  4. ^ Aldrian, E., dan Sucahyono, S. D., . (2013). Kamus Istilah Perubahan Iklim (PDF). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. hlm. 137.  [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Jayadi, Edi Muhammad (2015). Ekologi Tumbuhan. Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. hlm. 110. ISBN 978-602-74071-0-7. 


Kembali kehalaman sebelumnya