Jalur kereta api Cikampek–Cirebon Prujakan
Jalur kereta api Cikampek–Cirebon Prujakan merupakan jalur utama di jalur rel kereta api lintas utara dan tengah Pulau Jawa yang menghubungkan Stasiun Cikampek di Daerah Operasi I Jakarta dengan Stasiun Cirebon Prujakan di Daerah Operasi III Cirebon. Jalur ini merupakan jalur kereta api langsung dengan jadwal perjalanan tersibuk di Indonesia karena mempertemukan semua kereta api penumpang maupun barang di jalur utara dan selatan Jawa. Jalur kereta api ini menghubungkan Jakarta dengan Cirebon, Semarang, Surabaya di jalur utara Pulau Jawa, sedangkan jalur selatan Jawa menghubungkan Jakarta dengan Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, dan Malang walaupun rute utama Jakarta–Surabaya adalah lintas utara Jawa melalui Semarang. Semenjak tahun 2002 jalur yang semula hanya merupakan jalur rel tunggal telah ditingkatkan menjadi jalur rel ganda untuk mendukung semakin meningkatnya frekuensi lalu-lintas kereta api yang lewat. SejarahPembangunanStaatsspoorwegen mulai menanamkan pengaruhnya di Cirebon sejak akhir dekade 1900-an. Kali ini, jalur yang baru sampai di Cikampek diperpanjang lagi untuk menjaring penumpang kereta api di Cirebon. Pada tanggal 3 Juni 1912, jalur kereta api Cikampek menuju Cirebon selesai dibangun, difungsikan untuk menghubungkan jalur SS dengan jalur Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Pada tanggal 1 November 1914, kedua stasiun tersebut berhasil terhubung.[1][2] Bangunan Stasiun Cirebon yang tinggi menjulang di ujung lintas ini diarsiteki P.A.J. Moojen.[3] PenggandaanJalur ganda di segmen Cikampek–Cirebon dibiayai pinjaman Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) serta APBN sebesar Rp115 miliar.[4] Segmen pertama yang dibangun adalah segmen Haurgeulis–Cirebon yang mulai dibangun pada tahun 1995 dan selesai sebagai Haurgeulis–Telagasari pada 8 Januari 1997.[5] Menurut Menteri Perhubungan Haryanto Dhanutirto, jalur ganda lintas utara dan tengah Jawa segmen ini direncanakan beroperasi seluruhnya pada tahun 1997. Namun, krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan gerakan reformasi membuat program ini mengalami penundaan dan hasilnya adalah jalur ganda berwesel di segmen Haurgeulis–Telagasari dan jalur ganda tanpa wesel di segmen Jatibarang–Cirebon saja.[6][7] Sementara itu, segmen kedua di lintas ini, Cikampek–Haurgeulis mulai dibangun dengan peletakan batu pertamanya pada tanggal 30 Oktober 2001 oleh Menteri Perhubungan kala itu, Agum Gumelar. Jalur ganda ini sangat mendesak untuk dibangun mengingat pada saat itu jalur ini hanya dapat menampung 11 layanan kereta api, tetapi pada kenyataannya kapasitas lintasnya mencapai 16 kereta api lewat saat jam-jam padat.[7] Terdapat catatan bahwa dari rencana pembangunan jalur ganda yang dilakukan oleh Departemen Perhubungan adalah 40 bulan kerja, tetapi kenyataannya dapat selesai 30 bulan saja.[4] Pada tanggal 4 Desember 2003, Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia kala itu, meresmikan jalur ganda Cikampek–Cirebon pada musim mudik lebaran tahun 2003.[8] Berikutnya, pada tahun 2007, jalur ganda di lintas Cikampek–Cirebon ini sudah sepenuhnya selesai.[9] Jalur terhubungLintas aktif
Lintas nonaktif
Layanan kereta apiPenumpang
Barang
Daftar stasiun
Referensi
Pranala luarPeta rute:
|